Penemuan dan Pembahasan PENEMUAN DAN HASIL PEMBAHASAN

Sementara itu harga saham TELKOM di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2006 telah meningkat sebesar 71,2 dari Rp 5.900,- menjadi Rp 10.100,-. Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir 2006 sebesar USD 22,6 miliar.

B. Penemuan dan Pembahasan

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan yang bergerak di bidang pertelekomunikasian di Indonesia yaitu PT. BAKRIE TELECOM TBK yang berdiri pada 13 Agustus 1993 dan listing di bursa 03 Februari 2006, PT. EXCELCOMINDO PRATAMA TBK yang berdiri pada 06 Oktober 1989 dan listing di bursa pada 29 September 2005, PT. INDOSAT TBK yang berdir pada 10 November 1967 dan listing di bursa 19 Oktober 1994, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK yang berdiri pada 11 Januari 1901 dan listing di bursa 14 November 1995. Dari empat perusahaan yang bergerak di bidang pertelekomunikasian dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya dua perusahaan yang memiliki laporan keuangan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Perusahaan tersebut adalah PT. INDOSAT TBK dan PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK yang menjadi sampel dalam penelitian ini karena memiliki laporan keuangan triwulanan secara berturut-turut dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Setelah data di dapat maka selanjutnya adalah melakukan analisis data dengan menggunakan program SPSS 16.0 dan di peroleh hasil sebagai berikut: 1. Uji Model Regresi Tabel 4.1 Hasil Uji Model Regresi Coefficients a Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Constant 18.773 3.268 Perputaran Persediaan -3.816 3.262 Perputaran Total Aktiva -.126 .078 ROA .510 1.060 DER 3.248 1.182 DTA 6.031 8.606 PER -6.911 2.661 1 PBV .582 1.859 a. Dependent Variable: Return Saham Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat dimasukkan kedalam persamaan regresi adalah sebagai berikut : Y = 18,773 – 3,816X 1 - 126X 2 + 0,510X 3 + 3,248X 4 + 6,031X 5 – 6,911X 6 +0,582X 7 + 3,268 Sifat dari hubungan antara variabel tergantung Y dengan variabel bebas X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6, X 7 adalah konstan, hal ini dapat dilihat pada koefesien regresi bila bertanda positif + berarti perubahan variabel X searah dengan perubahan variabel Y, bila bertanda negatif - berarti antara variabel X dan variabel Y berlawanan arah. Dalam persamaan regresi tersebut diatas angka huruf bo konstanta adalah 18,773. Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan return saham pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia tanpa dipengaruhi oleh variabel perputaran persediaan, perputaran total aktiva, return on asset, debt to equity ratio, debt to total asset ratio, price earning ratio dan price book ratio tetap ada sebesar 18,773 satuan. Koefesien regresi variabel perputaran persediaan b 1 mempunyai nilai yang negatif yaitu sebesar -3,816, yang berarti kecenderungan peningkatan return saham perusahaan pertelekomunikasian di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh variabel perputaran persediaan berlawanan arah. Setiap peningkatan X 1 sebesar 1 satuan akan di ikuti oleh penurunan Y sebesar -3,816 satuan dengan anggapan variabel lain konstan dan begitu juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori yang ada dimana perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham. Koefesien regresi variabel perputaran total aktiva b 2 mempunyai nilai yang negatif yaitu sebesar -0,126. Hal ini berarti kecenderungan peningkatan return saham dipengaruhi oleh variabel perputaran total aktiva berjalan berlawanan. Bila variabel X 2 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti penurunan Y sebesar -126 satuan dengan anggapan variabel yang lain konstan dan begitu juga sebaliknya. Koefesien regresi variabel return on asset b 3 mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 0,510. Hal ini berarti kecenderungan peningkatan return saham dipengaruhi oleh variabel return on asset berjalan searah. Bila variabel X 3 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti kenaikan Y sebesar 0,510 satuan dengan anggapan variabel yang lain konstan dan begitu juga sebaliknya. Koefesien regresi variabel debt to equity ratio b 4 mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 3,248, yang berarti kecenderungan peningkatan return saham perusahaan pertelekomunikasian di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh variabel debt to equity ratio secara searah. Setiap peningkatan X 4 sebesar 1 satuan akan di ikuti oleh peningkatan Y sebesar 3,248 satuan dengan anggapan variabel lain konstan dan begitu juga sebaliknya. Koefesien regresi variabel debt to total asset b 5 mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 6,031 hal ini berarti kecenderungan peningkatan return