Materi semiloka kepustakawanan Indonesia 2015
MEMBANGUN MASYARAKAT
PEMBELAJAR & BUDAYA EPISTEMIK
PERAN SARJANA ILMU PERPUSTAKAAN & INFORMASI
DALAM MASYARAKATNYA
Putu Laxman Pendit
Masyarakat Pembelajar
- Konsep asyarakat pe belajar” erat dikaitkan dengan konsep sebelu nya tentang pe belajaran seu ur hidup”.
- Organisasi-organisasi dunia dan Pemerintahan di berbagai negara seringkali mengadopsi konsep ini untuk
mewujudkan masyarakat yang mengandalkan pendidikan
dan pengetahuan, selain sumberdaya alam dan jumlah penduduk, sebagai pondasi kesejahteraannya. - Dengan begitu konsep asyarakat pe belajar” seringkali juga tidak dapat dilepaskan dengan gagasan tentang asyarakat berpengetahuan” atau asyarakat berbasis pengetahuan”.
Knowledge Society & Epistemic Culture
- Knowledge society sebuah masyarakat yang
tidak hanya memiliki banyak pengetahuan dan infrastruktur informasi, tetapi juga yang dipenuhi oleh knowledge settings, serangkaian pengaturan, proses, dan prinsip-prinsip yang mendukung pengetahuan dan artikulasinya.
- Epistemic cultures = cultures of knowledge settings.
- Knowledge society = masyarakat yang dilandasi
oleh budaya epistemik. Dengan kata lain, budaya
epistemik ini adalah fitur struktural dari setiap
Epistemic Culture sebagai Microculture
- Pengetahuan sebagai produk riset versus Pengetahuan sebagai proses pengetahuan sebagai practice .
- Culture, termasuk di dalamnya praktik, selain juga konteks (contexts of existence) yang mencakup pula objek-objek material, serta proses rutin sehari-hari (lifeworld processes).
- Istilah epistemic culture diletakkan di praktik-praktik mikro di sekolah formal dan habitat lain tempat berlangsungnya knowledge practices. Namun tidak
semua lokasi ini berupa bounded spaces. Ada banyak
kasus yang melibatkan banyak lokasi dalam skala cukup besar, misalnya international networks of
Knowledge & Epistemic Culture ikli ” belajar
Kebijakan Pendidikan Umum Literacy,
Learning Capacity EPISTEMIC CULTURE - serangkaian praktik (practices), pengaturan
Learning “o iety e o-syste ”
discuss
pakar Epistemic Culture
PERAN & MAKNA PERPUSTAKAAN
Penerbitan Perpustakaan dalam Epistemic Culture
Learning Results Publication Knowing in Practice
Laboratorium Kelas Mengajar
Terimakasih sarah ziebell
definitionsp e r s o n a l l e a r n i n g e n v i r o n m e n t
i n f o r m a l l e a r n i n g e n v i r o n m e n t
- learning via participation, collaboration
- personal: about interests and needs of each learner
- learning through knowledge creation
- learning: self- directed
- in contrast with the traditional view of teacher-centered learning via knowledge acquisition
- environment: safe but empowering (virtual) learning space
7.4 2008: hours/day
11.8 Since 1980: increase in number of 140% words consumed Since 1980: increase in reading
300% volume
Average person reads words per
100,500 day ( gigabytes
)
34
mobile connectivity
- alters learning venues + expectations
- offers new access points to knowledge
- makes attention zones morph
• creates pervasive, perpetual awareness of social
networks, real-time sharing, just-in-time
- peer-to-peer learning by doing
- diy learning
- rise of amateur experts
- feedback and response network
- self-directed learning
- collaborative/”nodes of production”- style learning
- less learning as transaction, more learning as process
– or placeless resource?
