ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI CV. PALER A INDAH

ABSTRAK
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN PENGARUHNYA
TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI
CV. PALER A INDAH
Oleh

Ario Setiawan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan perlakuan
akuntansi terhadap pendapatan pada CV. Palera Indah.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan
pendekatan secara teoritis dan analisis kuantitatif dengan pendekatan Metode
Persentase Penyelesaian dengan menggunakan kategori ukuran masukan (input
measures), yaitu berdasarkan metode persentase biaya ke biaya (cost to cost
method).
Dari hasil analisis yang telah penulis lakukan terlihat bahwa laba yang diperoleh
perusahaan dengan menggunakan pengakuan pendapatan atas termin untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp. 19.443.650,- sedangkan
apabila perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian maka laba yang
diperoleh perusahaan sebesar Rp. 97.218.250,-. Untuk tahun yang berakhir 31
Desember 2007 jika menggunakan pengakuan pendapatan atas termin, laba yang

diperoleh Rp. 136.117.418,- dan apabila menggunakan metode metode persentase
penyelesaian laba diperoleh adalah sebesar Rp. 58.342.818,-.

ABSTRACT
ANALYSE REVENUE RECOGNITION ITS INFLUENCE AND
TO INCOME FROM OPERATION AT CONSTRUCTION COMPANY
CV.PALERA INDAH
By

Ario Setiawan
The purpose of this Research is to know how applying of treatment of
accountancy to earnings of CV. Palera Indah
Analyzer used in this research to analysis qualitative with approach theoretically
and the quantitative analysis with approach of Method of Percentage by using
category of size measure input ( input measures), that is pursuant to method of
percentage of expense to expense ( cost to cost method
From result of analysis which the writer have to conduct seen by that profit
obtained the company by using revenue recognition for termin for the year ending
31 December 2006 [is] equal to Rp. 19.443.650,- while if company use method of
percentage of[is solving of hence the profit obtained by company of equal to Rp.

97.218.250,-. For the year ending 31 December 2007 if using revenue recognition
for termin, profit obtained by Rp. 136.117.418,- and if using method of method of
percentage of[is solving of profit obtained [by] [is] equal to Rp. 58.342.818,-.

DAFTAR ISI

ABSTRAK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

..................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah

..................................................................4

1.2.1. Identifikasi Masalah ..................................................................4
1.2.2. Permasalahan


..................................................................4

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
1.3.1. Tujuan Penelitian

......................................................5

..................................................................5

1.3.2. Kegunaan Penulisan ..................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pendapatan ..........................................................................................6
2.1.1. Definisi Pendapatan ..................................................................6
2.1.2. Kriteria Pengakuan Pendapatan ..................................................8
2.1.3. Pengakuan Pendapatan pada Usaha Konstruksi ........................10
2.1.4. Metode Pengakuan Pendapatan..................................................11
2.2. Biaya ...................................................................................................15
2.2.1. Definisi Biaya.............................................................................15
2.2.2. Pengakuan Biaya pada Usaha Jasa Kontruksi............................16
2.3. Laba.....................................................................................................16

2.3.1. Definisi Laba..............................................................................16
2.3.2. Konsep Laba...............................................................................17
2.3.3. Laba Menurut Konsep Akuntansi...............................................18
2.4. Prinsip Matching .................................................................................19
2.5. Laporan Keuangan...............................................................................21
2.5.1. Definisi ......................................................................................21
2.5.2. Tujuan Laporan Keuangan.........................................................22

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Teknik Pengumpulan Data................................................................24
3.2. Analisis Data.....................................................................................25

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Analisa Metode Pengakuan Pendapatan...........................................27
4.2. Pengakuan dan Perlakukan Akuntansi terhadap Pendapatan
serta Laporan Rugi Laba...................................................................28
4.3. Metode Persentase Penyelesaian.......................................................32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan...........................................................................................40

5.2. Saran.................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah mempertahankan kelangsungan
hidup (going concern) melalui usahanya dalam mencari laba yang sebesarbesarnya (profit oriented).

Untuk mengetahui laba perusahaan, perusahaan harus mempunyai informasi dari
berbagai pihak, salah satu informasi perusahaan adalah laporan keuangan. Karena
begitu pentingnya laporan keuangan, maka dalam proses pembuatan laporan
tersebut tidak boleh ada kesalahan, jika terjadi kesalahan pada pelaporan tersebut
maka akan mempengaruhi keakuratan pelaporan perusahaan tersebut dan untuk
memenuhi kebutuhan informasi tersebut perusahaan harus membuat laporan
secara berkala, biasanya setahun sekali atau tiga bulan sekali.

Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) merupakan salah satu bagian disiplin

ilmu akuntansi, yang tujuan untuk menyajikan informasi mengenai rugi-laba
perusahaan dalam suatu periode tertentu yang dikenal laporan Perhitungan RugiLaba (Incoment Statement), disamping itu menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan perusahaan pada saat tertentu yang disebut dengan Neraca (Balance
Sheet).

2
Mengingat pentingnya suatu laporan keuangan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan maka laporan harus disajikan secara benar dan layak (wajar),
disusun dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim digunakan, sehingga laporan
tersebut tidak menyesatkan bagi si pemakainya.

Penyajian laporan keuangan, khususnya laporan perhitungan rugi-laba, sangat erat
kaitannya dengan dasar pengakuan pendapatan yang digunakan. Dasar pengakuan
pendapatan yang dilaporkan memang benar untuk periode yang berjalan ataukah
ada pendapatan yang dilaporkan untuk periode tahun yang lalu atau tahun yang
akan datang. Perbedaan pengakuan pendapatan dan biaya akan berpengaruh
terhadap kelayakan laporan rugi-laba.

Dalam perusahaan konstruksi yang mengerjakan suatu proyek yang umumnya
memakan beberapa periode akuntansi. Dalam menetapkan secara tepat besarnya

pendapatan yang diperoleh setiap perusahaan dapat memilih saat pengakuan
pendapatannya sendiri-sendiri sesuai dengan jenis usahanya yang tidak terlepas
dari ketentuan perhitungan pendapatan dan biaya operasional perusahaan.

Metode pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa konstruksi ada 2 terdiri dari :
1. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) yakni
Pengakuan Pendapatan dan Biaya sesuai dengan kemajuan penyelesaian.
2. Metode Kontrak Selesai (Completed Contract Method) yaitu Pengakuan
Pendapatan dan Biaya pada saat kontrak tersebut selesai dikerjakan.

Menurut Metode Persentase Penyelesaian, pendapatan kontrak dihubungkan
dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut,

3
sehingga pendapatan, biaya dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut
penyelesaian pekerjaan secara proporsional.

Pengakuan pendapatan dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu
transaksi sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut metode
ini, pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa diberikan.

Pengakuan pendapatan atas dasar ini memberikan informasi yang berguna
mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode
(IAI, 2009, PSAK No. 23).

Menurut metode kontrak selesai, pendapatan dan biaya diakui pada saat kontrak
kerja tersebut selesai dikerjakan, apabila pekerjaan belum selesai maka tidak ada
pendapatan yang diakui.

Berdasarkan keterangan diatas, suatu perusahaan dapat memilih metode
pengakuan pendapatan yang sesuai dengan bidang usahanya. Maka dengan
demikian ketepatan metode pengakuan yang digunakan oleh perusahaan akan
berpengaruh terhadap laba perusahaan tersebut.

Dari penjelasan tersebut terlihatlah bahwa penggunaan metode pengakuan
pendapatan yang tepat akan sangat berpengaruh pada laporan rugi-laba yang
dibuat.

Mengingat demikian pentingnya peranan metode pengakuan pendapatan terhadap
laba perusahaan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap
CV. Palera Indah dalam skripsi yang berjudul ”Analisis Pengakuan Pendapatan


4
dan Pengaruhnya terhadap Laba Usaha pada Perusahaan Jasa Konstruksi
CV. Palera Indah”.

1.2 Identifikasi Masalah dan Permasalahan

1.2.1

Identifikasi Masalah

Penggunaan dasar waktu (Accrual Basis) untuk mengetahui adanya hak dan
kewajiban mengakibatkan tidak dapat dihindarinya unsur-unsur taksiran (estimasi)
dalam menyusun laporan keuangan periodik. Namun demikian taksiran tersebut
hanya dilakukan dalam perhitungan-perhitungan yang rasional serta dapat diuji
kebenarannya, sehingga laporan keuangan (laporan rugi-laba) dapat disajikan
secara wajar dan layak.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat suatu gambaran
bahwa CV. Palera Indah dalam pengakuan pendapatan hanya berdasarkan kas atau

pendapatan diterima (Cash Basis) sedangkan persentase kemajuan pekerjaan dari
anggaran biaya telah tercapai (Accrual Basis) telah melebihi jumlah pendapatan
yang diterima berdasarkan Cash Basis tersebut sehingga pengakuan antara
pendapatan dan biaya dalam satu periode menjadi tidak proporsional dan
berpengaruh terhadap laba perusahaan.

1.2.2

Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan
diatas, maka penulis mencoba merumuskan yang menjadi permasalahan yaitu
”Apakah penerapan metode pengakuan pendapatan pada CV. Palera Indah telah

5
sesuai dengan standar akuntansi keuangan terutama PSAK Nomor 34 Tentang
Akuntansi Kontrak Konstruksi dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan?”