saham dipengaruhi oleh variabel debt to total asset berjalan searah. Bila variabel X 5 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti peningkatan Y sebesar 6,031 satuan dengan anggapan variabel yang lain konstan dan begitu juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori yang menjelaskan bahwa debt to total asset mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. Koefesien regresi variabel price earning ratio b 6 mempunyai nilai yang negatif yaitu sebesar -6,911 yang berarti kecenderungan peningkatan return saham perusahaan pertelekomunikasian di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh variabel price earning ratio berlawanan arah. Setiap peningkatan X6 sebesar 1 satuan akan di ikuti oleh penurunan Y sebesar -6,911 satuan dengan anggapan variabel lain konstan dan begitu juga sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan landasan teori yang menjelaskan bahwa price earning ratio mempunyai pengaruh yang positif terhada return saham. Koefesien regresi variabel price to book value b 7 mempunyai nilai yang positif yaitu sebesar 0,582 hal ini berarti kecenderungan peningkatan return saham dipengaruhi oleh variabel price to book value berjalan searah. Bila variabel X5 naik sebesar 1 satuan maka akan di ikuti peningkatan Y sebesar 0,582 satuan dengan anggapan variabel yang lain konstan dan begitu juga sebaliknya. 2. Uji Asumsi Klasik a. Autokorelasi Cara mudah mendeteksi autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autokorelasion. Penemuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan du, dibantu dengan nilai k jumlah variabel independen. Dalam penelitian ini nilai DWT adalah 2,24 berada pada daerah No Autokorelation sehingga berdasarkan uji dapat disimpulkan bahwa model regresi linier terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi dengan du 0,56 dan dl 2,22. b. Normalitas Dengan menggunakan uji normal p-plot dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada lampiran 1 data di olah, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel dikatan normal karena gambar distribusi dengan titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Gambar 4.1 Normalitas Data c. Multikolinearitas Dalam penelitian ini nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 sehingga model terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas. Hasil uji melalui Variance Inflation Factor VIF pada hasil output SPSS tabel Coefficient, masing-masing variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0.1. maka dapat dinyatakan model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik da dapat digunakan dalam penelitian. Deteksi dari output SPSS 16.0 pada tabel 4.2 Coefficient yang menjelaskan rinci pendeteksian terbebasnya model regresi berganda dari multikolinearitas: Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF Constant Perputaran Persediaan .577 1.734 Perputaran Total Aktiva .742 1.347 ROA .655 1.528 DER .791 1.264 DTA .694 1.440 PER .774 1.293 1 PBV .582 1.718 a. Dependent Variable: Return Saham d. Heteroskedastisitas Untuk mengetahui terjadinya heterokedatisitas atau tidak dapat dilihat dari gambar scatterplot pada hasil analisis regresi linier berganda pada gambar 4.2 yang menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 Nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik data yang di peroleh tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali dan penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Gambar 4.2 Heteroskedastisitas 3. Pengujian Hipotesis a. Uji Simultan dengan Uji F Untuk mengetahui pengaruh secara keseluruhan variabel bebas X terhadap variabel tergantung Y digunakan uji F, memakai uji satu sisi dengan x = 0,05 dan DF pembilang K = 7 serta menghitung DF penyebut n – k – 1 = 13. Hipotesis statistik adalah Ho; b 1 , b 2, b 3 , b 4 , b 5 , b 6, b 7 = 0, artinya variabel X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6, X 7 secara bersama-sama tidak mempengaruhi Y dan Ha; b 1 , b 2, b 3 , b 4 , b 5 , b 6, b 7 ≠ 0, artinya variabel X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6, X 7 secara bersama- sama mempengaruhi Y. Sedangkan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dapat dilihat dari F- hitung dan F- tabel apabila F- hitung F- tabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya, apabila F- hitung F- tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam penelitian ini, F-tabel sebesar 3,57 dan F- hitung sebesar 4,170 yang di tunjukkan pada tabel 4.3, maka F- hitung F- tabel yaitu 4,170 3,57, jadi Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y ditolak, dan hipotesis yang menyatakan ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y diterima. b. Uji Parsial dengan Uji t Untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel bebas X terhadap variabel tergantung Y