Pengaruh Surat Tagihan Pajak dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Purwakarta)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama

: Gia Meidha Giani

NIM

: 21112148

Fakultas

: Ekonomi

Jurusan

: Akuntansi

Jenis Kelamin


: Perempuan

Tempat/tgl Lahir

: Bandung, 11 Mei 1995

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Maleer Timur VII No. 93/113 Rt. 07 Rw. 05 kel.
Gumuruh, kec. Batununggal, Bandung

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Tahun 2000 – 2006

: SDN KRIDAWINAYA II BANDUNG


2. Tahun 2006 – 2009

: SMP PASUNDAN 1 BANDUNG

3. Tahun 2009 – 2012

: SMK NEGERI 3 BANDUNG

4. Tahun 2012 – 2016

: Universitas Komputer Indonesia

95

PENGARUH SURAT TAGIHAN PAJAK DAN
JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP
PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(Studi Kasus pada KPP Pratama Purwakarta)

THE INFLUENCE OF TAX COLLECTION LETTER AND

NUMBER OF TAXABLE EMPLOYERS TO
VALUE ADDED TAX REVENUE
(Case Study at KPP Pratama Purwakarta)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata I
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi

Oleh:
Nama: Gia Meidha Giani
Nim: 21112148

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2016


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahnya rahmat dan karunia serta hidayatnya yang telah diberikanNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Maksud Skripsi ini
penulis buat adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana ekonomi pada program studi akuntansi pada Universitas
Komputer Indonesia (UNIKOM).
Dalam
“PENGARUH

penyusunan
SURAT

skripsi

ini

TAGIHAN


penulis
PAJAK

mengambil judul
DAN

JUMLAH

PENGUSAHA KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
PERTAMBAHAN NILAI”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan
dan wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran
dan kritik yang berguna dan membangun bagi semua pihak, bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya untuk masa yang akan datang.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan
bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:


iii

1. Dr. Ir. H. Eddy Suryanto Soegoto Selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia Bandung.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., S.Pec., Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak, CA, Selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia
Bandung dan juga selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan koreksi dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., Ak, Selaku Dosen Wali.
5. Ery Rahmat, SE., M.Ak.. selaku Dosen Penguji I, Asri Julianti, S.Pd., M.Si.
selaku Sosen Penguji II dan Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak., CA. selaku
Dosen Penguji Pengganti yang berkenan memberikan bimbingan, membina
dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh Staff Dosen Pengajar Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis yang telah membekali Penulis dengan pengetahuan.
7. Staff Sekretariat Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

terimakasih atas pelayanan dan informasinya.
8. Kusno Kuntoaji selaku pembimbing perusahaan yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan bimbingan selama
penelitian di KPP Pratama Purwakarta.
9. Seluruh Petugas di KPP Pratama Puewakarta yang telah banyak membantu
selama peneliti melakukan penelitian ini.
iv

10. Orang tua tercinta, ibunda Heni dan ayahanda Sugiarto, terimakasih atas
seluruh doa dan memberikan dorongan baik moril maupun materil serta
kesabaran tanpa batas yang telah kalian berikan kepada penulis sehingga
skirpsi ini dapat terselesaikan.
11. Untuk kakak dan adikku tercinta beserta keluarga besar, terimakasih atas
semangat dan doa kalian semua.
12. Sahabat – sahabatku Inta, Ichel, Upiya, Alma, Herny, Idip, Ajeng,
terimakasih atas semua doa dan semangat motivasi serta kebersamaannya.
13. Sahabat seperjuangan Shinta, Lusy, Irma, Ubun dan untuk Dila, Siti, Ica
yang masih harus berjuang, terimakasih atas kerjasama, bantuan, motivasi,
semangat yang telah kalian berikan dari awal perkuliahan hingga sekarang,
kebersamaan kalian sangat berarti

14. Semua rekan-rekan seperjuangan skripsi 2016 yang tidak bisa disebutkan
satu persatu terutama kelas Ak-4, terima kasih untuk segala perhatian dan
motivasinya kepada penulis.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
semoga skripsi yang masih sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan mereka yang berkesempatan membacanya.

Wassalamualaikum Wr.Wb
Bandung, Agustus 2016

Gia Meidha Giani
21112148
v

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

BAB I

PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 7
1.4 Tujuan dan Maksud Penelitian....................................................... 7
1.4.1 Maksud Penelitian................................................................. 7
1.4.2 Tujuan Penelitian .................................................................. 8
1.5 Kegunaan Penelitian....................................................................... 8
1.5.1 Kegunaan Praktis .................................................................. 8
1.5.2 Kegunaan Akademis ............................................................. 8