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.3.1

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh metode pengakuan pendapatan sesuai
PSAK No.34 tentang Akuntansi Kontrak Kontruksi terhadap laba pada
CV. Palera Indah.
2. Untuk memberikan acuan metode pengakuan pendapatan yang tepat
untuk di CV.Palera Indah.

1.3.2

Kegunaan Penelitian
1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Memperkaya literatur skripsi perpustakaan kampus dan akan berguna
sebagai salah satu sumber penelitian baru bagi mahasiswa-mahasiswa
lain yang akan menyusun skripsi.
2. Bagi Perusahaan
Memberikan sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam penerapan
metode pengakuan pendapatan agar pengakuan pendapatan dan biaya
lebih proporsional.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pendapatan

2.1.1. Definisi Pendapatan

Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :
Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal
dari perusahaan selama satu periode, bila arus itu mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Committee on Terminology mengidentifikasikan pendapatan sebagai berikut :
“Pendapatan adalah sebagai hasil dari penjualan atas barang atau pemberian yang
dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima jasa”
(Harahap, 1993)

Financial Accounting Standard Board mendefinisikan pendapatan sbb:
“Pendapatan adalah sebagai arus masuk atau peningkatan nilai asset dari suatu
entity atau penyelesaian kewajiban dari entity atau gabungan keduanya selama
periode tertentu berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atas
pelaksanaan kegiatan lainya yang merupakan usaha utama perusahaan yang
sedang berjalan.(Harahap, 2008)

7

“Pendapatan merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang
dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan
atau klien, penyewaan harta, peminjamaan uang dan semua kegiatan usaha serta
profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan.
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan merupakan tambahan aktiva yang diterima perusahaan dari langganan
dalam suatu transaksi pertukaran barang-barang dan jasa-jasa yang telah
dilakukan. Walaupun pendapatan merupakan arus masuk dari aktiva yang
merupakan pendapatan bagi perusahaan, dalam hal ini arus masuk dari aktiva
yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan. (Niswonger, 1999)
Pendapatan adalah arus kas masuk atau penambahan lain atas harta suatu kesatuan
atau penyelesaian suatu kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama satu periode
dari penyerahan atas produksi barang dan jasa atau aktifitas lain yang merupakan
operasi utama kesatuan tersebut. ( Kieso dan Wegandt, 2007)

Dari segi asal (sumbernya) pendapatan pada perusahaan-perusahaan umumnya
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Pendapatan yang berasal dari usaha pokok yaitu penghasilan yang diperoleh
perusahaan dari usaha pokok.
2. Pendapatan diluar usaha pokok yaitu penghasilan yang diterima diluar usaha
pokok perusahaan.

Menurut IAI secara terperinci, sumber pendapatan sebagai berikut :
1. Penjualan barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual
dan barang yang dibeli untuk dijual kembali.(IAI 2004 dan 2009)

8

2. Penjualan jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara
kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama satu periode waktu
yang disepakati oleh perusahaan.(IAI 2004 dan 2009)
3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan :
Bunga, pembebanan untuk penggunakan kas.
Royalti, pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang.
Deviden, distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai
dengan proporsi mereka dari jenis metode tertentu.(IAI 2004 dan 2009)
4. Sewa
Dari beberapa sumber pendapatan diatas, maka hanyalah penyerahan produk
perusahaan (penjualan barang dan jasa) saja yang harus diakui sebagai
sumber utama pendapatan perusahaan.(IAI 2004)

2.1.2

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pengakuan adalah proses pencatatan suatu pos dan pada akhirnya pelaporan pos
tersebut sabagai salah satu unsur didalam laporan keuangan. Pengakuan ini
meliputi baik pencatatan awal suatu pos maupun pencatatan setiap perubahan
yang terjadi atas pos tersebut kemudian.
Pendapatan biasanya timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi seperti :
1. Penjualan barang
2. Penjualan jasa
3. Penggunaan aktiva peusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti dan deviden.

9

PSAK No. 23 (IAI 2004 dan 2009) menyebutkan bahwa pendapatan dari
penjualan jasa dapat diakui apabila :
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan diperoleh perusahaan.
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal.
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal.