destination identity conversations community retreat timely human factors resources refreshments
informal learning environments - attributes bronx library center, new york designing the intuitive space how is space perceived? what is the dynamic of interactions? clearly visible staff areas wide variety of work areas comfortable changeable
understanding your patrons’ needs observational sweeps coordinate mapping photographic mapping visual data analysis personal learning environments - as unique as you! share opportunities for connectivity how can we help? between personal interests + professional life help patrons transfer experiences to the academic/professional world google tools (docs, sheets, slides) for collaboration linkedin and tackk for eportfolios
youtube, blogs, wikis, social media for curation encourage people to develop mature habits for information management and sharing sarah ziebell
- – Jumat, 19-21 Agustus 2015
Membangun Lingkungan Pembelajaran Berbasis Pengetahuan Librarians, space, and the atmosphere Seminar, Lokakarya dan Workshop Kepustakawanan Nasional Munas ISIPII dan Rakernas FPPTI Bandung, Rabu
Ida F Priyanto Universitas Gadjah Mada librarians
Pustakawan harus berpengetahuan
makin mendalam dan terbaru
Berjejaring & tidak membangun kotak dalam kotak
Pustakawan harus berjejaring dan out of the box
Jangan tidur di dalam kotak
Tunjukkan impresi diri (dengan mengembangkan diri)
Hidup dalam dua dunia
Care of others Pustakawan harus memiliki visi ( dan pengaruh)
Yang ingin dicapai dan hal itu disampaikan di dalam perpustakaan?
Definisi perpustakaan dan layanannya?
Kriteria keberhasilan perpustakaan? Ukurannya?
Pengaruh yang diharapkan?
Tema atau identitas perpustakaan saudara? space
Perpustakaan untuk?
Mengembangkan koleksi
Mengadakan pelatihan
Membantu menelusur informasi
Menyediakan area belajar
Memiliki situs web
Menyediakan akses & komputer
Kegiatan teknis
Meminjamkan koleksi
Tugas perpustakaan?
Membuka cakrawala dunia maya
Memaksimalkan pemanfaatan & pengaruh
informasi
Pengembangan budaya dan etika
Membangun masyarakat demokratis yang terinformasi
Memudahkan akses pengetahuan & informasi
Mendukung penelitian & pembelajaran life-wide
Membantu mengorganisasi dan mengantarkan keberhasilan pemustaka
Partisipasi dlm masyarakat dan jaringan sosial
Membuat peraturan Fasilitas dan standar baru perpustakaan
Tidak semua koleksi di-display di rak, sebagian masuk gudang tetapi tetap aksesibel.
Meningkatnya Self-service
Librarians out from the desk
Layanan peminjaman eReader dan tablet
Layanan print, scan, copy dengan satu kartu
Layanan library café
Information skills dan library skills
Layanan ATM
space
Space perpustakaan semakin banyak untuk users’ activities
Standar baru 3.5m
2 per user
Space koleksi makin sedikit, bahkan menjadi remote storage
more space for collaborative works
Convergence: library, museum, archives, publishing
[In the past,] libraries were places of silence with pockets of group work and activity. st
In the 21 century, they are becoming places of
learning activity with pockets of silence.- The Guardian Higher Education Network, 6 August 2013
Koleksi secara fisik berkurang
Kolaborasi dan kenyamanan
Quiet spaces
Pengosongan rak
Community and technology hubs
Semua area perpustakaan menjadi learning spaces
Fleksibilitas and modularitas
Integrasi dengan layanan lain, misal, TI, galeri, arsip, museum
E-everything
Food and drink
Makerspaces Tren Landmark Libraries
Perpustakaan sebagai forum
Kerjasama antar perpustakaan
Connect the campus
- – perpustakaan sebagai “public street”
Me”nyala”kan perpustakaan
Pentingnya pedestrian conscious —space outdoor utk belajar
Mendukung semua mahasiswa —perlunya help desks in traffic areas, dan roaming librarians
Memfungsikan space bekas koleksi
Fleksibel untuk ketidakpastian (furniture berroda)
TI yang terintegrasi
atmosphere
“Customers don’t want products or services, they want experiences” (Steve Jobs)
Perpustakaan yang baik memberikan: - Entertainment - Education - Escapism - Esthetics Perpustakaan sebaiknya:
Design untuk jangka pendek
Tidak harus malu mengikuti gagasan dari orang lain untuk direalisasi
Bermitra
Menekankan wayfinding dan layanan mandiri
Sampaikan kegiatan dan inovasi ke publik
Review, evaluate, respond!