vi


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS....................................................................................... 9
2.1 Kajian Pustaka .............................................................................. 9
2.1.1 Surat Tagihan Pajak............................................................. 9
2.1.1.1 Penerbitan Surat Tagihan Pajak............................... 10
2.1.1.2 Sanksi Administrasi Surat Tagihan Pajak ............... 10
2.1.1.3 Daluwarsa Penagihan Pajak..................................... 11
2.1.1.4 Indikator Surat Tagihan Pajak ................................. 12
2.1.2 Jumlah Pengusaha Kena Pajak ............................................ 12
2.1.2.1 Pengusaha Kena Pajak............................................. 12
2.1.2.2 Kewajiban di Bidan PPN......................................... 13
2.1.2.3 Indikator Jumlah Pengusaha Kena Pajak................. 15
2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.................................. 15
2.1.3.1 Penerimaan Pajak .................................................... 15
2.1.3.2 Pajak Pertambahan Nilai ......................................... 16
2.1.3.3 Pajak Masukan dan Pajak Keluaran ........................ 16
2.1.3.3.1 Pengkreditan Pajak Masukan.................... 17

2.1.3.4 Objek Pajak Pertambahan Nilai............................... 18
2.1.3.5 Barang Kena Pajak .................................................. 18
2.1.3.6 Jasa Kena Pajak ....................................................... 19
2.1.3.7 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai ...... 19
2.2 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 20

vii

2.2.1 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai.............................................................. 20
2.2.2 Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai .................................................... 20
2.2.3 Paradigma Pemikiran........................................................... 21
2.3 Hipotesis ....................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 23
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan............................................. 23
3.2 Operasional Variabel .................................................................... 25
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 27
3.3.1 Sumber Data ........................................................................ 27
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 28
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian .................. 29
3.4.1 Populasi ............................................................................... 29
3.4.2 Penarikan Sampel ................................................................ 30
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................. 31
3.4.3.1 Tempat Penelitian .................................................... 31
3.4.3.2 Waktu Penelitian...................................................... 31
3.5 Metode Pengujian Data ................................................................ 32
3.5.1 Metode Pengujian Data ....................................................... 32
3.5.2 Metode Analisis Data .......................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 41
4.1 Hasil Penelitian......................................................................................... 41

viii

4.1.1 Analisis Desktiptif ............................................................... 41
4.1.1.1 Analisis Variabel Surat Tagihan Pajak (X1) ........... 41
4.1.1.2 Analisis Variabel Jumlah Pengusaha Kena Pajak (X2)
................................................................................. 45
4.1.1.3 Analisis Variabel Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
(Y)............................................................................ 48
4.1.2 Hasil Analisis Verifikatif..................................................... 51
4.1.2.1 Pengujian Asusmsi Klasik ....................................... 51
4.1.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda............................ 58
4.2 Pembahasan .................................................................................. 65
4.2.1 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai.............................................................. 65
4.2.2 Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai .................................................... 68
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 71
5.1 Kesimpulan................................................................................... 71
5.2 Saran ............................................................................................ 72
5.2.1 Saran Operasional................................................................ 72
5.2.2 Saran Akademis................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
LAMPIRAN........................................................................................................ 77

ix

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Djoko Muljono. 2010. Panduan Brevet Pajak: PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB,
BPHTB. Yogyakarta: ANDI.
Djoko Muljono dan Baruni Wicaksono. 2009. Akuntansi Pajak Lanjutan. Yogyakarta:
ANDI.
Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3rd Ed. New
York: McGraw-Hill Book Company, Inc
Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.
Husein Umar, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit - Undip.
John Hutagaol. 2007. Perpajakan: Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan: Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI.
Mohammad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nanang Martono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan: Teori dan Teknis
Perhitungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti Resmi. 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salaemba
Empat.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
CV.Alfabeta.

74

Method). Bandung:

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta.
Sukrisno Agoes, Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan: Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat.
Supramono dan Theresia Woro Damayanti. 2010. Perpajakan Indonesia: Mekanisme
dan Perhitungan. Yogyakarta: ANDI.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi. Bandung: Agung Media
Umi Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.
________________. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009
Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2010.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia: Edisi 10 Buku 1. Jakata: Salemba Empat.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia: Edisi 10 Buku 2. Jakata: Salemba Empat.
Waluyo. 2014. Akuntansi Pajak, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.
JURNAL
Arif Nurrokhman. 2014. Analisis Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat
Pemberitahuan Masa Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
Dedy Setya Utama Pandiangan. 2014. Pengaruh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,
Surat Tagihan Pajak, Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Surat Pemberitahuan
Terhadap Penerimaan Pajak Perambahan Nilai (PPN). Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya.
Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono. Pengaruh Self Assessment System dan Surat
Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Jurna Ilmu
dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1, Januari 2013.
Wandha M. Supit., D.P.E. Saerang., H. Sabijono. Analisis Restitusi Pajak
Pertambahan Nilai Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado. Manado: Universitas Sam
Ratulangi. ISSN 2303-1174.
Yohanes Kresna. 2014. Pengaruh Self Assessment System dan Surat Tagihan Pajak
Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai. Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya.

