Study on Suitability and Development of Green Mussel (Mytilus viridis) Culture in Kalibaru, Cilincing District, North Jakarta, Dietriech G. Bengen and Ernan Rustandi

"Y,

KAJIAN KESESUAIAN DAN PENGEMBANGAN
BUDIDAYA KERANG HIJAU (Mytillus viri&)
( S M Kasm di K d u m b n Katibara, -tan

Cilbreing, Jakarta Utam)

OLEH :
DEVI LIDYA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRACT

DEW LIDYA. 99765. STUDY ON SUITABILITY AND DEVELOPMENT OF GREEN
M U S E L (Myiilus v M ) CUL,TURE IN KALIBARU, CILINCING DISTRICT, NORTH
JAKARTA. DIETRlECH G. BENGEN AND ERNAN RUSTIADt


The objective of this research are to know biophysics characteristic of coastal area
resourc~,and concerning emlogy and gconomic aspect, and also to d-rmine the best
alternative for development of green mussel condudng. 'Ihe h e & ofthis resear& are to give
input for fisherman societies, private sector, governmental, and NGO concerning development of
grem mussel concluding in KaIibaru Village, Cdincing D h c t , North Jakarta to do their
activities. The result of this study were the condition of territorial water still can be defended as
effort having economic impact for his socieky. However require to be conducted by efforts repair
of environment, so that support adivity of green mussel coflducting VMynlus virihs) friendly and
environment have & d o n .
Water condition in Kalibaru Village, Cilincing District, North Jakarta actually
still can be prevented as an effort that have economical impact four there societies,
because from 10 station only 3 station that obviously not suitable. The main hierarchy
were developed in this resarch are green mussel conducting as an income source of the
fisherman in Kalibaru Village, Clincing Distria North Jakarta, and the second hierarchy
consisting of five development a k d v e those are, 1) Developing activtty of fishery
conduaing (score 0.2828); 2) Developing activrty of M d l y fishery environment (score 0.2065);
3) Develaping activity of other f d e r y result (score 0.1460); 4) Sdement of conducting m m
and a h mash1 area m v i m e n t (score 0.1356); 5) Dewloping activity of tourism (score
0.1201). Value of PV and BIC h v i t y of greea mussel conducting equal to Rp Rp.
7.315.952.620,- and 3.86; personally Rp. 68.156.712,- and 4.284.24 (bigger than l),

meaning investment this effort g v e clean benefit equal to 4.24 times; rill fold from expense. See
resuit of investment criterion which umsisc of NPV and of B/C i n d i w that by financial activity
of the green mussel conductixlg investment competmt to be developed.

DEVi LIDYA. 99765. KGTIAN W E S U A I A N DAN PJINGEMBANGAN BUDIDAYA
KERANG HIJAU (Studi -us
Di Kdurahan Kalibaru, Kccomatan Cihchg, Jakarta
Utara). DI BAWAH BIMBLNGAN DIETLUECH G. BENGEN DAN ERNAN RUSTIADI.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik biofisik dari
sumkrdaya wilayah pesisir dan memahami tentang aspek kesesuaian serta dapat
menenaltemtif t e h i k bagi pengembangan budidaya kerang hijau. Manfmt dm
penelhian ini adalah memberkan masukan bagi rnasyarakar nelayan, swash, pemerintah,
dm LSM tentang pengembangan budidaya kerang hijau di K e l d Kalibaru,
Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Hasil dari penelitian ini adalah kondisi pmmn masih dapat dipertahankan
sebagai usaha yang mempunyai dam& ekormomi b g i masyarhtnya. Akan tetapi perlu
dilupaya-upaya p h h n lingkungan, sehingga mendukung kegiatan budidaya
kerang hijau (Mytilusviridts) yang ramah lingkungan dan krkelanjutan. Hiemki utama,
yaitu " Budidaya Kerang hijau sebagai sumber penghasih nehyan pembudidaya di

Kalibaru, Kecamatan Ciiincing Jakarta Utara". Hierarki kedua merupakan tmmm
h i m k i utama yang terdiri dari Lima altematif'pengembangan, yaitu : 1 ) Mengembangkan
kegiatan budidaya p e d w a n (score 0.28281, 2) Mengemhgkan kegiatan perikanan
yang ramah lingkungan (score 0.2065); 3) Mengembangkan kegiatan hasil perikanan
lainnya (score 0.1460), 4) Penataan ruang budidaya serta lingkungan pesisir (score
0.13 56), 5 ) Mengembangkan kegiatan wisata (score 0.1201). Nihi PV dan BIC kegiatan
budidaya kerang hijau secara keselwhn sebesar Rp. 7.315.952.620,- d m 3.86; serta
perorangan sebesar Rp. 68.156.712,- dan 4.28, k a r t i investasi pada usaha ini
rnemberikan manfaat bersih sebesar 3.86 dm 4.28 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan.
Melihat hasil kriteria investasi yang terdiri dari NPV dm BIC menunjukkan bahwa
secara finansml kegiatan investasi budidaya kerang hjau tersebut layak untuk
dikembangkan.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya m e n y a t w bahwa tesis y m g berjudul :

KAJLAN KESESUAIAN DAN PENGEMBANGAN
BUDIDAYA KERANG HIJAU (MyMhs v-)
Keemmtan CXdug, Jakarta Utara).

(Studi Kasm di Kclnrahnn
Addah b e m merupakan hasil karya saya sendiri dan Mum pernah dipublikasikan.

Semua surnber data dm informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 18 September 2004

KAJIAN KESESUAIAN DAN PENGEMBANGAN
BUDlDAYA KERANG HIJAU (MygIhsMa)
(Staar Kasllis di Kdnrahan K a l i b Kecmmtau C i , Jakrrta Utam)

OLEH :
DEVI LIDYA
Nrp. 99765

Tmh
5khgai-&s a h syarat unhrk mem@Rh
gelar M@tmS&rwpda
h p w n Shr& P e t n g d h S m n k h y a Pe53'sri dan Lautan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTIWT PERTANIAN BOGOR
2004

Kajian Kesesuaian dan Pengembangan Budidaya Kerang Hijau
(Mjlnllus viridis) (Studi Kasus di Kelurahan Kdibaru, Kecamatm
Cilincing, Jakarta Utara).
Nama

:

Devi Lidya

NIM

:

99765


Disetujui,
Komisi Pembimbing

Prof. b.
Ir. Dietriech G. ~ e n a e kDEA.
Ketua

Ketua Program Studi Pengelolm
Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Sekolah Pascasajana

Prof. Dr.Ir. Rokhmin Dahuri MS.
Tanggal Ujim : 1 8 Juni 2004

TanggJ Lulus :

2 8 DEC

RIWAYAT HIDUP


DEVI LIDYA, penuiis adalah anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan

Alinis b r a n (Alm.) dengan Hj. Aisyah dilahirhn pada tanggal 10 September
1965 di Jakarta.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan di SD Negeri No. 4 Dumai
Tahun 1972 dm lulus tahun 1977, SMP Negeri No. 01 Dumai Tahun 1978- 198 1,
SMA Negeri No. 02 Durnai Tahun 198 1-1984. Pada tahun 1984 melanjutkan

studi ke Program S1 pada Jurusan Pemmfhatan Sumberdaya Perilcanan, Fakultas
Perikanan, Universitas Bung Ham Padang dm lulus pa& tahun 1989.
Sejak bulan Desember 1999 penulis melanjutkan studi S2 pada Program

Pascamjam Institut P&an

Bogor, Program Studi Pengelolaan Sumberdaya

Pesisir dan Lautan dengan biaya sendiri.
Pengaiaman pekerjaan sejak tahun 1993- 19% bekerja sebagai Staf Dinas


Perilranan DKI Jakarta. Tahun 1996-2002 menjabat sebagai Seksi EvaIuasi
Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Perikanan. Dan Pada Tahun 2002 - hingga

sekarang menjabat sebagai Kepala Seksi Pengujian Mutu dan Pengshan Hasil
Perikanan dan Kelautan Dinas Peternakan, P e r i k m , dan Keiautan Propinsi DKI

Jakarta.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah S W T yang telah

melirnpahkan dunat dan karunia-Nya sehingga pulisan laporan penelitian ini
&pat diselesaihn dengan baik dan lancar.
Laporan ini mempakan laporan penelitian Tesis pada program w s t e r
Sains, Institut Pertanian Bogor dengan judul 'Xajian Kesesuaian dan
Pengembangan Budidaya Kerang Hijau (Mytillus vzria5.s) (Studj Kasus Di

Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara)".

