Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar Identifikasi masalah

4.2.4 Tes Remediasi

Setelah dilakukan tes diagnostik dan wawancara, peneliti mengadakan tes remediasi. Tes Remediasi bertujuan untuk melakukan evaluasi pembelajaran remediasi. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis hasil tes remediasi. 1. Memeriksa hasil jawaban dari setiap siswa. 2. Menganalisis kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dari setiap soal. 3. Membandingkan nilai yang diperoleh pada tes diagnostik dengan tes remediasi apakah mengalami kenaikan atau tidak.

4.2.5 Evaluasi Pengajaran Remediasi

Evaluasi pengajaran remediasi dilaksanakan setelah pengajaran remediasi dan tes remediasi. Evaluasi dilakukan melalui wawancara dengan guru matematika dan beberapa siswa yang mengikuti pengajaran remediasi. Peneliti melakukan analisis hasil transkrip wawancara yang mengarah kepada hasil upaya pengajaran remediasi.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar

Dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, peneliti memeriksa hasil tes diagnostik, selanjutnya menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar berdasarkan ketercapaian nilai tes diagnostik dengan batas nilai KKM yang ditetapkan sekolah nilai70. Berikut ini adalah hasil jawaban dan keterangan ketuntasan siswa. Tabel 4.6 Hasil nilai dan ketuntasan tes diagnostik No Subyek Skor Total Nilai Kriteria Ketuntasan 1. S1 15 50 Tidak tuntas 2. S2 11 36,67 Tidak tuntas 3. S3 23 76,67 Tuntas 4. S4 5. S5 15 50 Tidak tuntas 6. S6 13 43,33 Tidak tuntas 7. S7 21 70 Tuntas 8. S8 13 43,33 Tidak tuntas 9. S9 18 60 Tidak tuntas 10. S10 11 36,67 Tidak tuntas 11. S11 14 46,67 Tidak tuntas 12. S12 25 83,33 Tuntas 13. S13 23 76,67 Tuntas 14. S14 20 66,67 Tidak tuntas 15. S15 19 63,33 Tidak tuntas 16. S16 8 26,67 Tidak tuntas 17. S17 20 66,67 Tidak tuntas 18. S18 16 53,33 Tidak tuntas 19. S19 21 70 Tuntas 20. S20 21 70 Tuntas 21. S21 15 50 Tidak tuntas 22. S22 19 63,33 Tidak tuntas 23. S23 14 46,67 Tidak tuntas 24. S24 13 43,33 Tidak tuntas 25. S25 21 70 Tuntas 26. S26 11 36,67 Tidak tuntas 27. S27 21 70 Tuntas 28. S28 13 43,33 Tidak tuntas 29. S29 14 46,67 Tidak tuntas 30. S30 18 60 Tidak tuntas 31. S31 28 93,33 Tuntas 32. S32 21 70 Tuntas 33. S33 19 63,33 Tidak tuntas 34. S34 13 43,33 Tidak tuntas Dari tabel 4.6, ada 23 siswa yang tidak tuntas dan 10 siswa yang tuntas. Sebanyak 23 siswa yang tidak tuntas tersebut, digolongkan ke dalam siswa yang mengalami kesulitan belajar dan wajib mengikuti pengajaran dan tes remediasi.

