Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang

6.2 Strategi Pengembangan Perikanan Cakalang

Analisis unit penangkapan ikan menunjukkan bahwa alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur merupakan alat tangkap pancing tonda yang menangkap hasil tangkapan segar, kapal yang digunakan memiliki palkah yang selalu dilengkapi dengan es untuk menjaga kesegaran hasil tangkapan dan nelayan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur memiliki kemampuan untuk mengoperasikan pancing tonda. Selain itu, analisis stok sumberdaya ikan cakalang di perairan Kabupaten Lombok Timur memberikan hasil bahwa pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur dapat dilakukan dengan melakukan pembatasan jumlah unit penangkapan pancing tonda yang beroperasi. Analisis kelayakan finansial untuk usaha perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan bahwa usaha perikanan cakalang tersebut memberikan keuntungan dan layak untuk dilakukan atau diusahakan. Selanjutnya, berdasarkan analisis pendahulu tersebut serta pengamatan dilapangan, maka dilakukan analisis faktor internal dan eksternal dari kegiatan perikanan cakalang tersebut yang dapat digunakan untuk menetapkan strategi pengembangan perikanan cakalang menggunakan analisis SWOT. Faktor internal yang dianalisis adalah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Kabupaten Lombok Timur dalam kegiatan pengembangan perikanan cakalang. Kekuatan yang dimiliki oleh kabupaten tersebut yaitu adanya perusahaan perikanan yang telah maju di lingkungan PPP Labuhan Lombok. Hal tersebut termasuk ke dalam kekuatan karena dengan adanya perusahaan perikanan tersebut maka kegiatan pendistribusian ikan cakalang dapat dilakukan baik secara lokal, antar kota maupun internasional. Oleh karena itu, kekuatan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur memiliki jaminan pasar. Kemudahan para nelayan dalam memenuhi kebutuhan melaut di PPP Labuhan Lombok merupakan kekuatan yang dimiliki oleh nelayan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur, dimana kebutuhan melaut tersebut tersedia dengan harga yang terjangkau sehingga tidak ada alasan bagi nelayan untuk tidak melaut karena kurangnya dan atau tidak terjangkaunya kebutuhan melaut. Penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan merupakan keuntungan karena dengan adanya rumpon tersebut para nelayan tidak perlu menghabiskan waktu dan bahan bakar untuk mencari daerah penangkapan ikan yang potensial. Kelemahan yang dimiliki oleh kegiatan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yaitu jumlah unit penangkapan ikan cakalang yang melebihi batas optimal karena berdasarkan hasil analisis stok sumberdaya ikan cakalang diketahui bahwa produksi ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur mengalami penurunan selama lima tahun terakhir akibat jumlah unit penangkapan ikan pancing tonda yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang memiliki jumlah yang melebihi batas optimalnya. Kelemahan lainnya yaitu nelayan perikanan cakalang tersebut sangat dinamis karena sebagian besar nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur merupakan nelayan “andon” atau nelayan pendatang, sehingga pada musim barat nelayan-nelayan tersebut tidak melakukan kegiatan melaut sama sekali, yaitu antara bulan November sampai pertengahan Maret. Hal ini berakibat pada rendahnya produksi ikan cakalang pada musim barat. Terbatasnya modal yang dimiliki oleh nelayan perikanan cakalang juga diindikasi sebagai kelemahan dari kegiatan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur, dimana hal tersebut berakibat pada pengharapan yang besar dari nelayan perikanan cakalang terhadap modal yang diberikan oleh perusahaan perikanan di sekitar PPP Labuhan Lombok untuk melakukan kegiatan melaut. Adanya modal dari perusahaan perikanan tersebut