Pada kesernpatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Dietriech G. Bengen, DEA dan Bapak Dr. Ir. Ernan
Rustiadi,

M.Agr.

pernbimbing yang

Masing-masing selaku ketua dan anggota komisi

telah berkem

memberikm bimbingan hingga

terselesaikannya laporan penelitian ini.
2.


Bap& Prof. Dr. Xr. Rokhmin D d u q MS. sebagai kern Program Studi
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan.

3. Dr. Moch. Rahardjo, MM selaku Kepala Dinas Peteraakan, Perikahan, dan

Kelautan Propinsi DKI Jakarta, yang telah memberikan dorongan sejak

dimulainya perhliahan sarnpai terselesaikmya lapom tesis ini.
4.

Ir. Riana Faiza, MSi. selaku kepala UPT. BPMPHPK Dinas Peternakan,
Pedcanaq dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta beserta seluruh std, yang telah

memberikan domngan dan semangat hingga terselesaikannya tesis ini .
5.

Rekan-rekm mahasiswa Pascasajana SPGIPB angkatan IV yang selalu

kompak dan bahu membahu dalam penyelesaian masalah.


6 . Seluruh staf akademik Pascasarjana SPL-IPB
7.

Tenurtuk kelu-

tercinta, ibunda, kakak serta ad&-adikku yang dengan

segala ketulusannya telah memberikan semangat

dm doa

hingga

terselesaikannya laporan hi.
8.

Semua pihak yang telah membantu penulisan laporan penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga umlm penelitian ini dapat berguna

bagi pembaca. Arnin.
Bogor,

Nopemk2004

5.2 Kelayakan Budidaya Kermg Hijau Di Perairan Kelurahan

Kdibaru. Kecamatan Cilincing. Jakarta Utara.......................................... 43
5.3 Analisis Faktor-faktor Pendukung dm Alternatif Pengembangan

...................................5 1
Kegiatan Budidaya Kerang Hijau ( ~ Z u virids)
s
5.3.1 Proses Hierarki Analitik .................................................................- 5 1
5.3.2 Analisis Ekonomi Budidaya Kerang Hijau ....................................-88

VI. KESW U L A N DAN SARAN ......................................................................9 1
6.1. Kesimpulan ...........................................................................................
-91
6.2.Saran ......................................................................................................92

DAFTAR W

P

M

1 . Peta Kondisi Perairan Cilincing Berdasarkan Had Pengamatan..................97

2. Data Hasil Pengamatan Kualitas Perairan di Kelurahan Kalibaru,
Kecarnatan Cilincing Jakarta Utara..............................................................
98
3. Jumlah Bagan dan Wit Kerang Hijau di Teluk Jakarta .............................. 99
4. Rekapitulasi Responden Pembudidaya K m g Hijau (Mytiius viridis) ........ 102

5 . Matriks Korehsi Arrtar Variakl Fisika, Kimia, dan Bioiogi ........................ 104

6. Skor Budidaya Lahan dengan Parameter pH Air Laut unhrk
Budidaya Kerang Hijau (WtiIusVirids)di K e l u r h Kalibanr,
Kecamstan Cilincing, Jakarta Utara............................................................. 105
7. Skor Budidaya Lahan dengan Parameter Suhu Air laut untuk
Budidaya Kerang Hijau (Mjtiius Virids) di Kelurahan Kalibaru,
Kecamattln Cilincing, Jakarta Utara ............................................................106
8. Skor Budidaya Lahan dengan Parameter TSS Air Laut untuk
Budidaya Kerang Hijau (Myihrs Virich's)di Kelurahan Kdibaru,
Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara............................................................. 107
9, Skor Budidaya Lahan dengan Parameter Salinitas Air Laut untuk

Budidaya b a n g Hijau (Mytzlus Virids)di Kelurahan Kalibaru,
Kecamatan Cilincin& Jakarta Utara ............................................................ 108
10. Skor Budidaya Lahm dengan Parameter Mercuri Air Laut untuk
Budidaya Kerang Wjrur (Myir2u.s Viridrs) di Kelumhan mibarn,
Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara ........................................................

109

11. Skor Budidaya Lahan dengan Parameter Timbal Air Laut untuk
Budidaya Kerang Hijm (Mytrius Yids) di Kelurahan Kalibaru

Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.............................................................1 10
12. Skor Budidaya Lahan dengan Parameter Cadmium Air Laut untuk
Budidaya K e r q Hijau (A@tzlus Virias) di K e l u r h Kaiibaru,
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.............................................................111

1.1 h t a r Belakang

Wilayah teritorid Indonesia sebagian besar merupakan wilayah pesisir dan
lautan yang menjadi surnberdaya alam clan jasa-jasa lingkungan yang kaya dm

beragam; misalnya perilcanan, hutan mangrove, terwnbu k m g , bahan tambang,
jam perhubunp, dan pariwisata. Sementara itu, sumkrdaya alam di daratan

sernakin terbatas dan sulit untuk dikembangkan, padahal tuntutan kebutuhan dm
pertumbuhan penduduk semakin meningkat setiap tahunnya.

Wilayah pesisir merupakan salah satu sistem ekologi yang produktif,
beragam dan komplek.

Wilayah pesisir ini berperan sebagai penyangga,

pelindung, dan penyaring di antara daratan clan lautan, dm juga merupakan

pernusatan terbesar penduduk dan pemukiman serta segala aktivitas ekonomi
masyarakat yang berorientasi produksi (Dahuri et al, 1996).
Pengelolaan wilayah pesisir yang kumng

mengindahkan konsep

pembangunan berkefanjutan telah tejadi dihampir seluruh wilayah pesisir
Zndonesia, terutma di wilayah yang padat

panbangunan yang intensif. Pada

saat

penduduk d e n p tingkat

ini lebih d m 60% penduduk Indonesia

tinggal clan bekerja di sekitar wilayah pesisir @ahuri et al, 1996), karena
prduksi dm jasa yang terdapt @a wilayah pesisir menyediakan berbagai

kesempatan kerja.

Diantara wilayah-wilayah pesisir di Indonesia, Teluk Jakarta yang terletak

di &pan kota Jakarta sangat menarik untuk d i b i b atau diteliti. Hal iai
berketitm den*

permamya yang cukup penting, baik s e w sumber perikanan

untuk penduduk sekitarnya d m p d d u k kota J d a h , sebagai sumber jasa

perhubungan laut, rekreasi bolhari maupun sebagai pariwisab. Disamping itu
Teluk Jakarta merupakan g h g rnasuknya kapal-kapal ke ibukota Negara
Republik Indonesia baik dari damah di ~ I u r u hnusantara maupun dari luar nege*.
M g a n demikian Teluk Jakarta merupakm kawasm ymg diketahui

mempunyai patensi tingkat pencemaran yang tinggi, sebagai akibat dari berbagai
kegiatan baik di daratan rnaupun di lautan. Beban pencemaran di wilayah

meningkat dari masa ke masa sehingga mengakibatkan perubahrtn Iingkungan
yang cukup be=.