Informasi koleksi baru Penataan rak buku koleksi perpustakaan
materialsSelf-check yang leluasa
Laptop Lounge
Fasilitas komunikasi pemustaka
Layanan dukungan teknologi
Fasilitas peminjaman eReaders Layanan konten E-reader
Layanan bantuan pemustaka Membangun suasana akademis dan kreatif, berwawasan teknologi
Perhatikan flow dan area pemustaka: Jalan untuk pemustaka sebaiknya diusahakan tidak terganggu oleh kegiatan administratif dan teknis internal perpustakaan
- – Harus diusahakan jalur terpisah
Perpustakaan harus informatif
Area pemustaka harus benar benar menampilkan suasana akademis tetapi welcoming siapapun
Terima kasih
ida F Priyanto [email protected]PROFESIONAL
DI BIDANG PERPUSTAKAAN & INFORMASI dari Pustaka sampai Informatika RAGAM PROFESI KECENDERUNGAN PUSTAKA
KECENDERUNGAN INFORMATIKA
Spesialis
Pejabat
Guru ADVOKASI
Media
Pengetahuan
Pustakawan EDUKASI
Spesialis
Pustakawan
Informasi Pejabat Spesialis
Sekolah Informasi
Subjek
Manajer
PUSTAKAWAN MANAJERIAL
Dokumen Kurator
Pustakawan KOORDINATIF
ARSIPARIS Data Akademik Manajer
Rekod Manajer TEKNOLOGIS
Data PROFESIONAL >> empat pendekatan
- Ijasah dan kompetensi saja tidaklah cukup.
- Profesi menjadi rentan terhadap perubahan sosial-politik.
- Pemahaman kebutuhan masyarakat menjadi semakin penting.
- Persilangan & persaingan antar profesi meningkat.
- Perlu berteori sambil praktik”
- Kemampuan kolaborasi lintas profesi semakin
- Masalah etika profesi
- Perlu kreatif sekaligus
- Multi dan
Menuju Otonomi Profesi
- Otonom – kemampuan mengambil inisiatif dan
- – menyelesaikan tindakan secara mandiri mengendalikan isi, cara, kecepatan pelaksanaan tugas-kegiatan relatif terbebas dari pihak lain.
- Operational auto>Kontrak sosial – civil society, demokratisasi
• Collective mobility + socio-cultural authority + social
Teori informasi Informetrika dan bibliometrika Information retrieval Sistem informasi Teori kognitif Perilaku informasi Masyarakat informasi Kebijakan informasi Matematika statistika Telekomunikasi enjinering komunikasi Sosiologi ilmu Ilmu kognisi Linguistik sibernetika Ilmu organisasi Ekonomi Psikologi Sosiologi
Teori-teori kebudayaan Politik dan kebijakan publik Sifat Multidisipliner Ilmu Informasi & Perpustakaan Cenderung teoritis Cenderung aplikatif
Bergerak Bersama Menuju Profesionalisme Pustakawan Anastasia Tri Susiati Pustakawan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Tuntutan kepada Perpustakaan
Core business untuk perpustakaan: layanan dan koleksi.
Layanan seperti apa?