mengakibatkan para nelayan perikanan cakalang menjual hasil tangkapannya kepada perusahaan tersebut dengan harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan perikanan. Kegiatan penjualan hasil tangkapan kepada perusahaan perikanan tersebut menyebabkan fungsi TPI di PPP Labuhan Lombok tidak berfungsi secara maksimal. TPI tersebut hanya digunakan sebagai tempat pencatatan jenis dan berat ikan setiap pendaratan. Selain itu, penanganan hasil tangkapan ikan cakalang pada saat pendaratan masih belum baik, dimana ikan cakalang dibongkar dari kapal ke gerobak dengan menggunakan keranjang, kemudian ikan cakalang yang berada di dalam keranjang tersebut dimasukkan ke gerobak secara tidak beraturan, terkesan sembarangan, dan dibawa ke TPI. Selanjutnya, setelah sampai di TPI, ikan cakalang tersebut diletakkan dilantai tanpa menggunakan alas untuk kemudian dicatat dan ditimbang. Hal tersebut dapat menurunkan mutu ikan cakalang, karena dikhawatirkan ikan cakalang akan mengalami kerusakan pada bagian tertentu tubuhnya dan ikan cakalang tersebut akan mudah terkontaminasi dengan bakteri- bakteri yang terdapat pada lantai TPI. Kurang tepatnya penanganan ikan cakalang tersebut menyebabkan harga jual ikan cakalang menurun. Selain itu, harga jual ikan cakalang yang masih rendah disebabkan oleh posisi tawar nelayan yang rendah dalam transaksi jual beli. Selanjutnya, faktor eksternal yang diamati dan dianalisis yaitu peluang dan ancaman yang mempengaruhi kegiatan pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Peluang yang dimiliki oleh Kabupaten Lombok Timur untuk kegiatan pengembangan perikanan cakalang yang pertama yaitu meningkatnya permintaan cakalang baik lokal, antar kota maupun internasional. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa ikan cakalang merupakan komoditas ekspor yang diminati oleh Jepang dan Amerika Uktolseja et al. 1998 vide Martasuganda, Wiyono, Walus 2002. Selanjutnya, perkembangan informasi perikanan yang ada dirasa sangat membantu kegiatan pengembangan perikanan cakalang karena melalui informasi perikanan yang semakin canggih dapat mempermudah dalam memperoleh informasi mengenai harga jual ikan cakalang, daerah penangkapan ikan, dan lain sebagainya. Tersedianya teknologi penangkapan ikan cakalang yang produktif dan ramah lingkungan juga merupakan peluang yang dimiliki karena dengan adanya teknologi penangkapan ikan tersebut maka nelayan perikanan cakalang dapat menangkap ikan cakalang dengan lestari, tanpa merusak lingkungan perairan, serta dapat memaksimalkan sumberdaya ikan cakalang yang terdapat di Kabupaten Lombok Timut. Contoh dari teknologi penangkapan ikan cakalang tersebut diantaranya adalah alat tangkap pancing tonda, huhate, jenis pancing rumpon lainnya dan sebagainya. Peluang yang tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan yaitu dukungan dari Provinsi NTB untuk kegiatan perikanan cakalang, dimana dukungan tersebut ditunjukkan dengan adanya revitalisasi tuna yang di dalamnya termasuk ikan cakalang. Terdapat beberapa ancaman yang perlu diperhatikan oleh Kabupaten Lombok Timur untuk kegiatan pengembangan perikanan cakalang. Salah satu ancaman yang dirasa dapat menghambat pengembangan perikanan cakalang tersebut yaitu pemasaran ikan cakalang ke luar kota maupun luar negeri yang tidak secara langsung. Hal ini dikarenakan perusahaan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur belum memiliki akses yang tepat sehingga tidak jarang hasil produksi perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yang telah didistribusikan ke suatu daerah selanjutnya didistribusikan lagi oleh daerah tersebut ke kota lain bahkan ke luar negeri. Padahal, apabila perusahaan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur memiliki akses pendistribusian ke kota- kota strategis bahkan ke luar negeri maka keuntungan yang diperoleh dalam