24
pengambilan keputusan. Kesimpulannya pemahaman akuntansi berperan positif terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi, dimana
semakin paham tentang akuntansi di suatu perusahaan, bisa menaikkan penilaian prestasi.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris.
Hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Kompensasi, motivasi, komitmen organisasional dan pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi secara
simultan. 2. Kompensasi, motivasi, komitmen organisasional dan pemahaman
akuntansi berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi secara parsial.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
PT. Pertamina Persero merupakan suatu perusahaan tambang minyak negara yang perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta manfaatnya
sangatlah ditentukan oleh faktor sumber daya manusia. Manusia sebagai faktor terpenting dalam perusahaan yang memiliki berbagai karakteristik, cara berfikir
dan kepuasan kerja yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan harus berupaya keras dalam memotivasi karyawan agar mau bekerja dengan giat demi
tercapainya visi, misi, dan sasaran strategis perusahaanya. Kepuasan karyawan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan. Untuk itu, organisasi dituntut untuk memiliki kekuatan dalam pengelolaan
sumber daya, khususnya sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia tidak terlepas dari hubungan timbal balik yang positif antara karyawan dengan
organisasi itu sendiri. Kerap kali, evaluasi terhadap karyawan dilakukan guna menjaga kualitas dan kinerja yang baik dari para karyawan dalam organisasi
tersebut. Keadaan ini bukan hanya terdapat pada organisasi swasta yang telah Go Public, tetapi juga pada organisasi pemerintah. Karyawan yang bekerja dalam
organisasi pemerintah dinilai kurang produktif dibandingkan dengan karyawan organisasi swasta. Hal ini dapat menjadi faktor pemicu turunnya prestasi kerja
karyawan dan kualitas pelayanan publik di mata masyarakat,padahal organisasi harus memiliki sumber daya manusia yang baik guna mencapai tujuan organisasi.
Universitas Sumatera Utara
2
Pada dasarnya, karyawan merupakan aset penting organisasi dan memegang peran yang strategis dalam operasional organisasi. Organisasi tidak boleh hanya
mengejar produktivitas saja dalam menjalankan operasionalnya, tetapi juga berfokus pada kinerja karyawannya. Perusahaan yang memiliki potensi sumber
daya manusia yang baik akan mampu bersaing secara kompetitif dan memberikan kontribusi kinerja yang positif dalam menghadapi situasi yang kompleks dalam
perusahaan tersebut. Jika kinerja karyawan meningkat maka keberhasilan mencapai tujuan perusahaan semakin terbuka lebar, tetapi apabila kinerja
karyawan menurun maka bisa mengakibatkan kemunduran bagi perusahaan dan perusahaan tidak dapat mempertahankan usahanya. Kinerja karyawan ada kalanya
mengalami peningkatan dan ada kalanya mengalami penurunan, bahkan penurunan tersebut dapat mencapai titik yang dapat mengakibatkan institusi
pemerintah akan kehilangan pamornya di mata masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan dan dipelajari bersama untuk menentukan langkah apa yang harus
dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut. Banyak faktor yang memengaruhi kinerja karyawan sehingga perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian
khusus terhadap faktor-faktor tesebut sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Sistem kompensasi berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam
membentuk dan mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini dipertegas dengan pernyataan menurut Handoko 2001 bahwa faktor pendorong penting yang
menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan dalam diri manusia yang harus dipenuhi. Dengan kata lain karyawan bekerja untuk perusahaan dengan
harapan mendapatkan kompensasi atau feedback yang sesuai, sehingga
Universitas Sumatera Utara
3
kompensasi adalah suatu imbalan berupa uang maupun barang yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai balas jasa yang telah dilakukan karyawan untuk
perusahaan. Ardana dkk 2012 juga menyatakan bahwa kompensasi finansial merupakan segala sesuatu yang diterima oleh karyawan dalam bentuk uang
finansial sebagai balas jasa atas kontribusinya kepada perusahaan atau organisasi. Dengan kompensasi finansial yang sesuai tentunya akan memacu
karyawan dalam meningkatkan kinerjanya. Kompensasi finansial ini dapat berupa gaji atau upah, bonus, tiket perjalanan liburan, tunjangan istri dan anak, asuransi
yang diberikan perusahaan, dan lain-lain. Muljani 2002 memaparkan jika kompensasi yang diberikan perusahaan adil, maka dengan sendirinya karyawan
akan termotivasi dalam meningkatkan kinerjanya. Perilaku yang diharapkan untuk ditunjukkan oleh karyawan di perusahaan
tentunya perilaku yang menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan. Kinerja terbaik menurut Griffin 2000 ditentukan oleh tiga 3 faktor yaitu: 1 motivasi
motivation, yang terkait dengan keinginan untuk melakukan pekerjaan; 2 kemampuan ability, terkait dengan kapabilitas dari karyawan atau sumber daya
manusia untuk melakukan pekerjaannya; dan 3 lingkungan pekerjaan the work environment, terkait dengan sumber daya dan situasi bekerja yang dibutuhkan
karyawan untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan motivasi kerja yang tinggi, karyawan akan lebih giat dalam melaksanakan perkerjaannya.