Apollw dengan adanya Undang-undang No.2211999 tentang

Otonomi Daemh dm Undang-undang No. 34/1999 tentang Pemerintah Propinsi
Daerah Kbusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta, dengan kepentingan

clan pernahamm yang behechi-Ma, akan memberikan harapan dan kekhawatiran
tentang pengelulaan wilayah pesisir dan lautan di I3KI Jakarta khususnya.

Besamyii sumbangan sumberdaya p i s i r tmhadap ekonorni nasional ini
tentu memberikm t e h dan k e n s h n m p a i pada tingkat y m g dikhwatirkan

telah melmpaui daya dukung lingkungm. Kondisi bun& ini tentunya telah

mempenganh keberadaan sumberdaya alam hayati laut, serta &pat ~exlimbullcan
gangguan keseham @ m u s i a baik melalui kmtak langsung maupun ti&

lmgsung.
Salah satu pemanfaatan wilayah pesisir di Teluk Jakarta ini berupa
aktifitas budidaya. Budidaya kerang hijau merupakan
menjanjikm keuntungan yang telah

dilakukan &

usaha yang cukup
Kelutahan Kalibaru,

Kecamatan Cilincing. Kondisi kegiatan budidaya kerang hijau perlu &was+,
ha1 ini disebabkan oleh pencemaran lin&ungan yang terjadi bail secara langsung

maupun ti&

hgstmg zdcan m e r n p g m h i W i t a s d m kuantitzts kemg hijat

yang dihasilksm.

Dalm upya peml>angunan Perilwan yang b e r k e l m m , dm upaya
untuk memeguhi twtutan jaminan mutu pangan baa konsumen namun tidak

rnenganggu keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya rnaka diprlukan

kajian kesesuaian dm pengembangan budidaya kerang hijau di Kelurahan

Kalibaru, Kecamatan Cilincing, wilayah Kotamadya Jakarta Utara.
1.2 Xdentifikasi Masalah

Masalah-wlah yang ada di Kelurahan Kalibaru Kecamatan Cilincing,
J ~ U f S V d l ~ :
a. Isu tercemamya perairan Cilincing akibat aktifitas

yang

tidak ramah

Iingkungan, sehingga ada kscenderungan tingginya hdungm -1

berat

pa& w i n g kerang hijau hasil budidaya.
b. Kurangnya kmrdinasi dal am pernanfaatan lahiin sehingga menimbul kan

konflik kepentingan antara kegiatan perikanan dengan kegiatan lainnya.

1.3 Perurnusan Masaiah
Meningkatnya aktifitas yang berlangsung dari berbagai kegiatan secara

bersarna-sama dengan memanfaatkm potensi surnberdaya laut, peningkatan
panbangunan, peningkatan jmlah pduEtak dan p e d yang tidak ramah lingkmgm -gat

mmberdaya laut

mempengmh kondisi perairan dr selritar

Kelurahan Kalibaru, Kecamatan CiIincing. Dari latar belakmg tersebut di atas
maka dapt dintmuskam permasolahan s e w berikut :

a. Sejauh numa kondisi perairan di wilayah K e l m b n Kalibaru, Kecamatan

Cilincing, Jakarta Utara mempengadu budidaya kerang hijau &lam mgka

keamanan pangan.

b. Alternatif apakah yang terbaik yang &pat diterapkan dalam pengembangan
budidaya kerang hijau di Kelurahan Kalibm, Kecamatan Cilincing untuk

mernanfaatkan smberdaya ymg ada secara o@nd

dan kkelanjutan

(secstainable).

1.4 Tujusln dan Manfaat
Sesuai den-

perurnusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

lltltuk:

a. Mengetahui karakteristik biofisik dan ekologi sumkrdaya perairan wilayah
pesisir Kelurahan Kalibaru, K e w m t m Cilincing, Jakarta Utara yang
mem pengaruhi budidaya kerang hijau &lam rangka keamanan pangan.

b. Mmentukm rtilai d a a t langsung aktifittrs buctictaya kemng hijau bagi
masyarakat di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Sedangkan manfaat yang dhmpkan tiam penelitian ini adatah :
a. Memberikan masukan kepada masyarakat perikanan tentang aspek ekologi

perairan di wilayah Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara

dalam melakukan aktifitas budidaya kerang hijau dalam rangka keamanan

r-w.

b. Memberikan masukan

kepada

masyarakat penkanan, pernerintah, dan

swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat tentang altemtif yang tmbaik
pengembangan ared

budidaya kerang hijau di Kelurahan Kalibm,

Kecamatan Ciliming mtuk d q i t memenuhi aspek sosial, ekonomi, kknis,

dan lingkungan.

lI.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wihyah Pwisir

Wilayah pesisir merupakan kawasan yang mempunyai karaktcristik dan
problema yang unik dan kampleks. Baik secara ekonomi, sebagai sarana,
prawma pelabuhan d m bisnis komersial Idnnya, serta mempcmyai daya tank
ymg besar sebagai tttjum wisata dan tujuan Iainnya yang &pat maghasilkan

banyak keuntungan fmasial. Peraim di wilayah pesisir sering dianggap sebagai

lokasi pendingin (power generation p l m t s ) bagi indwtri (Cicin-Sah, 1998).
Konsep pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu merupakan salah sam
s y a

untuk mencapai pembangwm yang optimal dam berkelanjutan.

Pernbangunan herkelanjutan adalah pembangutmn untuk memenuhi kebutuhan
hidup saat ini tanpa merusak atau m e n u n d m kemmpuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (WCED dalam Bengen, 2000b)
Letak wilayah pesisir yang secara geog&s b e d diantsra daratan dan

lautan, menyehabkan tingginya tingkat keterkaitan dan saling mempengadu
antara ekosistem di daratan dengan ekosistem di pesisir. Hal ini mengakibatkan

wilayah pesisir sangat rentan terhadap berbagai dam@ kegiatan yang dilakukan

di daerah hdu (Savitri er al, 1999).Dibaiik prospek cerah dari wihyah pesisir ini
umtuk meningkahn ekonomi negara, jumlah dan tingkat perhrmbuhan penduduk
yang besar ini j u p menimbulkan berbagm tekanan terhadap sumberdaya di

wilaph pesisir.

Dari s&an

banyak penyebab k e m s h n lingkungm laut dan pesisir,

pem:emarm mentpEdran faktor ymg paling penting (Dahuri, 1998). fencemaran

tidak saja &pat mews& sttau mematikm kompnen biotic (bwta) pemiran, &bpi
juga &pat membahayakan kesehatan atau bahkan mnaatikan mmwia yang

memanfastkan biota stau perairan tercemar. Selain itu pencemaran juga bisa

menurunkan nilai es-

perairan laut dm psisir yang terkena. The World

Resources Institute (WRI, 1992) mempublikasikan kembali data dari artikel yang
terdapt di Nature April 199 1, yang memperlihatkan hub-

yang j e h antara

peningkatan jumlah penduduk dengan peningkatan pencemaran pads 42 sub

bagian utama.
Perairan Teluk Jakarta termasuk daerah yang rawan akan pencemaran baik
yang diakibatkan h e m kegratan manusia di daratan perkotaan rnaupun &bat
aktivitas manusia di &lam upaya pemanfaatan potensi perairannya dengan cara
yang tidak rasional. Salah satu kegiatan perikanan yang bemuara di Teluk

Jakarta adalah kegiatan budidaya di Kelurahan Kdibam, Kecamatan Cilincing,

Jakarta U r n . Pmcemman yang wadi di perairan Cilincing seam tidak
langsung juga akan mempengmh kondisi perairan di Teluk Jalarta

lingkmgan di wilayah peraim CiIincing

Kajian

rnenyimpulkrtn b h w a kondisi

lingkungan di sekitar wilayah telah mengalmi pencemaran (Bapedalda, 2001 ).

