PERILAKU SUKU BUNGA PERBANKAN DI INDONES
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
PERILAKU SUKU BUNGA PERBANKAN DI INDONESIA
Ratu Nabila Saras Putri
Staff Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Jakarta
ratunabilasarasputri@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui derajad pass through pada
perubahan suku bunga acuan, melihat efisiensi perbankan dan mengamati
perilaku perbankan simetris atau asymetris terhadap suku bunga acuan.
Motivasi utama di balik penelitian ini adalah derajat pass through dan efisiensi,
serta perilaku perbankan pada suku bunga acuan yang respossif maka dapat
mendukung kesinambungan antara sektor moneter dan sektor riil. Untuk
menguji hipotesis, kami menggunakan data bulanan selama periode 2005(7) –
2015(12). Penelitian ini menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dan model
ARDL (Auto Regressive Distributed Lag). Hasil menunjukkan Interest rate passthrough pada suku bunga pinjaman dan simpanan kelompok perbankan tidak
merespon kebijakan secara penuh. Suku bunga pinjaman Bank Pemerintah
Daerah menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah. Tingkat penyesuaian pada
perubahan Bi rate suku bunga pinjaman Bank Pemerintah Daerah memiliki
tingkat flexsibilitas yang baik. Suku bunga pinjaman Bank Persero, Bank
Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Asing dan Campuran, serta
Bank Umum memilki perilaku simetris sedangkan untuk suku bunga simpanan
pada kelompok bank hanya Bank Pemerintah Daerah dan Bank Umum yang
memiliki perilaku simetri. Berdasarkan temuan,kami menyarankan perubahan
pada struktur pasar perbankan. Perilaku perbankan yang mampu melakukan
forcasting serta mekanisme transmisi kebijakan akan tercapai bila adanya
kordinasi yang baik antara kebijakan fiskal dan moneter.
Kata Kunci: Suku bunga acuan, Suku bunga perbankan, Efisiensi, Simetri,
Penyesuaian.
mencapai tujuan itu Bank Indonesia
PENDAHULUAN
Tujuan akhir kebijakan mone-
menetapkan suku bunga kebijakan
ter adalah menjaga dan memelihara
BI rate sebagai instrumen kebijakan
kestabilan nilai rupiah yang salah
utama untuk mempengaruhi aktivi-
satunya tercermin dari tingkat inflasi
tas kegiatan perekonomian dengan
yang rendah dan stabil.
tujuan akhir pencapaian inflasi. BI
http://ojs.jpeb.net
Untuk
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
rate adalah suku bunga kebijakan
permodalan, penurunan suku bunga
yang mencerminkan sikap kebijakan
kredit dan meningkatnya permintaan
moneter yang ditetapkan oleh BI
kredit belum tentu direspon dengan
dan
publik.
menaikkan penyaluran kredit. Di sisi
Secara operasional, sikap kebijakan
permintaan, penurunan suku bunga
moneter
kredit perbankan juga belum tentu
diumumkan
ini
kepada
dicerminkan
oleh
penetapan BI Rate yang diharapkan
direspon
akan
permintaan kredit dari masyarakat
memengaruhi
suku
bunga
oleh
meningkatnya
pasar uang, suku bunga deposito,
apabila
prospek
dan suku bunga kredit perbankan.
sedang
lesu
Perubahan suku bunga ini akan
2015).
memengaruhi
defisit
Pada
transaksi
perekonomian
(Bank
jalur
Indonesia,
suku
bunga,
berjalan, nilai rupiah, tingkat inflasi,
perubahan BI rate memengaruhi
pasar modal, dan investasi.
suku bunga deposito dan suku
Namun jalur atau transmisi
bunga kredit perbankan. Apabila
sampai
perekonomian sedang mengalami
dengan pencapaian sasaran inflasi
kelesuan, BI dapat menggunakan
tersebut
kebijakan moneter yang ekspansif
dari
keputusan
BI
sangat
rate
kompleks
dan
memerlukan waktu (time lag). Jalur
melalui
atau transmisi dari keputusan inilah
untuk mendorong aktivitas ekonomi.
berpengaruh pada aspek makro dan
Penurunan
khsusunya sektor keuangan dan
suku
perbankan. Sektor keuangan dan
permintaan
perbankan
pengaruh
perusahaan dan rumah tangga akan
apabila melihat risiko perekonomian
meningkat. Penurunan suku bunga
cukup
perbankan
kredit juga akan menurunkan biaya
terhadap penurunan suku bunga BI
modal perusahaan untuk melakukan
rate
lambat.
investasi. Ini akan meningkatkan
Apabila perbankan sedang melaku-
aktivitas konsumsi dan investasi
memiliki
tinggi,
respon
biasanya
sangat
penurunan
BI
bunga
suku
rate
menurunkan
kredit
akan
bunga
sehingga
kredit
dari
kan konsolidasi untuk memperbaiki
http://ojs.jpeb.net
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
sehingga
aktivitas
perekonomian
semakin bergairah.
Selama
ISSN: 2302 - 2663
mereformulasi
suku
bunga
kebijakan, dari BI Rate menjadi BI 7-
hampir
setahun
day (Reverse) Repo Rate. Hal ini
berakhir sudah. Bank Indonesia (BI)
dilakukan
memangkas suku bunga acuan (BI
efektivitas
rate) sebesar 25 basis poin, dari
moneter. Lebih lanjut penguatan
7,5% (sejak Februari 2015) menjadi
operasi moneter ini tidak mengubah
7,25%. Era pelonggaran moneter
sikap (stance) kebijakan moneter
telah dimulai dan secara konsisten
yang sedang diterapkan. Perubahan
BI rate akan diturunkan perlahan
suku bunga kebijakan ini berlaku
pada
efektif
bulan-bulan
berikutnya.
untuk
meningkatkan
transmisi
sejak 19
kebijakan
Agustus 2016.