Sebaliknya, dengan motivasi kerja yang rendah kemungkinan karyawan akan bekerja tidak produktif, mudah menyerah, dan tidak dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik. Tidak dipungkiri bahwa persoalan yang terkait dengan
Universitas Sumatera Utara
4
motivasi kerja cukup sulit untuk diselesaikan. Hal ini disebabkan karena motivasi kerja terkait dengan sesuatu yang implisit atau tidak kasat mata invisible dan
bersifat tidak dapar diukur intangibles. Sule dkk 2005:236 menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditunjukkan oleh motivasinya dimulai ketika seseorang
menyadari bahwa dirinya memiliki kebutuhan atau kesenjangan atas kebutuhan tertentu, katakanlah pendapatan yang minim. Maka akibat pendapatan yang minim
tersebut, dia mencari jalan keluar untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik, maka langkah berikutnya adalah orang tersebut mungkin akan melakukan
pencarian kerja alternatif atau bekerja lebih keras sebagai bentuk perilaku guna memenuhi kebutuhan akan pendapatan yang lebih memadai. Hal senada juga
diungkapkan Fahmi 2009 dimana dalam meningkatkan motivasi intrinsik seseorang diperlukan peranan pemimpin yang memiliki kemampuan memotivasi
yang baik, sehingga dari dorongan tersebut akan muncul gairah kerja yang mampu meningkatkan kinerja karyawan tersebut.
Peran seorang akuntan dalam perusahaan juga menjadi bagian yang sangat diperlukan. Karyawan bagian akuntansi akan membantu manajemen dalam
menyediakan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Kinerja karyawan bagian akuntansi yang baik dan benar akan membawa perusahaan
mampu bersaing dengan perusahaan lainnya yang berkualitas. Karyawan bagian akuntansi cenderung mengalami stres kerja yang tinggi karena sebagian waktu
mereka dihabiskan di tempat kerja dan dengan pekerjaan yang sama. Oleh karena itu, karyawan tersebut berhak mendapatkan penghargaan dan perlakuan yang adil
Universitas Sumatera Utara
5
dari pimpinannya sebagai timbal balik atas jasa yang diberikannya, sehingga dapat mendorong para karyawan untuk lebih termotivasi dalam menjalankan
kewajibannya sebagai seorang pekerja Murty, 2012. Pemahaman akuntansi karyawan pun sangat dibutuhkan dalam mencapai
suatu kinerja yang profesional di bidangnya. Setiap karyawan mempunyai pemahaman yang berbeda-beda dari karyawan yang satu dengan yang lainnya
dalam hal mengerjakan tugasnya. Pemahaman akuntansi karyawan akan berpengaruh pada informasi yang diperlukan manajer dalam pengambilan
keputusan. Menurut Suwardjono 2005 pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi keahlian yang
dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi.