digunakan uji t. Langkah-langkah pengujian dengan memakai uji dua sisi dengan x = 0,05 dan DF pembilang K = 7 ; DF penyebut 13. Hipotesis statistik: Ho; b 1 , b 2, b 3 , b 4 , b 5 , b 6, b 7 = 0, artinya variabel X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6, X 7 secara parsial tidak mempengaruhi Y dan Ha; b 1 , b 2, b 3 , b 4 , b 5 , b 6, b 7 ≠ 0, artinya variabel X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6, X 7 secara parsial mempengaruhi Y. Pengaruh secara parsial antara variabel perputaran persediaan X 1 terhadap return saham Y dapat dilihat dari hasil perhitungan program SPSS 16.0 pada lampiran 1 data di olah diperoleh t- hitung sebesar -1,170. Pada x = 0,05 dengan uji dua sisi diperoleh nilai t- tabel = 1,77, maka t- hitung t- tabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dikatakan secara parsial variabel perputaran persediaan X 1 mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabel X 1 adalah tidak signifikan, karena dalam hal ini variabel X 1 tidak dipertimbangkan oleh investor untuk membeli saham. Selain itu didukung oleh penelitian terdahulu dengan judul “pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio penilaian terhadap return saham perusahaan automotive and allied products di BES” menyatakan bahwa variabel solvabilitas tidak signifikan terhadap return saham. Pengaruh secara parsial antara variabel perputaran total aktiva X 2 terhadap return saham Y dapat dilihat dari hasil perhitungan program SPSS 16.0 pada lampiran 1 data di olah diperoleh t- hitung sebesar -1,611. Pada x = 0,05 dengan uji dua sisi diperoleh nilai t- tabel = 1,77, maka t- hitung t- tabel sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dikatakan secara parsial variabel perputaran total aktiva X 2 mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Dalam hal ini pendapatan penjualan perusahaan tidak seluruhnya digunakan untuk membiayai total aktiva dan operasional perusahaan tetapi hanya sebagian kecil saja, selain itu kondisi total aktiva perusahaan yang masih bagus, sehingga tidak terlalu mempengaruhi efisiensi penggunaan aktiva dalam meningkatkan penjualan dan mendapatkan laba sehingga investor tidak terlalu mempertimbangkan kondisi total aktiva perusahaan dalam mengambil keputusan untuk membeli saham. Dalam hal ini investor juga tidak menilai kinerja perusahaan dari sisi efisiensi penggunaan hasil penjualan yang dialokasikan dalam aktiva lancar dan aktiva tetap. Pengaruh secara parsial antara variabel return on asset X 3 terhadap return saham Y dapat dilihat dari hasil perhitungan program SPSS 16.0, diperoleh t- hitung sebesar 0,481. Pada x = 0,05 dengan uji dua sisi diperoleh nilai t- tabel = 1,77, maka t- hitung t- tabel , sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dikatakan secara parsial variabel return on asset X 3 mempunyai pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai untuk variabel X 3 adalah signifikan. Pengaruh secara parsial antara variabel debt to equity ratio X 4 terhadap return saham Y dapat dilihat dari hasil perhitungan program SPSS 16.0 pada lampiran 1 data di olah diperoleh t- hitung sebesar 2,748. Pada x = 0,05 dengan uji dua sisi diperoleh nilai t- tabel 1,77, maka t- hitung t- tabel , sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dikatakan secara parsial variabel debt to equity ratio X 4 mempunyai pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkkan nilai untuk variabel X 4 adalah signifikan. Pengaruh secara parsial antara variabel debt to total asset X 5 terhadap return saham Y dapat dilihat dari hasil perhitungan program SPSS 16.0 pada lampiran data di olah dimana diperoleh t- hitung sebesar 0,701. Pada x = 0,05 dengan uji dua sisi diperoleh nilai t- tabel 1,77, maka t- hitung t- tabel , sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan secara parsial variabel debt to total asset X 5 mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Hasil penelitian untuk variabel X 5 menunjukkan nilai yang signifikan karena dalam hal ini variabel X 5 tidak dipertimbangkan oleh investor dalam membeli saham. Pengaruh secara parsial antara variabel price earning ratio X 6 terhadap return saham Y dapat dilihat dari hasil perhitungan program SPSS 16.0 pada lampiran 1 data di olah diperoleh t- hitung sebesar - 2,597. Pada x = 0,05 dengan uji dua sisi diperoleh nilai t- tabel 1,77, maka t- hitung t- tabel , sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan secara parsial variabel price earning ratio X 6 mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai untuk variabel X 6 adalah tidak signifikan, karena investor sangat besar perhatiannya terhadap pendapatan tunai dari saham yang mereka miliki berupa deviden. Investasi surat berharga pada dasarnya adalah membeli prospek. Dengan demikian meskipun laba per lembar saham tinggi tetapi apabila