Sebenarnya suku bunga acuan kali
Dalam masa transisi sampai dengan
ini
jika
sebelum 19 Agustus 2016, Bank
dengan
Negara
Indonesia akan tetap menggunakan
khususnya
Negara
BI
masih
terlalu
dibandingkan
negara
lain,
tinggi
Rate
sebagai
suku
Dalam
periode
bunga
ASEAN. Saat ini, suku bunga acuan
kebijakan.
di Amerika Serikat hanya 0,25%,
sama, BI akan mulai mengumumkan
Eropa 0,05%, serta Jepang sebesar
BI 7-day Repo Rate sebagai bagian
0,1%. Di lingkup ASEAN, suku
dari suku bunga operasi moneter
bunga
(Bank Indonesia, 2016).
acuan
di
Singapura
ditetapkan sebesar 0,39%, Thailand
2%,
dan
Malaysia
3,25%.
yang
Penguatan kerangka operasi
moneter
tersebut
memiliki
tiga
Sedangkan untuk suku bunga kredit
tujuan utama. Pertama, memperkuat
perbankan nasional, berdasarkan
sinyal kebijakan moneter dengan
data BI, ratarata suku bunga kredit
suku bunga (Reverse) Repo Rate 7
investasi sepanjang 2014 mencapai
hari sebagai acuan utama di pasar
12,21% dan kredit modal kerja
keuangan.
Kedua,
sebesar 12,61%.
efektivitas
transmisi
Pada kebijakan pemerintah
terbaru
yaitu
http://ojs.jpeb.net
Bank
Indonesia
memperkuat
kebijakan
moneter melalui pengaruhnya pada
pergerakan suku bunga pasar uang
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
dan suku bunga perbankan. Ketiga,
kebijakan moneter dan perekono-
mendorong
mian di suatu negara.
pendalaman
pasar
Derajad pass-through suku
keuangan, khususnya transaksi dan
pembentukan struktur suku bunga di
bunga
pasar uang antarbank (PUAB) untuk
ponsif perbankan dalam memasang
tenor 3 bulan hingga 12 bulan.Pada
suku
tingkat Tingkat bunga acuan Repo
derajad pass-through lengkap (atau
saat
persen,
sempurna), penurunan BI rate akan
sedangkan BI rate turun 6,75 persen
diimbangi dengan penurunan suku
dibandingkan tahun lalu.
bunga perbankan dengan besaran
ini
di
angka
5,5
Penurunan BI
statusnya
rate dalam
sebagai
suku
bunga
acuan
memang
akan
menjadi
rujukan
dalam
penentuan
suku
mengukur
seberapa
bunganya.
penurunan
Dalam
reskasus
proporsional terhadap
penurunan BI rate. Dengan kata
lain,
kecepatan
dan
dari
pass-through
kepenuhan
suku
bunga
bunga perbankan. Namun, efekti-
official menuju pasar uang dan
vitas penurunan
perbankan
BI rate
dalam
menjadi
kekuatan
menekan suku bunga perbankan
transmisi kebijakan moneter (De
amat tergantung pada derajad pass-
Bondt, 2002).
through
suku
bunga. Dalam
Namun
mekanisme
pass-
berbagai literatur, Interest rate pass-
through dapat berbeda-beda antar-
through diartikan sebagai peruba-
negara, tergantung pada kebijakan
han suku bunga official bank sentral
ekonomi dan derajat pengendalian
yang
suku
pemerintah (control power). Banyak
bunga pasar uang dan suku bunga
faktor yang mempengaruhi jalannya
perbankan.
mekanisme
ditransmisikan
pada
Mekanisme
pass-
pass-through
seperti,
through memainkan peran yang
siklus ekonomi, informasi yang tidak
sangat
sempurna,
moneter.
pada
mutlak
penting dalam
kebijakan
Kesehatan
perbankan
gilirannya
bagi
http://ojs.jpeb.net
kondisi
internal
per-
bankan, maupun risiko volatilitas
syarat
yang menyebabkan perbankan tidak
keberlangsungan
dapat merespon segera kebijakan
menjadi
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
ini. Inilah yang disebut asymmetric
perbankan
pass-through (Kuan M., Binh N.T.T.,
dengan
dan Hui W.S, 2008).
bunganya meskipun tidak secara
Menilik
data
perbankan
juga
turut
akan
merespon
menaikkan
suku
penuh.
Mekanisme pass-through di-
nasional selama beberapa tahun
terakhir ini, derajad pass-through
katakan
masih rendah, perubahan (naik atau
perbankan merespon tidak sejalan
turunnya) BI rate tidak direspons
dengan
sebanding oleh perubahan suku
Misalnya
bunga perbankan. Artinya, masih
sentral menurunkan suku bunga
terjadi
ketegaran
suku
untuk
menggerakkan
bunga
pada
Aspek
maka
perbankan
ketegaran
(rigidity)
perbankan.
ini
selanjutnya
akan
apabila
asymmetric
kebijakan
bank
diasumsikan
merespon
sentral.
jika
sektor
tidak
dengan
bank
riil,
segera
menurunkan
membedakan karakteristik perilaku
suku bunganya. Hal ini karena
perbankan apakah simetri ataukah
adanya selang waktu (time lag)
asimetri dalam menanggapi peru-
untuk
bahan BI rate. Perilaku perbankan
penyesuaian internal dan eksternal
mematok suku bunganya sebagai
sebelum
respon atas kenaikan suku bunga
tingkat bunga yang akan diberikan
acuan sering kali berbeda ketika
kepada masyarakat.
berhadapan
dengan
melakukan
perbankan
menentukan
Perilaku simetris ini sangat
penurunan
dibutuhkan
bunga acuan.