usaha perikanan cakalang tersebut akan semakin besar. Ancaman lainnya yang dirasa sangat mengkhawatirkan adalah adanya nelayan pendatang yang memasuki wilayah perairan Kabupaten Lombok Timur serta adanya kegiatan illegal fishing. Kedua hal tersebut merupakan ancaman untuk kegiatan pengembangan perikanan cakalang karena secara tidak langsung dapat mengganggu pencatatan data produksi ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur serta merugikan bagi nelayan perikanan cakalang di kabupaten tersebut karena nelayan tidak dapat memaksimalkan produksi hasil tangkapannya. Ancaman lain bagi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur adalah rendahnya harga jual ikan cakalang apabila dibandingkan dengan harga komoditi ekspor lainnya tuna dan udang. Pencemaran lingkungan perairan oleh kegiatan pertambangan di sekitar perairan selatan Nusa Tenggara merupakan ancaman yang dirasa sangat mengkhawatirkan, karena dengan adanya pencemaran tersebut dapat berdampak pada berkurangnya ikan cakalang yang melakukan ruaya ke daerah perairan dimana rumpon nelayan Kabupaten Lombok Timur terpasang, sehingga hasil tangkapan ikan cakalang nelayan tersebut akan berkurang. Selain itu, pencemaran perairan tersebut juga berdampak pada menurunnya kualitas ikan cakalang yang ditangkap oleh nelayan pancing tonda di Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yang telah diamati dan dianalisis, maka dapat dilakukan analisis mengenai strategi untuk kegiatan pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Penentuan strategi tersebut dilakukan dengan mencari strategi silang dari keempat faktor yang ada yaitu Uktolseja, Purbayanto, Wisudo 2011: 1 Strategi SO yaitu strategi yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan strenght untuk memanfaatkan peluang opportunities sebesar-besarnya 2 Strategi WO yaitu strategi yang dibuat dengan memanfaatkan peluang opportunities yang ada dengan meminimalkan kelemahan weaknesses yang ada 3 Strategi ST yaitu strategi yang dibuat dengan memanfaatkan kekuatan strenght yang dimiliki untuk mengatasi ancaman treaths 4 Strategi WT yaitu strategi yang dibuat didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dengan berusaha meminimalkan kelamahan weaknesses yang ada serta menghindari ancaman treaths Berikut merupakan penjelasan mengenai alternatif strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yang dihasilkan berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal tersebut: 1 Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang direkomendasikan sebagai strategi pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur dikarenakan adanya kekuatan yang dimiliki oleh perikanan cakalang di kabupaten tersebut yaitu terdapat industri perikanan termasuk perikanan cakalang yang maju di PPP Labuhan Lombok dan adanya jaminan pasar untuk ikan cakalang. Kedua kekuatan yang dimiliki oleh perikanan cakalang tersebut dapat digunakan untuk memanfaatkan seluruh peluang yang ada yaitu meningkatnya permintaan ikan cakalang, adanya perkembangan informasi perikanan, tersedianya teknologi penangkapan ikan yang produktif dan ramah lingkungan, serta adanya dukungan dari Provinsi NTB untuk kegiatan perikanan cakalang berupa revitalisasi tuna. Perlu diinformasikan bahwa optimalisasi produksi ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur sangat diperlukan dalam pengembangan perikanan cakalang karena pemanfaatan ikan cakalang yang rendah akan berakibat pada tidak termanfaatkannya sumberdaya ikan cakalang secara maksimal di Kabupaten Lombok Timur. Namun, pemanfaatan yang berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya ketersediaan ikan cakalang yang merupakan bahan baku dalam kegiatan pengembangan perikanan cakalang tersebut. Kondisi perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur berdasarkan hasil analisis stok sumberdaya