Metode Penelitian Kesimpulan Kajian Penambahan Asam Organik Terhadap Karakteristik Produk Etanolisis Minyak Inti Sawit (PKO) Sebagai Emulsifier

dan campuran kultur mikroba alami diambil sebanyak satu mata ose dari biakan agar miring atau stok kultur untuk dibiakan kembali penyegaran dalam agar miring baru NA, lalu diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Stok agar miring tersebut disimpan dalam lemari pendingin sebagai stok bakteri dan khamir.

3.5. Pengamatan

3.5.1. Pengujian pH Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan pH meter dengan cara memasukan

pH meter kedalam produk etanolisi PKO pada masing –masing perlakuan. Sebelumnya pH meter telah dikalibrasi terlebih dahulu. Nilai yang tercantum dalam pH meter merupakan nilai pH sampel yang diuji, kemudian diamati dan dicatat nilainya. 3.5.2. Pengujian aktivitas antimikroba Pengujian aktivitas antimikroba produk etanolisis PKO dengan penambahan asam organik menggunakan difusi agar atau metode sumur Murhadi dan Zuidar, 2009. Pengamatan didasarkan pada kemampuan senyawa antimikroba produk etanolisis PKO dengan penambahan asam organik untuk menghasilkan zona penghambatan terhadap mikroba berupa diameter zona hambat d, mm. Kultur bakteri murni dipindahkan ke dalam tabung agar miring NA steril dan diinkubasi pada 37 o C selama 24 jam, selanjutnya sebanyak 1 ose kultur tersebut diinokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 mL medium NB steril, diinkubasi selama 24 jam pada 37 o C, dihomogenkan vorteks, lalu diinokulasikan sebanyak 10-20 µ L ke dalam cawan petri 100 x 15 mm yang berisi sekitar 20 mL medium agar cair NA, 44-45 o C steril, dikocok merata dan dibiarkan sampai membeku. Selanjutnya dibuat 2-4 lubang sumur secara aseptis dengan diameter sumur 6.0 mm, kedalam tiap lubang, diinokulasi dengan 60 µL produk etanolisis PKO dengan penambahan asam organik dan produk etanolisis PKO tanpa penambahan asam sebagai kontrol. Zona penghambatan yang diukur adalah radius r, mm penghambatan berupa areal bening di sekeliling sumur uji, setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Pengukuran jari-jari r, mm zona hambat di sekeliling sumur uji dilakukan dengan cara mengukur jarak dari tepi sumur uji ke batas lingkaran zona hambat menggunakan jangka sorong ketelitian 0.01 mm pada beberapa sisi sumur uji, lalu dirata-ratakan. Selanjutnya dengan asumsi tinggi atau tebal media agar di dalam cawan petri uji adalah sama 9,0 cm dan volume media agar cair yang ditambahkan sama 20 mL, maka perhitungan diameter zona hambat riil dapat menggunakan konsep dimensi luas lingkaran dua dimensi. Perhitungannya sebagai berikut Murhadi, 2010: 1. Dihitung luas kotor L 1, mm 2 lingkaran areal bening akibat daya hambat bakteri uji disekeliling sumur uji dengan persamaan luas : L 1 = π. r 1 2 , dimana r 1 = r p + r s r p = jarak dari lingkaran luar sumur ke lingkaran terluar areal bening di sekeliling sumur uji mm, r s = jari-jari sumur uji mm, π = 3,14 2. Dihitung luas kontrol L 2, mm 2 areal bening akibat daya hambat pelarut organik yang digunakan sebagai pengencer dengan persamaan luas, yaitu : L 2 = π. r 2 2 , dimana r 2 = r k + r s r k = jarak dari lingkaran luar sumur ke lingkaran terluar areal bening di sekeliling sumur uji mm akibat daya hambatpengencer organik, r s = jari-jari sumur uji mm, π = 3,14 3. Dihitung luas bersih L 3, mm 2 dengan persamaan : L 3 = L 1 - L 2 4. Dihitung jari-jari zona hambat riil r r , mm dengan persamaan : r r = √L 3 3,14 5. Dihitung nilai diameter zona hambat riil d r , mm dengan persamaan : d r = 2. r r Akhirnya dapat dihitung nilai diameter zona hambat hasil konversi d c , mm dengan persamaan : d c = 2. r c