berbagai
eksistensinya
dalam
Mekanisme pass-through di-
perbankan, hal ini penting dan harus
katakan symmetric apabila perban-
melekat pada perbankan itu sendiri
kan
dengan
karena
dengan
pada diri perbankan belum melekat
dapat
sempurna
merespon
atau
sejalan
kebijakan bank sentral. Misalnya
maka
diasumsikan
menaikkan
rangka
jika
suku
koreksi
http://ojs.jpeb.net
apabila
bisa
perilaku
dipastikan
ada
bank
sentral
ketidakharmonisan
bunga
dalam
moneter dengan sektor riil yang
maka
pada akhirnya tidak menunjukkan
kebijakan,
antara
simetris
sektor
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
sinkron di antara keduanya. Dengan
dapat
melihat
pass-through
perbankan yang dapat mendukung
tersebut juga bisa melihat efisiensi
transmisi kebijakan moneter yang
perbankan dalam menetapkan suku
salah
bunga baik pinjaman dan simpanan.
kesinambungan
Efisiensi
moneter dan sektor riil.
karena
derajad
perbankan
efisiensi
diperlukan
terkait
respossif
satu
dalam
tujuannya
adalah
antara
sektor
Penelitian
dengan
dunia
ini
mengkaji
ketetapan bank dalam menetapka
tentang
derajat
suku bunga guna melihat efisiensi
efisiensi
dan
perbankan
dengan focus pada suku bunga
dengan
suku
bunga
pinjaman
acuan.
perilakuperbankan
dan
simpanan
suku
kelompok
bank
bunga pass-through dan efisiensi
Penelitian
ini
perbankan
berikut.
Penelitian
mengenai
penting
untuk
diteliti
pass-through,
di
Indonesia.
disusun
Bagian
2
pada
sebagai
membahasa
karena dapat mengetahui efisiensi
tinjauan pustaka, metode dan data
perbankan
pass-
disajikan dalam bagian 3. Hasil
through pada suku bunga pinjaman
empiris dibahas pada bagian 4 dan
dan
bagian
dan
simpanan.
memiliki
derajad
Penelitian
tujuan
ini
mengamati
terakhir
memberikan
kesimpulan.
perbankan yang memiliki perilaku
simetris atau asymetris terhadap
KAJIAN TEORITIK
Beberapa studi antar Negara
suku bunga acuan dan melihat
efisiensi
dari
masing-masing
di Eropa dan Negara OECD sejak
kelompok bank pada jenis suku
era
bunga
simpanan.
interest rate pas through dari tingkat
Dengan informasi mengenai derajat
suku bunga pasar uang ke tingkat
pass
pinjaman
dan
throughdan
efisiensi
suku
1990
bunga
menemukan
kredit
bahwa
perbankan
perbankan maka akan memberikan
kepada perusahaan tidak sempurna
sinyal kepada pemerintah dalam
(dengan tenggang waktu 3 bulan),
mengambil kebijakan moneter yang
tetapi pass-throgh jangka panjang
http://ojs.jpeb.net
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
lebih mendekati sempurna (Borio
ISSN: 2302 - 2663
Persaingan pasar pinjaman
dan Fritz, 1995). Selanjutnya strudi
lebih
empiris menunjukkan bahwa pass-
spread bank yang lebih besar (atau:
through jangka pendek masih jauh
suku bunga perbankan yang lebih
dari
rendah) pada account dan deposito
sempurna
tertinggi
pada
dengan
50%
dan
tingkat
pass
saat
kuat
ini.
dengan
Lebih
mengamati
rendah
tingkat
through jangka pendek mendekati
deposito berjangka yang dikonfir-
100% (Bondt, 2002).
masi oleh perkiraan ECM. Rupanya,
Reaksi suku
bunga antar
tekanan kompetitif lebih berat di
bank untuk variasi yang dibuat oleh
pasar
Bank
yang
deposito, sehingga bank-bank di
lamban selama periode Mei 2003 -
bawah kompetisi mengkompensasi
September
penurunan
Nasional
Rumania
2008,
tetapi
“cepat”
kredit
daripada
di
mereka
pasar
pada
dalam periode setelah Oktober 2008
pendapatan dari suku bunga kredit
(Marius). Penelitian yang mengukur
dengan menurunkan suku bunga
seberapa responsive antara suku
deposito mereka. Kami mengamati
bunga pinjaman dan simpanan juga
juga bahwa suku bunga perbankan
pernah di kaji, hasil menujukkan
di pasar merespon lebih kuat dan
bahwa tarif bank ritel di Jerman
(untuk
untuk periode January 2003 sampai
untuk perusahaan) lebih cepat untuk
Desember 2006 ketidaklengkapan
perubahan tingkat suku bunga pasar
pass-through baik dalam jangka
(Leuven, 2006).
pinjaman
jangka
pendek
pendek dan jangka panjang dan
De Bondt (2002) yang juga
adanya heterogenitas yang cukup di
menguji interest rate pass-through
seluruh
dengan menggunakan data bebe-
produk
ritel
dan
bank.
Kelompok perbankan menyesuaikan
rapa
tarif pinjaman tidak secara seragam
Penelitiannya menemukan bahwa
dan
responsive
proporsi pass-through atas peru-
dibandingkan dengan suku bunga
bahan suku bunga official terhadap
tabungan.
suku bunga perbankan dalam satu
cenderung
http://ojs.jpeb.net
negara
di
euro
area.