Berada pada platform digital
Layanan sesuai kebutuhan user (GENERASI)
Mendukung penggunaan informasi legal secara efektif
melalui pelatihan terutama untuk mendukung riset Koleksi seperti apa? Koleksi lokal yang dapat diakses secara global
Menyediakan sumber-sumber informasi yang terpercaya, terindeks dan memudahkan pengguna
IDE Pustakawan Kompeten Kompetitif Profesional Resiko profesional Berjejaring
Menumbuhkan sikap profesional Sikap selalu menggunakan metode untuk menyelesaikan masalah
Menjadikan sikap profesional menjadi budaya di lingkungan kerja
Dorongan pemimpin kepada pustakawan untuk menumbuhkan dan menjaga agar budaya profesional berjalan dengan baik
Layak disebut profesional : Tuntutan bahwa pustakawan memiliki keahlian dan ketrampilan teknis yang tinggi
Memiliki pengetahuan umum untuk mendukung kinerjanya
Melaksanakan kode etik profesi
Kompetensi
McLelland(1973) Karakter yang berpengaruh langsung
terhadap kinerja Kinerja menentukan produktivitas Produktivitas yang dilakukan sesuai visi misi organisasi
Kompetensi pustakawan : inti dari suatu profesi Kompetensi : Kompetensi personal dan profesional Drejer (2002) Kompetensi merupakan gabungan dari unsur teknologi, manusia, organisasi dan budaya
Manusia merupakan unsur terpenting dari keempatnya
Sikap Kompetitif Strategi untuk mengakumulasi diri dalam rangka menumbuhkan rasa percaya diri
Melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung misalnya melatih diri dengan berbagai ketrampilan pribadi
Mencari peluang untuk menumbuhkan sikap kompetitif
seperti : mengikuti hibah kompetitif, melakukan penelitian, mengikuti akreditasi pustakawan
Menyadari bahwa kompetisi juga menimbulkan akibat :
Mendapatkan peluang atau tidakTuntutan perpustakaan bertitik nol
Cara pandang perpustakaan berubah dari tentang buku
atau informasi menjadi tentang bagaimana memfasilitasi seseorang untuk berpartisipasi, berinteraksi dan menciptakan sesuatu sebagai bagian dari layanan perpustakaan
Dibutuhkan pustakawan profesional yang dinamis
(Mempunyai wawasan dan kemampuan terhadap ilmunya secara luas) Dibutuhkan pustakawan yang memiliki : skill yang memadai dibidang IT
Kemampuan menginformasikan perpustakaannya melalui berbagai media
Pustakawan mampu mendukung organisasinya
sehingga perpustakaannya memiliki nilai lebih :Strategi melakukan jejaring Pustakawan tidak berjalan sendiri-sendiri
Jejaring menentukan kemajuan pustakawan yang mau
berubah membangun budaya profesional Berjejaring membuahkan hasil :
Internship
Pembicara pada konferensi baik nasional maupun internasional
Memiliki kompetensi lain diluar profesinya misalnya dalam hal berorganisasi
Mensejajarkan profesi pustakawan didalam organisasi induk
Resiko Profesional Memaksa pustakawan untuk mau berubah dan memperbaharui pengetahuannya dengan membaca atau mencari peluang untuk mengasah kemampuannya
Pustakawan harus menjadi pemelihara dan fasilitator sumber-sumber informasi
Mampu menginformasikan perpustakaannya dalam berbagai media melalui ketrampilan yang dimiliki
Bangga akan profesi Peran profesi pustakawan menjadi penting Mampu bersinergi dengan organisasi Mampu menyampaikan kualitas organisasi melalui layanan yang diberikan
Menjadi pustakawan handal dengan menggabungkan
kemampuan pribadi dan profesional dalam kinerjanya Memperlihatkan bahwa profesi pustakawan adalah profesi standar yang diakui.
Thank You
Oleh: Luki Wijayanti Makalah disampaikan pada “e inar dan Lokakarya Nasional Kepustakawanan Indonesia 2015 dengan tema
Pustakawan Profesi Idaman :
Its TrajectoryLibrary Mo e On : Bangga Menjadi Profesional di Dunia Perpustakaan dan Informasi ”, UPI -Bandung 19
- – 21 Agustus 2015
Latar belakang
- Perpustakaan sebagai gerbang pengetahuan
- Perpustakaan merupakan ruang publik yang
paling terbuka
- Meskipun fungsinya tetap, perkembangan TIK merubah cara pengelolaan informasi,
terutama penyampaiannya
• Besarnya koleksi buku bukan menjadi jaminan
lengkapnya koleksi perpustakaan.
Fungsi Perpustakaan
- Mempertemukan pengguna dengan sumber informasi,
• mempertemukan kelompok pengguna dengan
pengguna lain,
- mempertemukan pengguna dengan staf perpustakaan,
1987 - 2001
- Perpustakaan UI (1983 ), perpustakaan yang terpaksa” didirikan karena amanat Peraturan.
- Perpustakaan yang terakhir dibentuk setelah terbentuknya semua perpustakaan fakultas.
- Kegiatan adminstrasi dan pelayanan perpustakaan lebih banyak dilakukan di perpustakaan fakultas.
• Sejak menjadi PTH-BHMN, Perpustakaan memiliki alokasi anggaran
yang cukup banyak yang dibagikan pula untuk kepentingan Fakultas, seperti pengembangan SDM dan pengembangan koleksi- Perpustakaan Fakultas merasa diperhatikan
- Perpustakaan mulai memiliki otoritas untuk ikut campur mengatur administrasi perpustakaan fakultas meskpun layanan perpustakaan tetap lebih ramai
” di perpustakaan fakultas.