deviden yang mereka terima kecil, maka akan berpengaruh terhadap keinginan investor untuk menanamkan saham. Selain itu kekuatan permintaan dan penawaran harga saham menyebabkan pasar modal yang kompetitif, dalam hal ini tidak ada investor yang secara individu mampu mempengaruhi harga saham pasar. Akibatnya investor tidak dapat memperoleh keuntungan secara konsisten, sehingga variabel ini tidak terlalu di pertimbangkan oleh investor. Pengaruh secara parsial antara variabel price to book value X 7 terhadap return saham Y dapat dilihat dari hasil perhitungan program SPSS 16.0 pada lampiran 1 data di olah dimana diperoleh t- hitung sebesar 0,313. Pada x = 0,05 dengan uji dua sisi diperoleh nilai t- tabel = 1,77, maka t- hitung t- tabel , sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan secara parsial variabel price to book value X 7 mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai untuk variabel X 7 adalah tidak signifikan. Tabel 4.3 Hasil Uji-F Simultan ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 273.813 7 39.116 4.170 .015 a Residual 112.554 12 9.379 1 Total 386.366 19 a. Predictors: Constant, PBV, DTA, DER, ROA, Perputaran Total Aktiva, Perputaran Persediaan, PER c. Koefesien Determinasi Berganda Dalam penelitian ini, koefesien determinasi simultan R² Square sebesar 0,623. Ini berarti bahwa secara bersama-sama seluruh variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel tergantung Y sebesar 62,3 dan sisanya sebesar 37,7 ditentukan atau dipengaruhi oleh variabel diluar model. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai pertimbangan investor dalam membeli saham tidak hanya berdasarkan faktor kinerja keuangan perusahaan saja, tetapi juga mempertimbangkan faktor eksternal, seperti faktor harga emas, nilai tukar dollar, tingkat suku bunga bank yang selalu berfluktuasi setiap waktu dan kondisi ekonomi secara makro maupun situasi politik secara serta kebijakan pemerintah dalam industri dan dunia usaha. Investor cenderung menanamkan modalnya dalam bentuk saham dengan harapan untuk mendapatkan return expectasi yang tinggi dimasa yang akan datang. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis pertama atau Ho yang diajukan “bahwa tidak terdapat pengaruh antara perputaran persediaan X 1 , perputaran total aktiva X 2 , Return on Asset X 3 , Debt to Total Assets X 4 , Debt to Equity Ratio X 5 , Price Earnig Ratio X 6 dan Price to Book Ratio X 7 secara bersma-sama berpengaruh terhadap return saham perusahaan Telekomunikasi” tidak terbukti, karena F-hitung F-tabel yaitu 4,170 3,57. Hal ini berarti Ha1 diterima yaitu “terdapat pengaruh antara perputaran persediaan X 1 , perputaran total aktiva X 2 , Return on Asset X 3 , Debt to Total Assets X 4 , Debt to Equity Ratio X 5 , Price Earnig Ratio X 6 dan Price to Book Ratio X 7 secara bersama-sama terhadap return saham perusahaan Telekomunikasi. Sedangkan variabel debt to equity ratio memiliki nilai p-value 0,018 0,05 yang artinya signifikan dan dalam penelitian ini variabel tersebut adalah variabel yang paling dominan, serta memilik nilai t- hitung 2,748 t- tabel 1,77 berarti signifikan dan Ha2 diterima. Dalam penelitian ini, koefesien korelasi berganda Multiple Rkorelasi simultan mendekati +1 yaitu sebesar 0,789. Ini berarti menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel perputaran persediaan X 1 , perputaran total aktiva X 2 , Return on Asset X 3 , Debt to Total Assets X 4 , Debt to Equity Ratio X 5 , Price Earnig Ratio X 6 dan Price to Book Ratio X 7 secara bersama-sama terhadap variabel terikat return saham.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2011-2013

0 12 11

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 26

ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI IND

0 1 14

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, LEVERAGE, AKTIVITAS, PROFITABILITAS, DAN RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO-PUBLIC DI INDONESIA.

0 2 8

PENGARUH RASIO AKTIVITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO LEVERAGE DAN RASIO PENILAIAN TERHADAP PENDAPATAN SAHAM PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS (Studi Empiris di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2008).

0 2 6

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN ROKOK DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 0 13

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Leverage terhadap Return Saham pada Perusahaan Batubara di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 22

Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas dan Rasio Pasar Pada Return Saham Syariah BAB 0

1 1 16

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO PROFITABILITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO NILAI PASAR TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).

0 0 126