Penyusunan Model Penduga Volume Batang Optimal Pohon Berdiri dengan Teknik Inventarisasi Kualitas (Studi Kasus untuk Jenis Mongifero foetido di Areal Kerja HPH PT. Asialog Propinsi Jambi)

Wiene Andriyana. E01196021. Penyusunan Model Penduga Volume Batang Optimal Pohon Berdiri
dengan Tcknik Invcntarisasi Kualitas (Studi Kasus untuk Jenis Mongifero foelido di Areal Kerja
H P H PT. Asialog Propinsi Jambi). Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. H Endang Suhendang. M S dan

Ir. Budi Kuncahyo, MS.

The opriliiul rrse of tree vohrnle ofMu~rgifPrufoetidu bras predicted b j sonre tree di~sensionsond
( ~ / ' l l a'ood
~ e prudiicred, tising (he qtrulit): invenior);
tree qrrulir): cl7urocrerislics 11701 cut7 injlrrencr yr~oli~),
rech~~itlue.Tlw prediclor

nod el of optirriul

rrse

UJtree volrrnte 18.0s coliiposed ruing the multivmio~e

o11o~.sis.
T11i.s strid), corrld deice/ tho/ /here ~vercstrong relwiotnhip herween optinr(11trse of tree volirnte
and sonic tree dir~rensiolisund tree t/rruIity ch(rr(ioerisric.s. The srodv also sho~t.edrhur nrosr of hf.foeriJo

oi the reseurcfi ureu ituve

-

017 optir~mluse

us p l ~ ~ l v ~ o d

RINGKASAN
Kegiatan inventarisasi hutan dengan metode inventarisasi kuantitas biasa belum dapat
memberikan informasi mengenai efisiensi pemanfaatan kayu. Efisiensi pemanfaatan kayu yang ada dalam
hutan dapat tercapai apabila potensi kayu yang ada dimanfaatkan untuk berbagai bentuk penggunaan kayu
terbaik yang memungkinkan. yang pada akhimya dapat memberikan nilai yang optimal.
Selama ini penentuan besamya royalti oleh pemerintah dilakukan pada saat kaqu berada di TPK.

..,,

Akibatnya. jenis-jenis ka)u yang tidak laku di pasaran dan potongan-potongan kayu yang rersisa
ditinggalkan hegitu saja di hutan. Hal tersebut juga rnerugikan pihak pengelola hutan, karena berarti
potensi hutan yang ada di areal pengusahaamya tidal; termanfaatkan secara optimal.

Teknik penghitungan royalti pohon dala~nhutan dapat dikembangkan melalui penilaian pohon
menurut jenis dan kualitas seksi pohon, karena tiap-tiap seksi pohon memiliki tujuan penggunaan yang
berbeda. Melalui kegiatan inventarisasi kualitas pohon. karakteristik fisik pohon (misalnya bentuk pohon
dan cacat kayu) yang dapat menurunkan volume dan kualitas kayu perdagangan ikut dipenimbangkan.
sehingga diharapkan dapat diketahui bentuk pemanfaatan optimal dari suatu pohon.
Penelitian ini benujuan untuk mendapatkan bentuk hubungan antara volume optimal pohon dengan
beberapa sifat pohon berdiri yang dapat diukur di lapangan. Penelitian dilaksanakan pada areal kerja HPH
PT. Asialog Propinsi Jambi. selama empat minggu yaitu pada bulan Mei sampai dengan Juni 2000.
Data primer yang digunakan adalah data dimensi dan kualita pohon 50 pohon ~bfungifrufbetidu
C'

.

,.

(membacang), yairu meliputi data diameter setinggi dada (XI). tinggi bebas cabang (X2). jumlah banir
(X3). deviasi lengkungan (XJ). kesilindrisan batang

(Xj). diameter rata-rata mata kayu sehat (X6).


diameter rata-rata mata ka>u mati (X7). jumlah lnata kayu sehat (X8)dan jumlah mata kayu mati (X9)
(Hidayat. 1999). Adapun data sekunder yang diperlukan adalah persyaratan kualita bahan baku kayu bulat
untuk

kayu lapis, kaqu gergajian dan kayu serpih berdasarkan standard Associution Technique

Inrerntrtioiiule des Boi.s Tropic(itrx/ATIBT tahun 1982 . Selanjutnya data primer yang diperoleh

diselaraskan dengan standard ATIBT11982 sehingga diperoleh pengelompokan volume pohon, yaitu
volume total pohon yang termanfaatkan (Y I ). volume pemanfaatan optimal pohon untuk kayu lapis (Y2),
volume pemanfaatan optimal pohon untuk kayu gergajian (Y3), dan volume pemanfataan optimal pohon
untuk kayu serpih (Y4).
Analisis yang dilakukan adalah analisis matriks korelasi, analisis korelasi kanonik dan analisis
regresi berganda dengan menggunakan alat bantu berupa program pengolah data yaitu SPSS 10.0, Minitab
1 1 dan SASfor DOS