Pengembangan Perpustakan Berbasis SDM
- Sejak tahun 2001 UI mengubah visinya menjadi
Research University,
- Tahun 2003 UI mengubah orientasi pembelajaran menjadi student centered dengan metode
pembelajaran collaboratibe learning, problem based
learning dan computer mediated learning
• merubah perilaku pencarian informasi mahasiswa dan
pemanfaatan perpustakaan Peristiwa ini dijadikan pemicu perubahan manajemen
perpustakaan UI dimana Literasi Informasi dan layanan
Pengembangan SDM
• Seluruh sumberdaya diselaraskan dengan tujuan UI dengan
melakukan berbagai pengembangan, terutama pengembangan SDM- 7 (tujuh) orang Magister bidang Perpustakaan, 8 (delapan) orang ke jenjang S1, dan 6 (enam) orang Diploma • Sebagian besar staf perpustakaan mendapat kesempatan melakukan studi banding ke luar negeri untuk melihat Perpustakaan yang dianggap lebih baik
- Staf potensial studi banding juga ke luar ASEAN
- Pelatihan soft skills berkelanjutan (6 bulan sekali)
• Membangun budaya organisasi yang fokus pada pelayanan,
baik kepada pengguna maupun antar staf
Pemetaan SDM
- Pemetaan kekuatan SDM
- Merancang Program sesuai dengan
potensi/kekuatan dan minat SDM
- Memberi otoritas penuh pada staf yang telah ene ukan kegiatan sesuai inatnya
• Lakukan pertemuan periodik untuk memantau
perkembangan atau mengetahui kegagalan
Pembangunan Gedung Baru
- Perpustakaan sebagai Learning commons: pusat kegiatan sivitas akademika untuk berolah pikir, berolah rasa dan berolah raga.
- Perpustakaan sebagai Common area
- Integrasi Perpustakaan Fakultas ke Perpustakaan Universitas
PR
- Mengintegrasikan koleksi tercetak yang
berjumlah kurang lebih 1(satu) juta eksemplar
• integrasi SDM merupakan pekerjaan yang paling
tidak mudah, terutama bagi SDM yang sudah memiliki posisi ” baik di Perpustakaan Fakultas,
- menyatukan” berbagai kultur Suasana yang muncul: persaingan antar individu
maupun kelompok, konflik, rasa cemburu, dan
Tuntutan
Perasaan tidak nyaman makin diperberat dengan:
- beban kerja yang makin tinggi (rekatalogisasi)
• tuntutan prioritas layanan dari hanya sirkulasi ke
layanan rujukan
- Perubahan jam kerja dari pukul 08.00 – 16.00 menjadi pukul 08.00
- – 21.00
- pustakawan bekerja pada shift malam
• tuntutan buka layanan pada hari Sabtu-Minggu.
Sikap pustakawan (1)
- kematangan” staf yang terdidik” dan terlatih”,
merespon dengan cepat ,
- fleksibilitas yang tinggi mempercepat proses transisi.
- Kesadaran staf bahwa Perpustakaan adalah
gro ing organisme” yang terus bertumbuh dan berkembang, dimana mereka tidak punya pilihan selain terus mengikuti pertumbuhan dan
berkembang bersama dengan Perpustakaan jika
tidak ingin tersisih dan menjadi others” di rumah sendiri
Dampak atas sikap pustakawan
• tingginya apresiasi akademisi dan manajemen
terhadap profesi pustakawan.• kebijakan pimpinan tentang strata staf tendik,
dimana pustakawan memiliki level yang lebih
tinggi dibanding fungsional lain
Tugas Pimpinan
• Ketika staf Perpustakaan dituntut memberikan
layanan sesuai dengan kebutuhan
pemustakanya (user centered); maka kewajiban seorang Kepala Perpustakaan melayani stafnya agar mereka nyaman dan tenang ketika bekerja, bahagia dan sejahtera.