ikan pada penelitian ini adalah perikanan cakalang tersebut terindikasi mengalami over fishing, sehingga sangat diperlukan strategi optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang agar sumberdaya ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi. 2 Rasionalisasi jumlah unit penangkapan ikan cakalang Jumlah unit penangkapan ikan cakalang yang melebihi batas optimal merupakan kelemahan yang dimiliki oleh perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan analisis optimasi diketahui bahwa jumlah unit penangkapan ikan cakalang di Kabupaten Lombok Timur telah melebihi batas optimalnya, sehingga perlu adanya pengurangan jumlah unit penangkapan ikan cakalang untuk mencapai produksi yang optimal dan lestari. Jumlah unit penangkapan ikan yang optimal akan menghasilkan produksi yang optimal pula. Oleh sebab itu, perlu adanya rasionalisasi jumlah unit penangkapan ikan cakalang. Rasionalisasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah menyelaraskan antara produksi lestari dengan effort optimal pada kegiatan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur untuk mencapai kegiatan perikanan yang berkelanjutan. Tentu saja rasionalisasi yang akan dilakukan pada perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur akan memberikan dampak buruk berupa munculnya pengangguran baru, tetapi dampak buruk tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan dengan pengadaan jenis alat tangkap lain di Kabupaten Lombok Timur yang dirasa memiliki produktivitas tinggi dan ramah lingkungan. Rasionalisasi jumlah unit penangkapan ikan cakalang dijadikan strategi dalam pengembangan perikanan cakalang karena adanya peluang dalam hal meningkatnya permintaan ikan cakalang dan tersedianya teknologi penangkapan ikan cakalang yang produktif dan ramah lingkungan. 3 Pelatihan kepada nelayan mengenai cara penanganan hasil tangkapan Strategi pelatihan kepada nelayan mengenai cara penanganan hasil tangkapan diperlukan dalam pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Hal ini dikarenakan adanya kelemahan yang dimiliki oleh perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yaitu penanganan ikan cakalang yang belum optimal dan posisi tawar nelayan yang rendah dalam transaksi jual beli. Ikan cakalang yang didaratkan di dermaga PPP Labuhan Lombok ditangani dengan cara yang kurang tepat, sehingga para nelayan dirasa perlu mendapatkan pelatihan mengenai penanganan ikan cakalang agar mutu ikan cakalang tetap terjaga sehingga harga jual ikan cakalang memberikan untung yang besar. Apabila nelayan kurang memperhatikan penanganan pada saat pendaratan maupun pada saat di atas kapal, maka para nelayan tidak akan mempunyai kekuatan untuk menawarkan harga yang tinggi pada saat penjualan ikan cakalang tersebut. 4 Perbaikan kelembagaan nelayan untuk perbaikan posisi tawar nelayan Kelemahan yang dimiliki oleh kegiatan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur adalah posisi tawar nelayan yang rendah dalam transaksi jual beli, dimana kelemahan ini mempengaruhi kesejahteraan nelayan. Kelemahan tersebut dapat diminimalisir melalui pemanfaatan perkembangan informasi perikanan sehingga dapat diketahui harga jual ikan cakalang yang sesuai. Melalui strategi perbaikan kelembagaan nelayan diharapkan dapat memperbaiki posisi tawar nelayan. 