Berdasarkan matriks korelasi diperoleh bahwa peubah diameter setinggi dada (XI) memiliki
hubungan linear yang paling kuat dengan peubah volume pohon total ( Y l ) dan volume pohon yang
digunakan untuk kayu lapis (Y2). yaitu


masing-masing sebesar 0.925 dan 0.903. Nilai negatif pada

korelasi antara diameter setinggi dada dengan volume k a p

yang digunakan untuk kayu gergajian (-

0.354) menunjukkan bahwa semakin tinggi diameter setingi dada maka volume kayu yang dialokasikan
untuk kayu gergajian menjadi semakin berkurang. karena berarti kayu dapat dimanfaatkan untuk kayu
lapis.
Analisis korelasi kanonik dilakukan unruk

mengetahui

hubungan antara gugus peubah bebas

dengan gugus peubah tak bebas secara serempak. Dari hasil analisis korelasi kanonik diperoleh dua pasang
peubah kanonik yang memiliki korelasi tinggi. yaitu masing-masing sebesar 97.7 % (peubah kanonik 1)
dan 80.7 % (peubah kanonik 2). Pasangan peubah kanonik tersebut adalah :
S*,= 0.8465 S1+03806U
, - 0.0197 ,X3- 0.0234 S 4 + 0.1580 S 5 + b.0640 S6 + 0.0021 X7 + 0.015 S8

Y*, = 1.1906 Y2 + 0.4369 Y 3 + 0.0758 Y4
S*?= 0.0965 S1 + 0.26d2 ,U- 0.0815 X
i -0.0506 S4 - 0.0592 S 5 + 0.1466 S6 + 0.1278 S 7 + 0.8925 S8

Y*, =0.3115 Y2 + 1.1385 Y3 + 0.1899 Y4
Besarnya

proporsi keragaman total ?any dapat duelaskan oleh peubah

korelasi kanonik (I:)

kanonik

berdasarkan

adalah 95.55 % (peubah kanonik pmama) dan 65.25 % (peubah kanonik kedua).

Berdasarkan intelpretasi terhadap bobot kanonik diperoleh bahwa peubah bebas pada peubah kanonik
didominasi oleh diameter setinggi dada (0.8465). tinggi bebas cabang (0.3806) dan jumlah mata kayu sehat
(0.8925) Adapun peubah tidak bebasnya didominasi oleh volume kayu yang digunakan untuk kayu lapis

dan kayu gerb,aj'lan.
Penelusuran lebih lanjut terhadap beban kanonik pada peubah kanonik yang penama juga
menunjukkan bahwa peubah bebas yang dominan adalah diameter setinggi dada. tinggi bebas cabang dan
jumlah mata kayu sehat. Adapun peubah tak bebasnya didominasi oleh volume optimal pohon untuk kayu
lapis (0.9334) dan kayu gergajian (-0.2686).
Interpretasi dari nilai beban kanonik pada peubah kanonik pertama dan kedua adalah bahwa semakin
besar diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang akan semakin besar proporsi volume yang dapat
dia'kokasikan untuk kayu lapis, dan keberadaan mata kayu sehat akan mengurangi volume pohon yang dapat
dialokasikan untuk kayu lapis. Sebaliknya, semakin besar diameter setinggi dada dan tinggi bebas cabang
akan ~nengurangi proporsi volume yang dialokasikan untuk kayu gergajian. karena berarti kayu dapat
dimanfaatkan untuk kaqu lapis. Semakin banyak jumlah mata kayu sehat yang ada pada kalu maka akan

semakin besar kemungkinan kayu dialokasikan untuk kayu gergajian, karena

berdasarkan standar
ATIBTl1982 persyaratan bahan baku untuk kayu lapis hanya mentolerir keberadaan maksimal dua mata
kayu sehat.
Berdasarkan hasil analisis korelasi kanonik tersebut di atas, kemudian dibentuk model regesi
dengan metode kuadrat terkecil, sehingga diperoleh model :


Dari hasil analisis koefisien korelasi kanonik diketahui bahwa volume optimal pohon untuk kayu
serpih (Y4) merupakan peubah yang kurang dominan. Hal ini bersesuaian juga dengan matriks korelasi.
dimana peubah Y4 memiliki korelasi yang relatif lemah dengan peubah-peubah bebasnya.
Pada dasarnya antar peubah tak bebas terdapar suatu bentuk hubungan. dimana :
Y1 = Y 2 + Y 3 + Y 4 .

