Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Intrauterine pada Kambing Kacang dengan Semen Beku Kambing Boer.

RINGKASAN
Fian Sofyandi.
D01495028.
Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan
Intrauterine pada Kambing Kacang dengan Semen Beku Kambing Boer.
Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi Temak. Fakultas Petemakan. Institut Pertanian
Bogor.

Pe~nbi~nbing
Utanla

:

Pe~nbimbingAnggota :

Prof. Dr. Asikin Natasasmita, M.Sc.
Ir. Barnbang Setiadi, MS.

Upaya untuk meningkatkan produktivitas temak, salah satulya dengan
melakukan inseminasi buatan. Namun bila dilihat dari hasilnya terutama pada
temak ruminansia kecil belum memuaskan karena mash banvak masalah vane belum

terungkap secara tuntas dalam penggunaan teknologi inseminasi buatan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan inseminasi buatan
intrauterine pada kambing Kacang dengan rnengbakan semen beku kambing Boer,
pengaruh berat badan, waktu inseminasi dan keragaan produksi hasil inseminasi
buatan.
Penelitian dilakukan di Stasiun Percobaan, Balai Penelitian Temak, Cilebut,
Bogor pada bulan Desember 1998 sampai Juni 1999. Materi yang digunakan adalall
kambing Kacang betina sebanyak 42 ekor yang diseraga~nkanberahinya dengan
lne~lggunakanpreparat hor~non(Chronogest, Intervet) yang mangandung 40 mg
chronolone (f7ugestone acetate) secara intravaginal sponges dan pregnant nzare
serunz gonadlzotropin (PMSG) I5 IUIkg berat badan secara intramusculer. Senzen
yang digunakan berasal dari semen beku kambing Boer i~npor(Australia). Peubah
yang dipelajari adalah pengaruh berat badan (18-25 dan 25-36 kg) dan waktu
inseminasi (14-24 dan 24-40 jam setelah berahi nluncul). Parameter yang diukur
berupa angka kebuntingan dan peubah lainnya antara lain : kualitas senzen beku
setelah thawing, waktu nluncul dan lainanya berahi dan keragaan produksinya.
Analisis data menggunakan "Uji Khi-Kuadrat" dari Tabel Kontinge~lsi dan uji
lanjutan "Uji Keeratan Hubungan Cramer". Penilaiau untuk hasil inse~ninasi
nlenggunakan tidak berahi kembali non return (NR), angka kebuntingan (CR) dan
angka beranak (kidding rate).

Keragaan kambing induk pengalnatan yang mengalami penyerentakan berahi
secara intravaginal sponges menunjukkan berahi sekitar 3 1,24?9,56 jam (22-40 jam)
setelah spons dicabut dengan lama berahi rata-rata 48,64+18,56 jaln (30-66 jam).
Hasil perneriksaan pada senzen beku yang digunakan pada pengamatan setelall
dilakukan thawing terlebih dahulu, diperoleh kualitas senzen berupa angka no ti lit as
20 persen dan persen spermatozoa hidup sebesar 30 persen.

-

-

Angka kebuntingan menurut hasil analisis meuunjukkan bahwa perbedaan
berat badan dan waktu inseminasi pada masing-masing kelompok
tidak
2 .
2
menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap angka kebuntingan (X h~tung<
tabel; db=l dan 3). Nilai keeratan hubungan Cramer menunjukkan baik berat badan
maupun waktu inseminasi mempunyai keeratan hubungan dengan terjadinya
kebuntingan (C