oleh oleh oleh Kesimpulan

Gambar 4.39. Hasil pemetaan client ke-8 kepada server

10.0.0.16 oleh

controller POX Universitas Sumatera Utara Gambar 4.40. Hasil capture paket data ICMP dari client ke-8 melalui aplikasi Wireshark 4.1.2.14 Client ke-11 Dari gambar-gambar yang menyangkut client ke-11 dibawah ini dapat disimpulkan bahwa client berhasil melakukan ping terhadap alamat publik 10.0.0.100 dan controller POX juga berhasil memetakan client ke-11 tersebut pada server ke-2 dengan alamat IP address 10.0.0.17. Gambar 4.41. Client ke-11 melakukan ping ke alamat publik 10.0.0.100 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.42. Hasil pemetaan client ke-11 kepada server

10.0.0.17 oleh

controller POX Universitas Sumatera Utara Gambar 4.43. Hasil capture paket data ICMP dari client ke-11 melalui aplikasi Wireshark 4.1.2.15 Client ke-13 Dari gambar-gambar yang menyangkut client ke-13 dibawah ini dapat disimpulkan bahwa client berhasil melakukan ping terhadap alamat publik 10.0.0.100 dan controller POX juga berhasil memetakan client ke-13 tersebut pada server ke-3 dengan alamat IP address 10.0.0.18. Gambar 4.44. Client ke-13 melakukan ping ke alamat publik 10.0.0.100 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.45. Hasil pemetaan client ke-13 kepada server

10.0.0.18 oleh

controller POX Universitas Sumatera Utara Gambar 4.46. Hasil capture paket data ICMP dari client ke-13 melalui aplikasi Wireshark

4.2 Pengujian

Tahap pengujian sistem merupakan lanjutan dari tahap yang sebelumnya telah dilakukan, yaitu tahap implementasi sistem. Pengujian sistem ini diterapkan dengan melakukan permintaan paket HTTP Hypertext Transfer Protocol kepada server melalui alamat publik 10.0.0.100.

4.2.1 Pengujian Terhadap Paket HTTP

Pengujian dilakukan dimana masing-masing client secara bersamaan melakukan permintaan request paket HTTP kepada server melalui alamat publik 10.0.0.100. Gambar 4.47 dan 4.48 di halaman selanjutnya ini menampilkan grafik hasil permintaan request paket HTTP tersebut, dimana dapat dilihat bahwa grafik percobaan pertama membutuhkan response time waktu respon lebih kurang 80 detik, sedangkan percobaan kedua membutuhkan response time waktu respon lebih kurang 50 detik. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.47. Grafik percobaan pertama reqest paket HTTP terhadap server setelah load-balancing Gambar 4.48. Grafik percobaan kedua reqest paket HTTP terhadap server setelah load-balancing

4.2.2 Analisis Sebelum dan Setelah

Load-Balancing Ketika seluruh client melakukan akses terhadap server melalui paket HTTP yang tidak menerapkan teknik load-balancing maka secara pasti besar waktu yang diperoleh untuk melayani seluruh paket tersebut akan lebih banyak atau lama. Berikut untuk mendukung dan membuktikan implementasi Load-Balancing Dengan Metode Round-Robin Dalam Software Defined Networking SDN Universitas Sumatera Utara Menggunakan Controller POX berhasil, maka dilakukan perbandingan response time waktu respon terhadap seluruh client oleh server sebelum dan setelah load- balancing diterapkan. Gambar 4.49 dan 4.50 di halaman selanjutnya ini menampilkan grafik hasil permintaan request paket HTTP sebelum menerapkan teknik load-balancing , dimana dapat dilihat bahwa grafik percobaan pertama membutuhkan waktu lebih kurang 170 detik, sedangkan percobaan kedua membutuhkan waktu lebih kurang 155 detik. Gambar 4.49. Grafik percobaan pertama reqest paket HTTP terhadap server sebelum load-balancing Gambar 4.50. Grafik percobaan kedua reqest paket HTTP terhadap server sebelum load-balancing Universitas Sumatera Utara Jika dilakukan analisis terhadap grafik yang diperoleh dari percobaan pertama dan percobaan kedua sebelum diterapkannya load-bala ncing maka dinyatakan sebagai berikut: Besaran paket data HTTP yang dilayani oleh server cukup besar hingga lebih kurang detik ke 120, hal tersebut mengindikasikan bahwa satu unit server tetap dapat melayani banyak paket data namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan hasil analisis terhadap grafik yang diperoleh dari percobaan pertama dan percobaan kedua setelah diterapkannya load-balancing dinyatakan sebagai berikut: Besaran paket data HTTP yang dilayani oleh server cukup besar hingga lebih kurang detik ke 25, hal tersebut mengindikasikan bahwa tiga unit server dapat melayani banyak paket data dengan waktu yang cukup singkat. Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi literatur, analisis, perancangan, implementasi dan pengujian sistem ini, maka didapat kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada saat teknik load-balancing diterapkan response time yang diperoleh adalah ± 50 – 80 detik. Namun ketika load-balancing tidak diterapkan, response time yang diperoleh ± 155 – 170 detik. Dengan kata lain response time yang diperoleh ketika load-balancing diterapkan adalah ± tiga 3 kali lebih cepat daripada response time yang diperoleh ketika teknik load-balancing tidak diterapkan ketika seluruh client melakukan request paket HyperText Transfer Protocol HTTP terhadap alamat publik. 2. Controller akan melakukan pemetaan client terhadap server berdasarkan metode round-robin yang diterapkan. Ketika Client- 4, Client- 10, Client- 1, Client- 7 melakukan koneksi pertama kali kepada alamat publik 10.0.0.100 secara berurutan maka controller akan memetakan Client- 4 ke server- 1, Client- 10 ke server- 2, Client- 1 ke server- 3, Client- 7 ke server- 1. Apabila ada client baru lainnya yang melakukan koneksi, maka akan dilayani oleh server selanjutnya. 3. Pemisahan data-plane dan control-plane pada perangkat jaringan komputer seperti Router dan Switch memungkinkan untuk memprogram perangkat tersebut sesuai dengan yang diiinginkan secara terpusat. Hal ini dapat dibuktikan dengan berhasilnya load balancing diterapkan dengan metode round-robin melalui penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

5.2. Saran