Artinya volume total pohon yang termanfaatkan merupakan penjumlahan dari volume pohon yang
dimanfaatkan untuk kayu lapis. kayu gergajian dan kayu serpih.

Dengan demikian besarnya volume

optimal pohon untuk kayu serpih (Y4) dapat diduya dari persamaan :
Y4=YI-Y2-Y3.

..

-

-


Kurang dominannya peubah volume optimal pohon untuk kayu serpih (Y4) dapat diteranl;an dari
deskripsi data. dimana 75.87% dari volume total pohon memiliki pemanfaatan optimal untuk ka)u lapis.

23.25% dialokasikan untuk kaqu gergajian. dan hanya 0.88% yang digunakan untuk kaqu serpih
(

i

p

) I-la1 ini dipengaruhi oleh kondisi tisik pohon jenis membacang yang diambil sebagai pohon

contoh, yang secara umuni bisa dikatakan bail;. dalam anian penumbuhan pohon normal, cenderung lums.
banir rendah dan jumlahnya relatif sedikit. sena tidak banyak terdapat mata kaqu. Dengan demikian bentuk
pemanfaatan optimal terbesar untuk pohon me~nbacangdi areal penelitian adalah digunakan untuk kayu
lapis.
Bagian kayu yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kaqu lapis dapat dioptimalkan pemanfaatannya
untuk kayu gergajian.

Sesuai dengan standar d.s.vocirrlif)rr Tecliriiq~re lnirrnoliormle iles ~3oi.s


7i.op;c~~r~rlATIBT
tahun 1982. kayu gergajian dibagi ke dalam 5 kelas kualita berdasarkan kiteria bahan
bakunya. sehingga kayu masih dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kayu gergajian. Akibat dari
optimalisasi kayu gergajian tersebut. maka bagian k a ~ uyang dimanfaatkan untuk kayu serpih (cllipumodJ
~nenjadisemakin sedikit.

a

PENYUSUNAN MODEL PENDUGA VOLUME BATANG
OPTIMAL POHON BERDIRI DENGAN TEKNIK
INVENTARISASI KUALITAS
(Studi Kasus untuk Jenis Mangiferajoefida di Areal
Kerja HPH PT. Asialog Propinsi Jambi)

Karya llmiah
sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor


JURUSAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000

Dokumen yang terkait

Penentuan Luas Tempat Penimbunan Kayu (TPK) untuk Areal Kerja HPH Berdasarkan Lama Selang Waktu Penghiliran Kayu (Studi Kasus di HPH PT. Putera Duta Indah Wood Propinsi Jambi)

0 6 81

Studi Penyusunan Tabel Volume Lokal Jenis-Jenis Komersial Ekspor di Hutan Mangrove HPH PT. Bina Lestari, Propinsi Dati I Riau

0 9 20

Model Penduga Nilai Finansial Poho Menurut Kelas Kualitas Pohon Studi Kasus pada Jenis Meranti (Shorea spp) di HPH PT. Siak Raya Timber, Riau)

0 4 168

Analisis beberapa rumus penduga volume LOG: Studi kasus pada jenis meranti (Shorea spp.) di Areal HPH PT Siak Raya Timber, Propinsi Riau

0 9 22

Penyusunan Tabel Volume Lokal Jenis-Jenis Komersial Hutan Alam di HPH PT. Harjohn Timber LTD., Propinsi Kalimantan Barat

0 20 104

Penyusunan Model Penduga Volume Optimal Batang Bebas Cabang Melalui Inventarisasi Kualitas Pohon dan Analisis Data Peubah Ganda (Studi Kasus untuk Jenis Meranti Merah di HPH PT ASIALOG Jambi)

0 10 61

Penyusunan dan Validasi Fungsi Volume Batang (Studi Kasus pada Jenis Gmelina arborea Roxb di Areal P.T. Wanakasita Nusantara, Jambi)

0 26 9

Penyusunan persamaan penduga volume pohon kelompok jenis Dipterocarpaceae di PT Timberdana Kalimantan Timur

0 6 39

Model Penduga Volume Sortimen Kayu Perdagangan pada Pohon Berdiri dengan Inventarisasi Kualitas. Studi Kasus Jenis Shorea leprosula Miq. di Areal IUPHHK-HA PT Sari Bumi Kusuma Kalimantan Tengah

0 3 53

Model Penduga Nilai Finansial Poho Menurut Kelas Kualitas Pohon Studi Kasus pada Jenis Meranti (Shorea spp) di HPH PT. Siak Raya Timber, Riau)

0 2 158