The Role of Libraries to develope
Knowledge-based Learning Environment some experiences from Germany National Seminar in LibrarianshipUniversitas Pendidikan Indonesia 19.08.2015
Goethe-Institut
159 Institutes in 98 countries
- promote German as a foreign lang>cultivate international cultural cooperation
- present a comprehensive image of Germany through information on cultural, social and political life
BIBLIOTHEK GOETHE-INSTITUT JAKARTA
06.03.2014 The Role of Libraries to develope
Knowledge-based Learning Environment
some experiences from Germany
1 Trends and Visions
2 Tools and Tipps Example Berlin Central and 3 : Regional Library (ZLB)
ROLEX LEARNING CENTER LAUSANNE SWITZERLAND
06.03.2014
ROLEX LEARNING CENTER LAUSANNE SWITZERLAND
06.03.2014
06.03.2014
Abteilung 20 - Information
HUMBOLDT-UNIVERSITY BERLIN, READING LOUNGE
06.03.2014
SHUMBOLDT-UNIVERSITY BERLIN, READING TERRACE
Library Trends in Germany
Library as learning space and meeting place
- heritage space/ gallery
- theme lab / music room
- reading lounge / coffee shop - gaming / maker space ...
PUBLIC LIBRARY, STUTTGART
PUBLIC LIBRARY, STUTTGART
LIBRARY AS LEARNING SPACE
KNOWLEDGE ARRAGEND SYSTEMATICALLY ALLOWS SEARCHING AND BROWSING EXPERIENCE NEW MEDIA
INTRODUCE ALL VISITORS TO
LITERATURE, ART, MUSIC...OPEN, INCLUSIVE SPACE BOOKS IN 26 LANGUAGES
BAVARIAN STATE LIBRARY, MUNICH
APPS, FACEBOOK, TWITTER, HOMEPAGE: A DIGITAL STRATEGY The Role of Libraries to develope
Knowledge-based Learning Environment
some experiences from Germany
1 Trends and Visions
2 Tools and Experiences Example Berlin Central and 3 : Regional Library (ZLB)
EXCHANGE OF IDEAS
LOOK FOR INSPIRATION
DESIGNING LIBRARIES, BY UK LIBRARIANS
WORK WITH YOUR TEAM AND YOUR USERS
KEY FEATURES OF THE DESIGN THINKING APROACH
INSPIRATION is about framing a design challenge and discovering
new perspectives on the opportunity.IDEATION is about generating ideas and making them tangible.
ITERATION is about continual experimentation based on user feedback.
THE NEXT BIG THING IN EUROPE SEPTEMBER 2015
A NEXT LIBRARY® EVENT
IS AN INTERNATIONAL GATHERING OF FORWARD-THINKING
LIBRARY PROFESSIONALS, INNOVATORS AND DECISION-MAKERS WHO ARE PUSHING BOUNDARIES AND MAKING CHANGES THAT SUPPORTLEARNING IN THE 21ST CENTURY.
Re-designing libraries as learning
spaces: The Goethe-Institut experienceChallenges
- many 'old' libraries with overgrown collections
- small spaces
GOETHE-INSTITUT NEW DELHI
GOETHE-INSTITUT BARCELONA AND MONTREAL
Group spaces cozy corners for individual learning
GOETHE-INSTITUT SINGAPORE - BIG TABLE FOR GROUPS
- PLACES FOR INDIVIDUAL
LEARNING- -READING LOUNGE
GOETHE-INSTITUT BRATISLAVA
BIGGER SPACEINSTEAD OF SMALL ROOMS
GOETHE-INSTITUT LONDON LEARNING SPACES The Role of Libraries to develope
Knowledge-based Learning Environment
some experiences from Germany
1 Trends and Visions
2 Tools and Experiences Example Berlin Central and 3 : Regional Library (ZLB)
BERLIN CENTRAL AND REGIONAL LIBRARY (ZLB)
- largest public library in Germany, including scientific books and media for all age groups
- special section 'Children's and Youth Library'
- for students, parents, teachers, and educators
- more than 146,000 visitors, 522,000 borrowed media, and more than 300 events annually
Children's and Youth Library Learning Center 06.03.2014 Abteilung 20 - Information
FOR STUDENTS FROM GRADE ONE UNTIL FINAL EXAM MATERIALS FOR TEACHERS
ZLB LEARNING CENTER
- provide opportunities for kids from various backgrounds
- support students from migrant families
- let students experience the usage of information technology (hardware and software)
- encourage autonomous learning
QUIET PLACE FOR LEARNING
LIBRARY AS MEETING PLACE, NONCOMMERCIAL 3RD SPACE
PROVIDE TIPPS AND TECHNIQUES FOR LEARNING
2014: 146.000 VISITORS, 500.000 MEDIA BORROWED
EVENTS AND COURSES – GIVEN BY EXPERTS, FOR FREE WORKSHOP 'CREATIVE WRITING' HOMEWORK AND LEARNING SUPPORT FOR GIRLS SPONSORED BY LOCAL LION'S CLUB How to develope your library into a Knowledge-based Learning Environment ?