Dari penelitian yang dilakukan Damayanti 2013 hasilnya menunjukkan bahwa kompensasi dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Saputra 2010 menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, sedangkan motivasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.Sementarapenelitian Amrullah 2012 menunjukkan hasil bahwa kompensasi finansial dan kompensasi
nonfinansial secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Penelitian oleh Suprana, 2012 menunjukkan hasil penelitian bahwa variabel kepuasan kompensasi dan komitmen organisasional berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Saepudin 2013
Universitas Sumatera Utara
6
menunjukkan hasil bahwa pemahaman akuntansi dan ketentuan perpajakan serta transparansi dalam pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak badan pada wajib pajak badan PPh berbentuk CV dan PT di Kota Tasikmalaya.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Damayanti 2013 dan Saepudin 2013. Penelitian ini menggabungkan beberapa
variabel penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan menjadikan Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi sebagai variabel dependen dan
variabelindependennya yaitu Kompensasi, Motivasi, Komitmen Organisasional dan Pemahaman Akuntansi. Beda dari penelitian sebelumnya yaitu yang menjadi
responden penelitian ini adalah karyawan bagian akuntansi PT. Pertamina Persero region I Medan seperti yang diteliti Damayanti 2013 sedangkan
Saepudin 2013 meneliti wajib pajak badan. Penelitian ini mengambil populasi karyawan bagian akuntansi dengan alasan bahwa karyawan akuntansi sangat
berperan dalam menyiapkan laporan keuangan dan diharapkan karyawan tersebut sudah paham dalam mengaplikasikan proses akuntansi dengan benar.
Salah satu faktor penting memenuhi kebutuhan karyawannya adalah keadilan dalam pemberian insentif.Sistem pemberian insentif yang kurang efektif
dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan dan dapat juga mengurangi semangat kerja karyawan.Pemberian insentif yang kurang adil dan kurang layak
yang mengakibatkan masih rendahnya motivasi kerja karyawan sehingga mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Adapun perbedaan dalam pemberian
insentif yang diberikan oleh PT. Pertamina Persero kepada setiap karyawannya
Universitas Sumatera Utara
7
adalah setiap bagian divisi seperti bagian pemasaran marketing dan office bagian Human Resources Department HRD, pada bagian pemasaran marketing
insentif yang diberikan oleh perusahaan lebih besar itu disebabkan kalau tingkat penjualan meningkat lebih tinggi maka setiap karyawan dibagian pemasaran
marketing akan memperoleh insentif yang tinggi. Namun kalau bagian office bagian akuntansi bagian HRD tingkat pengukuran untuk pemberian insentif
dapat dilihat dari kedisiplinan, ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan dan prestasi yang dihasilkan. Maka setiap karyawan akan mendapatkan insentif yang
berbeda-beda, dimana sebelum karyawan hanya menerima sejumlah gaji yang telah ditentukan setiap bulannya dan uang lembur. Saat itu PT. Pertamina
Persero banyak menerima keluhan dan masukan dari karyawan mengenai pendapatan yang karyawan terima belum memenuhi kebutuhan karyawan
tersebut. Akibatnya, karyawan sering lambat dalam menyelesaikan pekerjaan dengan harapan akan mendapat uang masuk tambahan dari uang lembur. Melihat
hal ini, maka pada tahun 2008 PT. Pertamina Persero menetapkan peraturan untuk pemberian insentif lain kepada karyawan seperti pembagian keuntungan
dari produksi dan penjualan, pembagian keuntungan perusahaan dan juga insentif untuk karyawan teladan yang berupa penghargaan. Untuk mengetahui kinerja
karyawan didalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya, maka perusahaan melakukan penilaian kinerja terhadap karyawannya.
Adapun alasan peneliti memilih PT. Pertamina Persero Region I Medan sebagai objek penelitian adalah karena PT. Pertamina adalah perusahaan minyak
terbesar di Indonesia kelas dunia dan kegiatannya menyangkut kehidupan
Universitas Sumatera Utara
8
masyarakat banyak. Peneliti juga ingin melihat bagaimana kinerja karyawan bagian akuntansi di PT.Pertamina sebagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja
karyawan. Sangat penting bagi pihak perusahaan untuk memotivasi dan memberikan kompensasi yang sesuai kepada masing-masing karyawan. Di sisi
lain peran pemimpin yang baik juga mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kinerja masing-masing
karyawan. Hal inilah yang melatar belakangi peneliti untuk mengambil judul
“Pengaruh Kompensasi, Motivasi, Komitmen Organisasional dan Pemahaman Akuntansi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi
Pada PT. Pertamina Persero Region I Medan ”
1.2 Perumusan Masalah