Pada umumnya pendapatan dapat diakui apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Keterukuran nilai suatu aktiva (measurability of asset value).
Kriteria ini didasarkan pada pengertian bahwa pendapatan adalah kenaikan
nilai aktiva. Jadi jika tidak ada kenaikan nilai berarti tidak ada pendapatan.
b. Keberadaan transaksi (existence of a transaction).
Penukaran sejumlah uang untuk barang atau jasa yang dibeli oleh
perusahaan. Maka hal ini merupakan suatu bukti adanya kenaikan nilai
perusahaan. Akibat pertukaran dari pihak ketiga tersebut, perusahaan dapat
mengakuinya sebagai pendapatan.
c. Memperoleh pendapatan telah pasti terjadi (substantial completion of the
earning process)
Kriteri ini berdasarkan atas dugaan bahwa pendapatan belum diperoleh atau
dikumpulkan sampai perusahaan melakukan sesuatu. Jika perkerjaan secara

10

keseluruhan sudah dilaksanakan oleh perusahaan, maka biaya-biaya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut sudah dapat ditentukan.
2.1.3

Pengakuan Pendapatan pada Usaha Jasa Konstruksi

Perusahaan konstruksi memperoleh pendapatan utama dari kontrak konstruksi
yang dikerjakan.
Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara
khusus untuk kontruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang
berhubungan erat satu sama lainnya atau saling ketergantungan dalam hal
rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok (IAI)
2004 dan 2009 : 34)
Untuk mencatat pendapatan dalam hal kontrak konstruksi ada dua metode yaitu :
- Metode persentase penyelesaian dan
- Metode kontrak selesai
Dalam hal pencatatan pendapatan jasa konstruksi tidak sama dengan perusahaan
industri lainnya karena dalam sebuah perusahaan kontruksi sering melakukan
kontrak-kontrak jangka panjang, oleh karena itu pendapatan yang diperoleh tidak
semua langsung diterima atau diakui oleh perusahaan tetapi secara bertahap
sesuai dengan pembayaran yang diberikan oleh si pemberi kontrak.

Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan kontrak terdiri dari :
a. Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan
b. Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran isentif :
i.

Sepanjang hal ini kemungkinan untuk menghasilkan pendapatan; dan

ii. Dapat diukur secara andal

11

Ad. a) Nilai pendapatan semua yang disetujui dalam kontrak
Pendapatan ini berasal dari kontrak yang telah disetujui oleh pemberi kerja
dan yang menerima perkerjaan tersebut, dan pendapatan ini diakui dan
dilaporkan sesuai dengan jumlah yang disepakati.
Ad. b) Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif
dalam suatu kontrak, pendapatan yang telah disetujui baiasanya dipegaruhi
oleh macam-macam ketidak pastian yang tergantung pada hasil dimasa
yang akan datang. Oleh karena itu jumlah pendapatan kontrak dapat
meningkat atau menurun dari suatu priode berikutnya. Misalnya adanya
perubahan lamanya kontrak diselesaikan. Maka penyimpangan tersebut
dimasukan ke dalam pendapatan kontrak jika kemungkinan besar pemberi
kerja menyetujui penyimpangan tersebut dan jumlah penyimpangan
tersebut dapat diukur secara andal.

Menurut IAI (2004 dan 2009)
Bila hasil (outcome) kontrak kontruksi dapat dietimasi sesuai secara andal.
Pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan
memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal neraca.
Taksiran rugi (Expected Loss) pada kontrak konstruksi tersebut harus segera
diakui sebagai beban.
2.1.4

Metode Pengakuan Pendapatan

Pada perusahaan kontraktor yang mengerjakan kontrak jangka panjang dengan
jangka waktu penyelesaian lebih dari satu periode akutansi dapat menentukan
pengakuan pendapatan selama proses produksi. Ada dua metode untuk
menghitung hasil dari suatu kontrak jangka pnajang yaitu metode persentase

12

penyelesaian (percentage of completion method) dan metode kontrak selesai
(completed contract method).

A. Metode Persentase Penyelesaian
Pendapatan, beban dan laba kotor diakui pada setiap periode akutansi
berdasarkan estimasi persentase penyelesaian proyek konstruksi. Biaya
konstruksi dan laba kotor pada tanggal tersebut diakumulasikan dalam
akutansi persediaan (kontruksi dalam proses). Tagihan atas kemajuan
diakumulasi dalam akutansi kontrak persediaan (tagihan atas konstruksi
dalam proses).

Menurut IAI (2004 dan 2009)
Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian
suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase penyelesaian
(Percentage of Completian). Menurut metode ini, pendapatan kontrak
dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap
penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban dan laba yang dapat
dilaporkan dapat didistribusikan menurut penyelesaian perkerjaan secara
proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna mengenai luas
aktivitas dan kinerja selama suatu periode.
Didalam penerapan metode persentase penyelesaian dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 kategori yaitu :
1.