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
bulan paling tinggi hanya sekitar 50
mereka pada kecepatan yang lebih
persen. Pass-through akan lebih
lambat. Di Selain itu, pass-through
tinggi dalam jangka panjang, ter-
sering tampaknya kurang lengkap
lebih pada suku bunga kredit yang
selama periode tingkat jatuh relatif
hampir
terhadap
mendekati
Sama
dengan
100
hasil
persen.
penelitian
meningkatnya
periode
tingkat. Dalam tulisan ini, saya
sejak
menjelaskan asimetri suku bunga
pemberlakuan euro proses pass-
pass-through dengan cara modal
through berjalan lebih cepat.
dan persyaratan likuiditas dikenakan
Burgstaller
(2003)
bahwa
Illes et al. (2015) meng-
pada bank oleh regulator.
gunakan biaya rata-rata tertimbang
Model mekanisme transmisi
dari dana sebagai proxy untuk harga
kebijakan
pasar
moneter
melalui
suku
dan
menemukan
bunga (interest rate pass through)
mekanisme
pass-through
sudah banyak diteliti di berbagai
tetap stabil sepanjang krisis. Selain
negara diantaranya penelitian yang
itu,
menganalisis
dilakukan Rousseas (1985) yang
suku
bunga
disebut model marginal cost pricing
Portugal
dan
yang menyatakan bahwa perubahan
menunjukkan passthrough jangka
suku bunga cost of fund bank akan
panjang tidak lengkap. Asimetris
diteruskan dalam bentuk perubahan
penyesuaian suku bunga pinjaman
suku
bank
nasabahnya,
Eropa
bahwa
Rocha
(2012)
pass-through
deposito
untuk
di
relatif
terhadap
tingkat
bunga
bank
karena
kepada
hal
ini
referensi (seperti kebijakan moneter
mencerminkan perubahan marginal
rate) didokumentasikan dengan baik
cost dari bank. Model ini masih
(Lim, 2001; Fuertes dan Heffernan,
dianggap sebagai model terbaik
2006):
untuk
bank
cenderung
untuk
menjelaskan
dari
interest
suku
rate
bunga
meningkatkan minat suku bunga
pass
pinjaman pada kira-kira kecepatan
kebijakan ke suku bunga perbankan
yang sama dengan suku bunga
Egert el al (Nikoloz Gigineishvili,
acuan,
2011).
tapi
menurunkan
http://ojs.jpeb.net
tarif
through
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
Menurut
penelitian
terbaru
bunga
ISSN: 2302 - 2663
ritel.
Jika
penyesuaian
oleh Wang dan Lee (2009), hanya
terhadap
ekonomi AS telah mencapai pass
panjang
adalah
trough dalam tingkat deposito. Jika
kenaikan
dan
bank
mentransfer
bunga maka lulus melalui simetris.
bagian dari biaya untuktarif ritel
Menurut Ausubel (1991) menangani
maka ini dianggap tidak lengkap
masalah suku bunga kartu kredit.
pass
Teori
sentral
trough
dapat
dan
jika
mereka
keseimbangan
ini
jangka
sama
antara
penurunan
menyiratkan
suku
bahwa
mentransfer lebih daribiaya maka
menguntungkan bagi bank untuk
dianggap lebih melewatinya. Kwapil
bersaing dengan mengurangi tarif
dan Scharler (2010) menunjukkan
kartu kredit karena mereka lebih
bahwa jika tingkat bunga pass
akan menarik orang-orang yang
trough
tidak lengkap
tidak ada
‘sepenuhnya
berniat
keseimbangan dijamin di bawah
meminjam’
standarAturan Taylor. Cottarelli dan
pemegang kartu kredit.
Kourelis (1994) berpendapat bahwa
Mamingi
yaitu
untuk
berisiko
Boamah
tinggi
dan
keuntungan memaksimalkan lemba-
Jackman (2008) memberikan sedikit
ga sepertibank komersial hanya
bukti suku bunga diKaribia. Mereka
akan
menganalisis dampak dari bank
mengubah
suku
bunga
pinjaman atau meminjam tingkat jika
sentral
biaya untuk melakukannya adalah
minimum pada bank komersial suku
kurang
bunga pinjaman di Barbados 1980-
dari
biaya
penyesuaian
suku
bunga
deposito
terkait dengan perubahan. Jika lebih
2007
murah untuk menjaga saat inisuku
penyesuaian parsial. Hasil penelitian
bunga tetap bahkan ketika tingkat
menunjukkan
pasar uang telah berubah maka ini
suku bunga pinjaman yang kaku
adalah tindakan yang akandiambil.
dalam
Moneter hanya
berbeda
efektif
jika
ada
menggunakan
bahwa
jangka
dalam
kesalahan
pergerakan
pendek
jangka
namun
panjang.
hubungan jangka panjang antara
Moujan (2000) dan Ehrmann et al.
suku bunga bank sentral dan suku
(2003) berpendapat bahwa persa-
http://ojs.jpeb.net
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
ingan di pasar keuangan antara
Menurut Tai, Sek, & Har
bank dan ataulembaga keuangan
(2012) lebih lanjut bahwa secara
dan peningkatan volatilitas suku
garis besar di Negara Indonesia,
bunga memiliki dampak yang besar
transmisi kebijakan dari suku bunga
pada kecepatan dantingkat suku
pasar uangke suku bunga kredit dan
bunga pass trough.
deposito membutuhkan waktu yang
Banyak penelitian di dunia
yang
telah
meneliti
mengenai
relatif lama serta memiliki size of
pass-through yang kecil jika di
interest pass-through seperti Borio &
bandingkan
Fritz (1995), Cottarelli & Kourelis
Malaysia dan Singapura. Hal ini
(1994),
Mozzani
Mojon
menunjukan bahwa otoritas moneter
(2000),
de
dan
di Negara Indonesia tidak dapat
(1999),
Bondt
(2002)
dengan
Espinosa-Vega dan Rebucci (2003)
secara
yang meneliti mengenai kecepatan
bunga pasarmelalui suku bunga
penyesuaian suku bunga perbankan
official
dengan
bunga
dalam mencapai sasaran kebijakan
incomplete
yang telah ditargetkan, serta adanya
pasar
dimana
perubahan
uang
suku
secara
perubahan
suku
bunga
efektif
negara
(suku
pasar
mengontrol
bunga
keuangan
suku
kebijakan)
yang
perbankan tidak sebanding dengan
sempurna
perubahan suku bunga pasar uang
kurangnya integrasi dalam pasar
(
ISSN: 2302 - 2663
PERILAKU SUKU BUNGA PERBANKAN DI INDONESIA
Ratu Nabila Saras Putri
Staff Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Jakarta
ratunabilasarasputri@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui derajad pass through pada
perubahan suku bunga acuan, melihat efisiensi perbankan dan mengamati
perilaku perbankan simetris atau asymetris terhadap suku bunga acuan.