5 Memaksimalkan potensi pasar komoditi ikan cakalang Strategi untuk memaksimalkan potensi pasar komiditi ikan cakalang didasarkan pada empat kekuatan yang dimiliki oleh kegiatan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur yaitu terdapat industri perikanan tuna, termasuk cakalang, yang maju di PPP Labuhan Lombok; adanya jaminan pasar untuk ikan cakalang; kemudahan dalam memenuhi kebutuhan melaut di PPP Labuhan Lombok; dan penggunaan rumpon dalam kegiatan penangkapan ikan cakalang. Keempat kekuatan tersebut digunakan untuk mengatasi ancaman dalam hal pemasaran ikan cakalang ke luar kota maupun luar negeri yang tidak secara langsung serta harga jual ikan cakalang yang masih rendah. Pendistribusian ikan cakalang oleh industri tersebut dirasa masih kurang maksimal. Hal ini dikarenakan pendistribusian ikan cakalang tersebut masih dilakukan pada daerah-daerah yang kurang potensial menunjang perkembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Hal yang merugikan bagi perkembangan perikanan cakalang tersebut yaitu didistribusikannya ikan cakalang yang berasal dari Kabupaten Lombok Timur ke luar negeri oleh daerah lain, sehingga keuntungan terbesar diperoleh oleh daerah lain tersebut, dimana kasus seperti ini dapat mengancam perkembangan usaha perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur. Oleh sebab itu, diperlukan strategi memaksimalkan peluang pasar komoditi ikan cakalang. 6 Diversifikasi jenis pengolahan ikan cakalang Strategi lainnya yang direkomendasikan untuk pengembangan perikanan cakalang di Kabupaten Lombok Timur adalah diversifikasi jenis pengolahan ikan cakalang. Strategi ini didasarkan pada kelemahan yang dimiliki oleh kegiatan perikanan cakalang tersebut yaitu keterbatasan modal yang dimiliki oleh nelayan pemilik kapal pancing tonda; penanganan ikan cakalang yang belum baik; posisi tawar nelayan yang rendah dalam transaksi jual beli. Upaya untuk melakukan diversifikasi jenis pengolahan ikan cakalang diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para nelayan perikanan cakalang maupun bagi industri perikanan cakalang. Selain itu, dengan adanya strategi tersebut dapat pula digunakan untuk mengatasi ancaman yang ada berupa pemasaran ikan cakalang ke luar kota maupun luar negeri yang tidak secara langsung serta harga jual ikan cakalang yang masih rendah. Alternatif strategi pengembangan yang diberikan pada penelitian ini merupakan alternatif strategi pengembangan yang saling terkait satu sama lain. Strategi optimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang merupakan strategi yang sangat terkait dengan strategi rasionalisasi jumlah unit penangkapan ikan cakalang. Hal ini dikarenakan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang dapat dilakukan secara optimal apabila jumlah unit penangkapan ikan cakalang yang beroperasi tidak melebihi batas jumlah optimalnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa jumlah unit penangkapan ikan yang dioperasikan atau jumlah effort yang dilakukan untuk memanfaatakan sumberdaya ikan sangat mempengaruhi produksi dari sumberdaya ikan yang dihasilkan. Strategi lainnya yang saling terkait yaitu pelatihan kepada nelayan mengenai cara penanganan hasil tangkapan, diversifikasi jenis pengolahan ikan cakalang, perbaikan kelembagaan nelayan untuk perbaikan posisi tawar nelayan dan memaksimalkan potensi pasar komoditi ikan cakalang. Pelatihan kepada nelayan mengenai cara penanganan hasil tangkapan yang tepat akan menjaga kualitas ikan cakalang yang akan dijual, sehingga kualitas ikan cakalang yang masih bagus akan dapat dijual dengan harga jual yang tinggi. Selain itu, nelayan perikanan cakalang dapat melakukan pengolahan ikan untuk ikan cakalang yang sudah tidak dalam keadaan segar sehingga harga jual ikan cakalang tersebut tidak terlalu rendah karena sudah ada nilai lebihnya melalui pengolahan tersebut. Hal paling penting setelah menjaga kualitas ikan cakalang dan melakukan pengolahan terhadap ikan cakalang yaitu memaksimalkan potensi pasar yang telah dimiliki sehingga keuntungan yang diperoleh dari usaha perikanan cakalang lebih maksimal. Adapun perbaikan kelembagaan nelayan ditujukan agar para nelayan dapat berdiskusi mengenai perikanan cakalang secara mendetail mengenai pra produksi, produksi maupun pasca produksi dari kegiatan perikanan cakalang tersebut. 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan