kuantitatif. Jika pembelajaran pada siklus I tidak tercapai kriteria atau kurang maksimalnya ketuntasan minimal yaitu ≥ 70 berdasarkan
KKM, maka proses pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dari siklus I, terutama jika terjadi kekurangan dalam perencanaan dan tindakan pada kelas siklus I.
kekurangan itu misalnya situasi kelas berubah, perkembangan baru, kondisi siswa, dan atau materi pelajaran. Siklus II tidak dilaksanakan jika
hasil penelitian kelas sudah sesuai dengan target ketuntasan belajar 85 perorangan dan 85 klasikal Arikunto, 2010: 357. Sebaliknya, bila
target ketuntasan belajar belum tercapai, siklus II akan dilaksanakan. Oleh karena itu, tindakan pada siklus II dapat diberikan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II ini disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan guru dan siswa, mengamati pelaksanaan KBM
sebagaimana pelaksanaan pada siklus I dan pengumpulan data-
datainformasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan menguji hipotesis lebih bervariasi.
3. Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan, tindakan ini dilakukan secara cermat terhadap aktivitas siswa dan pengolahan
guru pengajar peneliti pada siklus I. pengamatan pada siklus II ini ditekankan kepada siswa untuk lebih paham terhadap materi dan untuk
mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang dilakukan serta seberapa jauh tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan
perubahan yang diinginkan.
4. Refleksi
Pelaksanaan refleksi adalah untuk melihat keberhasilan tindakan kelas terutama untuk melihat peningkatan keberhasilan dari siklus I ke
siklus II.ukuran keberhasilan tindakan dilihat dari hasil data kuantitatif dan kualitatif.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono, 2006: 253. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan observasi, angket, dan tes. a. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra Arikunto, 2006: 156. Observasi ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran
menggunakan metode talking stick. Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah observasi
sistematis. Dalam Arikunto 2006: 157 observasi sistematis yaitu suatu observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai
instrumen pengamatan. Dalam penelitian ini hal yang diamati yaitu aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan metode talking stick
berlangsung. b. Angket
Menurut Arikunto 2006: 151 angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. dalam penelitian ini jenis agket yang digunakan adalah check list,
sebuah daftar, di mana responden tinggal membubuhkan tanda check √ pada kolom yang sesuai.
c. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2006: 150. Tes ini digunakan untuk memperoleh data
prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pendekatan CTL kelas VIII semester II tahun pelajaran 20132014. Bentuk soal dalam
teknik tes ini adalah soal uraian. Suatu ciri khas bentuk uraian adalah adanya kebebasan siswa untuk menyusun sendiri jawabannya.
Langkah-langkah membuat tes uraian sebagai berikut: 1 Menyusun kisi-kisi soal kisi-kisi instrumen penilaian.
2 Membuat butir-butir soal tes yang terdiri dari 5 butir soal subjektif. 3 Membuat kunci jawaban.
4 Melakukan uji coba instrumen penelitian.
Uji coba instrumen ini dilakukan di SMP Negeri 2 Pademawu Pamekasan dengan responden sebanyak 32 siswa.
Hasil uji coba instrumen ini kemudian dianalisis dan diuraikan
sebagai berikut:
a Validitas Tes
Validitas Tes adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebailiknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas tes,
peneliti menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
r
xy
= N
∑
XY −
∑
X
∑
Y
√
{
N
∑
X
2
−
∑
X
2
}{
N
∑
Y
2
−
∑
Y
2
}
Arikunto, 2006: 170
Keterangan:
r
xy
: Koefisien korelasi product moment
Σ X : Jumlah skor butir
Σ Y : Jumlah skor total
Σ XY : Jumlah hasil kali skor butir dengan skor total
N : Jumlah siswa
Setelah diperoleh nilai dari r
xy
maka langkah berikutnya adalah mengkonsultasikan harga r
xy
r
hitung
dengan r-tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Ketentuannya adalah:
Jika
r
xy
≥ r
tabel
, maka soal tersebut valid
Jika
r
xy
r
tabel
, maka soal tersebut tidak valid
Namun ada cara lain yang lebih sederhana yaitu menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r.
Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut. Arikunto, 2006: 276
Tabel Interpretasi Nilai r
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,0400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tinggi
Cukup Agak rendah
Rendah Sangat rendah Tak berkolerasi
b Reliabilitas Tes
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2002: 154. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas soal-
soal adalah rumus alpha sebagai berikut:
r
11
= k
k −1 1−
∑
σ
b2
σ
t 2
Arikunto, 2006: 196
Keterangan:
r
11
: Reliabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
∑
σ
b 2
: Jumlah Varians Butir
σ
t
: Varians Total
Dengan data yang tertera dalam tabel, dicari varians tiap-tiap soal dahulu kemudian dijumlahkan dengan rumus sebagai berikut:
σ
2
=
∑
X
2
−
∑
X
2
N N
Arikunto, 2006: 184
Keterangan:
σ
2
: Varians
∑
X
2
: Jumlah Kuadrat Skor Butir
∑
X
: Jumlah Skor Butir
N : Jumlah Siswa
Setelah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product
moment taraf signifikan 5. Ketentuannya adalah:
Jika r
11
≥ r
tabel
, maka soal tersebut reliabel
r
11
r
tabel
, maka soal tersebut tidak reliabel
c Tingkat Kesukaran TK
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian
digunakan rumus sebagai berikut :
Tingkat kesukaran TK = n
N x 100
n : jumlah responden yang mendapatkan skor dibawah setengah skor maksimum
N : jumlah responden
Dengan ketentuan : soal dianggap baik apabila memiliki Tingkat kesukaran TK 10 hingga 90
d Daya Beda
Menurut Arikunto 1992: 213 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah.
Penentuan daya pembeda butir soal dilakukan dengan cara mengurutkan skor dari tertinggi ke terendah. Selanjutnya mengambil
27 dari skor kelompok atas dan 27 dari skor kelompok bawah. Rumus yang digunakan adalah.
DP= S
A
− S
B
I
A
× 100
Kano To dalam Nanang Priatna, 2003: 79
Keterangan :
DP : Daya pembeda satu butir soal tertentu
S
A
: Jumlah skor kelompok atas pada soal yang diolah
S
B
: Jumlah skor kelompok bawah pada soal yang diolah
I
A
: Jumlah skor ideal kelompok atasbawah
Kriteria tingkat daya beda yang digunakan adalah:
0 ≤ DP 10
: sangat buruk
10 ≤ DP
20 : buruk
20 ≤
DP 30 : agak baik
30 ≤
DP 50 : baik
50 ke atas: sangat baik
Jika DP negatif maka soal tersebut tidak baik, jadi semua
butir soal yang mempunyai DP negatif sebaiknya soal tersebut
dibuang.
5. Teknik Analisis Data