Motivasi utama di balik penelitian ini adalah derajat pass through dan efisiensi,
serta perilaku perbankan pada suku bunga acuan yang respossif maka dapat
mendukung kesinambungan antara sektor moneter dan sektor riil. Untuk
menguji hipotesis, kami menggunakan data bulanan selama periode 2005(7) –
2015(12). Penelitian ini menggunakan OLS (Ordinary Least Square) dan model
ARDL (Auto Regressive Distributed Lag). Hasil menunjukkan Interest rate passthrough pada suku bunga pinjaman dan simpanan kelompok perbankan tidak
merespon kebijakan secara penuh. Suku bunga pinjaman Bank Pemerintah
Daerah menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah. Tingkat penyesuaian pada
perubahan Bi rate suku bunga pinjaman Bank Pemerintah Daerah memiliki
tingkat flexsibilitas yang baik. Suku bunga pinjaman Bank Persero, Bank
Pemerintah Daerah, Bank Swasta Nasional, Bank Asing dan Campuran, serta
Bank Umum memilki perilaku simetris sedangkan untuk suku bunga simpanan
pada kelompok bank hanya Bank Pemerintah Daerah dan Bank Umum yang
memiliki perilaku simetri. Berdasarkan temuan,kami menyarankan perubahan
pada struktur pasar perbankan. Perilaku perbankan yang mampu melakukan
forcasting serta mekanisme transmisi kebijakan akan tercapai bila adanya
kordinasi yang baik antara kebijakan fiskal dan moneter.
Kata Kunci: Suku bunga acuan, Suku bunga perbankan, Efisiensi, Simetri,
Penyesuaian.
mencapai tujuan itu Bank Indonesia
PENDAHULUAN
Tujuan akhir kebijakan mone-
menetapkan suku bunga kebijakan
ter adalah menjaga dan memelihara
BI rate sebagai instrumen kebijakan
kestabilan nilai rupiah yang salah
utama untuk mempengaruhi aktivi-
satunya tercermin dari tingkat inflasi
tas kegiatan perekonomian dengan
yang rendah dan stabil.
tujuan akhir pencapaian inflasi. BI
http://ojs.jpeb.net
Untuk
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
rate adalah suku bunga kebijakan
permodalan, penurunan suku bunga
yang mencerminkan sikap kebijakan
kredit dan meningkatnya permintaan
moneter yang ditetapkan oleh BI
kredit belum tentu direspon dengan
dan
publik.
menaikkan penyaluran kredit. Di sisi
Secara operasional, sikap kebijakan
permintaan, penurunan suku bunga
moneter
kredit perbankan juga belum tentu
diumumkan
ini
kepada
dicerminkan
oleh
penetapan BI Rate yang diharapkan
direspon
akan
permintaan kredit dari masyarakat
memengaruhi
suku
bunga
oleh
meningkatnya
pasar uang, suku bunga deposito,
apabila
prospek
dan suku bunga kredit perbankan.
sedang
lesu
Perubahan suku bunga ini akan
2015).
memengaruhi
defisit
Pada
transaksi
perekonomian
(Bank
jalur
Indonesia,
suku
bunga,
berjalan, nilai rupiah, tingkat inflasi,
perubahan BI rate memengaruhi
pasar modal, dan investasi.
suku bunga deposito dan suku
Namun jalur atau transmisi
bunga kredit perbankan. Apabila
sampai
perekonomian sedang mengalami
dengan pencapaian sasaran inflasi
kelesuan, BI dapat menggunakan
tersebut
kebijakan moneter yang ekspansif
dari
keputusan
BI
sangat
rate
kompleks
dan
memerlukan waktu (time lag). Jalur
melalui
atau transmisi dari keputusan inilah
untuk mendorong aktivitas ekonomi.
berpengaruh pada aspek makro dan
Penurunan
khsusunya sektor keuangan dan
suku
perbankan. Sektor keuangan dan
permintaan
perbankan
pengaruh
perusahaan dan rumah tangga akan
apabila melihat risiko perekonomian
meningkat. Penurunan suku bunga
cukup
perbankan
kredit juga akan menurunkan biaya
terhadap penurunan suku bunga BI
modal perusahaan untuk melakukan
rate
lambat.
investasi. Ini akan meningkatkan
Apabila perbankan sedang melaku-
aktivitas konsumsi dan investasi
memiliki
tinggi,
respon
biasanya
sangat
penurunan
BI
bunga
suku
rate
menurunkan
kredit
akan
bunga
sehingga
kredit
dari
kan konsolidasi untuk memperbaiki
http://ojs.jpeb.net
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
sehingga
aktivitas
perekonomian
semakin bergairah.
Selama
ISSN: 2302 - 2663
mereformulasi
suku
bunga
kebijakan, dari BI Rate menjadi BI 7-
hampir
setahun
day (Reverse) Repo Rate. Hal ini
berakhir sudah. Bank Indonesia (BI)
dilakukan
memangkas suku bunga acuan (BI
efektivitas
rate) sebesar 25 basis poin, dari
moneter. Lebih lanjut penguatan
7,5% (sejak Februari 2015) menjadi
operasi moneter ini tidak mengubah
7,25%. Era pelonggaran moneter
sikap (stance) kebijakan moneter
telah dimulai dan secara konsisten
yang sedang diterapkan. Perubahan
BI rate akan diturunkan perlahan
suku bunga kebijakan ini berlaku
pada
efektif
bulan-bulan
berikutnya.
untuk
meningkatkan
transmisi
sejak 19
kebijakan
Agustus 2016.
Sebenarnya suku bunga acuan kali
Dalam masa transisi sampai dengan
ini
jika
sebelum 19 Agustus 2016, Bank
dengan
Negara
Indonesia akan tetap menggunakan
khususnya
Negara
BI
masih
terlalu
dibandingkan
negara
lain,
tinggi
Rate
sebagai
suku
Dalam
periode
bunga
ASEAN. Saat ini, suku bunga acuan
kebijakan.
di Amerika Serikat hanya 0,25%,
sama, BI akan mulai mengumumkan
Eropa 0,05%, serta Jepang sebesar
BI 7-day Repo Rate sebagai bagian
0,1%. Di lingkup ASEAN, suku
dari suku bunga operasi moneter
bunga
(Bank Indonesia, 2016).
acuan
di
Singapura
ditetapkan sebesar 0,39%, Thailand
2%,
dan
Malaysia
3,25%.
yang
Penguatan kerangka operasi
moneter
tersebut
memiliki
tiga
Sedangkan untuk suku bunga kredit
tujuan utama. Pertama, memperkuat
perbankan nasional, berdasarkan
sinyal kebijakan moneter dengan
data BI, ratarata suku bunga kredit
suku bunga (Reverse) Repo Rate 7
investasi sepanjang 2014 mencapai
hari sebagai acuan utama di pasar
12,21% dan kredit modal kerja
keuangan.
Kedua,
sebesar 12,61%.
efektivitas
transmisi
Pada kebijakan pemerintah
terbaru
yaitu
http://ojs.jpeb.net
Bank
Indonesia
memperkuat
kebijakan
moneter melalui pengaruhnya pada
pergerakan suku bunga pasar uang
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
dan suku bunga perbankan. Ketiga,
kebijakan moneter dan perekono-
mendorong
mian di suatu negara.
pendalaman
pasar
Derajad pass-through suku
keuangan, khususnya transaksi dan
pembentukan struktur suku bunga di
bunga
pasar uang antarbank (PUAB) untuk
ponsif perbankan dalam memasang
tenor 3 bulan hingga 12 bulan.Pada
suku
tingkat Tingkat bunga acuan Repo
derajad pass-through lengkap (atau
saat
persen,
sempurna), penurunan BI rate akan
sedangkan BI rate turun 6,75 persen
diimbangi dengan penurunan suku
dibandingkan tahun lalu.
bunga perbankan dengan besaran
ini
di
angka
5,5
Penurunan BI
statusnya
rate dalam
sebagai
suku
bunga
acuan
memang
akan
menjadi
rujukan
dalam
penentuan
suku
mengukur
seberapa
bunganya.
penurunan
Dalam
reskasus
proporsional terhadap
penurunan BI rate. Dengan kata
lain,
kecepatan
dan
dari
pass-through
kepenuhan
suku
bunga
bunga perbankan. Namun, efekti-
official menuju pasar uang dan
vitas penurunan
perbankan
BI rate
dalam
menjadi
kekuatan
menekan suku bunga perbankan
transmisi kebijakan moneter (De
amat tergantung pada derajad pass-
Bondt, 2002).
through
suku
bunga. Dalam
Namun
mekanisme
pass-
berbagai literatur, Interest rate pass-
through dapat berbeda-beda antar-
through diartikan sebagai peruba-
negara, tergantung pada kebijakan
han suku bunga official bank sentral
ekonomi dan derajat pengendalian
yang
suku
pemerintah (control power). Banyak
bunga pasar uang dan suku bunga
faktor yang mempengaruhi jalannya
perbankan.
mekanisme
ditransmisikan
pada
Mekanisme
pass-
pass-through
seperti,
through memainkan peran yang
siklus ekonomi, informasi yang tidak
sangat
sempurna,
moneter.
pada
mutlak
penting dalam
kebijakan
Kesehatan
perbankan
gilirannya
bagi
http://ojs.jpeb.net
kondisi
internal
per-
bankan, maupun risiko volatilitas
syarat
yang menyebabkan perbankan tidak
keberlangsungan
dapat merespon segera kebijakan
menjadi
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
ini. Inilah yang disebut asymmetric
perbankan
pass-through (Kuan M., Binh N.T.T.,
dengan
dan Hui W.S, 2008).
bunganya meskipun tidak secara
Menilik
data
perbankan
juga
turut
akan
merespon
menaikkan
suku
penuh.
Mekanisme pass-through di-
nasional selama beberapa tahun
terakhir ini, derajad pass-through
katakan
masih rendah, perubahan (naik atau
perbankan merespon tidak sejalan
turunnya) BI rate tidak direspons
dengan
sebanding oleh perubahan suku
Misalnya
bunga perbankan. Artinya, masih
sentral menurunkan suku bunga
terjadi
ketegaran
suku
untuk
menggerakkan
bunga
pada
Aspek
maka
perbankan
ketegaran
(rigidity)
perbankan.
ini
selanjutnya
akan
apabila
asymmetric
kebijakan
bank
diasumsikan
merespon
sentral.
jika
sektor
tidak
dengan
bank
riil,
segera
menurunkan
membedakan karakteristik perilaku
suku bunganya. Hal ini karena
perbankan apakah simetri ataukah
adanya selang waktu (time lag)
asimetri dalam menanggapi peru-
untuk
bahan BI rate. Perilaku perbankan
penyesuaian internal dan eksternal
mematok suku bunganya sebagai
sebelum
respon atas kenaikan suku bunga
tingkat bunga yang akan diberikan
acuan sering kali berbeda ketika
kepada masyarakat.
berhadapan
dengan
melakukan
perbankan
menentukan
Perilaku simetris ini sangat
penurunan
dibutuhkan
bunga acuan.
