Simpulan Saran SIMPULAN DAN SARAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Kebijakan Izin Pemungutan Hasil Hutan Kayu di Hutan Produksi tidak digunakan oleh masyarakat adat karena tidak memberikan manfaat dan mengabaikan hak masyarakat adat. 2. Masyarakat adat memanfaatkan kayu tanpa legalitas dan membentuk saluran pemasaran dengan pihak penggesek kayu, industri kayu, kios kayu, dan konsumen lainnya. 3. Kelembagaan adat belum efektif dalam mengatur kegiatan pemanfaatan kayu oleh masyarakat adat karena kebijakan pengelolaan hutan yang ada belum mengadopsi dan memberi peran kepada kelembagaan adat untuk ikut mengatur hubungan masyarakat dan hutan. 4. Kejelasan dan pengakuan terhadap hak komunal common property masyarakat adat terhadap sumberdaya hutan dapat mengurangi aktifitas pemanfaatan kayu yang tidak lestari dan menekan kegiatan penunggang bebas free rider.

6.2. Saran

1. Pemerintah Daerah perlu melakukan kegiatan pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat adat, keterampilan pemanenan hasil hutan dan wirausaha. 2. Pemerintah Daerah perlu mengapresiasi kelembagaan adat dalam menerapkan aturan-aturan pemanfaatan hutan dengan cara melakukan kegiatan pemetaan partisipatif untuk memperoleh informasi zona pemanfaatan dan mengakomodir lembaga-lembaga fungsional adat dalam pengawasan. DAFTAR PUSTAKA [Bapedda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Jayapura. Profil Kabupaten Jayapura Tahun 2009. Sentani. Jayapura. Bungin B. 2007. Penelitian Kualitatif. Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Perdana Media Group. Jakarta. Casson A. 2003. Politik Ekonomi Subsektor Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Di dalam: Resosudarmo, editor. Kemana Harus Melangkah? Masyarakat, Hutan, dan Perumusan Kebijakan di Indonesia . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Casson AC, et al. 2007. Rencana Aksi Multi Pihak untuk Penanggulangan Illegal Logging dan Peningkatan Penegakan Hukum di Indonesia. Jakarta. [Dishut] Dinas Kehutanan Provinsi Papua. 2007. Statistik Kehutanan Provinsi Papua. Dunn WN. 1994. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Ed ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Dwiyanto A. 2011. Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi Birokrasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Grimble R. Chan MK. 2005. Analisis Stakeholder untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam di Negara Berkembang. Di dalam Supahardjo, editor. Manajemen Kolaborasi : Memahami Pluralisme Membangun Konsensus . Pustaka Latin. Bogor. Kartodihardjo H. 2006. Ekonomi dan Institusi Pengelolaan Hutan. Institute for Development Economics of Agriculture and Rural Areas IDEA. Bogor. Kawer GJW. 2007. Prespektif Tenurial dalam Pengelolaan Konflik Tanah UlayatHutan Masyarakat Adat di Papua. CIFOR. Bogor. Lindayati R. 2003. Gagasan dan Kelembagaan dalam Kebijakan Perhutanan Sosial. Di dalam: Resosudarmo, editor. Kemana Harus Melangkah? Masyarakat, Hutan, dan Perumusan Kebijakan di Indonesia . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Maring P. 2010. Bagaimana Kekuasaan Bekerja di Balik Konflik, Perlawanan, dan Kolaborasi? Lembaga Pengkajian Antropolgi Kekuasaan Indonesia. Jakarta. Meyers, J. 2005. Analisis Kekuatan Stakeholder. Di dalam Supahardjo, editor. Manajemen Kolaborasi : Memahami Pluralisme Membangun Konsensus . Pustaka Latin. Bogor. Mitchell B, Setiawan B, Rahmi H.D. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan edisi Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Moniaga S. 2010. Dari Bumiputera ke Masyarakat Adat : Sebuah Perjalanan Panjang dan Membingungkan. Di dalam Davidson JS editor. Adat Dalam Politik Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Murray G, Neis B, Johnsen JP. 2006. Lessons Learned from Reconstructing Interaction Between Local Ecological Knowledge, Fisheries Science, and Fisheries Management in the Commercial Fisheries of Nwefoundland and Labrador, Canada. Di dalam : Human Ecology. Vol 34. No 2. Hlm : 549 – 571. Nugroho B. 2003. Kajian Institusi Pelibatan Usaha Kecil-Menengah Industri Pemanenan Hutan untuk Mendukung Pengelolaan Hutan Produksi Lestari. Disertasi Program Pascasarjana IPB. Bogor. Pangkali L. 2006. Laporan Kegiatan Pemetaan Partisipatif diWilayah Adat Desa Garusa Distrik Unurumguay Kabuaten Jayapura. WWF Indonesia Region Sahul. Jayapura. Tidak diterbitkan. Peluso, N. L. 2006. Hutan Kaya Rakyat Melarat, edisi Indonesia. Kophalindo. Jakarta. Resosudarmo IAP, Dermawan A. 2003. Hutan dan Otonomi Daerah:Tantangan Berbagi Suka dan Duka. Di dalam: Resosudarmo, editor. Kemana Harus Melangkah? Masyarakat, Hutan, dan Perumusan Kebijakan di Indonesia . Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sangaji A. 2010. Kritik terhadap Gerakan Masyarakat Adat di Indonesia. Di dalam Davidson JS editor. Adat Dalam Politik Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Seidman A, Seidman R, Abeyeskene N. 2001. Penyusunan Rancangan Undang- Undang dalam Masyarakat yang Demokratis : Sebuah Panduan untuk Pembuatan Undang-Undang. ELIPS. Sitorus, S. 2004. Politik-Ekonomi Desentralisasi Pengusahaan Hutan : Studi Kasus IPPK di Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Sudiyono, A. 2001. Pemasaran Pertanian. Malang Universitas Muhammadiyah Malang Press. Suharjito D. 1999. Hak-Hak Penguasaan Atas Hutan di Indonesia. Fakutas Kehutanan IPB. Bogor. Suharjito D, Saputro GE. 2008. Modal Sosial Dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan Pada Masyarakat Kasepuhan, Banten Kidul. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Vol 5 No. 4 Desember 2008. Hal 317-335. Sutton, R. 1999. The Policy Process : an Overveiw. Working Paper 118. Overseas Development Institute. Portland House Stag Place, Chameleon Press Ltd. London SW1E 5DP. Uphoff N. 2000. Understanding Social Capital: Learning from the Analisys and Experience of Participation. P.Dasgupta and I.Seradelgin, editors. Social Capital Multifaceted Perspective . Washington DC.World Bank. Tokede MJ, et al. 2005. Dampak Otonomi Khusus di Sektor Kehutanan Papua. CIFOR. Bogor. Wanggai VV. 2009. New Deal for Papua : Menata kembali Papua dengan hati. Indonesia Press. Widjojo MS. 2009. Papua Road Map : Negotiating the Past, improving the Present and Securing the Future. Yayasan Obor Indonesia. Tokede MJ, et al. 2005. Dampak Otonomi Khusus di Sektor Kehutanan Papua. CIFOR. Bogor. Yin, RK. 1997. Studi Kasus : Desain dan Metode. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Yulianti A. 2005. Kopermas Masyarakat Hukum Adat sebagai Tameng Pihak yang Berkepentingan. Forest and Governance Programme. CIFOR. Bogor. Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian UNURUMGUAY KEMTUK JAYAPURA KAUREH Jalan Aspal Jalan Belum Aspal Lampiran 3. Daftar Stakeholder yang diwawancarai No. Kelompok Sub Kelmpok Jumlah Hubungan dg pemanfatan kayu oleh Mastrakat Adat 1 Pemerintah Dinas Kehutanan 5 Instansi teknis yang mengurus kehutanan Bapedalda 1 Instansi terkait LH Bag HUkum 1 Intsnsi terkait perijinan 2 Masyarakat kemtuk 1 Penerima dampakmanfaat keg PK kaureh 1 Unurumguay 1 3 Swasta IPK IUIPHHK 1 Pemegang Ijin IPK-MA 1 Pernah sbg Pemegang Ijin Kios kayuPenggesek 1 Sementara aktif dlm keg PK Industri Kayu 1 Aktif keg industri 4 LSM WWF 2 Lembaga Konservasi DPRD 3 Bidang Lingkungan,ekonomi,Hukum PPMA 2 Lembaga perberdayaan Masyarakat Adat Jumlah 21 Lampiran 4. Panduan Wawancara Stakeholder No. Topik Sub Topik Metode Wawancara 1 Aktor Indetifikasi Aktor Indepth interview 2 Posisi dalam keg PKMA Internal Eksternal s.d.a 3 Tanggapan thd Kondisi PKMA Support Oposisi Netral s.d.a 4 Kepentingan Bentuk Kpentingan aktor s.d.a Prioritas Kepentingan Cara Pencapaian kepentingan 5 Pengaruh thd kebijakan PKMA Tinggi