Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia

A. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: 1 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach dan 2 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru teacher centeredapproach. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung direct instruction, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif Sanjaya, 2008: 127. Menurut Darmiyati Zuchdi 1996: 30, pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. Pendekatan ini mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa terdiri dari beberapa macam, pada bagian ini hanya dibicarakan pendekatan komunikatif dan pendekatan terpadu : 1. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan Bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran Bahasa Zuchdi, 1997. Tampak bahwa Bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih luas lagi, yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini berarti, Bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yaitu fungsi komunikatif. Menurut Littelwood 1981, pendekatan komunikatif didasarkan pada pemikiran, bahwa 1 pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang Bahasa. Hal ini terutama menyebabkan orang melihat bahwa Bahasa tidak terbatas pada tata Bahasa dan kosakata, tetapi juga pada fungsi komunikasi Bahasa; 2 Pendekatan komunikatif membuka diri bagi pandangan yang luas dalam pembelajaran Bahasa. Hal itu menimbulkan kesadaran bahwa mengajarkan Bahasa, tidak cukup dengan memberikan kepada siswa bagaimana bentuk Bahasa, tetapi siswa harus mampu mengembangkan cara-cara menerapkan bentuk-bentuk itu sesuai dengan fungsi Bahasa sebagai sarana komunikasi dalam situasi dan waktu yang tepat. Sehubungan dengan pendapat itu, dia mengemukakan beberapa alternatif teknik pembelajaran Bahasa. Dalam kegiatan belajar-mengajar, siswa diberi latihan, antara lain seperti di bawah ini : 1 Memberi informasi secara terbatas. Contoh: a. Mengidentifikasi gambar Dua orang siswa ditugasi mengadakan percakapan tentang benda-benda yang terdapat dalam gambar yang disediakan oleh guru. Pertanyaan dapat mengenai warna, jumlah, bentuk, dan sebagainya. b. Menemukan pasangan yang cocok Guru memberikan gambar kepada sekelompok siswa yang masing-masing mendapat sebuah gambar yang berbeda. Seorang siswa yang lain di luar kelompok diberi duplikat salah satu gambar yang telah dibagikan. Siswa ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada teman-temannya yang membawa gambar dengan tujuan untuk mengetahui indentifikasi atau ciri-ciri gambar yang mereka bawa. Dari hasil tanya jawab itu, siswa pembawa duplikat tersebut harus dapat menemukan siapa di antara teman-temannya itu yang membawa gambar yang cocok dengan duplikat yang dibawanya. 2 Menemukan informasi tanpa dibatasi Contoh: a. Menemukan perbedaan Siswa A dan B masing-masing mempunyai sebuah gambar yang sama, kecuali beberapa bagian. Para siswa harus mendiskusikan gambar tersebut sehingga menemukan perbedaannya. 3 Menyusun informasi Contoh : Siswa diminta membayangkan bahwa mereka akan mengadakan kemah selama tiga hari. Tiap anggota hanya boleh membawa barang kira-kira 11 kg. Kelompok-kelompok itu harus menentukan apa saja yang mereka bawa, dengan melihat barang yang patut dibawa, yang diberikan oleh guru, dan mempersiapkan pembelaan apabila mereka ditentang oleh kelompok lain. Latihan-latihan tersebut merupakan latihan penggunaan Bahasa dalam aktivitas komunikasi yang bersifat fungsional dalam kelas. Di samping itu, juga terdapat aktivitas komunikatif yang lain, yakni: aktivitas interaksi sosial, dan simulasi dalam bermain peran. Uraian di atas dapat diringkaskan sebagai berikut : a. Pendekatan Komunikatif Teori dasar : Bahasa adalah alat komunikasi sosial. Artinya : Bahasa itu bagi orang per orang adalah alat untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, maksud, dan sebagainya kepada orang lain. Apa yang ada pada dirinya misalnya informasi disampaikan kepada orang lain agar orang lain pun memilikinya. Alat yang dipakai untuk menyampaikan itu adalah Bahasa. Bahasa adalah salah satu alat yang dipakai orang untuk berkomunikasi. Alat yang lain masih banyak, misalnya: kentongan, gerak anggota tubuh, siulan, dan sebagainya. b. implikasinya dalam kelas : 1. harus ada interaksi verbal, baik antara guru dan siswa maupun siswa dan siswa. 2. guru tidak usah terlalu banyak berbicara, menjelaskan, atau menggurui, tetapi menciptakan suasana yang baik agar siswa senang belajar dan senang berbicara. 