Landasan Hukum yang Mengatur Pengelolaan Limbah B3

15 Instrumen-instrumen pendekatan ekonomi adalah sebagai berikut:

2.3.1 Insentif ekonomi

Dari sudut pandang ekonomi, instrumen ini sangat efektif dalam mencapai penataan. Insentif ekonomi dapat berupa pembebasan pajak, subsidi, dan sebagainya, atau sebaliknya berupa pungutan bagi pelaku yang tidak taat. Husin, 2009. Penetapan pajak adalah salah satu instrumen yang dilakukan pemerintah untuk mendorong perilaku ekonomi swasta dalam meperbaiki kualitas lingkungan sehingga menghemat biaya pencegahan dan pengawasan. Penetapan pajak atau yang dikenal dengan istilah polluter pays-principle ini PPP pertama kali diperkenalkan pada 1970an, yang mengharuskan para polluter menanggung biaya- biaya pengurangan pencemaran seperti biaya pengadaan teknologi dan infrastruktur pengendali pencemaran Luken, 2009. Sedangkan subsidi merupakan otoritas publik membayar sejumlah uang sebagai imbalan upaya pengurangan emisi oleh polluter Field, 1994. Insentif ekonomi merupakan instrumen yang lebih efektif dari segi biaya jika dibandingkan dengan kebijakan command and control CAC karena mengurangi biaya sosial Blackman, 2009. Blackman juga menjelaskan bahwa menurut Panayatou 1993, insentif ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan dengan CAC di negara-negara berkembang karena dapat merasakan manfaat dengan biaya paling kecil, yang menjadi vital bagi negara-negara berkembang yang memiliki keterbatasan sumberdaya.

2.3.2 Produksi Bersih Cleaner Production

Produksi bersih atau cleaner production CP pertama kali diperkenalkan oleh UNEP United Nations environment Programme pada 1994. Produksi bersih adalah usaha perlindungan lingkungan terintegrasi yang kontinu mulai dari strategi proses, produk dan jasa, peningkatan efisiensi, dan pengurangan resiko pada manusia dan lingkungan. CP adalah “win-win sollution” bagi perusahaan untuk mengurangi biaya operasional dan melaksanakan tanggung jawab lingkungan seperti minimisasi penggunaan energi, air, dan material, serta penanganan masalah limbah dan pencemaran Berkel, 2010. 16 Di Indonesia produksi bersih diperkenalkan oleh Bappedal. Produksi bersih ini merupakan upaya preventif secara terus menerus pada proses produksi dengan prinsip peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan bahan baku, energi, dan sumberdaya lainnya. Produksi bersih tidak harus pemanfaatan semua sisa produksi hingga limbah mencapai nol, karena tidak ada sistem yang 100 efisien. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, teknik-teknik pelaksanaan produksi bersih dapat dilakukan dengan berbagi cara, seperti yang di tunjukkkan pada Gambar 2 : Gambar 2 Teknik pelaksanaan produksi bersih Penerapan produksi ini akan memberikan keuntungan, berupa : a. Penggunaan sumberdaya alam secara lebih efektif dan efisien, sehingga lebih menghemat biaya b. Mengurangi dan mencegah terbentuknya bahan pencemar c. Mencegah berpindahnya pencemar dari satu media ke media lain d. Mengurangi terjadinya resiko terhadap kesehatan dan lingkungan e. Mendorong dikembangkannnya teknologi pengurangan limbah pada sumbernya f. Mengurangi biaya penataan hukum g. Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan clean-up h. Produk dapat bersaing di pasar internasional i. Bersifat fleksibel dan sukarela