Kategori Ukuran Masukan (input measures)
Yang dimaksud dengan kategori ukuran masukan (input measures) adalah
pengakuan pendapatan berdasarkan atas unit masukan (input) dan
produktivitas. Dari unit masukan yang terealisasi, dapat ditentukan persentase
tingkat penyelesaian pekerjaan dengan cara membandingkan unit masukan
yang telah direalisasi dengan anggaran unit masukan tersebut.

13

Di dalam menghitung pendapatan berdasarkan kategori ukuran masukan
dapat dilakukan dua metode yaitu :
a. Metode Persentase Biaya ke Biaya (cost to cost method)
Pada metode ini pengakuan pendapatan dilihat dari persentase antara total
biaya yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan total anggaran biaya
pada periode akutansi yang sama.
b. Metode Usaha yang dikeluarkan (effort – expended method)
Perhitungan persentase tingkat penyelesaian pekerjaan dengan
menggunakan metode usaha yang dikeluarkan biasanya diambil
berdasarkan salah satu jenis biaya seperti jam kerja, pemakaian alat kerja,
total upah, jumlah kuantitas dari bahan tertentu dan sebagainya.

2.

Kategori Ukuran Keluaran (output measures)

Di dalam menentukan nilai pendapatan dengan menggunakan metode ukuran
keluaran biasanya dilakukan melalui opname fisik pekerjaan. Opname fisik ini
dikerjakan oleh orang yang memiliki keahlian khusus pada bidangnya seperti
insinyur teknik sipil, arsitek, atau tenaga ahli dibidang bangunan.
Besarnya pendapatan untuk satu periode dihitung dan harus dilakukan pencatatan
transaksi atau dibuat jurnal-jurnal menurut metode prosentase penyelasaian yaitu :

a. Pada saat penerimaan Uang Muka Kontrak
Kas

Rp xxx
Uang muka kontrak/ Hutang

Rp xxx

b. Pencatatan Biaya-biaya yang sesungguhnya dibelanjakan :
Kontrak dalam pelaksanaan

Rp xxx

Macam-macam Rekening yang dikredit

Rp xxx

14

c. Pada saat Penagihan (Termin) ke Pemberian kerja
Uang Muka Kontrak
Piutang Kontrak
Harga kontrak difakturkan

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

d. Penerimaan Pembayaran dari pemberian kerja
Kas
Piutang Retensi
Piutang kontrak jangka panjang

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

e. Mencatat Pengukuran Laba Periodik
Kontrak dalam Pelaksanaan
Laba kontrak jangka panjang

Rp xxx
Rp xxx

f. Pada saat menyerahkan pekerjaan
Harga kontrak yang difakturkan
Kontrak dalam pelaksanaan

Rp xxx
Rp xxx

g. Menerima pengembalian retensi
Kas
Piutang Retensi

Rp xxx
Rp xxx

B. Metode Kontrak Selesai
Pendapatan, beban, dan laba kotor diakui hanya ketika kontrak telah
diselesaikan. Ketika bagian kontruksi terjadi, artinya pada saat kontrak
selesai. Biaya-biaya kontrak jangka panjang dalam pelaksanaan dan
penagihan lancar diakumulasikan, tetapi tidak ada pembebanan sementara
atau kredit keperkiraan perhitungan rugi laba untuk pendapatan bagian-bagian
dari laba kotor. Metode ini digunakan apabila terkandung ketidak pastian di
dalam kontrak itu yang berada diluar batas resiko usaha normal.

15

Metode ini sesuai dengan konsep realisasi dimana pendapatan dan bagian
diakui pada saat kontrak selesai.
Jurnal-jurnal yang harus dibuat menurut metode berdasarkan kontrak selesai
adalah :
a. Pada saat pengakuan pendapatan
Pekerjaan dalam penyelesaian
Laba pembangunan

Rp xxx
Rp xxx

b. Pada saat pengeluaran biaya pembangunan
Pekerjaan dalam penyelesaian
Biaya-biaya dalam pembangunan

Rp xxx
Rp xxx

c. Pada saat penyerahan kontrak
Uang muka kontrak
Pekerjaan dalam penyelesaian

Rp xxx
Rp xxx

2.2 Biaya (expense)
2.2.1

Definisi Biaya

Expense sebagai arus keluar aktiva. Penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban
atau kombinasi kedua-duanya selama satu periode yang disebabkan oleh
pengiriman barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kebagian lainya.
Sedangkan Mulyadi (1999) mendefinisikan biaya sebagai berikut :
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur
dalam satuan uang, yang terjadi atau yang memungkinakan akan terjadi
untuk tujuan tertentu.
Biaya suatu kontrak kontruksi terdiri atas :
-

Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu.

-

Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan
dapat dialokasikan ke kontrak tersebut.

16

-

Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan kepemberi kerja sesuai isi
kontrak.

2.2.2 Pengakuan Biaya Pada Usaha Jasa Kontruksi
Menurut IAI (2004 dan 2009 :34) biaya konstruksi terdiri dari :
a. Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu.
b. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada
umumnya dan dapat dialokasikan kekontrak tersebut.
c. Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesuai isi
kontrak.

Menurut IAI (2004 dan 2009:34)
Biaya kontrak meliputi biaya yang dapat diatribusikan kepada suatu kontrak untuk
jangka waktu sejak tanggal kontrak itu diperoleh sampai dengan penyelesaian
akhir kontrak tersebut. Akan tetapi biaya-biaya yang berhubungan langsung
dengan suatu kontrak dan terjadi untuk memperoleh kontrak juga dimasukkan
sebagai bagian dari biaya kontrak apabila biaya-biaya ini dapat diidentifikasikan
secara terpisah dan dapat diukur secara andal dan besar kemungkinan kontrak
tersebut dapat diperoleh. Jika biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak
diakui sebagai bahan pada periode terjadinya, maka biaya-biaya tersebut diterima
pada periode berikutnya.
2.3

Laba

2.3.1 Definisi Laba

Menurut Commite On Terminology (Sofyan Syafri H.,2004) dalam Aliyal Azmi
(2007:12) mendefinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan
harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan
operasi. Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban
(termasuk penyesuaian pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada
penghasilan. Kalau beban melebihi penghasilan, maka jumlah residualnya

17

merupakan kerugian bersih. (IAI : 2007). Penghasilan adalah kenaikan aktiva atau
penurunan aktiva atau penurunan kewajiban akibat penjualan barang atau jasa
penuhi sedangkan biaya adalah penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban akibat
aktivitas produksi.

2.3.2 Konsep Laba
Para ekonom telah mendefinisikan konsep laba sebagai jumlah yang dapat
dikembalikan oleh entitas kepada investornya sambil tetap mempertahankan
tingkat kesejahteraan entitas bersangkutan. Ada dua pendekatan dasar untuk
menerapkan laba yakni :
a. Pendekatan transaksi (transaction approach) yaitu membandingkan
(matching) antara pendapatan dengan biaya selama suatu periode. Perbedaan
antara kedua unsur ini diakui sebagai laba atau rugi bersih.
b. Pendekatan ekonomi (ekonomi approach) yaitu suatu konsep residual, laba
ditemukan dengan cara membandingkan antara aktiva dengan kewajiban,
hasil dari perbandingan ini sering disebut aktiva bersih (ekuitas), jika nilai
ekuitas mangalami kenaikan maka disebut laba jika ekuitas menurun disebut
rugi.

Perbedaan antara pendapatan yang direalisasi diharapkan dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan pada priode yang sama disebut sebagai laba dan laba tersebut
merupakan salah satu informasi yang penting dalam penyajian laporan keuangan.

Kegunaan informasi laba adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan
diterima negara.

18

2. Untuk menghitung deviden yang dibagikan kepada pemilik dan yang akan
ditahan dalam perusahaan.
3. Untuk menjadi pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan
pengambilan keputusan.
4. Untuk menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi
perusahaan lainya dimasa yang akan datang.
5. Untuk menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efesiensi.
6. Untuk menjadi presentasi atau kinerja perusahaan /segmen perusahaan
/devisi.
7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba Tuhan melalui
pembayaran zakat kepada masyarakat.

2.3.3 Laba Menurut Konsep Akuntansi
Menurut akutansi yang dimaksud laba akuntansi itu adalah perbedaan antara
pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu
dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

Menurut Belkaoui (2006) definisi tentang laba ini mengandung lima sifat :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu
timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulate periodik laba itu artinya
merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil.

19

4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk
biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil
tertentu.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya dikurang biaya
diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama.
Meskipun ada berbagai cara untuk mengukur laba, semuanya dilandasakan pada
konsep dasar umum, bahwa laba adalah pengembalian (return) yang melebihi
investasi. Para ekonom telah mendifinisikan konsep laba sebagai jumlah yang
dapat dikembalikan oleh entitas kepada investornya sambil tetap mempertahankan
tingkat kesejahteraan entitas bersangkutan. Ada dua pendekatan dasar utama
menetapkan laba yakni :
a. Pendekatan ekonomi (economic approach) yaitu satu konsep yang
residual, laba ditemukan dengan membandingkan antara aktiva dengan
kewajiban, hasil dari perbandingan ini sering disebut aktiva bersih
(ekuitas), jika nilai ekuitas mengalami kenaikan maka disebut laba dan
menurun disebut rugi.
b. Pendekatan transaksi (transaction approach) yaitu membandingkan
(matching) antara pendapatan dengan biaya selama satu periode.
Perbedaan antara kedua unsur ini diakui sebagai laba atau rugi bersih.

