Analisis kinerja penyeimbang beban server web dengan algoritme rasio dinamis

ANALISIS KINERJA PENYEIMBANG BEBAN SERVER WEB
DENGAN ALGORITME RASIO DINAMIS

ARIS MUNANDAR

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Penyeimbang Beban Server Web dengan Algoritme Rasio Dinamis adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014

Aris Munandar
NIM G64090132

ABSTRAK
ARIS MUNANDAR. Analisis Kinerja Penyeimbang Beban Server Web dengan
Algoritme Rasio Dinamis. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SRI WAHJUNI.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan penggunaan sumber daya
yang ada di dalam jaringan komputer, teknologi jaringan juga semakin
berkembang. Load balancing merupakan salah satu teknik routing yang dapat
memanfaatkan beberapa sumber daya untuk dapat digunakan secara bersamaan.
Ketika permintaan dari pengguna meningkat maka server akan terbebani karena
harus melayani permintaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah membangun
load balancer yang dapat membaca ketersediaan resource pada server. Pembagian
request dilakukan dengan mempertimbangkan informasi resource sever tersebut,
yang terdiri dari CPU, memory, dan disk. Algoritme penjadwalan yang digunakan
adalah rasio dinamis dan sebagai algoritme pembandingnya adalah round robin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritme rasio dinamis bekerja lebih

optimal dibandingkan dengan algoritme round robin. Algoritme rasio dinamis
mampu meningkatkan throughput, meminimalkan waktu tanggap, dan
menghindari overload.
Kata kunci: load balancing, rasio dinamis, round robin, server

ABSTRACT
ARIS MUNANDAR. Permormance Analysis of Web Server Load Balancing with
Dynamic Ratio Algorithm. Supervised by HERU SUKOCO and SRI WAHJUNI.
The increasing demand of the computer network resources usages has
triggered the development of networks technology. Load balancing is one of the
routing technique that can utilize multiple resources simultaneously. When the
requests from the users increase, the server will be burdened for giving response
to that requests. The purpose of this research is to build a load balancer that can
read the servers’ resource availabilities. Based on these information, the requests
distribution is performed by considering the resources such as CPU, memory, and
disk. Dynamic ratio is used as the schedulling algorithm and compared with round
robin algorihtm. The results will be compared to the one of round robin algorithm.
The results showed that the dynamic ratio algorithm works more optimal than
round-robin algorithm. Dynamic ratio algorithm is able to improve the
throughput, minimize the response time, and avoid overload.

Keywords: dynamic ratio, load balancing, round robin, server

ANALISIS KINERJA PENYEIMBANG BEBAN SERVER WEB
DENGAN ALGORITME RASIO DINAMIS

ARIS MUNANDAR

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji: Endang Purnama Giri, SKom MKom


Judul Skripsi : Analisis Kinerja Penyeimbang Beban Server Web dengan
Algoritme Rasio Dinamis
Nama
: Aris Munandar
NIM
: G64090132

Disetujui oleh

DrEng Heru Sukoco, SSi MT
Pembimbing I

Ir Sri Wahjuni, MT
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Buono, MSi MKom
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014 ini ialah
beban kerja komputer, dengan judul Analisis Kinerja Penyeimbang Beban Server
Web dengan Algoritme Rasio Dinamis. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi
wasallam.
Terima kasih Penulis ucapkan kepada Bapak DrEng Heru Sukoco, SSi MT
dan Ibu Ir Sri Wahjuni, MT selaku pembimbing, serta Bapak Endang Purnama
Giri SKom MKom selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan
kepada Penulis dalam penyusunan skripsi ini. Selanjutnya penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1 Bapak, ibu, dan seluruh keluarga atas do’a dan dukungannya demi kelancaran
dan keberhasilan masa studi Penulis.
2 Teman-teman satu Lab NCC.
3 Teman-teman mahasiswa Ilmu Komputer, terutama yang sukarela hadir di

mini-conference Penulis.
4 Kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Agustus 2014

Aris Munandar

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN


viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian


2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

METODE

4

Studi Pustaka

4

Analisis Kebutuhan Sistem


5

Rancangan Arsitektur Load Balancing

5

Pemilihan Berbagai Aspek Load Balancing

7

Implementasi Mekanisme Load Balancing

7

Pengujian

9

Analisis Hasil


9

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

9
9

Pengujian

13

Pembahasan

16

SIMPULAN DAN SARAN

18


Simpulan

18

Saran

18

DAFTAR PUSTAKA

19

LAMPIRAN

20

RIWAYAT HIDUP

32

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Data CPU, memory dan disk
Perbandingan beberapa bilangan bulat
Rataan throughput
Rataan response time

7
10
15
15

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Tahapan penelitian
Rancangan arsitektur load balancing
Skema aliran request oleh client
Server load balancer dengan F5 BIG-IP
Implementasi load balancing
Penerapan algoritme rasio dinamis pada F5
Penerapan algoritme round robin pada F5
Workload httperf rasio dinamis 80000 koneksi per detik
Workload httperf round robin 80000 koneksi per detik
Hasil pengujian pada saat client mengakses load balancing
Grafik rataan throughput rasio dinamis dan round robin
Grafik rataan response time rasio dinamis dan round robin
Salah satu server mati pada pengujian algoritme round robin

4
6
6
11
11
12
12
14
14
15
16
17
18

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Konfigurasi server
Hasil workload httperf
Throughput
Response time
Grafik throughput tiap pengujian
Grafik response time tiap pengujian

20
21
24
25
26
29

PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, penggunaan web untuk
mengakses informasi semakin banyak digunakan. Contohnya pada forum dan blog
karena pengguna dapat dengan mudah mengakses dan mendapatkan informasi
dalam jangka waktu yang relatif singkat dan dapat diakses 24 jam. Di satu sisi,
keberadaan web server pada jaringan intranet sebuah lembaga pendidikan
dianggap penting karena baik dosen, mahasiswa maupun staf kampus dapat saling
bertukar informasi melalui situs, forum, atau blog yang mereka buat (Abdullah et
al. 2002).