3. guru mendorong pengembangan kemampuan berko-munikasi siswanya. Lebih baik murid berani berbicara dan mengemukakan pandapat meskipun dengan Bahasa yang kurang baik dan kurang benar dari pada diam karena takut salah. 4. hilangkan hambatan psikologis seperti takut salah, sungkan, malu, dan sebagainya. 5. beri tugas: masalah dan memecahkan masalah. 2. Pendekatan Terpadu Nielsen 1989 menyatakan bahwa pendekatan terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan aspek-aspek intra dan inter-bidang studi, sehingga pembelajar memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan simultan dalam konteks yang bermakna. Karena itu, ukuran keterpaduan dalam pembelajaran terpadu adalah bahwa pembelajaran dilakukan secara sadar, sengaja, bertujuan, dan sistematis yang dapat membantu anak memahami topik tertentu atau ide umum dari berbagai sisi. Aktivitas pendidikan hendaknya menghilangkan jurang pemisah antara bidang-bidang studi dan agar memfokuskan arah pembelajaran kepada proses integratif, yang mengharuskan anak larut bila hendak mengorganisasi pengetahuan dan pengalaman mereka. Sementara itu, ahli pembelajaran terpadu seperti H.H. Jacobs dalam sebuah wawancara dengan Brandt 1991 mengatakan bahwa kebutuhan untuk melaksanakan pembelajaran terpadu didasari beberapa alasan, yaitu 1 bahwa sementara jam belajar di sekolah tetap, ilmu pengetahuan terus berkembang, 2 ada kecenderungan anak tidak betah di sekolah karena apa yang harus dipelajari tidak sesuai dengan kebutuhannya, dan 3 sudah jelas tidak logis mengajarkan konsep-konsep secara terpisah-pisah sementara kehidupan anak tidak pernah menuntut pemisahan tersebut. Dari sejumlah teori pembelajaran terpadu yang ada, maka pengertiannya dapat diuraikan sebagai berikut 1 pembelajaran terpadu beranjak dari suatu tema sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lain, 2 pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak, 3 pembelajaran terpadu merupakan suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan, dan 4 pembelajaran terpadu merakit dan menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna. Pendekatan terpadu dapat pula dilakukan dalam pembelajaran sastra dan Bahasa. Pembelajaran terpadu dalam hal ini adalah upaya pemaduan aspek-aspek pengajaran sastra dan Bahasa agar saling menunjang. Hal ini patut dicermati, karena ada asumsi bahwa pencipta sastra yang menguasai Bahasa dengan baik akan lebih sukses dibanding yang penguasaan Bahasanya setengah-setengah. Demikian pula orang yang belajar Bahasa, apabila menguasai sastra – Bahasa mereka akan semakin halus dan enak didengar, oleh karena dalam setiap aktivitas berbahasa, secara tak sadar manusia telah memerankan sastra dalam komunikasi. B. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Terdapat metode-metode pembelajaran dari metode yang berpusat pada guru ekspositori, seperti ceramah, tanya jawab, demonstrasi, sampai dengan metode yang berpusat pada siswa discovery inquiry, seperti eksperimen. metode pembelajaran bahasa yang lainnya, yaitu: 1. Metode langsung Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Di dalam metode langsung terdapat 5 fase yaitu demonstrasi, pembimbingan,pengecekan, dan pelatihan. Di dalam metode ini terdapat teknik dalam pembelajaran menulis yaitu teknik gambar atau menulis langsung. 2. Metode Komunikatif Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Metode komunikatif dapat dilakukan dengan teknik menulis dialog. Siswa menulis dialog tentang yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas. Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan maupun kelompok 3. Metode Integratif Integratif berarti menyatukan beberap aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Metode inregratif dapat dilaksanakan dalam pembelajaran mambaca dengan memberi catatan bacaan. Siswa dapat membuat catatan yang diangap penting atau kalimat kunci sebuah bacaan. Dalam melakukan kegiatan membaca sekaligus siswa menulis. 4. Metode Tematik Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan konseptual. Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman. 5. Metode Konstruktivitas Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan. Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode konstruktivistik didasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya belajar bagaimana seharusnya belajar. 6. Metode Kontekstual Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari. Adapun metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi. Siswa dapat belajar dalam situasi dunia nyata.

C. Teknik pembelajaran Bahasa Indonesia