4.3.2 Identifikasi masalah

1. Kategori jenis kesalahan siswa Berdasarkan hasil analisis dari tes diagnostik, diperoleh beberapa bentuk kesalahan yang dilakukan oleh siswa, yaitu penulisan hal yang diketahui dalam soal kurang tepat, penulisan hal yang ditanyakan dalam soal kurang tepat, tidak menuliskan hal yang diketahui atau ditanyakan dalam soal, kesalahan mengubah informasi soal ke dalam kalimat matematika, kesalahan dalam menjumlahkan atau mengurangkan variabel dengan bilangan, kesalahan dalam melakukan operasi perkalian atau pembagian bilangan, kesalahan dalam mensubstitusi nilai ke persamaan, kesalahan dalam melakukan pengurangan pada bilangan, penyelesaian tidak dikerjakan atau proses penyelesaian operasi bilangan dan variabel tidak dikerjakan, kesalahan dalam menentukan kesimpulan jawaban akhir dan tidak menentukan jawaban akhir. Dari bentuk-bentuk kesalahan diatas, kemudian digolongkan ke dalam jenis-jenis kesalahan Newman. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam menentukan jenis-jenis kesulitan belajar siswa. Berikut ini adalah tabel pengelompokan jenis-jenis kesalahan siswa. 108 Tabel 4.7 Pengelompokan jenis-jenis kesalahan menurut Teori Newman No Jenis Kesalahan Bentuk kesalahan yang dibuat siswa Subyek yang melakukan Kesalahan pada Soal 1 2 3 1. Kesalahan Membaca Reading erors Tidak ada Berdasarkan hasil wawancara dengan peneliti, dari 33 siswa, semua dapat membaca kata-kata penting atau simbol yang disampaikan di dalam soal. 2. Kesalahan dalam pemahaman Reading Comprehesion difficulty a. Penulisan hal yang diketahui dalam soal kurang tepat. S8,S16,S18,S32 S3, S8, S14,S16, S17, S18, S20, S23, S26, S27,S28, S29, S33, S34 b. Penulisan hal yang ditanyakan dalam soal kurang tepat. S29 c. Tidak menuliskan hal yang diketahui atau ditanyakan dalam soal. S16 S10, S14 Jumlah Siswa 5 1 15 3. Kesalahan transformasi Transform error Kesalahan dalam mengubah informasi soal ke dalam kalimat matematika. memodelkan S2, S3, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S13, S14, S16, S17, S18, S19, S20, S21, S22, S23, S24, S25, S26, S27, S28, S29, S30, S31, S32, S33, S34 S1, S2, S3, S5, S6, S7, S8, S9, S10, S11, S12, S13, S14, S15, S16, S17, S18, S19, S20, S21, S22, S23, S24, S25, S26, S27, S28, S29, S32, S33, S34 Jumlah Siswa 30 31 4. Kesalahan dalam proses Weakness in process skill a. Kesalahan dalam menjumlahkan atau mengurangkan variabel dengan S2, S6, S8, S10, S15, S16, S18, S21, S23, S24, S26, S28, S29, S6, S22, S23, S28, S29, S30, S34 109 dengan bilangan. S34 b. Kesalahan dalam melakukan operasi perkalian atau pembagian bilangan. S5, S8, S16, S26 c. Kesalahan dalam mensubtitusi nilai ke persamaan. S1, S2, S5, S6, S8, S9, S10, S11, S14, S15, S18, S21, S23, S24, S26, S28, S29, S30, S33 d. Kesalahan dalam melakukan pengurangan pada bilangan. S1, S24 e. Penyelesaian tidak dikerjakan atau Proses penyelesaian operasi bilangan dan variabel tidak dikerjakan S1, S5, S11, S30 S2 Jumlah Siswa 21 14 5. Kesalahan penulisan jawaban akhir Encoding error a. Kesalahan dalam menentukan kesimpulan jawaban akhir. S3, S6, S8 S1, S2, S5, S8, S10, S11, S14, S18, S24, S28, S30, S33 S2, S3, S7, S9, S12, S13, S14, S18, S21, S24, S27, S28, S30, S32, S33, S34 b. Tidak menentukan kesimpulan jawaban akhir. S16, S26, S29 S1, S2, S6, S8, S10, S15, S16, S17, S19, S22, S23, S25, S26, S29 Jumlah Siswa 3 15 29 Berdasarkan tabel diatas, diperoleh bahwa pada soal nomor 1 sebanyak 5 atau 15,15 siswa melakukan jenis kesalahan pemahaman Reading Comprehesion, sebanyak 30 atau 90,91 siswa melakukan jenis kesalahan transformasi Transform Erors dan sebanyak 3 atau 9,09 siswa melakukan jenis kesalahan penulisan jawaban akhir Ecoding Erors. Pada soal nomor 2 sebanyak 1 atau 3,03 siswa melakukan jenis kesalahan pemahaman Reading Erors, sebanyak 21 atau 63,64 siswa melakukan jenis kesalahan keterampilan proses Weakness in Process Skill, dan sebanyak 15 atau 48,48 siswa melakukan jenis kesalahan penulisan jawaban akhir Ecoding Erors. Pada soal nomor 3 sebanyak 15 atau 48,48 siswa melakukan jenis kesalahan pemahaman Reading Comprehesion, sebanyak 31 atau 93,94 siswa melakukan jenis kesalahan transformasi Transform Erors , sebanyak 14 atau 42,43 siswa melakukan kesalahan keterampilan proses Weakness in Process Skill dan sebanyak 29 atau 87,88 siswa melakukan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir Ecoding Erors. b. Kategori jenis-jenis kesulitan belajar siswa Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diperoleh kesulitan yang dialami siswa dalam materi penerapan persamaan linear satu variabel. Penggolongan jenis kesulitan belajar diperoleh dari analisis jenis kesalahan dalam mengerjakan tes yang dikaitkan dengan konsep, keterampilan dan pemecahan masalah. Berikut ini adalah beberapa kesulitan yang dialami siswa yang ditinjau melalui hasil tes diagnostik dan wawancara: 1 Kesulitan memahami maksud soal Ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam memahami maksud soal. Berdasarkan hasil pekerjaan di atas, siswa mengalami kesalahan dalam menuliskan hal yang ditanyakan dalam soal. Menurut teori Newman Bab II bentuk kesalahan ini dapat digolongkan ke dalam jenis kesalahan dalam pemahaman soal. Jenis kesalahan ini berkaitan dengan pemahaman konsep, sehingga dapat dikatakan sebagai kesulitan dalam memahani maksud soal. Kesalahan ini, banyak ditemukan pada soal nomor 1 dan nomor 3. Hal ini dibuktikan melalui banyaknya persentase kesalahan yang dilakukan siswa secara berurutan yaitu 15,15 dan 48,49. Berikut ini, adalah hasil transkrip wawancara yang diungkapkan salah satu subyek wawancara: P :”Haloo...nama panggilannya siapa?” S17 :”...............” P :”Nah .........., kan