Latar Belakang
Teknologi internet berkembang sangat pesat di era informasi sekarang ini.
Para pengguna teknologi internet pun kian menjamur di berbagai belahan dunia.
Beban kerja pada server meningkat dengan cepat sehingga server menjadi
kelebihan beban dalam waktu yang singkat. Masalah juga muncul ketika penyedia
jasa web hanya bergantung pada satu server tunggal saja, antara lain seperti
overload dan crash. Masalah lainnya adalah ketersediaan server itu sendiri. Misal,
pada sistem banyak prosesor akan mengalami down untuk sementara waktu jika
hendak melakukan perawatan mesin atau penambahan prosesor. Hal tersebut akan
mengurangi nilai pelayanan server itu sendiri.
Load balancing adalah proses peningkatan kinerja paralel dan sistem
terdistribusi melalui redistribusi beban antara dua atau lebih komputer, link
jaringan, central processing unit (CPU) untuk memaksimalkan throughput,
meminimalkan delay, dan menghindari overload. Penggunaan algoritme load
balancing diharapkan dapat meningkatkan reliabilitas dan redundancy (Abdullah
et al. 2002).

Perumusan Masalah
Cara kerja load balancing saat ini pada umumnya dilakukan dengan
membagi request secara bergantian. Misalnya, request pertama diberikan kepada
server 1, request kedua diberikan pada server 2, request ketiga diberikan pada
server 1, dan begitu seterusnya. Permasalahannya adalah tiap request mempunyai
bobot yang berbeda yang membutuhkan resource dan waktu penyelesaian yang
berbeda pula akibatnya beban yang diterima setiap server berbeda, ada server
yang beban kerjanya berat dan ada server yang beban kerjanya ringan.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membangun load balancer yang dapat
membaca ketersediaan resource pada server sehingga pembagian request
dilakukan dengan mempertimbangkan resource server seperti CPU, memory dan

2
disk sehingga dapat mamaksimalkan throughput, meminimalkan waktu tanggap
dan menghindari overload.

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah meningkatkan waktu respon dan
ketersediaan akses website saat dibuka. Dengan dua atau lebih server yang saling
berbagi beban lalu lintas web, masing-masing akan berjalan lebih cepat karena
beban tidak berada pada satu server saja. Ini berarti ada lebih banyak sumber daya
untuk memenuhi permintaan halaman website.

Ruang Lingkup Penelitian
1
2
3
4
5
6

Lingkup dari penelitian ini, yaitu:
Implementasi penyeimbangan beban menggunakan teknologi F5 (BIG-IP)
dengan algoritme penjadwalan rasio dinamis.
Parameter yang digunakan adalah CPU, memory, dan disk.
Algoritme pembanding yang digunakan adalah round robin.
Jaringan lokal menggunakan IPv4.
Protokol yang diuji adalah HTTP.
Tidak membahas sisi keamanan, baik pada jaringan yang digunakan maupun
pada sistem operasi.

TINJAUAN PUSTAKA
Web Server
Web server adalah perangkat lunak yang menjadi tulang belakang dari world
wide web (www). Web server menunggu permintaan dari client yang
menggunakan browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozilla
Firefox, dan program browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka
web server akan memproses permintaan itu kemudian memberikan hasil
prosesnya berupa data yang diinginkan kembali ke browser. Data ini mempunyai
format yang standar, disebut dengan format standar general markup language
(SGML). Data yang berupa format ini kemudian akan ditampilkan oleh browser
sesuai dengan kemampuan browser tersebut (Lukitasari dan Oklilas 2010).

Penyeimbangan Beban
Penyeimbangan beban (load balancing) adalah suatu teknik untuk
memanfaatkan sumber daya pengolahan yang tersedia secara lebih efektif dengan
cara membagi pekerjaan berdasarkan strategi pembagian tertentu
(Balasubramanian et al. 2004).

3
Load balancing dapat diimplementasikan dengan hardware maupun
software atau gabungan keduanya. Konfigurasi standar yang ada memberi
gambaran bahwa satu mesin ditempatkan diantara client dan server, mesin ini
disebut sebagai director karena tugasnya adalah memberikan balancing pada
request dari client ke server. Sebuah load balancer adalah perangkat jaringan
yang dipasang diantara client dan server, bekerja sebagai saklar untuk request dari
client.
Round robin merupakan algoritme penjadwalan yang memperlakukan
semua real server sama menurut jumlah koneksi dan waktu respon. Least
connection merupakan algoritme penjadwalan yang mengarahkan koneksi
jaringan pada server aktif dengan jumlah koneksi yang paling sedikit.
Penjadwalan ini termasuk salah satu algoritme penjadwalan dinamik, karena
memerlukan perhitungan koneksi aktif untuk masing-masing real server secara
dinamik. Metode penjadwalan ini baik digunakan untuk melancarkan
pendistribusian ketika request yang datang banyak (Nasution 2011).
Rasio merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing-masing
server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing. Dari parameter
rasio ini, akan dilakukan pembagian beban terhadap server-server yang diberi
rasio. Server dengan rasio terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan server
dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban. Perumusan penentuan rasio
dapat dituliskan sebagai berikut (f5 2008).
(1)
Keterangan:
X = number of nodes in Pool

f = CPU utilization

a = memory threshold

g = CPU coefficient

b = memory utilization

h = disk threshold

c = memory coefficient

i = disk utilization

e = CPU threshold

j = disk coefficient

Throughput
Throughput sebuah sistem didefinisikan sebagai ukuran sebenarnya dari
informasi yang dikirimkan melalui suatu saluran. Throughput dapat diukur dalam
satuan bit/second atau packet/second (Thamrin 2008). Penulisan throughput dapat
dituliskan sebagai:

(Wibawa 2011)

Response Time
Waktu tanggap (response time) adalah waktu tanggap yang diberikan oleh
antarmuka/interface ketika user mengirim permintaan ke komputer. Waktu

4
tanggap yang baik adalah tetap stabil walaupun mengalami perubahan jumlah
koneksi per detik yang berbeda-beda dari rendah, menengah, maupun tinggi
(Nasution 2011).