75

ARTIKEL
Chandra Budi. 2014. Melalui: http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/01/04/batasanomzet-pengusaha-kecil-wajib-ppn-dinaikkan
Ken

Dwijugiasteadi.
2016.
Melalui:
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/16/03/07/o3o854382realisasi-penerimaan-pajak-februari-belum-capai-target

Sigit

Priadi
Pramudito.
2015.
Melalui:
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150820150855-78-3399/demi-rp77-triliun-ditjen-pajak-rela-kirim-353751-tagihan/

Yustinus
Prastowo.
2015.
Melalui:
http://finansial.bisnis.com/read/20150807/10/460101/penerimaan-ppn-ppnbmrisiko-kontraksi-tak-terhindarkan

76

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1

Kajian Pustaka

2.1.1 Surat Tagihan Pajak
Siti Resmi (2014: 55) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah sebagai
berikut:
“Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau
sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda”.
Mardiasmo (2011: 45) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah sebagai
berikut:
“Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak
dan / atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda”.
Siti Kurnia Rahayu (2010: 186) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah
sebagai berikut:
“Pengertian Surat Tagihan Pajak adalah untuk melakukan tagihan atau
sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda”.
Berdasarkan definisi-definisi tentang surat tagihan pajak diatas maka data
disimpulkan bahwa surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak
dan/atau sanksi administrasi berupa Bungan dan/atau denda.
STP (Surat Tagihan Pajak) mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
surat ketetapan pajak, sehingga dalam hal penaggihannya dapat juga dilakukan
dengan Surat Paksa.

9

10

2.1.1.1 Penerbitan Surat Tagihan pajak
Dalam buku Mardiasmo (2011: 45) disebutkan STP dikeluarkan apabila:
a) Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar;
b) Dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat
salah tulis dan/atau salah hitung;
c) Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga;
d) Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi
tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat
waktu;
e) Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, yang
tidak mengisi faktur secara lengkap (selain: identitas pembeli, nama dan
tandatangan);
f) Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa
penerbitan faktur pajak; atau
g) Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan
pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9
ayat

(6a)

Undang-undang

Pajak

Pertambahan

Nilai

1984

dan

perubahannya.
2.1.1.2 Sanksi Administrasi Surat Tagihan Pajak
Dalam buku Mardiasmo (2011: 45) disebutkan sanksi administrasi STP
adalah sebagai berikut:
a) Jumlah kekurangan pajak yang terutang (poin penerbitan STP a dan b)
ditambahkan dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua

11

persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan,
dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Tagihan Pajak.
b) Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Pajak (poin penerbitan d, e,
atau f), selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar
Pengenaan Pajak.
c) Terhadap Pengusaha Kena Pajak (poin penerbitan g) dikenai sanksi
administrasi berupa bunga 2% (dua persen) per bulan dari jumlah pajak
yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat Keputusan
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal
penerbitan Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1
(satu) bulan.
2.1.1.3 Daluwarsa Penagihan Pajak
Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan,
dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan
Peninjauan Kembali.
Daluwarsa penagihan pajak tertangguh apabila:
a) Diterbitkan Surat Paksa;

12

b) Ada pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak
langsung;
c) Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan; atau
d) Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.
2.1.1.4 Indikator Surat Tagihan Pajak
Indikator Surat Tagihan Pajak menurut Waluyo (2011: 43) adalah:


Jumlah STP PPN.

2.1.2 Jumlah Pengusaha Kena Pajak
2.1.2.1 Pengusaha Kena Pajak
Pengertian Pengusaha menurut Siti Resmi (2014: 19) adalah sebagai
berikut:
“Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun
yang dalam kegiatan usaha atau pekerjannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah
pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar
pabean”.
Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Siti Resmi (2014: 19) sebagai
berikut:
“Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang Pajak
Pertambahan Nilai Tahun 1984 dan perubahannya”.
Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Waluyo (2011: 71) adalah
sebagai berikut:

13

“Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak yang dikenai
pajak berdasarkan undang-undang pajak pertambahan nilai, tidak
termasuk pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, kecuali pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan
menjadi pengusaha kena pajak”.
Pengertian Pengusaha Kena Pajak menurut Supramono dan Theresia Woro
Damayanti (2010: 12) adalah sebagai berikut:
“Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak
(JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM)”.
Berdasarkan definisi-definisi tentang pengusaha kena pajak diatas maka
dapat disimpulkan pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-undang PPN dan PPnBM. Tidak termasuk pengusaha kecil
yang batasannya telah ditentukan, kecuali pengusaha kecil yang memilih
dikukuhkan sebagai PKP.
2.1.2.2 Kewajiban di Bidang PPN
Berdasarkan Pasal 3A UU No. 18 Tahun 2000 yang dikutip oleh Siti Kurnia
Rahayu (2010: 164), pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak memiliki kewajiban di bidang PPN, yaitu:
a. Kewajiban melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
Pengusaha yang memenuhi ketentuan sebagai PKP harus melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP sebelum melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak / Jasa Kena Pajak. Pengusaha yang telah dikukuhkan