2.2 Pencemaran Perairan Pesisir

Pencemaran berbeda dengan limbah. Pencemar adalah bahan dan emrgi
yang dlbuang ke laut dan dapat merusak atau rnemtikan rnakhluk hidup ataupun

b n d a mati ymg ada di lingkungan, sedangkan limbah adalah hasil sampingan (by
product) dari aktivitas manusia dan proses alam yang dibuang ke lingkungan

(UNEP, 1996)

Menmt

GESM

(i991), penamarm

laut

(peraim

pesisir)

didefinisih sebagai dam& negatif (prig m e m b a h a y h ) erhadap kehidupan

biota, mberdaya, dan kenyamanan (amenities) ekosistem prairan pesisir, serta
kesehatan manusia dan nilai guna lainnya dari ekosistem peraim pesisir yang
secara langsung maupun tidak langsung oleh pembuangan bahan-bahan atau
limbah (termasuk energi) ke Mam laut yang berssal dari kegiatan manusia.
Dampak pencemaran perairan pesisir dan laut tidak saja hanya

rnembdmyhn .kehidupan lingkungan laut, tetapi juga dapt menyebabkm

kematian, mengurangt atau merusak nilai estetika lingkungan psisir dan Iaut,
yang pa& akhirnya akan dapat menimbulkan kenrgian secara sosiar-ekonomi.
Dampak logam dan kimia beracun tehadap biota lad, berbeda-Ma tergantung
pada tingkat bksiitas dari logam berat brsebut terhadap wanisme laut, yaq metiputi
jenis, kadar, bntuk fisik, kimia, dan eW-sinegis antagonisnya (htagalurrg, 1984).

Logam-logm bemi yang memiliki toksisitas tinggi antara lain : raksa (Hg), kadmium (Cd),
ternbaga (Cu),dan timbal (Pb). Lqam brat akan tterakumulasi pada hati, ginjal, dm
akan rnenyebbkan c a d tubuh (Sutmihwdja, 1982). Plasket dan Potter (1979)
menyatakan bahwa kandungan l q a m berat tertinggi umumnya ditemukan pada
invertebrata jenis

filter feeder seperti kerang-kerangan dan tiram. Kerang hijau

mempunyai tendensi mengakumulasi logam berat dan mengkontaminasi bakteri. Kerang

hijau mengandung protein 21,9 persen dan f4,5 persen lemak untuk berat basah,
kandungan ini cukup tinggi biIa dibandingkan dengan bahan pangan lainnya misalnya
belut, udang, kepiting, dan ikan mas.
Terhadap perikanan, pencemaran perairan pesisir dan laut akan berpenganrh baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Pencemaran akan berakibat

terhadap

menwunnya jwnlah popdasi, kmsakan habitat dan lingkungan perairan sebagai media
hidupnya (Clark, 1996).

Tingginya tingkat

pencemaran di

Teluk Jakarta menghmskan

pengembang kebijakan lingkwngan y ang mampu mengatasi pencematau

dimalcsud,

serta

mampu

mengendalikan

dm

meningkatlm

kualitas

lingkungannya.

Menurut Asikin (1985) d a r n usaha budidaya kerang hijau tentunya
mendapat gmgpan dan hambatan, berupa ganguan fisik antam lain perubahan

suhu air mendadak, penurunan kadar garam,ombak atau gelomhang air, arus kuat.
Sedangkan gangpan kimiawi antara lain pencemaran limbah. Bahan pencemaran
yang &hasilkan logam berat dari industri logam berat umumnya terdiri dari

bahan-bahan baku anorganrk d m bahan logam berat. Kontaminasi logam berat

terhactap organisme p a i m seperti b

g hgau yang paling berbahaya adalah

air raksa (Hg) dan tirnah hitam (Pb).

2 3 Bttdidsya Kerang Eijau ( ~ t i Z mviridis )
Kerang hijau hdup di laut tropis seperti Indonesia, tenrtama di perairan
pantai d m meIekatkan dirinya secara tetap pada knda-benda keras yang ada di
sekelilingnya.

Kerang ini tidak mati mlaupun tidak terendam selama air hut

sedang mt, sehingga kerang hijau dapat dibudidayakan dengan mudah, yaitu
dengan menyediakan kolektor untuk tempat melekat (Asikin,1 985).
Kerang hijau termasuk hinatang lunak, mempunyai dua cangkang yang

simetris, kakinya berbentuk kapak, insangnya berlapis-lapis satu dengan lainnya
dihubungkan dengan Cilia. Habitat k m g hijau belum diketahui secara merata

di selutuh peraim Indonesu, namun dapt dicatat kmdckristik perairan yang
sesuai bagi budr&ya kerang hijau antm lain suhu perairan berkisar -an37'~, p H air antara 6

- 8, kecerahan air

27 -

antara 3 - 4 meter, a m air dm angin

tidak terlalu kuat dan umwnnya pada kedalaman air antam 10 - 20 meter (Lembar

Informasi Pertmian, 1998).
Kegiatan budidaya kerang hijau di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan

Cilincing sampai hari ini &pat dikatakan suatu usaha yang cukup menjanjikan
keuntungan, dengan modal

pembelim rakit tancap serta bibit sebesar Rp.

2 .WU.
000,- akhirnya dapat berkembang menjadi Rp. 4.000.000,- untuk satu
Mi masa panen atau 5 - 7 b u h . Dapat dibayangkoul hampir seluruh rnasyarakat
yang mendiami pesisir pantai Kecarnatan Cilincing BerEomba-tomb menanamkan

modal untuk budidaya kerang bijau mupun pengolahannya (Pos Kota, 2001). Isu
yang beredar di masyarakat bahwa banyak rnasyarakat Cilincing d a p t
menunailran ibadah haji disekblcan panen kemg hijaw yang h h m i l .
Budidaya kefang hiljau tumbuh pa&

perairan dengm dasar perairan

berlumpur atau psir pada kedalaman f 3 meter, yang tumbuh maempel pada

tumbuhan atau tmggak/timg.

Kmmg hijau ini merupakm h e m ymg

melakukan mkan dengan cara filter feeder, yaitu memakm swpemi temtam
plankton yang ada di peraim, urnumnya hidup di perairan dengan substrat
lumpur b e v i r atzlu menempel pada substrat yang kern, batu-batuan, atau k a p

@inas Penkanan DKZ Jakarta, 1981).
Menurut Bayne duIm Kastoro (1982) ada bebrapa faktor yang
mempengatuha pertumbuhan kerang hijau addah : musim, temperatur, struktur
ppulasi makanan, slinitas, cahaya, ukur, dan &wan Fakhr Salinitas juga

mempengaruhi pa& pertumbuhan kerang hjau, kerang hijau yang terdapat pada

*

perairan dengan salinitas rendah mempunyai cangkang lebih pendek dibandingkan
d e n p kemg hijau di perairan salinitas tinggi.
Menurut Dinas Perikanan DKI Jakarta tahun 1981 sistem dan cara

budidaya kerang hijau di DKI Jakarta terdapat dengan 3 (tiga) cam,yaitu :
1. Sistem tanarn, yaitu sistem budidaya dirnana media hidup (barnbu) kerang
au ditanamkan

ke dasar laut, sedangkan sebagiannya masih terlihat

dipermukaan air laut.
2. Sistem rakit, yaitu sistem budidayayang berbentuk ralat dan diberi pemberat.

3. Sistem rakit terapung, yaitu sistem budrdaya terapung dipermukaan air laut clan

diberi pemberat.