METODE
Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober 2013 sampai bulan Mei 2014.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang
dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Studi Pustaka
Tahap ini merupakan tahap pertama pengembangan dari analisis yang akan
dilakukan. Studi pustaka dilakukan untuk mencari sumber referensi dan penelitian
sebelumnya yang terkait. Referensi dapat berupa berkala ilmiah, buku teks, skripsi,
ataupun dokumentasi hasil penelitian lainnya. Melakukan diskusi berupa tanya
jawab dengan dosen pembimbing mengenai permasalahan yang terjadi selama
proses penulisan tugas akhir.

Gambar 1 Tahapan penelitian

5
Analisis Kebutuhan Sistem
Proses analisis ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi perangkat
lunak dan perangkat keras yang diperlukan. Hasil dari analisis ini dituangkan
dalam bentuk rancangan sistem. Sebuah sistem load balancing dibangun
membutuhkan perangkat keras dan peranggkat lunak. Perangkat lunak yang
digunakan pada penelitian ini adalah berupa sistem operasi linux yaitu server red
hat. Sedangkan untuk perangkat kerasnya yang digunakan adalah F5 Network
BIG-IP dimana berfungsi sebagai sebuah alat yang sudah disiapkan untuk
digunakan sebagai load balancer.
Spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1

Komputer sebagai load balancing
Processor
:2
Memory
: 4 GB
HDD
: 100 GB
Load balancer
: BIG-IP-11.4.1 Build 608.0

2

Komputer server
Server 1
Processor
Memory
HDD
Sistem operasi

:2
: 2 GB
: 15 GB
: Linux server red hat

Server 2
Processor
Memory
HDD
Sistem operasi

:1
: 1 GB
: 15 GB
: Linux server red hat

Komputer client
Client 1
Processor
Memory
HDD
Sistem operasi

: Intel(R) Core(TM) i5-2430M
: 10 GB
: 640 GB
: Windows 8 Pro 64-bit

Client 2
Memory
HDD
Sistem operasi

: 512 MB
: 12,52 GB
: Linux Ubuntu 11.04

3

Rancangan Arsitektur Load Balancing
Pemilihan mekanisme load balancing yang sesuai untuk diterapkan
berdasarkan situasi nyata, penulis membuat rancangan simulasi load balancing.
Rancangan arsitektur simulasi load balancing dapat dilihat pada Gambar 2.

6

Gambar 2 Rancangan arsitektur load balancing
Gambar 2 menunjukkan terdapat dua model jaringan yaitu internal dan
eksternal. Jaringan internal menggambarkan dua buah server yang berfungsi
sebagai web server terhubung dengan server load balancing. Sedangkan jaringan
eksternal terhubung antara server load balancing dengan jaringan luar atau client.
Client akan mengakses server load balancing, namun yang diakses bukan pada
alamat load balancing tetapi pada alamat virtual server-nya.
Tahapan aliran request yang dikirimkan oleh client kepada sistem dapat
diketahui melalui ilustrasi sebagai berikut.
1 Client membangun koneksi http dengan mengetikkan alamat penyedia layanan
pada browser. Kemudian koneksi akan diterima oleh load balancer.
2 Load balancer menerima request kemudian menulis kembali alamat tujuan
yang baru yaitu alamat IP real server dengan tidak mengubah alamat pengirim
yaitu alamat IP client.
3 Real server (web server) memberikan respon terhadap request yang diterima
kemudian dikirimkan kembali kepada alamat IP milik client. Paket tersebut
dilewatkan melalui load balancer sebagai satu-satunya gateway yang
menghubungkan real server dengan jaringan luar sistem.
4 Load balancer mengubah alamat IP asal menjadi alamat IP load balancer
kemudian paket tersebut diteruskan kepada client.

Gambar 3 Skema aliran request oleh client

7
Pemilihan Berbagai Aspek Load Balancing
Load balancing dapat berjalan pada server dengan memasang aplikasi load
balancing dan melakukan konfigurasi sehingga dapat berfungsi dengan baik.
Performa proses load balancing dipengaruhi oleh perangkat komputer yang
digunakan, tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan software yang canggih
saja. Perangkat keras yang dapat mempengaruhi performa load balancing adalah
kartu jaringan (network interface card) yang digunakan, besarnya RAM pada
perangkat, media penyimpanan yang besar dan cepat, dan sebagainya. Namun
pada penelitian ini, perangkat keras komputer yang diperhatikan untuk analisis
load balancing algorime rasio dinamis adalah CPU, memory, dan disk.
Pembobotan
Pembagian rasio yang sesuai berdasarkan kemampuan server diharapkan
mampu membuat kinerja masing-masing server menjadi lebih seimbang.
Pemberian rasio pada masing-masing server dilihat berdasarkan 3 aspek, yaitu
CPU, memory, dan disk. Perhitungan rasio masing-masing server menggunakan
Persamaan 1 dan penentuan nilai memory cofficient, memory threshold, memory
utilization, CPU cofficient, CPU threshold, CPU utilization, disk cofficient, disk
threshold, disk utilization diambil berdasarkan uji snmp sebelumnya (f5 2008).
Hasil pengujian snmp dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data CPU, memory dan disk
Number of Nodes in Pool (X)
2
CPU Utilization (f)

0.18

Memory Threshold (a)

70

CPU Coefficient (g)

1.5

Memory Utilization (b)

70

Disk Threshold (h)

90

Memory Coefficient (c)

1

Disk Utilization (i)

7

CPU Threshold (e)

80

Disk Coefficient (j)

2

Sumber : f5 2008
Penggunaan Persamaan 1 rasio dinamis diharapkan mampu membuat
pembagian beban kerja server menjadi seimbang. Server yang memiliki
kemampuan yang tinggi akan diberikan rasio yang lebih besar dan komputer yang
memiliki kemampuan yang rendah akan diberikan rasio yang lebih kecil.

Implementasi Mekanisme Load Balancing
Implementasi dari makanisme load balancing pada penilitian ini dilakukan
melalui virtualisasi. Virtualisasi bertujuan untuk mengurangi kesalahan dan
menghindari resiko yang tidak diinginkan. Perangkat virtualisasi yang digunakan
adalah VMwareworkstation 8.0.1 dan Oracle VMVirtualBox 4.3.4.
VMware Workstation
VMware merupakan software untuk virtual machine (mesin virtual).
Fungsinya adalah untuk menjalankan banyak sistem operasi dalam satu perangkat

8
keras dan untuk menjalankan aplikasi yang ditujukan untuk sistem operasi dalam
satu perangkat keras dan untuk menjalankan aplikasi yang ditujukan untuk sistem
operasi lainnya. VMware merupakan software yang banyak digunakan untuk
mengoptimalkan dan mengelola kinerja Teknologi Informasi melalui virtualisasi
dari desktop ke data center. Adanya virtualisasi, pengguna dapat dengan mudah
menggabungkan server dengan beban kerja yang berbeda dalam satu hardware
dengan kinerja yang bisa diandalkan (Hafizh 2011).
Oracle VM VirtualBox
Oracle VM VirtualBox adalah perangkat lunak virtualisasi yang dapat
digunakan untuk mengeksekusi sistem operasi tambahan di dalam sistem operasi
utama. Aplikasi VirtualBox memiliki fungsi yang sejenis dengan VMware yaitu
melakukan uji coba dan simulasi instalasi suatu sistem tanpa harus kehilangan
sistem yang ada.
Virtual Server
Virtual server adalah server dengan skabilitas dan availabilitas tinggi
yang dibangun pada sekolompok server sesungguhnya (realserver). Arsitektur
dari virtual server bersifat transparan terhadap pengguna. Pengguna seolah-olah
berinteraksi hanya dengan sebuah server, namun sesungguhnya terdapat dua atau
lebih server yang memberi layanan. Virtual server diakses oleh pengguna melalui
alamat IP virtual.
IP Virtual Server (IPVS)
IPVS mengimplementasikan load balancing layer transport di dalam
kernel linux, sehingga disebut juga layer 4 switching. IPVS berjalan pada
komputer host yang bertindak sebagai load balancer di depan sekelompok server
yang sesungguhnya. IPVS dapat mengarahkan permintaan layanan TCP/UDP
kepada realserver dan membuat layanan dari beberapa realserver terlihat sebagai
layanan virtual pada sebuah alamat IP (Wensong 2002).
Httperf
Perangkat lunak yang digunakan untuk membangkitkan request agar dapat
menghasilkan banyak request dalam satu waktu yaitu httperf. Penggunaan httperf
akan mengurangi jumlah komputer sebagai client tetapi mampu menghasilkan
banyak request secara simultan (Nasution 2011). Contoh proses work load request
pada httperf : Httperf --hog --server 192.168.1.10 --num-conn 100000 --ra
80000 --timeout 5.
Kode di atas terdiri dari intruksi httperf, untuk menjalankan tool httperf.
Diikuti --server=192.168.1.10, yaitu alamat IP server yang akan diuji. Kemudian -num-conn=100000 dan --ra=80000 yang masing-masing menunjukkan jumlah
koneksi yang diberikan (dijadikan sebagai beban) kepada web server yang akan
diuji, serta --timeout 5 mengatur waktu timeout sebesar 5 detik, setiap permintaan
yang tidak direspon dalam rentang waktu ini akan dianggap sebagai error.
Standar metrik keluaran dari httperf dapat dikelompokkan sebagai berikut
(Bullock 2007) :

9
Total Section, menampilkan jumlah total koneksi TCP yang dibuat, jumlah
permintaan/ request, jumlah respon, dan waktu keseluruhan dari pengujian
yang dilakukan.
b Connection Section, menjelaskan kinerja koneksi TCP yang dihasilkan selama
pengujian.
c Request Section, menampilkan jumlah request per second yang didapatkan
dari pengujian.
d Reply Section, menampilkan statistik dari jumlah reply per second terhadap
pengujian yang dilakukan.
e Miscellaneous Section, menyediakan laporan tentang penggunaan CPU dan
pemanfaatan jaringan pada mesin klien
f Error Section, menampilkan jumlah error yang ditemukan selama pengujian.
a

Pengujian
Tahap ini dilakukan pengujian terhadap algoritme rasio dinamis dengan
menggunakan aplikasi wireshark dan httperf. Aplikasi wireshark adalah salah satu
teknologi untuk memantau trafik jaringan melalui PC atau laptop. Pada client
dipasang httperf yang berfungsi sebagai generator workload dan alat untuk
mengambil data. Parameter yang diujikan adalah throughput, waktu tanggap dan
overload. Parameter yang diperhatikan untuk memaksimalkan throughput,
meminimalkan waktu tanggap dan menghindari overload parameter adalah CPU,
memory dan disk. Pengujian dilakukan dengan 2000 koneksi per detik, 10 000
koneksi per detik, 20 000 koneksi per detik, 40 000 koneksi per detik, 50 000
koneksi per detik, 80 000 koneksi per detik dan 100 000 koneksi per detik.
Pengujian juga melakukan pengulangan sebanyak 10 kali dengan algoritme rasio
dinamis dan round robin.

Analisis Hasil
Tahap ini menjelaskan penerapan analisis terhadap kinerja sistem melalui
parameter yang telah ditentukan. Dari parameter yang telah ditentukan yaitu CPU,
memory, dan disk diharapkan dapat memaksimalkan throughput, meminimalkan
waktu tanggap dan menghindari overload.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Perhitungan Rasio
Perhitungan rasio menggunakan Persamaan 1 dengan pengambilan nilai
variabel berdasarkan Tabel 1. Hasil yang untuk masing-masing server adalah
sebagai berikut.

10
Server red hat 1
Processor
: 2 2 x 1.5 = 3
Memory
: 2 GB 2 x 1 = 2
HDD
: 15 GB
Dengan menggunakan Persamaan 1, maka :

r= 1 + 7.960747342 + 3.59114634
r= 12.55189
Server red hat 2
Processor
: 1  1 x 1.5 = 1.5
Memory
: 1 GB 1x 1 = 1
HDD
: 15 GB
Dengan menggunakan Persamaan 1, maka :

r= 1 + 2.821479637 + 3.59114634
r= 7.412626
Perbandingan yang didapatkan adalah 12.55189 : 7.412626, kemudian
disederhanakan menjadi 1.69 : 1. Pembagian bobot rasio pada F5 BIG-IP hanya
dapat menggunakan bilangan bulat, sehingga angka 1.69 tidak dapat digunakan.
Oleh karena itu, dihitung perbandingan bilangan bulat yang memiliki hasil sama
atau mendekati kurang dari sama dengan 1.69 : 1. Perhitungan beberapa
perbandingan bilangan bulat dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Perbandingan beberapa bilangan bulat
Perbandingan
bilangan
bulat
Hasil

3:2

5:3

7:4

7:5

8:5

9:5

12 : 7

1.5 : 1

1.67 : 1

1.75 : 1

1.4 : 1

1.6 : 1

1.8 : 1

1.71 : 1

Konfigurasi Load Balancing
Load balancer yang digunakan dalam penelitian ini adalah BIG-IP-11.4.1
Build 608.0. Server load balancing yang digunakan pada penelitian ini memiliki
alamat IP 172.10.10.200/24 dan untuk login digunakan root dengan password
default. Aplikasi ping akan dijalankan untuk memastikan bahwa komputer load
balancer sudah tersambung dengan client dan server, dalam hal ini ping dilakukan
dari komputer client dengan alamat IP 172.10.10.100/24. Jika komputer client
sudah terkoneksi pada komputer load balancing, maka kemudian dibuka browser,
dalam hal ini browser yang digunakan adalah google chrome untuk membuka
server load balancing yaitu https://172.10.10.200. Tampilan dari server load
balancing dapat dilihat pada Gambar 4. Konfigurasi server selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 1.

11

Gambar 4 Server load balancer dengan F5 BIG-IP
Username yang digunakan untuk masuk ke dalam F5 BIG-IP adalah admin
dengan password admin. Setelah berhasil masuk, konfigurasi load balancing siap
dimulai. Langkah pertama yang dilakukan adalah konfigurasi pada network.
Sesuai dengan rancangan arsitektur load balancing, jaringan dibagi menjadi dua
tipe yaitu ekternal dan internal. Jaringan eksternal dengan alamat IP
192.168.1.254/24 dan jaringan internal dengan alamat IP 10.10.10.254/24.
Selanjutnya dibuat pools dengan nama pool_web_80 yang berisi dua node yaitu
server 1 dengan alamat IP 10.10.10.1 dan server 2 dengan alamat IP 10.10.10.2.
Dalam sistem load balancing yang dibangun, client tidak akan langsung
mengakses server load balancing melainkan pada virtual server. Oleh karena itu,
dibuat virtual server vs_web_80 dengan destination type host, address
192.168.1.10, service port 80, protocol TCP. Implementasi load balancing lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Implementasi load balancing
Algoritme penjadwalan yang dapat dijalankan oleh load balancer F5 BIGIP-11.4.1 Build 608.0 antara lain adalah round robin, ratio (member), least
connections (member), observed (member), predictive (member), ratio (node),
least connections (node), fastest (node), observed (node), predictive (node),
dynamic ratio (node), fastest (application), least sessions, dynamic ratio

12
(member), weighted least connections (member), weighted least connections
(node), ratio (session), ratio least connections (member), dan ratio least
connections (node).
Algoritme penjadwalan load balancing yang digunakan pada penelitian ini
adalah rasio dinamis. Algoritme rasio dinamis pada F5 sendiri memiliki dua
macam, yaitu rasio dinamis (node) dan rasio dinamis (member). Namun, cara
kerja kedua macam algoritme rasio dinamis tersebut sama, yaitu bobot diberikan
berdasarkan pada pemantauan terus menerus dari server dan terus berubah.
Algoritme rasio dinamis mendistribusikan koneksi berdasarkan berbagai aspek
real-time analisis kinerja server, seperti jumlah koneksi saat ini per node atau
waktu tanggap tercepat.
Konfigurasi server 1 dan server 2 menunjukkan masing-masing server akan
diberikan rasio berdasarkan Persamaan 1. Hasil yang didapatkan dari penerapan
algoritme rasio dinamis dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 menunjukkan
bahwa penerapan algoritme rasio dinamis pada F5 sudah berjalan. Pembagian
beban kerja komputer server dibagi berdasarkan kemampuan masing-masing
server. Server dengan rasio terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan server
dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban.

Gambar 6 Penerapan algoritme rasio dinamis pada F5

Gambar 7 Penerapan algoritme round robin pada F5

13
Gambar 7 menunjukkan penerapan algoritme round robin pada F5 sudah
berjalan. Algoritme round robin membagi beban secara bergiliran dan berurutan
dari satu server ke server lain sehingga membentuk putaran.

Pengujian
Skenario Pengujian
1

2

3
4

5
6

Node
Node yang digunakan sebanyak 5 node. Satu node bertindak sebagai load
balancer, dua node bertindak sebagai server web, dan dua node lainnya
sebagai client.
Rasio
Beban rasio yang digunakan ada 5 : 3, yaitu rasio 5 untuk server 1 dan rasio 3
untuk server 2.
Aplikasi yang digunakan untuk membangkitkan request oleh client adalah
httperf.
Jumlah data request yang digunakan adalah : 2000 koneksi per detik, 10 000
koneksi per detik, 20 000 koneksi per detik, 40 000 koneksi per detik, 50 000
koneksi per detik, 80 000 koneksi per detik, dan 100 000 koneksi per detik.
Parameter yang diujikan adalah throughput dan response time.
Ulangan pengujian dilakukan sebanyak 10 kali.

Hasil pengujian
Pengujian yang dilakukan dengan httperf menggunakan komputer client 2
dengan sistem operasi linux ubuntu 10.04. Httperf dipasang pada komputer client
2, proses installasi httperf dapat dilakukan dengan apt-get install httperf. Selain
sebagai workload genarator httperf juga digunakan sebagai alat uji algoritme.
Httperf dapat menghasilkan beberapa parameter uji yang dibutuhkan, yaitu
response time, throughput, dan request lost. Response time didapatkan dari Reply
Section(Reply time[ms]), throughput diambil dari Miscellaneous Section yaitu Net
I/O yang merupakan rata-rata throughput jaringan dengan satuan kilobytes per
detik dan megabits per detik, serta Request Lost didapatkan dari Error Section
pada connrefused dan connreset (Nasution 2011).
Saat dilakukan proses pengujian, client akan melakukan request di mana
pada client terdapat httperf yang berfungsi sebagai workload generator dan alat
penghasil uji. Contoh proses workload request pada httperf :
Httperf --hog --server 192.168.1.10 --num-conn 100000 --ra 80000 --timeout
5
Perintah di atas akan menghasilkan maksimal 10 0000 koneksi dengan rata-rata 80
000 koneksi per detik (Nasution 2011).
Pada Gambar 8 dapat dilihat contoh hasil yang ditampilkan oleh httperf
untuk membentuk 80 000 koneksi per detik dengan algoritme rasio dinamis.
Contoh hasil lengkap httperf dapat dilihat pada Lampiran 2.

14

Gambar 8 Workload httperf rasio dinamis 80000 koneksi per detik
Pada Gambar 9 dapat dilihat contoh hasil yang ditampilkan oleh httperf
untuk membentuk 80 000 koneksi per detik dengan algoritme round robin.

Throughput
Data throughput diambil dengan menggunakan httperf dengan 2000 koneksi
per detik, 10 000 koneksi per detik, 20 000 koneksi perdetik, 40 000 koneksi per
detik, 50 000 koneksi perdetik, 80 000 koneksi perdetik dan 100 000 koneksi
perdetik. Hasil rataan throughput koneksi per detik dengan menggunakan
algoritme rasio dinamis dan round robin dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil lengkap
pengujian throughput dapat dilihat pada Lampiran 3.

Waktu Tanggap
Data waktu tanggap (response time) juga diambil dengan menggunakan
httperf dengan 2000 koneksi per detik, 10 000 koneksi per detik, 20 000 koneksi
per detik, 40 000 koneksi per detik, 50 000 koneksi per detik, 80000 koneksi per
detik dan 100 000 koneksi per detik. Hasil rataan response time koneksi per detik
dengan menggunakan algoritme rasio dinamis dan round robin dapat dilihat pada
Tabel 4. Hasil lengkap pengujian response time dapat dilihat pada Lampiran 4.

Gambar 9 Workload httperf round robin 80000 koneksi per detik

15
Tabel 3 Rataan throughput
Connection / s
2000
10 000
20 000
40 000
50 000
80 000
100 000

Throughput (KB/s)
Round robin Rasio dinamis (5:3)
40
38.17
64.14
69.8
103.26
103.77
97.62
119.19
81.31
115.96
95.41
129.91
97.77
156.79

Tabel 4 Rataan response time
Connection / s
2000
10 000
20 000
40 000
50 000
80 000
100 000
Rata-rata

Response time (ms)
Round robin
Rasio dinamis (5:3)
2774.73
2744.38
2861.71
2840.06
2501.55
2424.6
2537.85
2606.59
2763.54
2635.32
2744.63
2454.67
2718.48
2600.55
2700.35
2615.16

Hasil Monitoring Traffic Network
Hasil dari monitoring traffic network dengan menggunakan wireshark dapat
dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Hasil pengujian pada saat client mengakses load balancing
Gambar 10 menunjukkan request dari client ke server menggunakan IP
virtual dengan alamat IP 192.168.1.10 bisa diterapkan dan sudah dapat berjalan
sebagaimana mestinya.

16
Pembahasan
Penentuan Ratio
Perbandingan rasio load balancing pada F5 BIG-IP dengan algoritme
rasio dinamis adalah 5 : 3. Pengambilan rasio tersebut berdasarkan hasil dari
Tabel 2 yang menunjukkan perbandingan 5 : 3 dan 12 : 7 adalah yang terbaik
dengan selisih +- 0.02. Namun perbandingan 12 : 7 menghasilkan nilai lebih dari
perbandingan 1.69 : 1, sehingga dapat menyebabkan terjadinya overload.
Throughput

Gambar 11 Grafik rataan throughput rasio dinamis dan round robin
Grafik throughput pada Gambar 11 menunjukkan bahwa algoritme rasio
dinamis mampu meningkatkan throughput. Pada seluruh pengujian, yaitu
pengujian 1 sampai 10 juga menunjukkan algoritme rasio dinamis mampu
meningkatkan throughput. Algoritme rasio dinamis dapat bekerja maksimal ketika
jumlah koneksi perdetik nya lebih banyak (lebih besar dari 20 000 koneksi per
detik). Jumlah koneksi yang lebih sedikit (lebih kecil 20 000 koneksi per detik),
kemampuan algoritme rasio dinamis nya tidak jauh berbeda dengan algoritme
round robin. Lampiran 5 dapat dilihat grafik throughput untuk setiap pengujian.
Waktu Tanggap
Pengujian algoritme rasio dinamis diharapkan dapat meminimalkan waktu
tanggap (response time). Namun, waktu tanggap yang baik tidak dapat ditentukan
karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu jumlah pengguna,
kecepatan transmisi, jenis media transmisi, jenis hardware yang digunakan, dan
program perangkat lunak. Gambar 12 menunjukkan grafik pengujian response
time.

17

Gambar 12 Grafik rataan response time rasio dinamis dan round robin
Hasil pengujian menunjukan bahwa response time kedua algoritme tidak
jauh berbeda. Rata-rata response time rasio dinamis adalah 2.61 detik dan ratarata response time round robin 2.70 detik. Pada tabel 4, rataan response time
algoritme rasio dinamis menunjukkan angka yang lebih kecil dibandingkan
algoritme round robin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa algoritme rasio
dinamis dapat meminimalkan waktu tanggap (response time) dibandingkan
algoritme round robin. Pada Lampiran 6 dapat dilihat grafik response time untuk
setiap pengujian.
Overload
Penentuan rasio tehadap server bertujuan untuk menghindari terjadinya
overload. Keuntungan yang diperoleh dari teknik load balancing antara lain
adalah flexibility dan high-availability. Pada penerapan load balancing performa
per unit dari cluster tidak terlalu diperhitungkan, tetapi performa cluster secara
keseluruhan (flexibility). Load balancer dapat mengetahui kondisi real server
dalam sistem secara otomatis, jika terdapat real server yang mati maka akan
dihapus dari daftar real server dan jika real server tersebut kembali aktif maka
akan dimasukkan ke dalam daftar real server (high-availability). High-availability
load balancer algoritme rasio dinamis lebih bagus dibandingkan dengan algoritme
round robin. Selama proses pengujian dengan algoritme rasio dinamis, kedua
server selalu dalam keadaan aktif (tidak terjadi overload). Berbeda dengan
algoritme rasio dinamis, pada pengujian algoritme round robin salah satu server
pernah mati (terjadi overload) dan sesaat kemudian aktif kembali. Gambar 13
memperlihatkan salah satu server mati pada saat pengujian dengan algoritme
round robin. Server dengan status berwarna merah menunjukkan server dalam
keadaan mati.

18

Gambar 13 Salah satu server mati pada pengujian algoritme round robin

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1
2
3

4
5

Kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu:
Algoritme rasio dinamis dapat dijalankan dengan F5 Network BIG-IP.
Pembagian rasio pada server dapat mempertimbangkan CPU, memory, dan
disk.
Load balancing dengan menggunakan algoritme rasio dinamis dapat
memaksimalkan throughput dan bekerja maksimal untuk koneksi lebih besar
dari 20 000 koneksi per detik.
Rataan waktu tanggap algoritme rasio dinamis lebih kecil dibandingkan
algortime round robin.
Algoritme rasio dinamis memiliki high-availability yang lebih baik
dibandingkan algoritme round robin atau dengan kata lain algoritme rasio
dinamis mampu bekerja lebih optimal untuk menghindari overload.
Saran

1 Penelitian ini masih memiliki kekurangan yaitu pada ketepatan pembagian
rasio. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menghitung pembagian
rasio dengan snmp dan dapat menentukan pula masing-masing server dapat
diakses oleh berapa banyak client dalam satuan waktu tertentu.
2 Pemilihan penggunaan software penguji agar menghasilkan hasil yang lebih
detail dan parameter yang lebih banyak seperti iperf.

19

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah A, Simamora SNMP, Andrian HR. 2002. Implementasi dan Analisa
Load Balancing pada suatu Web Server. Bandung (ID): ITHB Pr.
Balasubramanian J, Schimdt DC, Dowdy L, Othman O. 2004. Evaluating the
performance of middleware load balancing strategies. Di dalam:
Proceedings of the 8th Intl Enterprise Distributed Object Computing
(EDOC 2004).
Bertini L, Leite JCB, Mosse D. 2010. Power optimization for dynamic
configuration in heterogenous web server clusters. The Journal of Systems
and Software. 83:585-598
Bullock T. 2007. Httperf web workload generator quickstart guide [internet].
[diunduh 2014 Agu 4]. Tersedia pada http://www.comlore.com/httperf/
httperf-quickstart-guide.pdf
F5. 2008. Overview of rasio dinamis load balancing [internet]. [diunduh 2014 Apr
10]. Tersedia pada http://support.f5.com/kb/en-us/solutions/public/9000/
100/sol9125.html.
Hafizh M. 2011. Load balancing dengan metode per connection classifier (PCC)
menggunakan proxy server sebagai caching [skripsi]. Jakarta (ID):
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Kurniawan H, Pulungan R. 2011. Analisis kinerja beberapa algoritma load
balancing. SemnasIF. Yogyakarta (ID):UPN Pr.
Lukitasari D, Oklilas AF. 2010. Analisis perbandingan load balancing web server
tunggal dengan web server cluster menggunakan linux virtual server.
Jurnal Generic. 5(2):31-34. doi:1907-4093/2087-9814.
Nasution AH. 2011. Komparasi algoritma penjadwalan pada layanan terdistribusi
load balancing LVS via NAT [skripsi]. Surabaya (ID): Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Oktavianus YL. 2013. Membangun sistem cloud computing dengan implementasi
load balancing dan pengujian algoritma penjadwalan linux virtual server
pada FTP server. Jurnal Nasional Teknik Elektro. 2(1):25-30.doi:23022949.
Thamrin D. 2008. Implementasi dan evaluasi kinerja load balancing pada serverserver proxy di IPB [skipsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Wensong Z. 2002. Linux Virtual Server: Linux Server Cluster for Scalable
Network Services. Free Software Symposium
Wibawa R. 2011. Analisis kinerja protokol routing ad hoc on demand distance
vector pada topologi mesh, ring, tree, dan line pada jaringan wireless ad
hoc [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

20
Lampiran 1 Konfigurasi server

21
Lampiran 2 Hasil workload httperf
Contoh hasil workload httperf rasio dinamis

2000 (connection/s)

10000 (connection/s)

20000 (connection/s)

40000 (connection/s)

50000 (connection/s)

80000 (connection/s)

22
Lampiran 2 Lanjutan

100000
Contoh hasil workload httperf round robin

2000 (connection/s)

10000 (connection/s)

20000 (connection/s)

40000 (connection/s)

23
Lampiran 2 Lanjutan

50000 (connection/s)

100000 (connection/s)

80000 (connection/s)

24
Lampiran 3 Throughput
Throughput (KB/s)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
Round Robin

2000 10000
36.8
84.8
37.1
39.8
41.1
72.8
39.2
68.8
37.5
59.5
45.1
53.9
33.4
58.5
32.9
55.9
39.0
76.0
37.6
96.3
54.5
82.6
45.8
83.9
37.9
66.6
36.8
76.1
31.4
80.5
46.1
54.5
38.7
60.1
37.3
63.0
31.4
56.6
42.1
49.2

Connection/s
20000 40000 50000 80000 100000
169.4 193.4 178.5 216.4
202.7
91.0
98.8
85.6
85.2
80.7
113.6
72.7
71.7 102.3
135.7
113.1 127.0 106.3
79.6
74.6
78.6
85.1 115.7 172.1
159.0
121.0 123.3
42.7 101.5
128.8
85.6 159.2 102.1 116.0
126.6
150.9
93.8
76.6 170.3
110.1
100.8 148.2 102.8 119.0
120.0
69.9
96.7
91.7
80.3
95.5
118.0 121.2 123.9 135.3
150.7
76.1
82.3
68.4
82.1
108.2
99.8 103.1 144.5 121.4
188.2
72.4 124.9
82.1 108.1
83.4
90.4
94.2 129.1
88.1
197.3
153.6
90.9
88.7
74.1
93.6
75.9
99.8
99.4 112.2
166.0
72.6
72.3
75.5 106.7
94.8
105.6 115.0
91.9 116.3
121.7
112.0
66.2
95.5
66.2
108.0

25
Lampiran 4 Response time
Response Time(ms)
Dynamic Ratio
Round Robin
Dynamic Ratio
2
Round Robin
Dynamic Ratio
3
Round Robin
Dynamic Ratio
4
Round Robin
Dynamic Ratio
5
Round Robin
Dynamic Ratio
6
Round Robin
Dynamic Ratio
7
Round Robin
Dynamic Ratio
8
Round Robin
Dynamic Ratio
9
Round Robin
Dynamic Ratio
10
Round Robin
1

2000
2803.1
2684.1
2746.3
3024.6
2740.2
2735.3
2807.4
2909.3
2722.1
2936.5
2791.5
2762.2
2715.0
2862.5
2758.3
2811.1
2701.8
2600.9
2658.1
2420.8

10000
2837.4
2616.1
2791.9
2730.7
2843.9
2782.4
3049.1
2701.4
3249.3
2897.3
2610.8
2763.7
3143.6
2734.1
2619.1
2774.4
2834.3
3030.6
2421.2
3586.4

Connection/s
20000 40000 50000
2409.3 2406.5 2986.7
2193.9 2354.6 2502.8
2713.5 2439.4 2431.8
2606.8 2643.3 2849.1
2730.5 2779.2 2796.4
2370.7 2513.0 2703.8
1582.7 2895.8 2372.7
3279.0 2128.3 3511.5
2472.0 2821.4 2262.8
2576.2 2614.6 2785.0
2256.8 1994.3 2616.6
2071.1 2607.7 2725.7
2862.3 2271.7 2865.8
2520.5 3179.0 2652.6
2015.9 3149.4 2999.2
2587.4 2282.2 2657.5
2441.2 2538.6 2400.5
2775.8 2785.0 2794.4
2761.8 2769.6 2620.7
2034.1 2270.8 2453.0

80000 100000
2089.7 2337.2
2708.2 2807.9
2454.5 2587.9
2817.9 2688.3
2819.8 2762.3
2234.5 2488.2
2518.9 2586.3
2891.3 2679.4
2639.6 2847.3
2760.5 2900.0
2538.9 2731.5
2931.1 2802.2
1844.6 2452.7
2798.0 2638.2
2517.2 2203.7
2773.6 2700.7
2348.4 2825.1
2736.0 2828.1
2775.1 2671.5
2795.2 2651.8

26
Lampiran 5 Grafik throughput tiap pengujian

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

27
Lampiran 5 Lanjutan

Pengujian 4

Pengujian 5

Pengujian 6

Pengujian 7

28
Lampiran 5 Lanjutan

Pengujian 8

Pengujian 9

Pengujian 10

29
Lampiran 6 Grafik response time tiap pengujian

Pengujian 1

Pengujian 2

Pengujian 3

30
Lampiran 6 Lanjutan

Pengujian 4

Pengujian 5

Pengujian 6

Pengujian 7

31
Lampiran 6 Lanjutan

Pengujian 8

Pengujian 9

Pengujian 10

32

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Januari 1991 di desa Cot Darat,
Meulaboh, Aceh Barat. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Sofyan Juned dan Ibu Raziah. Penulis mengawali pendidikan
dasar pada tahun 1997 di Sekolah Dasar Negeri Cot Darat dan diselesaikan pada
tahun 2003. Kemudian pada tahun yang sama penulis memulai pendidikan lanjut
tingkat pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Samatiga dan
diselesaikan tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Atas Negeri 4 Wira Bangsa pada tahun yang sama dan diselesaikan tahun 2009.
Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009 melalui jalur
Beasiswa Utusan Daerah IPB (BUD) dan diterima di Departemen Ilmu Komputer,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 2009. Selama
menjadi mahasiswa Institut Pertnanian Bogor, penulis berkesempatan mengikuti
Program Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang didanai oleh DIKTI pada tahun 2013
yaitu PKM-Penelitian. Selama periode masa studi di Institut Pertanian Bogor,
penulis berkesempatan menerima Beasiswa Utusan Daerah (BUD) pemerintah
Aceh Barat. Penulis juga aktif dalam kepengurusan IMTR (Ikatan Mahasiswa
Tanah Rencong) sebagai ketua Infokom pada tahun 2011/2012.