berbagai
eksistensinya
dalam
Mekanisme pass-through di-
perbankan, hal ini penting dan harus
katakan symmetric apabila perban-
melekat pada perbankan itu sendiri
kan
dengan
karena
dengan
pada diri perbankan belum melekat
dapat
sempurna
merespon
atau
sejalan
kebijakan bank sentral. Misalnya
maka
diasumsikan
menaikkan
rangka
jika
suku
koreksi
http://ojs.jpeb.net
apabila
bisa
perilaku
dipastikan
ada
bank
sentral
ketidakharmonisan
bunga
dalam
moneter dengan sektor riil yang
maka
pada akhirnya tidak menunjukkan
kebijakan,
antara
simetris
sektor
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
sinkron di antara keduanya. Dengan
dapat
melihat
pass-through
perbankan yang dapat mendukung
tersebut juga bisa melihat efisiensi
transmisi kebijakan moneter yang
perbankan dalam menetapkan suku
salah
bunga baik pinjaman dan simpanan.
kesinambungan
Efisiensi
moneter dan sektor riil.
karena
derajad
perbankan
efisiensi
diperlukan
terkait
respossif
satu
dalam
tujuannya
adalah
antara
sektor
Penelitian
dengan
dunia
ini
mengkaji
ketetapan bank dalam menetapka
tentang
derajat
suku bunga guna melihat efisiensi
efisiensi
dan
perbankan
dengan focus pada suku bunga
dengan
suku
bunga
pinjaman
acuan.
perilakuperbankan
dan
simpanan
suku
kelompok
bank
bunga pass-through dan efisiensi
Penelitian
ini
perbankan
berikut.
Penelitian
mengenai
penting
untuk
diteliti
pass-through,
di
Indonesia.
disusun
Bagian
2
pada
sebagai
membahasa
karena dapat mengetahui efisiensi
tinjauan pustaka, metode dan data
perbankan
pass-
disajikan dalam bagian 3. Hasil
through pada suku bunga pinjaman
empiris dibahas pada bagian 4 dan
dan
bagian
dan
simpanan.
memiliki
derajad
Penelitian
tujuan
ini
mengamati
terakhir
memberikan
kesimpulan.
perbankan yang memiliki perilaku
simetris atau asymetris terhadap
KAJIAN TEORITIK
Beberapa studi antar Negara
suku bunga acuan dan melihat
efisiensi
dari
masing-masing
di Eropa dan Negara OECD sejak
kelompok bank pada jenis suku
era
bunga
simpanan.
interest rate pas through dari tingkat
Dengan informasi mengenai derajat
suku bunga pasar uang ke tingkat
pass
pinjaman
dan
throughdan
efisiensi
suku
1990
bunga
menemukan
kredit
bahwa
perbankan
perbankan maka akan memberikan
kepada perusahaan tidak sempurna
sinyal kepada pemerintah dalam
(dengan tenggang waktu 3 bulan),
mengambil kebijakan moneter yang
tetapi pass-throgh jangka panjang
http://ojs.jpeb.net
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
lebih mendekati sempurna (Borio
ISSN: 2302 - 2663
Persaingan pasar pinjaman
dan Fritz, 1995). Selanjutnya strudi
lebih
empiris menunjukkan bahwa pass-
spread bank yang lebih besar (atau:
through jangka pendek masih jauh
suku bunga perbankan yang lebih
dari
rendah) pada account dan deposito
sempurna
tertinggi
pada
dengan
50%
dan
tingkat
pass
saat
kuat
ini.
dengan
Lebih
mengamati
rendah
tingkat
through jangka pendek mendekati
deposito berjangka yang dikonfir-
100% (Bondt, 2002).
masi oleh perkiraan ECM. Rupanya,
Reaksi suku
bunga antar
tekanan kompetitif lebih berat di
bank untuk variasi yang dibuat oleh
pasar
Bank
yang
deposito, sehingga bank-bank di
lamban selama periode Mei 2003 -
bawah kompetisi mengkompensasi
September
penurunan
Nasional
Rumania
2008,
tetapi
“cepat”
kredit
daripada
di
mereka
pasar
pada
dalam periode setelah Oktober 2008
pendapatan dari suku bunga kredit
(Marius). Penelitian yang mengukur
dengan menurunkan suku bunga
seberapa responsive antara suku
deposito mereka. Kami mengamati
bunga pinjaman dan simpanan juga
juga bahwa suku bunga perbankan
pernah di kaji, hasil menujukkan
di pasar merespon lebih kuat dan
bahwa tarif bank ritel di Jerman
(untuk
untuk periode January 2003 sampai
untuk perusahaan) lebih cepat untuk
Desember 2006 ketidaklengkapan
perubahan tingkat suku bunga pasar
pass-through baik dalam jangka
(Leuven, 2006).
pinjaman
jangka
pendek
pendek dan jangka panjang dan
De Bondt (2002) yang juga
adanya heterogenitas yang cukup di
menguji interest rate pass-through
seluruh
dengan menggunakan data bebe-
produk
ritel
dan
bank.
Kelompok perbankan menyesuaikan
rapa
tarif pinjaman tidak secara seragam
Penelitiannya menemukan bahwa
dan
responsive
proporsi pass-through atas peru-
dibandingkan dengan suku bunga
bahan suku bunga official terhadap
tabungan.
suku bunga perbankan dalam satu
cenderung
http://ojs.jpeb.net
negara
di
euro
area.