3.5.3. Pengujian daya stabilitas emulsi produk etanolisis kasar PKO dengan penambahan asam organik

Pengujian daya stabilitas pengemulsi produk santan kelapa segar kental yang ditambahkan dengan produk etanolisis kasar PKO, dilakukan dengan mengukur stabilitas emulsi secara pemusingan dengan sentrifuge Murhadi dan Suharyono, 2008. Pembuatan santan kelapa kental dilakukan sebagai berikut: santan kelapa kental dibuat dengan cara meremas-remas parutan kelapa tua sebanyak 1 kg di dalam 500 mL air hangat sebelumnya dididihkan, lalu disaring. Pengujian daya pengemulsi dilakukan dengan cara memasukkan 10 mL campuran santan kelapa kental yang ditambahkan dengan produk etanolisis kasar PKO dengan penambahan asam organik sebanyak 5 vv ke dalam tabung pemisah sentrifuge. Selanjutnya semua tabung sampel dihomogenkan dengan alat vorteks . Semua tabung perlakuan dimasukkan ke dalam penangas air pada suhu konstan 70 o C selama 30 menit, lalu dipusing selama 45 detik pada kecepatan 1000 rpm Murhadi dan Suharyono, 2008. Fraksi minyak yang terpisah sebagai santankrim dan skimair diukur volumenya untuk digunakan dalam penentuan stabilitas emulsi relatif menggunakan persamaan berikut: Stabilitas emulsi = Volume emulsi mL – Volume skim yang terpisah mL x 100 Volume emulsi mL V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan, yaitu : 1. pH terendah produk etanolisis PKO dengan penambahan asam organik didapatkan pada perlakuan penambahan asam tartarat 40 yaitu 1,60. 2. Zona hambat uji aktivitas antimikroba E.coli, S.aureus dan kultur paling besar di dapatkan pada perlakuan dengan penambahan asam suksinat 40 yaitu sebesar 9,59 mm, 10,2 mm dan 3,36 mm. Zona hambat uji aktivitas antikhamir S. Cereviciae paling besar besar di dapatkan pada perlakuan dengan penambahan asam tartarat 40 yaitu sebesar 4,74 mm. 3. Daya stabilitas emulsi santan paling tinggi adalah pada perlakuan dengan penambahan asam laktat yaitu 11,68 –13,97.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perlu analisis lebih lanjut terutama terhadap suhu dan lama reaksi optimum karena diduga reaksi yang berlangsung belum optimal. Selain itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap struktur kimia produk yang terbentuk dan uji stabilitas emulsi pada produk emulsi ow. DAFTAR PUSTAKA Anggasari, H.D. 2005. Kajian Lama Reaksi Gliserolisis Terhadap Rendemen Massa dan Sifat Antimikroba Monogliserol MAG dari Minyak Inti Sawit. Skripsi. Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Anonim. 2009. Jenis-Jenis Asam. http:kimia.upi.eduutamabahanajarkuliah web20090700751jenis.htm. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013. Anonim. 2013a. Asam Laktat. http:id.wikipedia.orgwikiAsam_laktat. Diakses 23 Oktober 2013. Anonim. 2013b. Asam Tartarat. http:id.wikipedia.orgwikiAsam_tartarat. Diakses 23 Oktober 2013. Anonim. 2014. Succinic acid. http:en.wikipedia.orgwikiSuccinic_acid. Diakses 20 Juli 2014. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2014. Potensi Kelapa Sawit di Lampung. http:regionalinvestment.bkpm.go.idnewsipididcommodit yar ea php?ic=2ia=18. Bandar Lampung 9 Mei 2014. Diakses 12 Mei 2014. Branen, L.A. and P.M. Davidson. 1983. Antimicrobials in Foods. Marcel Dekker., Inc. New York.p: 1640-2008. Buckle, K.A.,R.A. Edwards, G.H. fleet and M.Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Purnomo dan Aldino. UI-Press. Jakarta. 365 hlm. Dahono, Y. 2014. Prospek Industri Kelapa Sawit 2014 Makin Cerah. http:www. beritasatu.comekonomi168340-prospek-industri-kelapa-sawit2014 makin-cerah.html. 26 Februari 2014. Diakses pada tanggal 23 Maret 2014. Davidson, P.M. and A.L. Branen. 1993. Antimicrobials in Foods. Marcel dekker.,inc. New York. 675 pp. Direktorat Jendral Perkebunan. 2012. Luas Lahan Sawit Indonesia 9,27 Juta Hektar. http:duniaindustri.comIndonesia1214-luas-lahan-sawit- indonesia-927. Jakarta 12 September 2012. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013. Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 106 hlm. Febrina, D. P. 2012. Sifat Asam Laktat. http:blog.ub.ac.idfebrina20120608 Diakses tanggal 18 Desenber 2013. Ferdiani, I. 2008. Pengaruh Pencelupan Asam Organik Terhadap Mutu Sensori dan Umur Simpan Mie Basah Matang pada Suhu Ruang. Skripsi. IPB. http:reporsitoryipb.com. Diakses pada tanggal 11 Oktober 2013. Fennema, O.R. 1985. Food Chemistry 2 nd . Marcel Dekker, Inc. New York. 991 pp. Friberg, S., Larsson, K. and Sjoblom, J. 2003. Food Emulsions 4 nd CRC Press. e-Book. http:books.google.co.idbooks?id=2XvHZtRRA7sCdq= lactemhl=idsource=gbs_navlinks_s. Diakses 17 September 2014. Haryadi, P. 2007. Produksi Minyak Sawit yang Berkelanjutan sebagai Bahan Dasar untuk Bahan Bakar Bio Biofuel. IPB. Bogor. 3 hlm. Hartomo, A.J. dan M.C. Widiatmoko. 1993. Emulsi dan Pangan Instan Ber-lesitin. Andi offset. Yogyakarta. 74 hlm. Hasanuddin, A., Mappiratu, dan G.S. Hutomo, 2003. Pola Perubahan Mono dan Diasilgliserol dalam Reaksi Etanolisis Minyak Sawit Mentah. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. XIV3: hlm 241-246. Herlinda, 2003. Mempelajari Analisis Mutu Minyak Inti Sawit PKO dalam Proses Pengolahan Minyak Inti Sawit di PT. Sinar Jaya Inti Mulya Kodya Metro. Laporan PU Jurusan THP. Fakultas Pertanian UNILA. Bandar Lampung. Ibnuhayan. 2008. Emulsi Kimia Koloid. Komunitas Bloger Palembang. 4 hlm. Diakses tanggal 18 Desenber 2013. Khasbullah, F. 2012. Kajian Karakteristik Fungsional Produk Etanolisis Campuran CPO Crude Palm Oil dan PKO Palm Kernel Oil pada Reaksi Etanolisis Tingkat Dua. Tesis. Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 70 hlm. Krog, N.J. 1990. Food Emulsifier and Their Chemical and Physical Properties. In Food Emulsions, ED K. Larsson are S.E. Friberg. P. Marcel Dekker, New York. 127-180. Lestari, M dan Murhadi. 2008. Pengaruh Nisbah Etanol-PKO dan Waktu Reaksi terhadap Rendemen dan Aktivitas Produk Etanolisis Minyak Inti Sawit PKO. Jurnal Tek. dan Industri Hasil Pertanian. 132: 95-107. Liang, T. 2009. Seluk Beluk Kelapa Sawit Bab VIII. Produk dan Standarisasi. PT. Harapan Sawit Lestari, Kab. Ketapang. Kalimantan Barat.15 hlm. Luthanan, K.Y. 2008. Antibakteri. Brawijaya University Wordpress. Malang 2.html. http:yongkikastanyaluthana.wordpress.com. Diakses tanggal 30 Desember 2013. Malik, D., D. Fardiaz dan B.S.L. Jenie. 1987. Pengaruh Karboksimetil Selulosa Terhadap Kestabilan Emulsi dan Mutu Krim Kelapa. Media Teknologi Pangan 31-2: 62. Maulidha, N. 2014. Kajian Fraksinasi Dingin Terhadap Aktivitas Antimikroba dan Daya Emulsi Fraksi Produk Etanolisis dari Campuran CPO dan PKO. Skripsi. Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Murhadi dan Suharyono AS. 2008. Kajian Aktivitas Antibakteri Produk Etanolisis dari Campuran Minyak Inti Sawit Elaeis guineensis Jacq. dan Minyak Biji Mengkudu Morinda citrifolia L.. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hlm 47-58. Murhadi. 2009. Senyawa dan Aktivitas Anti Mikroba Golongan Asam Lemak dan Esternya dari Tanaman. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 14, No. 1. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Murhadi dan A.S. Zuidar. 2009. Penganekaragaman Bahan Tambahan Pangan BTP Berbasis Minyak Inti Sawit. Laporan Usul Penelitian HB Tahun ke II. Lembaga Penelitian Unila. Bandar Lampung. Murhadi, 2010. Antimikroba dari Tanaman; Golongan Senyawa, Sumber dan Aktivitasnya. Lembaga Penelitian. Universitas Lampung. Paten Lactem Nomer Paten WO 2004105508 A1. 2003. a Composition Comprising Lactic Acid Esters of Mono- and Diglycerides of Fatty Acids, an Emulsifier Containing the Same and its Use. http:www.google.com patentsWO 2004_105508A1?cl=en. Diakses 1 November 2013. Pelczar, M.J. and R.D. Reid. 1979. Microbiolgi Concept and Application. Mc. Graw- Hill Book Co. New York. 396 pp. Rahman, A. 2010. Daya Antibakteri dan Stabilitas Emulsi Produk Etanolisis Kasar dari Minyak Inti Sawit yang Dihasilkan pada Suhu 20, 30, 40, 50, dan 60 o C. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Riskawati, T. 2014. Luas Kebun Sawit Mencapai 13,5 Juta Hektar. http:www. tempo.coreadnews20131205090534988Luas-Kebun-Sawit- Mencapai-135-Juta-Hektare. Diakses pada tanggal 23 Maret 2014. Siregar, T.U. 2006. Kinetika Biotransformasi Suksinonitril Menjadi Asam Suksinat oleh Pseudomonas sp. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IPB. Bogor. http:reporsitoryipb.com. Diakses 23 Oktober 2013. Stauffer, C. E. 1990. Functional Additives for Bakery Foods. e-Book. http:books.google.co.idbooks?id=ckfdE5sRbqACpg=PA88lpg=PA 88dq=succinic+acid+esters+of+monoglyceridessource=blots=3Sb4 qdKDhesig=tfdG2OeCIaJqO2kgCuAkrJ56H0hl=idsa=Xei=tys_ VP6SI9ahugS0mYLQCgredir_esc=yv=onepageq=succinic20acid 20esters20of20monoglyceridesf=false. Diakses 17 September 2014. Suryani. A., Sailah. I., Hambali. E. 2002. Teknologi Emlsi. IPB. Bogor. 117 hlm. Todar, K. 1997. The Control of Microbial Growth. University of Wiosconsin. Vincent, G. 1987. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-3. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 251 hlm. Whitehurst, R. J., Wiley, J. and Sons. 2008. Emulsifiers in Food Tecnology. e- Book . http:books.google.co.idbooks?id=VJqvj7r8YqoCpg=PA70dq= lactemhl=idsa=Xei=6mQiVMjeHJDguQSS5YGYAwved=0CBkQ6 AEwAAv=onepageq=lactemf=false. Diakses 17 September 2014.