Di Kecamatan Cilincing sistem budidaya kerang hijau d~lakukandengan
sistem apung menggunalcan tali dan bambu yang ditancaph dan mengapung

pada p e r a i m . Sebagai bentos kemampuan perpindahan kerang ini relatif
kecil, sehingga kondisi lingkungan hdupnya akm langsung mernpengaruhr

kondisi kemg tersebut. Sistem budidaya kerang hijau yang dilakukan di
Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing
kecendentngan

&lam

melakukan

setiap waktu, sehingga ada
kegiatan

budidaya

ini

tidak

mempertimbmgkmkm aspek lingkungan, misalnya tejadi pIwi ataupun
mengganggu alur pelayaran ke pelabuhan.

Seiring dengan meningkatnya akt~fitas dm perluasan areal pelabuhan
rninyak

Pertamina,

admya Kawasan Berikat Nusantara

(KBN) dan

berlangsungnya b e h a p kegiatam secara bersama-sarna dengan memanfmtkan
berbetgai potensi sumkrdaya laut dengan keanehgarnan hayati yang tinggi,

s d r pangan, sumber mineral, energi pelabuhan laut, sarana transportmi,

ka-

pesisir Kecamatan Cilincing terancam oleh cemaran limbah.

Dari data hasil pengujian Unit Pekhma Teknis Labomtorium Pengujian
Mutu Hasil Perikanan, Dinas Perikeznan Propinsi DKI Jakarta, kerang hijau yang
dibudidayakm di sepjang pantai Cilincing mempunyai kdungan logam berat
rnasih di bawah ambang batas, namun ada kecenderung

batas

konrumi

mendebti &ng

bagi manusia (UPT LPMHP Dinas

yang di-lehkan

Perikanan DKI Jakarta, 2001). Syarat mutu daging kerang yang dipehlehkm

sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) &pat dilihat pad.Tabel I :
Teibel 1. Symt Mum Kerang Hijau Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI 01-3460- 1994)
Persyamtan Persyamtan
Metode Uji
Jenis Uji
No
MutuSNI
MutuUE
0.2
SNT 01-2368-1991
1 Timbal, maks
0.5
mflg
2

Kadmium,maks

mgkg

1

1

SNI 01-2362-1991

3

Tembaga,maks

rnglkg

20.0

20.0

SNI 01-2362-1991

4

Raksa, maks

mglkg

0.5

0.5

SNI 01-2364-1991

Terlihat jelas besamya sumbangan sumberdaya pesisir terhsdap ekonomi
nasional, telah memberikan tekanan dan kerusakan

s o l ~ pada
p

tinglcat yang

dibwatirkan telah melampaui daya dukung lingkungan. T e k .ini disebabkan
semakin meningkatnya pencemaran dari berbagai aktifiias ekonomi yang secara
larrgsung atau tidak h g w g berkait derrgan witayah perairan *sir

dan lautan.

Sehubmgan h g a n M tersebut diatas dalarn upaya memenuhi tuntutan

jaminan mutu pangan bagi konsumen, namun tidak rnenganggu keadaan sosial
ekonomi masyardcat sekitarnya maka diperlukan kajian kesesuolian dan

pengembangan budidaya kemg hijau di Kelurahan Kdibaru,

Kccamatan

Cilincing, wilayah kotamadya Jakarta U w .

2.4 Parameter Kaersnaian h h n

Kesesuaian lahan pesisir untuk usaha pertambakanlbudidaya secara umum
ditentukan aleh kualitas air dan daya dukung lahan. Faktor-faktor tersebut selain
berpengaruh terhadap produktivitas tambawbudidaya dan teknologi yang dapt

diterapkan di tambaklbud~daya,j u g sebagai folktor pembatas.
Untuk kualitas air, pemerintah telah menetapkm b d m mutu air untuk
kebutuhan budidaya Biota laut mefdui keputusan menteri Kepndudukan dan
Lingkungan hidup Nomor :02/MEN-KLHI198. Seperti terlihat pala Tabel 2.

Tabel 2. Baku mutu air Iaut untuk biota laut Igudidaya Perikanan).
No

11

stmall

Wrameta

(2)

BakuMutu
Dqmbolehkan

(3)

(4)

Metde

Anaha

-gml;an

0)

(6)

FISKA:

I

Warna

CU

5 SO

S 30

*Color
Unit
2

Alami*

Bau

3

Kecerah m

4

m
Kekeru
han

Ncphcbmc
tric

>3
s 30*

Nihi-I*
>5 *
5 5*

T~~
Unit

5

Padatan

mgtl

s 80'

1 25*

Tersus
pensi

6

Suhu

"C

Alami *

Almi *

Pelatan

-(7)

Kdorimeter/

KoIorimeta/

ta

tm

Orgzdep

&
V i d

Nefek
triWHellige
Turbidime
tnk

Penimbang
an

Pemuaian

Kemmgm

-

Seccidish
Nefehe
ter/

Hell ige
Turbidime
ter
Timbangan
EIektronk

(8)

*=Pafame
ter kunci
a-

ter kunci
*=parme
ter kunci

*=parame
ter kmci

TmnmmterI *-param
Termistor
terkunci

Kerang hijau tumbuh dengan baik pada salinitas 27-35 pennil; t

a

m

27-32 OC; pH 6-8;kecerahan 33-4,O m; arm tidak begitu lolat dan biasanya hidup

Di

InQonesia kwang hijau memijah

terbanyak ad&

sepanjang tahun, tetapi spat mh)

antara buh-bulan Maret-Juli. Kemng hjau dewma

menghasilkan telur sebanyak 12 juta butir telur dan dilepskan di perairan.

Setelah dibuahi, telur-klur tersebut akan menetas menjadi burayak dan hidup
melayang di perairan. Setelah dua minggu kemudian burayak tersebut akan
mencan' substrat untuk menempeI dan hunbuh menjadi kerang dewasa.
Kecepatan tumbuh kemng hijau antara 0,7-1,O cm per bulan. Setelah 6 - 7 Man,

kerang hijau sudah dapat dlpanen.
2.3 Valuasi Ekonomi Sumberdayit Wilayah Pmisir

Sumberdaya wilayah pesisir (coastal zone) sering merupakan mihk umum

lcarena "p'opwzy rrghf" & wilayah tersebrrt dikelola oleh pblik atau tidak

terdapat kejelasan pemilikannya. Pada negara-negara berkmbrmg mupurr maju

aktifitrts diwilayah pesisir sangat dominsn dan dengan t w n m pduduk

dengan pesat mahi kelimphm sumberdaya pesisir termcam kelestariannya
(KuslIm~taxlto,2001 ).

Interaksi mtm tanah dm laut rnelalui proses hidrologi dan arus laut

maupun biota di wilayah pesisir mempunyai kxakteristik yang s p i f i k sehingga
pembangunadperubahan p d a wilayah tersebut dapat mengalubatkan pengad
(impact) yang sangat signifikan. Perilaku dari produsen yang memaksimumkan

profit dan konsumen yang memdcsimumkan utilitas dalam memanfaatkan

sumberdaya pesisir dapat mengakibatkan alokasi sumberdaya dan lingkungan
dalam wlayah tersebut secara ekonomi ti*

efisien.

Analisis manfaat dm biaya (Cost Benefit Analysis-CBA) mmpolkan salah

satu alat dalam pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir. Menurut Barber dalam
Barton 1994 terdapt tiga kategori pendekatm penilaian ekonomi wilayah pesisir,
yaitu : 1) impact armrrlysis, yaitu penilaian kerusakan yang diakibatkan oleh suatu

kegiatan pda wilayah pesisir, khususnya berupa dampak lingkungan, 2) partial
valuation,yaitu suatu penilaian alternatif suatu sumberdaya, yang bertujuan untuk

m e n d a p a h pilihan terbaik dalam pemdaatan smberdaya wilayah pesisir, dm
3 ) total valuation, yaitu penilaian ekonomi secara total dari ekosistem pesisir.