14

sebagai PKP wajib memungut, dan melaporkan PPN dan PPnBM yang
terutang.
Siti Resmi (2014: 25) menyebutkan setiap Wajib Pajak sebagai pengusaha
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai
Tahun 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
b. Memungut PPN dan PPnBM
Kewajiban memungut PPN ini diimplemintasikan dalam wujud PKP wajib
membuat Faktur Pajak atas setiap kegiatan penyerahan BKP/JKP di dalam
Daerah Pabean.
c. Menyetor PPN dan PPnBM terutang
Setelah kewajiban seorang PKP yang lain adalah menyetorkan hasil
perhitungannya tentang PPN/PPnBM yang terutang dalam suatu saat atau
Masa Pajak. PKP menyetorkan pajak yang terutang dengan menggunakan
sarana SSP paling lamba tanggal 15 bulan berikutnya setelah berakhirnya
Masa Pajak.
d. Melaporkan PPN dan PPnBM
Kewajiban

PKP

ini

diwujudkan

dengan

pemenuhan

kewajiban

penyampaian SPT Masa PPN paling lambat 20 bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak. Kecuali bila pada tanggal tersebut merupakan hari
libur, maka peyampaian SPT dilakukan pada hari kerja sebelumnya.

15

2.1.2.3 Indikator Jumlah Pengusaha Kena Pajak
Indikator Jumlah Pengusaha Kena Pajak menurut Waluyo (2010:75)
adalah:


Jumlah PKP.

2.1.3 Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
2.1.3.1 Penerimaan Pajak
Pengertian Penerimaan Pajak dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2010 Pasal 1 adalah sebagai berikut:
“Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan negara yang terdiri atas
pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional”.
Pengertian Penerimaan Pajak menurut John Hutagaol (2007: 325) adalah
sebagai berikut:
“Penerimaan pajak merupakan sumber penerimaan yang dapat diperoleh
secara terus-menerus dan dapat dikembangkan secara optimal sesuai kebutuhan
pemerintah serta kondisi masyarakat”.
Pengertian Penerimaan Pajak menurut Suryadi (2006: 105) adalah sebagai
berikut:
“Penerimaan Pajak adalah sumber pembiayaaan negara yang dominan baik
untuk belanja rutin maupun pembangunan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas mengenai penerimaan pajak
dapat disimpulkan penerimaan pajak adalah semua penerimaan negara yang tediri
atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional yang dapat diperoleh

16

secara terus menerus dan dapat dikembangkan secara optimal dan digunakan
sebagai sumber pembiayaan negara yang dominan baik untuk belanja rutin maupun
pembangunan.
2.1.3.2 Pajak Pertambahan Nilai
Pengertian Pajak Pertambahan Nilai menurut Supramono dan Theresia
Woro Damayanti (2010: 125) adalah sebagai berikut:
“Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas
konsumsi di dalam negeri (daerah pabeaan) baik konsumsi Barang Kena Pajak
(BKP) maupun konsumsi Jasa Kena Pajak (JKP)”.
Pengertian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menurut Siti Kurnia Rahayu dan
Ely Suhayati (2010: 235) adalah sebagai berikut:
“Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi umum dalam
negeri berupa Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak.”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas mengenai pajak pertambahan
nilai dapat disimpulkan pajak penambahan nilai adalah pajak yang dikenakan atas
konsumsi di dalam negeri (daerah pabean) berupa Barang Kena Pajak dan Jasa
Kena Pajak.
2.1.3.3 Pajak Masukan dan Pajak Keluaran
Pengertian Pajak Masukan menurut Waluyo (2014: 328) adalah sebagai
beikut:
“Pengertian Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang
seharusnya sudah dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau
perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak
dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
dan/atau impor Barang Kena Jasa”.

17

Pengertian Pajak Keluaran menurut Waluyo (2014: 329) adalah sebagai
beikut:
“Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai yang wajib
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang
Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dan/atau ekspor Jasa Kena Pajak”.
2.1.3.3.1 Pengkreditan Pajak Masukan
Waluyo (2014: 329) menuliskan bahwa Pajak Masukan yang telah dibayar
oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu perolehan atau impor Barang Kena Pajak
atau penerimaan Jasa Kena Pajak dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran yang
dipungut Pengusaha Kena Pajak pada waktu menyerahkan Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran tersebut
harus dilakukan dalam Masa Pajak yang sama.
Penghitungan PPN yang harus dibayar dan disetor oleh Pengusaha Kena
Pajak ke kas negara, terlebih dahulu Wajib Pajak harus mengurangi Pajak Keluaran
dengan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan. Apabila dalam suatu masa pajak,
Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya meupakan
Pajak Pertambahan Nilai yang harus dibayarkan dan disetorkan oleh Pengusaha
Kena Pajak ke Kas Negara, apabila Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih
besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang
dapat dikompesasikan pada Masa Pajak berikutnya.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan:
Pajak Keluaran – Pajak Masukan = Pajak yang harus disetor ke Kas Negara