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
bulan paling tinggi hanya sekitar 50
mereka pada kecepatan yang lebih
persen. Pass-through akan lebih
lambat. Di Selain itu, pass-through
tinggi dalam jangka panjang, ter-
sering tampaknya kurang lengkap
lebih pada suku bunga kredit yang
selama periode tingkat jatuh relatif
hampir
terhadap
mendekati
Sama
dengan
100
hasil
persen.
penelitian
meningkatnya
periode
tingkat. Dalam tulisan ini, saya
sejak
menjelaskan asimetri suku bunga
pemberlakuan euro proses pass-
pass-through dengan cara modal
through berjalan lebih cepat.
dan persyaratan likuiditas dikenakan
Burgstaller
(2003)
bahwa
Illes et al. (2015) meng-
pada bank oleh regulator.
gunakan biaya rata-rata tertimbang
Model mekanisme transmisi
dari dana sebagai proxy untuk harga
kebijakan
pasar
moneter
melalui
suku
dan
menemukan
bunga (interest rate pass through)
mekanisme
pass-through
sudah banyak diteliti di berbagai
tetap stabil sepanjang krisis. Selain
negara diantaranya penelitian yang
itu,
menganalisis
dilakukan Rousseas (1985) yang
suku
bunga
disebut model marginal cost pricing
Portugal
dan
yang menyatakan bahwa perubahan
menunjukkan passthrough jangka
suku bunga cost of fund bank akan
panjang tidak lengkap. Asimetris
diteruskan dalam bentuk perubahan
penyesuaian suku bunga pinjaman
suku
bank
nasabahnya,
Eropa
bahwa
Rocha
(2012)
pass-through
deposito
untuk
di
relatif
terhadap
tingkat
bunga
bank
karena
kepada
hal
ini
referensi (seperti kebijakan moneter
mencerminkan perubahan marginal
rate) didokumentasikan dengan baik
cost dari bank. Model ini masih
(Lim, 2001; Fuertes dan Heffernan,
dianggap sebagai model terbaik
2006):
untuk
bank
cenderung
untuk
menjelaskan
dari
interest
suku
rate
bunga
meningkatkan minat suku bunga
pass
pinjaman pada kira-kira kecepatan
kebijakan ke suku bunga perbankan
yang sama dengan suku bunga
Egert el al (Nikoloz Gigineishvili,
acuan,
2011).
tapi
menurunkan
http://ojs.jpeb.net
tarif
through
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
Menurut
penelitian
terbaru
bunga
ISSN: 2302 - 2663
ritel.
Jika
penyesuaian
oleh Wang dan Lee (2009), hanya
terhadap
ekonomi AS telah mencapai pass
panjang
adalah
trough dalam tingkat deposito. Jika
kenaikan
dan
bank
mentransfer
bunga maka lulus melalui simetris.
bagian dari biaya untuktarif ritel
Menurut Ausubel (1991) menangani
maka ini dianggap tidak lengkap
masalah suku bunga kartu kredit.
pass
Teori
sentral
trough
dapat
dan
jika
mereka
keseimbangan
ini
jangka
sama
antara
penurunan
menyiratkan
suku
bahwa
mentransfer lebih daribiaya maka
menguntungkan bagi bank untuk
dianggap lebih melewatinya. Kwapil
bersaing dengan mengurangi tarif
dan Scharler (2010) menunjukkan
kartu kredit karena mereka lebih
bahwa jika tingkat bunga pass
akan menarik orang-orang yang
trough
tidak lengkap
tidak ada
‘sepenuhnya
berniat
keseimbangan dijamin di bawah
meminjam’
standarAturan Taylor. Cottarelli dan
pemegang kartu kredit.
Kourelis (1994) berpendapat bahwa
Mamingi
yaitu
untuk
berisiko
Boamah
tinggi
dan
keuntungan memaksimalkan lemba-
Jackman (2008) memberikan sedikit
ga sepertibank komersial hanya
bukti suku bunga diKaribia. Mereka
akan
menganalisis dampak dari bank
mengubah
suku
bunga
pinjaman atau meminjam tingkat jika
sentral
biaya untuk melakukannya adalah
minimum pada bank komersial suku
kurang
bunga pinjaman di Barbados 1980-
dari
biaya
penyesuaian
suku
bunga
deposito
terkait dengan perubahan. Jika lebih
2007
murah untuk menjaga saat inisuku
penyesuaian parsial. Hasil penelitian
bunga tetap bahkan ketika tingkat
menunjukkan
pasar uang telah berubah maka ini
suku bunga pinjaman yang kaku
adalah tindakan yang akandiambil.
dalam
Moneter hanya
berbeda
efektif
jika
ada
menggunakan
bahwa
jangka
dalam
kesalahan
pergerakan
pendek
jangka
namun
panjang.
hubungan jangka panjang antara
Moujan (2000) dan Ehrmann et al.
suku bunga bank sentral dan suku
(2003) berpendapat bahwa persa-
http://ojs.jpeb.net
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol. 4 No. 2 Oktober 2016
ISSN: 2302 - 2663
ingan di pasar keuangan antara
Menurut Tai, Sek, & Har
bank dan ataulembaga keuangan
(2012) lebih lanjut bahwa secara
dan peningkatan volatilitas suku
garis besar di Negara Indonesia,
bunga memiliki dampak yang besar
transmisi kebijakan dari suku bunga
pada kecepatan dantingkat suku
pasar uangke suku bunga kredit dan
bunga pass trough.
deposito membutuhkan waktu yang
Banyak penelitian di dunia
yang
telah
meneliti
mengenai
relatif lama serta memiliki size of
pass-through yang kecil jika di
interest pass-through seperti Borio &
bandingkan
Fritz (1995), Cottarelli & Kourelis
Malaysia dan Singapura. Hal ini
(1994),
Mozzani
Mojon
menunjukan bahwa otoritas moneter
(2000),
de
dan
di Negara Indonesia tidak dapat
(1999),
Bondt
(2002)
dengan
Espinosa-Vega dan Rebucci (2003)
secara
yang meneliti mengenai kecepatan
bunga pasarmelalui suku bunga
penyesuaian suku bunga perbankan
official
dengan
bunga
dalam mencapai sasaran kebijakan
incomplete
yang telah ditargetkan, serta adanya
pasar
dimana
perubahan
uang
suku
secara
perubahan
suku
bunga
efektif
negara
(suku
pasar
mengontrol
bunga
keuangan
suku
kebijakan)
yang
perbankan tidak sebanding dengan
sempurna
perubahan suku bunga pasar uang
kurangnya integrasi dalam pasar
(