Menurut Munasinghe and Lutz &am Burton (1 994) dih-

ada empat lrriteria

yang digunakan dalam evaluasi kebijdan, yaitu ( 1 ) net present value (NPV), (2)
internal rate of return (IRR), (3) benefit-cost ratio, (4) lemt-cost (LC). CBA

banyak digunakan dalam partial valuation krtujuan untuk memilih altematif
terbaik dalm pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir.

Menurut Dahuri dalam Paryono (1999) dalam pelaksanaan penikan

ekonomi suatu wilayah pesisir dm laut untuk tiap habitat pesisir d m laut pada
dasarnya terdm dari tiga langkah utama, yaitu : (1) identifikasi terhadap fungsi-

fimgsi dan d m t kemgaman hayati, (2) menilai fungi-fungi dan manfaat

Mam kntuk uang (secara moneter), dan (3) menilai t d keuntungan bersih dari
seluruh fungsi dan manfaat ekosistem.

Barton dalam Suhendrata (200 1) dalam pendebtan valzration dilakukan
penilaian ekonorni secara meny eluruh d m sumberdaya pesisir. Salah satu teknik

penilaian ekonomi surnberdaya pesisir itu -ah

Nilai Ekonomi Total (Total

Economic Value - T E V . Merupakan jurnlah dari nilai pemanfaatan (Use Valuej

dan niIai non e m t a n total (Non Use Value). Nilai pemanfhatan total addah

jumlah dari total penggunaan langsung dan tak langsung serta imbaloul resikonya.

Sedangkan nilai non pemanfaatan terdiri dari nilai kuasi pilihan (Quasi Option

Value),nilai waris (Begues Value), dan nilai kebedam (Existence Value).
Nilai ekonomi suatu barang atau jasa pada dasarnya diukur dengan
P

menjumlahkan kesediaan untuk membayar (KUM) atau willingness to pay (WTP)
dari setiap individu terhadap barang atau jasa. Sehingga dapat dikatakan kesediaan
untuk membayar m e r u m suatu refleksi dan suatu referemi jkekuatan) suatu

individu terhadap suatu b m g .

IIt METODE PENELlTIAN

panasalahan yang dihadapi daiam budidaya kerang bjau di kelurahan KaLibaru,

Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara adalah seperti pada Gambar I.
Kondisi

dan Potensi Perrtiraa Pesisir

1
Analisis Usaha

Analisis Ekologi

,
Pengembangan Budidaya Kerang Hijau
(Mpihviridis) di Kelurahan Kalibaru
Kecamatm Cilincing Jakarta Utare

-

W b a r 1. Diagram Pendekatan Madah Budidaya Kerang Hijau.

wilayah Kotamdya Jakarta Utara yang dilaksanakan pada bdan Apd-Juli 2003

Tabel 3. Stasiuu Pengamatan Penelitian di KelCiLincing - Jakarta Utara

Kdibaru Kecamatan

Kmjhn K e m a k n dmn Penmbmngn
MI- K.mp
dl M r h n K d h ~
WClllndng J * u k U m r m

mu

PETA SEBARAN BAOAN
PAR9 ALUR P € l A Y m
LEGENDA
Mad W a n

a mrnddam dur pelaymn
a Began ddam Mas c a p darn

man

dl Imr Maaalu pdapran
h b u m -1 alan
NWuItarw
Pantd
# &"I
N PUIW

a

LRUT JARA

#
N

ththmtn
h t i n p n plpa I lcaM bwah laut

&m
rd

m laut
blabuh
Tempt k r b h h llapal

& art=
,,

f.,/ M n s K m a t m
/,

/V

0

MaspahCIMan
Alur dymn
B8tashlesvslan urduk b a p n
b'

I
m

u

17 mrat

@
1.mm

&m t
ah t a

- Peb Ru

Buml lrdumsk
B~~
I&I

-

Paa Olshlaoa

Sukey Lapergan

looboo

\O

Garnbar 2. Lokasi Penelitian Budidaya Kerang Hiau di KelurahanKalibaru, Kec. Cilincing - Jakartautara

3 3 Ruang Lingkup Penelitian

Rumg lingkup penelitim ini adalah budidaya kerang hijau yang ada di
perairan Kdibaru, Kernatan Cilincing, Jakarta Utara.

per ma^^

yang ada

dari aktifitas budidaya kerang hijm di perairan Kalibaru ini, yaitu admya
kontamiwi logam berat di perairan terhadap aktifitas budidaya kerang hijau.

Akibatnya ada kecenderungan kerang hijau

mengmdung logam berat ymg

berbahaya bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Agar aktifitas budidaya kerang hijau di perairan Kelurahm Kalibaru

Kecamatan Cilincing dapat menghasilkan produk yang optimal dan berkelanjutan

diperlukan pgkajian yang seksama baik dari segi ekologi mupun dari segi
sosial ekonomi.
3.4 Pengumpuhn Data

Ddam penelitian ini digumkan dua j e ~ data,
s
yaitu data primer dan data
sekunder.

Data primer diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan

( o b x m i ) atu melalui wawancarsr atrtupun meldui daRar pertanyaan yang

diajukan kepada responden

yang terdiri dari pembudidaya kerang hijau;

masyankat konsumen; LSM; Dinas Perhubungan; Dinas P e t e m h q Perikanan,

dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta; Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan
Kelautan Jakarta Utara; Badan Pengenddian Lingkungan Hidup Daerah DKI

Jakarta. SBdangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
pustaka atau pihak-pihak lain.
Data primer yang dibutuhkan ddam penelitian antara lain :
a) Data ekologi : data yang berhubungm d-n

ekosistem kmmg hijw, y&ni

suhu, pH, dinitas, kandungan logam berat, dm total zat tersuspensi.

b) Data sosial ekonomi, antara lain : jumlah pembudidaya, umur, mata
pencahman, tingkat pendid-

tingkat pendapatan ,dmmodal usaha.

Data sekunder yang dibutuhkam ddam penelitian ini antara lain :
a) Kepmen Baku Mutu Air (Kepmen No.2 tahun 1988)

b) SNI pengujian Merkuri dalarn Air (SNI 19- 1420- 1989)
c) SNI pengujian TimbJ dalam Air (SNI 06- 1 138- 1 989)

d) SNI pengujian Kadmium dalam Air (SNI 06- 2466-1991)
e) SNI pengujian Tembaga &lam Air (SNZ 06- 25 14- t 991)

f ) SNIpengujian Salinihs(SNI01-2359-1991)

3.5 Pengambilao Rmponden
Pengambilam responden AHP diakukm secm p u r p s k sampling.

Teknik pengambilan contoh dengan cara purposive santpling atau pemilihan
secara sengaja dengan pertimbangan responden (individu atau lembaga) yang

mempengaruhi pengambilan kebijakan pengelolaan atau pengembangan kamsan

baik langsung maupun tidak hgsung. Slovin

hlanl Murdwiono (2001).

Sedangkan untuk analisa ekonomi pengambilan responden dil-

cara acak, yaitu 50 responden dari 123 pembudidqa k

dimana :

n

=

jumlah popuiasi

e

=

sampling error (1W)

q hijau.

dengan

3.6 Analisis Data
3.6.1 K u d h Perairan

Data biofisik yang dikumpulkan h p a parameter kualitas air dan kadar

logam berat pada daging kerang hijau. Jenis data biofisik yang dikumpulkan
tersebut dilakukan di lapangan. Terlihat p d a TabeI 4.
Tabel 4. Parameter Kuditas Air dm Daging Kerang Hijau yang Diukur.