18

2.1.3.4 Objek Pajak Pertambahan Nilai
Dalam bukunya Waluyo (2011: 16) menyebutkan Pajak Pertambahan Nilai
dikenakan atas:
1) Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh pengusaha
2) Impor Barang Kena Pajak
3) Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha
4) Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean
5) Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean
6) Ekpor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
7) Ekpor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
2.1.3.5 Barang Kena Pajak
Menurut Waluyo (2014: 308) Barang Kena Pajak adalah barang berwujud
yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak
bergerak dan barang tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan undangundang PPN dan PPnBM.
Dari uraian tersebut bahwa Barang Kena Pajak dipersyaraktkan:
1) Barang berwujud atau barang tidak berwujud (Merek Dagang, Hak Paten,
Hak Cipta, dan lain-lain);
2) Dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai.

19

Dengan demikian batasan Barang Kena Pajak tidak dikaitkan dengan proses
pengolahan (fabrikasi). Oleh karena itu, pengertian menghasilkan tidak berkaitan
dengan penentun barang terutang PPN atau tidak, tetapi mempunyai hubungan
dengan subjek pajak.
2.1.3.6 Jasa Kena Pajak
Menurut Waluyo (2014: 308) Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan
pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan
suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan, yang dikenakan pajak
berdasarkan Undang-undang PPN dan PPnBM.
Batasan tersebut diatas mengandung makna bahwa semua jenis jasa dapat
dikenakan pajak, kecuali ditetapkan sebaliknya. Dengan memperhatikan ketentuan
pasal 4A Undang-udang PPN dan PPnBM beserta penjelasannya ditetapkanlah
bentuk negative list yaitu daftar jenis jasa yang tidak dikenakan PPN.
2.1.3.7 Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Indikator Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai menurut Ika Nursanti &
Yazid Yud Padmono (2013) adalah:


Jumlah Penerimaan PPN.

20

2.2

Kerangkan Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
Waluyo (2011: 43) menyebutkan bahwa STP, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan
(SKPKBT), Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan
Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan pajak yang harus
dibayar bertambah.
Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono (2013), Yohanes Kresna (2014) dan
Dedy Setya Utama Pansiangan (2014), menyimpulkan bahwa STP PPN memiliki
pengaruh negatif (tidak searah) dan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan
PPN. Karena semakin banyak STP PPN yang diterbitkan belum tentu menambah
penerimaan PPN, hal ini disebabkan sebagian besar PKP yang tidak memenuhi
kewajiban perpajakannya tersebut merupakan PKP yang bermasalah.
2.2.2 Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
Waluyo (2010: 75) menyatakan bahwa pengusaha yang telah dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak wajib memungut, menyetor, dan melaporkan Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang atas
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukannya.
Dedy Setya Utama Pansiangan (2014) dan Yohanes Kresna, menyimpulkan
bahwa PKP terdaftar berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan PPN dan
menunjukan nilai koefisien bertanda positif. Dengan kata lain semakin banyak

21

wajib pajak yang mengukuhkan diri sebagai PKP, maka semakin besar realisasi
penerimaan PPN. Dengan bertambahnya jumlah PKP yang terdaftar maka akan
menambah potensi penyerahan barang dan jasa kena pajak.
2.2.3 Paradigma Pemikiran
Berdasarkan konsep pemikiran diatas mengenai Surat Tagihan Pajak,
Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai maka
penulis menghubungkan ketiganya dengan mengemukakan paradigma penelitian
yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut :
Ika Nursanti & Yazid Yud Padmono (2013)
Waluyo (2011: 43)
Surat Tagihan Pajak
(X1)
Mardiasmo (2011: 45)

Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai
(Y)
John Hutagaol (2007: 325)

Jumlah Pengusaha Kena Pajak
(X2)
Siti Kurnia Rahayu (2010: 164)

Dedy Setya Utama Pansiangan (2014)
Siti Kurnia Rahayu (2010: 164)
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian

2.3

Hipotesis
Pengertian Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2009: 96):
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir
yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan”.

22

Dalam penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Surat Tagihan Pajak mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai.
H2: Jumlah Pengusaha Kena Pajak mempengaruhi Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai.

PENGARUH SURAT TAGIHAN PAJAK DAN JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(Studi Kasus pada KPP Pratama Purwakarta)
THE INFLUENCE OF TAX COLLECTION LETTER AND NUMBER OF TAXABLE
EMPLOYERS TO VALUE ADDED TAX REVENUE
(Case Study at KPP Pratama Purwakarta)