2.4 Prinsip Matching
Prinsip matching (penandingan) menyatakan bahwa biaya harus dapat diakui
dalam periode yang sama seperti pendapatan yang bersangkutan; yaitu,
pendapatan diakui dalam suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip pendapatan,
kemudian biaya yang bertalian dengannya diakui. Pengaitan ini paling baik

20

dicapai apabila mencerminkan hubungan sebab dan akibat antar biaya dan
pendapatan. Secara operasional pengaitan itu sendiri dari proses dua tahap untuk
akutansi biaya, yaitu :
a. Cost dikapitalisasi sebagai aktiva yang mencerminkan setumpuk potensi jasa
dan manfaat.
b. Setiap aktiva harus sebagai expense untuk mengakui proporsi dari potensi
jasa aktiva yang telah jatuh tempo dalam penghasilan pendapatan selama
periode berjalan.

Jadi potensi akrual, bukan akutansi kas, yang tersirat dalam prinsip matching dari
segi kapitalisasi dan alokasi.
a. Matching langsung dari biaya yang jatuh tempo dengan pendapatan
(misalnya, harga pokok penjualan dipertemukan dengan penjualan yang
bersangkutan),
b. Matching langsung dari biaya yang jatuh tempo dengan periode yang
bersangkutan (misalnya, gaji kariyawan untuk periode itu)
c. Alokasi biaya selama periode-periode pemanfaatan (misalnya, penyusutan)
d. Alokasi beban untuk semua biaya lain dalam periode terjadinya, kecuali
jika dapat ditunjukan bahwa mereka memiliki manfaat yang akan datang
(misalnya, biaya iklan).

Biaya yang belum jatuh tempo (yaitu, aktiva) yang tidak memenuhi salah satu dari
keempat kriteria di atas untuk membebani periode berjalan dapat dibebankan pada
periode mendatang dan bisa digolongkan menurut kategori yang berbeda sesuai
dengan penggunaannya yang berbeda dalam perusahaan yang bersangkutan.

21

Pengguna yang bervariasi semacam itu biasanya membenarkan adanya perbedaan
dalam prinsip matching.

2.5 Laporan Keuangan
2.5.1. Definisi
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan
dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi
normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitasentitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007, hal 7) :
” Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.”

Disamping sebagai informasi laporan keuangan sebagai pertanggung jawaban atau
accountability dan juga mengambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan
dalam mencapai tujuannya.

Agar laporan keuangan bermanfaat bagi para pemakainya, maka keuangan
tersebut harus mempunyai empat karakteristik kualitatif pokok yang sesuai
dengan standar akutansi keuangan, apabila memenuhi cirri-ciri sebagai berikut :

22

1. Dapat dipahami
Laporan keuangan yang dibuat harus mangandung kemudahan untuk
dipahami oleh pemakai laporan keuangan tersebut.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakaian dalam proses pengambilan keputusan.
3. Keandalan
Laporan keuangan harus memiliki kebebasan andal jika bebas dari
pengertian-pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai kewajiban yang tulus atau jujur dari
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakaian dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode
untuk dapat mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
2.5.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna
untuk mengambil keputusan ekonomis, laporan keuangan akan lebih bermanfaat
apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja tetapi mencakup
penjelasan-penjelasan lainnya. Hal ini diungkapkan dalam standar akutansi
keuangan.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan (IAI,2002)

23

Dengan demikian laporan keuangan disamping menggambarkan kondisi keuangan
suatu perusahaan juga untuk menilai kinerja manajemen perusahaan yang
bersangkutan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadi patokan apakah
manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah
digariskan oleh perusahaan.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan penulis melakukan penelitian
sebagai berikut :
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur, diktat, jurnal-jurnal,
serta bahan-bahan yang berhubungan dengan topik penulisan. Dengan cara
membaca, mengutip, serta menyadur pendapat-pendapat para ahli yang ada
hubungannya dengan objek penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian yang dilakukan secara langsung pada perusahaan. Penelitian lapangan
dilakukan untuk data dan informasi tentang objek penelitian, adapun cara
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab mengenai objek penelitian dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan masalah yang sedang
diteliti. Wawancara dilakukan terhadap pimpinan perusahaan serta para staf
yang berkaitan langsung seperti manajer proyek, pengawas lapangan serta