Parmeter

Jenis Data

satuan

Alat

1. Air

-

Suhu
Salinitas

PH
I-&
Pb
Cd

Cu

Padatan Tersuspensi
2. Daging K e r q Hijau
- HS

-

Pb

Cd

Cu

Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer
Primer

OC
Tennometer
permil Rehctometer
pH Meter
AAS
ppm
AAS
ppm
AAS
ppm
AAS
ppm
Oven
r
n
d

ppm
ppm
ppm
ppm

AAS

AAS
AAS
AAS

Untuk mendetermimsi s e b m hakteristik fisika-kimia air antar stasiun

pengamatan, mka digunakan pendebtan d i s k

statistik multivariabel

ymg didasarkan pada Analisis Komponen Utama (PrincipJ Cornponenf

Arsa&sis/PCA).
Tujuan utama penggunaan Analisis Komponen Utama rnemmt Bengen
(2000a) W

-

h:

Mengekstrtiksi infomi esensial yang terdapat didam suatu tabel Imatriks

data yang besar.

-

Menghasil kan suatu representasi @k

yang memudahkan interpret&

-

Mempelajari suatu tabeYmatrik data dari sudut pandang kemiripan antara
individu atau hubungan antar variabel.

Matriks data yang dimaksud terdiri dari stasiun pengamatan sebagai
individu statistik (baris) dan variabel fisika-kimia sebagai vuiabel -itatif.
Data dari variabel- variakl tersebut tidak mempunyai unit pengukuran dan ragam
yang sama, karena itu sebelum dilakukan Analisis Komponen Utam data-data

tersebut dinodisasikan terlebih dahulu melalui pernusatan dan pereduksian.

Pada prinsipnya analisis komponen utama menggunakan jarak Euclidean.

Jarak Euclidean dihitung berharkm jumlah kuadrat perbedm antara individuindividu (bans) untuk variabel (kolom) yang sawi atau dengan menggunakan
ekspresi matematika sebagai :

d2

=

Jar& Euclidean

I, I = Stasiun @a baris

j

=

Parameter pada kolom

Sedangkan i dan i' menunjukkan indeks untuk individu atau baris clan J yang
bervaiasi dari 1 sampai p menunjukkan indeks variabel atau kolodlajur dan x

adalah banyaknya peubah yang diamati dari setiap individu.
Semakin kecil jarak Euclidean antar variabel, maka sernakin mirip

karakteristiknya. Dernikistn pula sebaliknya semakin besar jarak Euclidean antara
variabel, maka semakin berbeda kruakteristiknyAeterdekatannya. Berdasarkan

hasil dari A d i s i s Komponen Utama ini &an diketahui acJb t i h y u perbedam

atau kemiripan karakteristik fisika-kirnia antar berbagru stasiun.
T h l 5 . Matriks Analisis Karakteristik Ekologi clan Stasiun Pengamatan.

3.6.2

Andisis Kesesuaian

Adisis kesesuaian lahan di Kecamatan Cilincing Jakarta Utara dilakukan

dilakdcan d q a n sistirn penilaian (skor) dengan komposisi (menurut Dinas
Perikaaan DKI Jakarta, 2001) dspat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 . Analisis Kesesuaian Lahan di Kecamatan Cilincing

No

Parameter

B o t

Sangat Skor

S
1

$uhu(%)

2

PH

3
4
5

6
7
8

Salinitas (permil)

TSS (@)

N@P~)
pb @ ~ m )
Cd b ~ m )

cu (,PI

0.15
0.15
0.05
0.05
0.15
0.15
0.15
0.15

Sesuai

Skor

29-30
8
3 1-34
1 80
C0.003

2

d

26-28
6-7

27-30

3
3
3

5 25

3

ttd
ttd

3
3
3
3

ttd
ttd

Tidak
Sesuai
> 30

Skor

>8

1
1

2
2

> 34
> 80

1
1

>0.003

< 0.01

2

> 0.01

1
1

< 0.01
0.01
>O.M

2
2

1

1

Dari parameter-parameter diatas, maka masing-wing dibuat sistem

penilaian (skor) yang ditetapkan :

Skor 3 : Sangat Sesuai
Skor 2 : Sesuai

Skor 1 : Tidak Sesuai
Setelah skoring berdawkan hiteria yang telah ditetapkan diatas, maka
total skor tertinggi akan merupakan urutm terbaik dari altematif penilaian untuk
penentuan Iohi pengembangan perikanan.
Dengan mengacu pada sistem penilaian tersebut, dibuat suatu passing
g r d yang m e n e n h

lokasi. Adapun mng

3.63

batas untuk menyataktin sesuai atau tidaknya suatu

grot& yang hams dipenuhi meliputi :

Diinginkan

2.33 - 3.00

Dipeholehkan

1.67 - 2.32

Tidak Diperbolehkan :

1.00 - 1.66

Kri~tgingUnivemal

Peta sang& penting untuk ilmu clan teknologi kebumim dm merupakan

gambaran 2 dimensi (2D) untuk menyatakan harm wtu parameter, misalnya
topogra6 dinyatakm dengan ketinggian ymg stma dalam bentuk kontur.
Kontur ini hams digambarkan posisinya pada peta dengan koordinat bujur

dan lintang. Sdah wtu met& pembuatan korrtur dengan r n e n g p d a n kringing
unzversc11. Kringing universal bersifat mm statiormy s e h i n ~ amempunyai

kecenderungan atau trend regimI (Dahrin, 200 1). Krhging ini dikombinasikan
dalam perhitungan.

Msalnya : Drift M di P

3.6.4

Proses Hierrrrki Analisis (PHA)

Untuk mendapatkan skemrio optimal dalam pemanfatan sumberdaya
yung ada khususnya budidaya kerang hijstu di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan

Menurut Saaty (1 993) t a h a p d i s i s data

bedat :

1 . Identifikasi Sistem

yang t W t antara Iain : Petani budidaya, Konsumen,

Beberapa pi&

( Dims perikanan, Dinas Perhubungan, BPLHD), dan LSM.

2. Hierarki

Hierarki merupakan dat d m dari pikiran manusia. Hierwki dari metode ini
dibagi menjadi fokus, factor yang terlibat (intend dm ekstemal), aktor,
tujrlan, dan alternatif seperh Gambar 3.
Sasarrtn u t a m

Fokus

(ultimate god)
I

Faktor

I

--

Pelaku yang terlibat

I

Tujuan dari pelaku

Tujuan

Altermatif

:

Alternatif pengembangan

Gambar 3. Hierarki Metode Proses Hierarki Anrtlitik (PHA)

Hierwki tahap m a m a merupakan hierarki ut-

sedangh hierarki

kedua dm ketiga wing-rnasing merupakan pengembangan dari hierarki pertama

dan kedua.
3. Komparasi Berpasangan

Komparasi berpasangan menggmbarkan pengaruh relatif setiap elemen ymg

relevan terhadap masing-msing tujuan pada setiap level hierarki. Penilaiam

diiakukan dengan menggunakan teknik komparasi berpasangan dengm
memberikan bobot numeric sata membandingkan elemen satu dengan yang
lainnya.

Dalam menentukan tingkat kepentingan @obot), penilaian pendapat
(judgment) dilakukan dengan menggunakan fungsi berpikir yang dikombinasikan
dengan intuisi, perasaan, dan penginderaan.
M m t Saaty (1993), nilai dm definisi skala komparasi tersebut d a h h

seperti terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Skah Komparasi Saaty (1 993)

4. Matriks Pendapat Individu

Jika C1, Cz , ..., C, merupakan set elemen, maka kuatrtihsi pendapat

hasil komparasi bapasangan tiap elemen terhadap elemen lainnya akan
membentuk rnatriks A yang bmhmn nxn. Nilai aij rnempakan nilai
matriks pendapat hasi l komparasi yang mencerminkan nilai kepentingan Ci
terhadap Cj.

5. Matriks Pendapat Gabungan

Matriks pendapat gab-

merupakan susunan mtriks baru yang

elernen-elemennya (g,,) berasal dari rata-rata geometrik elemen matriks

pendapat individu (h,)yang rasio konsistensinya (CR)memenuhi syarat.

Fomulasi rata-rata geometrik adalah :

Dimana :
m

=

Jumlah responden

g,

=

Elemen matriks pendapat gabungan @a baris kei, kolom ke-j

a , j ~ = Elemen matriks pendapat individu p&

baris k e i kolom ke-j

untuk mtriks pendapat individu dengan CR yang memenuhi
perspatan ke-k

k

=

m

=

1,2,....., m.

Jumlah mtriks pendapat individu (responden) dengan CR

memenuhi persyaratan
6 . P e n g o b Horisontal

Pengolahan horisontd d i p d m untuk menyusun prioritas elemenelemen keputusan pada setiap tingkat hierarki keputusan.

Pengolahan horizontal dapat dil-

dalam lima tahap :

1. Perkalian baris (2) dengan menggunakan rumus :

2. Perhitungan vektor prioritas atau vektor ciri (eigen vektor) dengan
rulnus :

VP17= VET

dirnana VPi adalah elemen vektor prioritas ke-i; dan i=1,2,...n
3. Perhitungan nilai eigen maksimum U
(3,

dengm rumus :

VA = (aij) x VP, dengan VB = (VBi)

VA = VB = vektor antara
4. Perhitungan indeks konsistensi (CI)dengan rumus :

5 . Perhitungm ratio konsistensi (CR)dengan rums :

Dimana RI

=

Random Index (Indeks A&)

Nilai rasio konsistensi (CR) < 0,l merupakan nilai dengan tingkat

konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
7. Revisi Pendapat

Revisi pendapat dapat dilakukm apabila rasio konsistemi (CR)pendapat

Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengaruh setiap

elemen pada t e a t hierarki keputuscrn tertentu terhadap w a n

uttuna

(ultimate geal).
9. Penyusunan Sbuktur
Hierarki disusun untuk menentukan prioritas pengambilan keputusan yang

disusun

atas

lima tingkat terdiri dmi beberapa elemen yang &in

rnembantu pemilihan aiternatif. J
h diurutkan m k a sawan utama yang

ingin dicapai adalah penataan nrang areal budidaya kerang hijm yang
dapat menjadi primadona sektor pe-

yang aman untuk dikonsumsi

masyarakat.

3.7 Andisii Finansial
Penetapan alternatif pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan
budidaya yang optimal dm berkelanjutan dilrrkukan d e w rnenggunakan analisis
manfaat dan biaya (Cost BenefifAm&szs) sebagai berikut :
1) Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value- NPV)

NPV attsu nilai sekarang bersih addah jumlah nilai sekarang dari manfaat
bersih yang akan diperoleh pada msa yang d m datang, dengan menghitung
selisih antara manfaat dan biaya sekarang. Kriteria keputusan yang lebih baik
adahh NPV y m g positif dan meletakan altematif ymg mempunyai NPV tertinggi
pada tingkat pertama. Secara sistematlk, NPV disajikan sebagai berikut :

Dim-

: Bt = manfaat proyek pads tahun ke t

= biaya proyek p&

Ct

tahun ke t

r

= discount rate

n

= umur ekonomis proyek

Dengan kriteria usaha :

NPV > 0 berarti pengembangan tersebut layak diusahakan

NPV

=

0 bemrti pengembangan yang dikembalikam sama dengan nilai uang
yang ditanam.

NPV < 0 berarti pengembangan tersebut tidak layak diusahakan

2) Bermefit Cost h t i o (BCR)

Adalah ratio jumlah nilai s e h g dari manfaat biaya. Kriteria dternatif
yang layak adalah BCR > 1 (satu) dan meletakkan dternatif yang mempunyai

BCR tertinggi path tingkat pertama. Secara matematik, BCR dapat disajikan
sebagai berikut :

Dimana

: Bt = manfaat proyek pada tahun ke t

Ct

=

biaya proyek padrr tahun ke t

r

=

discount rate

n

=

umur ekonomis proyek

Dengan kriteria :
Net BCR > 0 berarti pengembangan tersebut layak.

Net BCR < 0 krarti pengembangan tersebut ti&
Secara umum, analisa penelitian ini

layak.

disajikan seperti pada Tabel 8.

Tabel 8 : Diagram alir penelitian kajian kesesuaian dan pengembangan
budidaya Kerang hijau (Mytius virids]
di Kelurahan
Kalibaru - Kecamatan Cilincing.
Analisis
Pmeter

Y%

Mengetahui
karakteristik
biofisik dm
mmberdaya
wilayah pesisir
Keiurahan
Kalibaru
Kecamatan
Cilincing.

digudan
PCA
Analisis
Kringhg
Universal

Menentukan nilai
M8nfaat g
1aktifitas budidaya
kerang hijau di
wilayah
Kelurahan
Kdibam
Kecmtan
Cilincing

Mendapatkan
skenario optimal
dalam
pemanfaatan
surnberdaya yang

ada

w

Baku Mutu Primer
Sekunder
Air
mtara WarPoh spasia.1
faktor
pencemaran
Weristik
biofisik
dan
ekologi
+ran
Kebijakan
pengembangan
kebudidqa
kerang hijau

NPV
B-C
Ratio

I

PHA

Primer

N. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

h a s wilayah propinsi DKI Jakarta b e r h k a n SK Gubemur KDKI
Jakarta

No. 1227 tahun 1989 adalah betup daratan sehras 661,52 hn2 clan

berupa latan h a s 7.895 km2;terdapat 106 pulau serta 13 sungai yang rnemir

ke arah Teluk Jakarta, 3 (tiga) sungai besar diantaranya adalah Sungai Ciliwng,
Sungai Citarum, dan Sun@

Bekasi, d m 10 (sepuluh) sungai kecil, yaitu : Sungai

Kamal, Sungai Cengkareng Drain, Sungai Angke, Sungai Mookervat, Sungai
G~ogol,S u n g Ancol, Sungai Cakung Sungai Sunter, Sungai Cipinang, dan
Sungai Marunda. Semua sungai ini berpeiuang memberikan kontribusi limbah
ymg berasal dari aktifitas manusia di darat melalui aliran sungai.

Wilayah administrasi Propinsi DKI Jakarta terbagi ddam lima wilayah
administrasi dan satu kabupaten, yaitu Kotamadya Jakarta U r n Jakarta Selatan,

Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jsrkarta Pusat, serta Kabupaten Kepulauan
Seribu. Jumlah penduduk DKI Jakarta sebanyak 7,62 juta jiwa; yang berarti

kepdatm penduduknya mencapai 1 1,5 ribu/kmZ.

Luas wilayah Jakarta Utara
daratan 154.1 1

addah 7.133.5 1

yang terdiri dari lms

km2 dan luas h t a n 6.979.50 km2.K a w m damtan Kotamadya

Jakarta U t m membentang dari sisi barat ke timur sepanjang f 35 km, meliputi

wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Seribu dan wilayah sepanjang Pank

h a 1 Muara, Kemmatan Penjaringan sampai Kalibaru Kectunatan Cilincing,
dengan 13 sungai mengalir ke arah

Teluk Jakarta dengan kondisi yang
1

rnemperihatinkan. Teluk Jakarta yang terletak membentmg di sepanjang pantai
utara ini memegang peranan yang cukup penting, baik sebagai sumber p r i m

untuk penduduk sekitarnya dan