Rendah s.d.a 6 Harapan Kebijakan PKMA s.d.a Lampiran 5. Persentase Jawaban Stakeholder tentang Pemanfaatan Kayu oleh Masyarakat Adat No. Tanggapan thd PKMA SK SU SP 1. Setuju: 4 57,2 7 100 2 28,6 a. Karena masy adat jg memp hak yg sama u PK sesuai UU Otsus 2 28,6 3 42,8 2 28,6 b. Karena untuk penuhi keb masy 2 28,6 4 57,2 c. Karena pemerintah membiarkan kndisi PK 2. Ragu-ragu 1 14,2 5 71,4 a. Karena PKMA mjwb keb ky lokal dan kepentingan swasta 3 42,8 b. Karena memenuhi keb masy tp keg tdk lestari merusak kearifan lokal 2 28,6 c. Karena pengalaman IPK-MA 1 14,2 3. Tidak Setuju 2 28,6 a. Karena melanggar hukum, sulit pemantauan thd lokasi keg 2 28,6 b. Karena kepentingan investor u pemanfaatn kayu c. Karena masy sangat dirugikan Jumlah 7 100 7 100 7 100 Ket : SK = stakeholder kunci SU = stakeholder utama SP = stakeholder Pendukung ABSTRACT YAN RICHARD PUGU. Analysis of Policies in Timber Utilization for Traditional Community A Case Study In Jayapura Regency, Papua Province . Under direction of SUDARSONO SOEDOMO, and BRAMASTO NUGROHO. The decentralization policies in Indonesia have not yet specifically designed the decentralization of natural resources management. This condition can be seen from the timber utilization by the traditional community in the Regency of Jayapura in the Province of Papua. They prefer to utilize timber without legal aspects, whereas the local government is faced with difficulties because of different and inconsistent policies. The objective of this study was to examine the implemented policies, activities of traditional community in utilizing timber, the effectiveness of traditional institutions; and formulate alternative policies. Data were collected from observation, document tracing, and in-depth interviews with informants in the Districts of Kemtuk, Kaureh, and Unurumguay. The analyses involved these aspects: policy substancecontent, marketing channel, income of people and local government, stakeholders, and effectiveness of traditional bodiesinstitutions. The study results indicate that the existing policies do have benefits and ignore the rights of traditional community; some marketing channels are without legal aspects; the traditional institutions are not yet effective; and coordination is necessary between the local government and forestry ministry in making policies. Keywords: policies, traditional community, timber utilization, legality.

I. PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

Kajian Patologi Hog Cholera Kasus Outbreak Tahun 2006 Di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua

0 18 274

Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Papua (Studi Kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua)

2 15 162

Kajian Patologi Hog Cholera Kasus Outbreak Tahun 2006 Di Kabupaten Jayapura Provinsi Papua

7 37 132

TESIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 4 14

PENDAHULUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 2 20

TINJAUAN PUSTAKA KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 4 41

KESIMPULAN DAN SARAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PAPUA TERHADAP PERLINDUNGAN HAK ULAYAT MASYARAKAT HUKUM ADAT BERDASARKAN OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA.

0 4 7

Analisis kelayakan finansial dan ekonomi perusahaan kayu gergajian merbau dan woodworking terintegrasi di Papua studi kasus di Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom

0 30 138

ANALISIS PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN PUSKESMAS OLEH MASYARAKAT Analisis Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Puskesmas Oleh Masyarakat Di Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.

0 1 14

PENGAMBILALIHAN TANAH YANG DITERLANTARKAN OLEH MASYARAKAT ADAT DI SENTANI, KABUPATEN JAYAPURA, PROVINSI PAPUA DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR.

0 0 1