25

bagian keuangan. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan
gambaran umum mengenai tema penelitian dan objek penelitian.
b. Pengamatan (Observasi)
Adapun cara pengumpulan data dengan melihat langsung ke objek penelitian
dan mencatat secara sistematis semua data yang diperoleh. Pengamatan
dilakukan untuk mencocokkan data yang telah diperoleh melalui wawancara
terhadap keadaan yang sesungguhnya, guna mendapatkan data yang lebih andal
dan akurat.
c. Dokumentasi
Cara pengumpulan data berupa bukti-bukti fisik (tulisan maupun gambar).
3.2 Analisa Data
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode pengakuan pendapatan
terhadap laba, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan alat analisis sebagai
berikut :
1. Alat Analisis Kualitatif
Yaitu dengan melakukan perbandingan antara teori-teori yang ada dengan praktek
yang sebenarnya sehingga terlihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dan
bagaimana cara pemecahannya.
2. Alat Analisis Kuantitatif
Yaitu proses penyelesaian, pengklasifikasian dan penyusunan secara sistematis dari
data kuantitatif yang telah terkumpul guna memudahkan analisis data lebih lanjut
pengambilan suatu kesimpulan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode

26

perhitungan yang sesuai dalam PSAK No. 34 Tentang Akuntansi Kontrak
Konstruksi.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dalam
PSAK No. 34 Tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi, yaitu Metode Persentase
Penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya
kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan
biaya dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan
secara proporsional.
Metode Persentase Penyelesaian dapat dilakukan dengan menggunakan kategori ukuran
masukan (input measure), yaitu berdasarkan metode persentase biaya ke biaya (cost to
cost method) :
Total Realisasi Biaya
Persentase penyelesaian =

x 100%
Total Estimasi Biaya

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dan analisa yang penulis sajikan pada bab-bab terdahulu maka
pada bagian ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang mungkin
bermanfaat.

5.1 Simpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan, terutama yang berhubungan dengan
pengakuan pendapatan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.

Metode pencatatan pendapatan kontrak kontruksi yang digunakan oleh CV.
Palera Indah belum sesuai dengan PSAK No. 34, karena pendapatan diakui
berdasarkan kas dari pendapatan termin yang diterima (cash Basis) sedangkan
biaya yang terjadi (accrual Basis) diakui seluruhnya, sehingga pada laporan
laba rugi terdapat selisih yang cukup signifikan padahal selisih tersebut
terjadi karena pengakuan pendapatan yang tidak tepat. Sehingga laba-rugi
yang dilaporkan dalam penyajian laporan keuangan juga tidak tepat.

2.

Berdasarkan hasil pembahasan dengan merode persentase penyelesaian
khususnya persentase biaya ke biaya, penulis menganggap pengakuan
pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian khususnya
persentase biaya ke biaya lebih tepat diterapkan pada kontrak-kontrak jangka

41

panjang atau kontrak yang jangka waktu penyelesaiannya lebih dari satu
periode akuntansi.

5.2 Saran
1. Karena begitu besarnya selisih pendapatan antara metode pengakuan
pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan dengan Cash Basis hendaknya
perusahaan menerapkan pengakuan pendapatan berdasarkan metode
persentase penyelesaian.
2. Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut maka seharusnya CV. Palera Indah
dapat mempergunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan PSAK
No. 34 tentang kontrak kontruksi agar laporan keuangan dapat disajikan
secara wajar dan propesional.
3. CV. Palera Indah seharusnya melakukan kegiatan pencatatan dengan
melakukan penjurnalan bukan hanya dengan buku kas harian saja.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi ketujuh, BPFE Yogyakarta,
Yogyakarta

Fess, Warren & Niswonger, 1999, Diterjemahkan oleh Drs. Hyginus Ruswainarto
& Herman Wibowo, Prinsip – Prinsip Akuntansi, Edisi Keenambelas,
Erlangga, Jakarta
Kieso, Donald E, Jerry J Weygandt, Terry D.Warfiled, 2008, Akuntansi
Intermediate, Erlangga Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri,2008, Teori Akuntansi Keuangan, Raja Grafindo Jakarta

Mulyadi,2010, Akuntansi Biaya, Edisi 5, UPP STIM YKPN Yogyakarta

Mulyadi,2001, Akuntansi Manajemen, Edisi 3, Salemba Empat Yogyakarta

Belkaoi, Ahmed Riahi, 2006, Accounting Theory,Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, StandarAkuntansi Keuangan, Per 1 Juli 2009,
Salemba Empat Jakarta

Susilawati, Lena, 2004, Analisis Pengakuan Pendapatan dan Pengaruhnya
terhadap

Laba

Usaha

pada

Universitas Lampung, Lampung

Kontraktor

PT.Mayang

Sari,Skripsi,