kemarin udah ngerjain to soal nomor stau, dua dan tiga. Nah dari ketiga soal tersebut, yang paling sulit yang mana?” S17 :”Sebenarnya itu gak ada tapi bingung” P :”Bingungnya?” S17 :”Memahami soalnya” P :”Oooh...okee” Berdasarkan hasil wawancara dari 33 siswa, sebanyak 14 siswa mengalami kesulitan dalam memahami maksud soal. Kesulitan dalam memahami maksud soal dapat dilihat melalui kesalahan siswa pada saat menuliskan dengan kurang tepat hal yang diketahui atau pun hal yang ditanyakan dari soal. 2 Kesulitan dalam memodelkan Mengubah informasi soal ke dalam model matematika Sebagian besar siswa mengalami kesalahan dalam memodelkan soal ke dalam kalimat matematika. Berdasarkan hasil pekerjaan di atas, siswa melakukan kesalahan dalam mengubah informasi yang diberikan dalam soal ke dalam model matematika. Siswa mengalami kebingungan dalam menuliskan model matematika yang tepat karena kurang menguasai konsep dasar materi persamaan linear satu variabel. Kesalahan ini banyak ditemukan pada soal nomor 1 dan 3, banyaknya siswa yang mengalami kesalahan secara berurutan yaitu 90,91 dan 93,94. Jenis kesalahan ini berkaitan dengan pemahaman konsep, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menuliskan model matematika. Berikut ini adalah salah satu bukti transkrip wawancara dengan subyek yang mengalami kesulitan dalam memodelkan : P :”Nomor tiga...Okee... Nah tanya yang nomor satu dulu. Nah kenapa kamu bisa menjawab x plus dua min x dari mana?” S14 : ”Karena Susi mempunyai dua terus Donanya x terus sama ininya x” Sambil menunjuk P :”Okee...Nah gini ya. Nah kan yang ditanyakan apa? Model matematika dari banyaknya ayam Su..?” S14 :”..Susi” P :”Nah...dilihat ini Sambil menunjuk Sedangkan Susi mempunyai ayam dua ekor kurang dari banyaknya ayam Dona. Nah banyaknya ayam Dona tadi apa? Diketahui apa dari sini?” Sambil menunjuk S14 :”x..” P :”Berarti dua ekor kurang dari banyaknya ayam Dona sama dengan x min du..?” S14 :”...Dua” P :”Du..aa. Gitu ya” S14 :”Iyaa..” Berdasarkan hasil wawancara di atas, subyek tampak bingung dalam menerjemahkan bahasa ke dalam model matematika. Sebanyak 33 siswa atau semua siswa mengalami kesulitan dalam membuat model matematika. 3 Kesulitan dalam keterampilan proses Ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam keterampilan proses soal, hal ini dibuktikan dengan beberapa kesalahan yang dilakukan siswa: i Kesalahan dalam menjumlahkan variabel dengan bilangan Berdasarkan hasil pekerjaan siswa di atas, siswa melakukan kesalahan dalam menjumlahkan dengan 4. Hal ini dikarenakan siswa kurang teliti dan cermat dalam menentukan hasil penjumlahan. Berikut ini adalah bukti transkrip wawancara yang diungkapkan salah satu subyek wawancara: P :”Nah, yang nomor dua, kok kamu bisa menjawab 6x dari mana?” S6 :”ehmnnn....” P :”apakah x ditambah 3 ditambah 2x ditambah x, begitu?” S6 :”iyaaa...” P :”nah sebenarnya jika variabel dijumlahkan dengan bilangan hasilnya tetap ya, misalnya tiga ditambah x hasilnya bukan tiga x tapi tetap 3 ditambah x kecuali jika perkalian 3 dikali x hasilnya menjadi tiga x “sambil menjelaskan dengan menulis S6 :”iyaa” Berdasarkan hasil wawancara dari 33 siswa, sebanyak 15 siswa mengalami kesalahan dalam menjumlahkan variabel dengan bilangan. ii Kesalahan dalam mensubstitusi nilai ke persamaan. Berdasarkan hasil pekerjaan di atas, siswa melakukan kesalahan dalam mensubstitusi hasil nilai ke dalam persamaan. Siswa mensubstitusi nilai ke dalam persamaan dan dengan mengganti tanda hubung penjumlahan dengan perkalian. Berikut ini adalah bukti transkrip wawancara terhadap subyek yang mengalami kesalahan dalam mensubstitusi nilai ke dalam persamaan: P :”Okee. Yang nomor dua ini kamu udah benar yang diketahui ditanya dan ini cara kamu udah benar variabel ditambah variabel ditambah variabel, bilangan ditambah bilangan ditambah bilangan. Nah tapi sampai ini, kenapa jadi tiga dikali dua sambil menunjuk. Mengapa ndak langsung kamu tambah dua, kan persamaannya x ditambah tiga kenapa menjadi x dikali tiga setelah dis ubstitusikan?” S9 :”Diam sejenak” P :”Masih bingung dalam menstubtitusi atau gimana? S9 :”Iya..bu” P :” Kalau yang itu seharusnya tiga ditambah dua sambil menunjuk, nah kalau ini baru dikali sambil menunjuk 2 dikali satu. Gitu, sekarang udah paham ya, kalau seumpama ada persamaan gini sambil menunjuk disubstitusi tanda tambah tidak bergamti kali, tetep penjumlahan. Okee yang nomor tiga, kamu kok bisa menjawab lima dikali x sama dengan seratus lima?” S9 :”Hhmnn..” Berdasarkan hasil wawancara sebanyak 33 siswa, ada 18 siswa yang mengalami kesalahan dalam mensubstitusi nilai ke persamaan. iii Kesalahan dalam melakukan operasi pada bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa di atas, diperoleh bahwa siswa mengalami kesalahan dalam melakukan operasi perkalian bilangan. Kurang tepat bahwa dikali dikali hasilnya adalah . Berikut ini adalah bukti wawancara subyek yang mengalami kesalahan dalam melakukan operasi pada bilangan: P :”Terus ini aku mau tanya, kok ini sambil menunjuk bisa sama dengan x ?” S8 :”ehmnn...” P :”Hayoo darimana? S8 :”Ohh...iya bu, ini maksudnya 25x tak kira ini pembagian” P :”Nah...inget ya ini perkalian bukan pembagian” S8 :”Iyaa...bu” Berdasarkan hasil wawancara diatas, siswa tampak kurang cermat dan teliti dalam melakukan perhitungan pada operasi perkalian bilangan. Sebanyak 6 siswa mengalami kesalahan dalam melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, pembagian atau perkalian bilangan. Berdasarkan pemaparan kesalahan keterampilan proses di atas, diperoleh sebanyak 63,64 siswa melakukan kesalahan pada soal nomor 2 dan sebanyak 42,43 siswa melakukan kesalahan pada soal nomor 3.

4.3.3 Identifikasi Penyebab Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh model creative problem solving terhadap Pemahaman Konsep Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) (penelitian quasi eksperimen di kelas VII SMP Nusantara Plus Ciputat)

1 35 0

Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Concept Attainment Model Konsep Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel

9 26 211

PENGEMBANGAN DESAIN DIDAKTIS UNTUK MENGATASI LEARNING OBSTACLES MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL PADA SISWA KELAS VII SMP.

2 8 18

Efektivitas media komik pada pembelajaran sistem persamaan linear satu variabel ditinjau dari hasil belajar, minat dan perhatian siswa kelas VII B SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

1 19 243

Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan mendiagnosis kesulitan belajar dan pembelajaran remediasi kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan pada materi bangun ruang sisi datar.

0 2 229

Persamaan linear satu variabel

0 0 7

KEMAMPUAN PENALARAN ANALOGI SISWA DALAM MATERI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DI SMP KELAS VII ARTIKEL PENELITIAN

0 0 14

PENGGUNAAN PEMODELAN MATEMATIKA BESERTA LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA TOPIK MENYELESAIKAN SOAL-SOAL CERITA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS IX.B SMP PANGUDI LUHUR MOYUDAN TAHUN AJARAN 20102011

0 20 272

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan persamaan garis lurus untuk meningkatkan sikap dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Giriwoyo -

0 0 207

Diagnosis dan remediasi kesulitan belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2017/2018 pada pokok materi bunyi dan getaran - USD Repository

0 0 111