GIA MEIDHA GIANI
21112148
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

This study empirically examine the influence of tax collection letter and number of taxable
employers to value added tax revenue on KPP Pratama Purwakarta in 2013 - 2015. The problem
that occurs on KPP Pratama Purwakarta is the increased amount of tax collection letter issued and
the addition of number of taxable employers registered but the value added tax revenue is not yet
reached the target.
This research uses descriptive analysis verification by as many as 36 data on the number
of tax collection letter issued, the number of registered of taxable employers and value added tax
revenue monthly from year 2013 to 2015 on KPP Pratama Purwakarta and using goals saturated
samples. Mechanical data used is multiple linear regression analysis.
The results of this study indicate that variable tax collection letter positive effect on value
added tax revenue and variable number of taxable employers positive effect on value added tax
revenue on KPP Pratama Purwakarta in the years 2013-2015.
Keywords: Number Of Taxable Employers, Number Of Taxable Employers, Value Added Tax
Revenue
I
1.1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemerintahan di negara manapun hanya dapat dilaksanakan dengan adanya unsur
pendukung yang salah satunya adalah tersedianya dana, guna pembiayaan fungsi pemerintah
secara optimal (Siti Kurnia Rahayu 2010: 52). Sumber dana tersebut diperoleh dari pajak, hasil
penjualan barang dan jasa oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang dan
sebagainya. Maka secara sederhana penerimaan negara dapat dibedakan atas penerimaan pajak
dan bukan pajak (Siti Kurnia Rahayu 2010: 53).
STP PPN dapat diterbitkan karena PKP tidak melaporkan kewajiban berkaitan dengan
PPN. STP PPN juga dapat diterbitkan karena adanya kesalahan dari WP atau PKP seperti, bukan
PKP menerbitkan faktur pajak, faktur pajak tidak lengkap, kesalahan hitung dan lain-lain (Djoko
Muljono dan Baruni Wicaksono, 2009: 277).Menurut Waluyo (2011:43) yang menyebabkan pajak
yang harus dibayarkan bertambah adalah Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan,
Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali (Waluyo, 2011: 43).
Pada dasarnya setiap pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena
Pajak di dalam Daerah Pabean wajib dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, kecuali
Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan (Siti Kurnia
Rahayu, 2010: 164).

1.2
1)
2)
3)
4)
1.3

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang maka masalah yang dapat di identifikasikan adalah:
Penerimaan pajak per Februari 2016 belum sesuai ekspektasi atau perencanaan yang
telah disusun karena target penerimaan terlalu tinggi.
STP yang diterbitkan tahun ini lebih banyak dari periode tahun sebelumnya.
Tidak semua STP PPN yang diterbitkan dibayar oleh PKP.
Tidak semua PKP yang terdaftar merupakan PKP Efektif.
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang diangkat oleh penulis dalam penilitian ini adalah sebagai

berikut:
1)
2)

Seberapa besar pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai.
Seberapa besar pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak terhadap Penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai.

1.4
1.4.1

Tujuan dan Maksud Penelitian
Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari kebenaran atas pengaruh surat tagihan
pajak dan jumlah pengusaha kena pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai dengan
menggunakan data yang diperoleh dan uji empiris, guna memecahkan masalah.
1.4.2 Tujuan Penelitian
1)
Untuk mengkaji dan menganalisis besar pengaruh Surat Tagihan Pajak terhadap
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
2)
Untuk mengkaji dan menganalisis besar pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak
terhadap Penerimaan Paja Pertambahan Nilai.
1.5
1.5.1

Kegunaan Penelitian
Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi baik pada
surat tagihan pajak, jumlah pengusaha kena pajak maupun penerimaan pajak pertambahan nilai.
Berdasarkan teori yang dibangun dan bukti empiris yang dihasilkan maka fenomena pada
penerimaan pajak pertambahan nilai dapat diperbaiki melalui pelaksanaan surat tagihan pajak dan
jumlah pengusaha kena pajak yang benar.
1.5.2

Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini sebagai pembuktian kembali dari teori-teori dan hasil penelitian
terdahulu yang diharapkan dapat menunjukan bahwa penerimaan pajak pertambahan niai
seharusnya tidak menurun dengan diterbitkannya surat tagihan pajak dan jumlah pengusaha kena
pajak yang taat pada peraturan dan membayar STPnya, serta untuk pengembangan ilmu terkait
perihal surat tagihan pajak, pengusaha kena pajak, dan penerimaan pajak pertambahan nilai.
II
2.1
2.1.1

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Surat Tagihan Pajak
Siti Resmi (2014: 55) mendefinisikan Surat Tagihan Pajak adalah sebagai berikut:

“Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi
administrasi berupa bunga dan atau denda”.

2.1.2

Jumlah Pengusaha Kena Pajak
Pengertian Pengusaha menurut Siti Resmi (2014: 19) adalah sebagai berikut:
“Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,
melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar pabean”.
2.1.3

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Pengertian Pajak Pertambahan Nilai menurut Supramono dan Theresia Woro Damayanti
(2010: 125) adalah sebagai berikut:
“Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan atas konsumsi di
dalam negeri (daerah pabeaan) baik konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) maupun konsumsi Jasa
Kena Pajak (JKP)”.
2.2
2.2.1

kerangka pemikiran
Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Ika Nursanti dan Yazid Yud Padmono (2013), Yohanes Kresna (2014) dan Dedy Setya
Utama Pansiangan (2014), menyimpulkan bahwa STP PPN memiliki pengaruh negatif (tidak
searah) dan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan PPN. Karena semakin banyak STP PPN
yang diterbitkan belum tentu menambah penerimaan PPN, hal ini disebabkan sebagian besar PKP
yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya tersebut merupakan PKP yang bermasalah.
2.2.2

Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai
Dedy Setya Utama Pansiangan (2014) dan Yohanes Kresna, menyimpulkan bahwa PKP
terdaftar berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan PPN dan menunjukan nilai koefisien
bertanda positif. Dengan kata lain semakin banyak wajib pajak yang mengukuhkan diri sebagai
PKP, maka semakin besar realisasi penerimaan PPN. Dengan bertambahnya jumlah PKP yang
terdaftar maka akan menambah potensi penyerahan barang dan jasa kena pajak.
2.3
Hipotesis
Dalam penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1:
Surat Tagihan Pajak mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
H2:
Jumlah Pengusaha Kena Pajak mempengaruhi Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
III
3.1

METODE PENELITIAN
Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penilitian menurut Umi Narimawati (2008: 127) adalah sebagai berikut:
“Metode Penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data
untuk mencapai tujuan tertentu.”
Metode penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Alasan peneliti menggunakan
metode deskriptif dan verifikatif, karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
Variabel X1 dan Variabel X2 terhadap Variabel Y dan menguji teori dengan pengujian hipotesis
apakah diterima atau ditolak.
3.2

Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2012:38) mendefinisikan operasional variabel adalah sebagai suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Jenis Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua variabel yaitu:
1)
Variabel Bebas (Independent Variabel (X))
Pengertian variabel independent menurut Sugiyono (2014: 39) yaitu:

2)

“Variabel independent merupakan variabel yang sering disebut sebagai variabel
stimulasi, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas.Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).”
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Surat Tagihan Pajak yang
berindikator jumlah STP PPN dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak yang berindikator
jumlah PKP.
Variabel Terikat (Dependen Variabel (Y))
Pengertian varibel dependent menurut Sugiyono (2014: 39) yaitu:
“Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
yang berindikator Jumlah Penerimaan PPN.

3.3
3.3.1

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan peneliti adalah data sekunder, dimana data tersebut
sudah tersedia dan tidak perlu diubah lagi. Data-data ini merupakan data yang berhubungan
langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber dari laporan penerimaan PPN,
jumlah PKP dan STP PPN dari KPP Pratama Purwakarta.
3.3.2

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data adalah menggunakan metode dokumentasi, penelitian kepustakaan dan
wawancara.
3.4

Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian
Populasi yang menjadi sasaran populasi adalah laporan penerimaan PPN, jumlah PKP
dan STP PPN dari KPP Pratama Purwakarta yang diambil data perbulan dari Januari 2013 sampai
dengan Desember 2015, karena jika pertahun data tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan
perhitungan statistic pada uji asumsi klasik sehingga data yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 36 bulan di KPP Pratama Purwakarta. Teknik sampel yang digunakan adalah sampling
jenuh atau sensus.
3.5

Metode Pengujian Data
Metode pengujian data yang penulis pakai dalam penelitian ini dalah analisis kuantitatif.
Metode Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
autokorelasi, uji multikolineritas, uji heteroskedastisitas.
3.6

Metode Analisis Data
Analisis data penelitian ini dengan menggunakan regresi linier berganda, yaitu metode
analisis untuk lebih dari satu variabel independen. Penelitian ini menggunakan program
pengolahan data yaitu SPSS.
IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1) Pengaruh Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai
Besar presentasi surat tagihan pajak adalah 17,6% terhadap penerimaan pajak
pertambahan nilai di KPP Pratama Purwakarta. Artinya penerimaan pajak pertambahan nilai
dipengaruhi oleh surat tagihan pajak sebesar 17,6% dan sebanyak 82,4% dipengaruhi faktor lain.
Besarnya pengaruh surat tagihan pajak terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai
memberikan pengaruh dengan korelasi yang sedang dan bertanda positif yang menunjukan bahwa
hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya semakin tinggi surat tagihan pajak,
maka semakin tinggi penerimaan pajak pertambahan nilai.

2) Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan
Nilai
Besar presentasi jumlah pengusaha kena pajak adalah sebesar 57,9% terhadap
penerimaan pajak pertambahan nilai di KPP Pratama Purwakarta. Artinya penerimaan pajak
pertambahan nilai di perngaruhi oleh jumlah pengusaha kena pajak sebesar 57,9% dan sebanyak
42,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya pevngaruh jumlah pengusaha kena pajak terhadap
penerimaan pajak pertambahan memberikan pengaruh dengan korelasi yang kuat dan bertanda
positif yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah, artinya
semakin tinggi jumlah pengusaha kena pajak, maka semakin tinggi penerimaan pajak
pertambahan nilai.
V
5.1