1 LOOK FOR INSPIRATION
2 ASK YOUR TEAM AND YOUR CUSTOMERS
3 SECURE SUPPORT AND FUNDING
4 GET STARTED
5 EVALUATE AFTER A WHILE AND IMPROVE
Thank you for your attention
[email protected]
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH
OLEH: NURCAHYONO
Disampaikan dalam rangka seminar,lokakarya dan Workshop Kepustakawanan Nasional MUNAS
ISIPI dan RAKERNAS FPTI
BIODATA Nama :
DRS.NURCAHYONO,SS. M.Si
Alamat:Jl.Tegar Beriman B1 No.1 CGP Bogor
Tempat Tgl: Purworejo,8-1-1965
JABATAN:KABID PENGEMB PERPUS SEKOLAH DAN PT
Tlp. 081218017709, email: [email protected]
FUNGSI PERPUSTAKAAN NASIONAL
REGULATOR
MOTIVATOR
SUPERVISOR
EVALUATOR
FUNGSI REGULATOR
UU no 4 Tahun 1990 Tentang Serah Terima Karya Cetak dan Karya Rekam
UU no 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan
Peraturan Pemerintah no 24 Tahun 2014
Tentang Penjelasan UU no 43 Tahun 2007
KEPMENPAN no 33 Tahun 1998 Tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan KEPMENPAN no 132/KEP/M.PAN/12/2002 Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kriditnya
PERMENPAN no 9 Tahun 2014 Tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kriditnya Peraturan – Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional , dll
FUNGSI STIMULUS : BANTUAN
Perpustakaan sekolah / Madrasah
Perpustakaan PONPES
Perpustakaan Komunitas
Perpustakaan LAPAS
Perpustakaan PUSKESMAS
Perpustakaan Rumah Sakit
Perpustakaan Rumah Ibadah
Perpustakaan daerah Transmigrasi
Perpustakaan daerah tertinggal
Perpustakaan perbatasan
Perpustakaan pulau pulau terluar
Perpustakaan mobil keliling,
Lomba perpustakaan sekolah / Madrasah
Lomba Pustakawan berprestasi, dll.
FUNGSI SUPERVISOR
Monetoring dan evaluasi penyelenggaraan perpustakaan
Monetoring dan evaluasi bantuan buku
dan rak buku perpustakaan Monetoring bantuan MPK
FUNGSI EVALUATOR
Tim penilai angka kridit
Sertifikasi pustakawan
Akreditasi perpustakaan
VISI DAN MISI PERPUSNAS
(RESENTRA TAHUN 2014-2019)
VISI
“Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui
Gemar Membaca dengan Memberdayakan Perpustakaan ”
Dengan Tagline “ Indonesia Gemar
Membaca 2019 “MISI PERPUSNAS 1.
Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir 2.
Mengembangkan diversikasi layanan perpustakaan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) 3.
Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas
MISI PERPUSNAS 4.
Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan profesional 5.
Menggalakkan sosialiasasi/promosi/pemasyarakatan gemar membaca 6.
Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang modern TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 7, ayat (1): 1. Mengembangkan sistem nasional perpustakaan sebagai upaya
mendukung sistem pendidikan nasional; 2. Menjamin kelangsungan penyelenggaraan dan pengelolaan
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat; 3. Menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air; 4. Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih
suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia); TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 7, ayat (1):
5. Menggalakkan promosi gemar membaca dan memanfaatkan perpustakaan;
6. Meningkatan kualitas dan kuantitas koleksi perpustakaan;
7. Membina dan mengembangkan kompetensi, profesionalitas pustakawan, dan tenaga teknis perpustakaan;
8. Mengembangkan Perpustakaan Nasional; dan
9. Memberikan penghargaan kepada setiap orang yang menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno.
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
10. Menetapkan kebijakan nasional dalam pembinaan dan pengembangan semua jenis perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
11. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi penyelenggaraan
dan pengelolaan perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan12. Mengalihmediakan naskah kuno yang dimiliki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan didayagunakan.
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 11, ayat (1):
13. Menyusun standar koleksi perpustakaan;
14. Menyusun standar sarana dan prasarana;
15. Menyusun standar pelayanan perpustakaan;
16. Menyusun standar tenaga perpustakaan;
17. Menyusun standar penyelenggaraan; dan 18. Menyusun standar pengelolaan. TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 12, ayat (3):
19. Menyimpan dan melayankan secara terbatas bahan perpustakaan yang dilarang berdasarkan peraturan perundang-undangan.
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan
teknis pengelolaan perpustakaan;21. Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan;
22. Membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan; dan
23. Mengembangkan standar nasional perpustakaan.
24. Mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi
terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat;
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 25. Mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa;
26. Melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca
dalam rangka mewujudkan masyarakat pembelajar
sepanjang hayat; dan27 Mengidentifikasi dan mengupayakan pengembalian naskah kuno yang berada di luar negeri.
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 22, ayat (1) dan (2):
28. Menyelenggarakan perpustakaan umum;
29. Melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi daerah yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap;
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
30. Memberikan bantuan berupa pembinaan teknis, pengelolaan, dan/atau pengembangan perpustakaan kepada perpustakaan khusus;
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 34, ayat (4) :
31. Memfasilitasi Pembinaan dan pengembangan organisasi profesi pustakawan;
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 44, ayat (1):
33. Memberikan masukan/usulan Dewan Perpustakaan Nasional kepada Menteri Pendidikan Nasional;
TUGAS-TUGAS PERPUSTAKAAN NASIONAL BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007
Pasal 45, ayat (1):
34. Menyediakan anggaran untuk Dewan Perpustakaan Nasional dalam melaksanakan tugasnya;
Visi Permerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong
Misi Pemerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara Kepulauan
Mewujudkan Masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
Misi Pemerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera
Mewujudkan negara yang berdaya saing
Misi Pemerintah Kabinet Kerja
Tahun 2015-2019
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)
Bidang Perpustakaan
1. Menghadirkan kembali negara untuk
melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan
membangun tata kelola pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan
9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)
Bidang Perpustakaan
4. Menolak negara lemah dengan
melakukan reformasi sistem dan penegakkan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya 5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia 6.
Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional
9 Agenda Prioritas (Nawa Cita)
Bidang Perpustakaan
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8.
Melakukan revolusi karakter bangsa 9.
Memperteguh Ke-Bhineka-an dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia
PERAN PERPUSTAKAAN NASIONAL DLM
MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN
MENSUKSESKAN NAWA CITA KE : 3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan 5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya
saing di pasar Internasional
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH / MADRASAH
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah /
madrasah memenuhi Standar Nasional Perpustakaan Semua kepala perpustakaan sekolah wajib diklat calon kepala perpustakaan
Semua tenaga perpustakaan sekolah wajib diklat tenaga teknis perpustakaan
Penguatan kelembagaan perpustakaan
PROGRAM KEGIATAN
Diklat calon kepala perpustakaan sekolah / madrasah
Diklat teknis tenaga perpustakaan sekolah
Sosialisasi akreditasi perpustakaan sekolah / madrasah
Pelaksanaan akreditasi perpustakaan sekolah / madrasah
Fasilitasi pengembangan perpustakaan sekolah / madrasah
IDE / GAGASAN PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH / MADRASAH
Kerjasama dg BAPENAS memasukan program pengembangan perpustakaan sekolah / madrasah dalam
Blue book BAPENAS
Kerjasama dengan Japan International
cooperation Agency ( JICA ) dan FUJITSU
Library Move On:
Proud being a Professional in Library and
Information Field
Hanna Chaterina George Association of Indonesian School Information Professionals (APISI)