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Surat Tagihan Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
Dimana ketika jumlah pengusaha kena pajak meningkat maka penerimaan pajak
pertambahan nilaipun akan meningkat. Keterbatasan penelitian terkait data yang
diolah tidak menunjukan hasil sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Masalah penerimaan pajak pertambahan nilai pada penelitian ini tidak dikarenakan
kenaikan dari jumlah STP PPN yang diterbitkan, hal ini terjadi karena STP PPN yang
jumlah tagihannya cenderung kecil telah dilunasi sehinga tidak menimbulkan dampak
yang besar terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai.
2.
Jumlah Pengusaha Kena Pajak berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai. Dimana ketika jumlah pengusaha kena pajak meningkat maka
penerimaan pajak pertambahan nilaipun akan meningkat. Masalah penerimaan pajak
pertambahan nilai pada penelitian ini yang tidak mencapai target, hal ini dikarekan
jumlah pengusaha kena pajak yang terdaftar tidak seluruhnya membayar kewajiban
perpajakannya dan juga akibat restitusi PPN di KPP Pratama Purwakata yang
lumayan besar.

5.2
Saran
5.2.1 Saran Operasional
1)
Bagi Pemerintah
Perlunya kebijakan yang tepat dalam menentukan berapa jumlah denda maksimal
yang dikenakan pada wajib pajak dan juga dalam hal penentuan target pajak sehingga
tidak merugikan pengusaha kena pajak maupun pemerintah, karena apabila target
pajak terlalu tinggi tapi tanpa melihat kondisi ekonomi Indonesia dan pengusahanya
itu sendiri akan sangat membebankan kepada pengusaha dan akan menyebabkan
banyak PKP yang akan berpeluang melakukan pelanggaran dalam bidang
perpajakan.
2)
bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwakarta
KPP Pratama Purwakarta diharapkan lebih mengawasi jumlah pengusaha kena pajak
terdaftar dan pengusaha kena pajak yang bermasalah terkait belum atau terlambat
dalam membayar atau melunasi kewajiban perpajakannya dan disarankan agar
semakin gencar untuk mengosialisasikan mengenai pentingnya perpajakan secara
berkala, agar pengusaha pajak yang kurang paham dan bermasalah dapat mengerti
pentingnya pajak sebagai sumber penerimaan pajak.
5.2.2

Saran Akademis
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan variabel bebas yang digunakan hendaknya tidak
hanya surat tagihan pajak dan jumlah pengusaha kena pajak, karena masih banyak faktor lainnya
yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak pertambahan nilai. Selain itu, diharapkan tempat
penelitian sebaiknya lebih dari 1 (satu) KPP dan memperbanyak lagi sampel yang diteliti untuk
memperkuat hasil penelitian dalam upaya menguatkan teori yang sudah ada.

VI

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Djoko Muljono. 2010. Panduan Brevet Pajak: PPN, PPnBM, Bea Materai, PBB, BPHTB.
Yogyakarta: ANDI.
Djoko Muljono dan Baruni Wicaksono. 2009. Akuntansi Pajak Lanjutan. Yogyakarta: ANDI.
Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Psychology And Education. 3rd Ed. New York:
McGraw-Hill Book Company, Inc
Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.
Husein Umar, 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Imam Ghozali. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit - Undip.
John Hutagaol. 2007. Perpajakan: Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan: Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: ANDI.
Mohammad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nanang Martono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Siti Kurnia Rahayu. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep & Aspek Formal. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. 2010. Perpajakan: Teori dan Teknis Perhitungan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Siti Resmi. 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 8 Buku 1. Jakarta: Salaemba Empat.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sukrisno Agoes, Estralita Trisnawati. 2013. Akuntansi Perpajakan: Edisi 3. Jakarta: Salemba
Empat.
Supramono dan Theresia Woro Damayanti. 2010. Perpajakan Indonesia: Mekanisme dan
Perhitungan. Yogyakarta: ANDI.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi

Dokumen yang terkait

Prosedur Pendaftaran dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

1 65 62

Pengaruh With Holding System terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak (Studi Kasus KPP Pratama Medan Barat)

29 142 83

Mekanisme Pendaftaran Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Bagi Pengusaha Kena Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 49 53

Pengaruh Jumlah Pengusaha Kena Pajak dan Penagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Studi Kasus di KPP Pratama Majalaya 2010-2014)

1 13 48

PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR, SURAT TAGIHAN PAJAK, JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN).

12 33 15

PENGASURA PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR, SURAT TAGIHAN PAJAK, JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN).

0 3 14

PENDAHULUAN PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR, SURAT TAGIHAN PAJAK, JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN).

0 4 6

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PENGEMBANGAN PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR, SURAT TAGIHAN PAJAK, JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN).

0 7 37

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR, SURAT TAGIHAN PAJAK, JUMLAH PENGUSAHA KENA PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN).

1 11 6

Analisis Pengaruh Penambahan Jumlah PKP dan Surat Tagihan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai Pada Pengusaha Kena Pajak ( Studi Pada KPP Pratama Palembang Seberang Ulu )

0 0 15