Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton Hubungannya dengan Kelimpahan Zooplankton (Kopepoda) dan Larva Kepiting Bakau (Scylla SPP.)

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON
HUBUNGANNYA DENGAN
KELIMPAHAN ZOOPLANKTON (Kopepoda)
DAN LARVA KEPlTlNG BAKAU (Scylla spp.)

OIeh :

NUR ASIA UMAR

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
UMAR.
Komposisi dan
Kelimpahan Fitoplankton
NUR ASIA
Hubungannya Dengan Kelirnpahan Zooplankton (Kopepoda) dan Larva
Kepiting Bakau (Scyflaspp.) Dibawah birnbingan Richardus F. Kaswadji
sebagai Ketua dan Sulistiono sebagai Anggota.


Penelitian untuk melihat komposisi dan kelimpahan fitoplankton
hubungannya dengan kelimpahan zooplankton (kopepoda) dan larva kepiting
bakau (Scylla spp.) di Teluk Siddo, Sulawesi Selatan telah dilakukan pada 5
stasiun selama 11 minggu (Juli-Oktober 2000). Sampling dilakukan pada saat
pasang dan surut dengan cara menarik plankton net secara horisontal di
permukaan sejauh 20 meter. Pengukuran parameter lingkungan: suhu,
salinitas, dan pH d~lakukan
pada setiap kali pengambilan sampel.
Hasil

identifikasian

pencacahan

menunjukkan

bahwa

selama


penelitian didapatkan sebanyak 35 genus yang terdiri dari 4 Was masingmasing : Diatom atau Bacillarophyceae (27 genus), Dinoflagellata (3 genus)
Cyanophyceae (2 genus),

dan Chlorophyaceae ( 3 genus).

Struktur

komunitas fitoplankton didominasi oleh kelompok diatom (> 90°h).Kisaran
lndeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi jenis fitoplankton
masing-masing 0.1747

-

2.7770, 0.2290

- 0.9700

dan 0.1849 - 0.9491.


Rata-rata Indeks Keanekaragaman dan Dominansi fitoplankton tidak berbeda
antar stasiun, minggu dan periode pasang dengan surut, sedangkan rata-rata
kelimpahan

fitoplankton

hanya

berbeda

antar

minggu

pengamatan.

Komunitas

zooplankton


didominasi

oleh

kopepoda.

Rata-rata

lndeks

Keanekaragaman dan Dominansi dan rata-rata kelirnpahan zooplankton
berbeda antar minggu pengamatan
Hasil analisis regresi non pararnetrik menunjukkan bahwa total
kel~mpahan zooplankton (Y)

signifikan berkorelasi

linier dengan total

kelimpahan fitoplankton.dengan nilai R Spearman tertinggi (0.4895) dengan

total fttoplankton pada saat t-l . Beberapa genus seperti Bacteriastrum,

BidduIphta,

Chaetoceros,

dan

Coscinodiscus,

Rhizosolenia

nyata

menunjukkan koreiasi linier dengan total kelimpahan zooplankton. Totai
kel~rnpahankopepoda hanya signifikan berkorelasi linier dengan Kelas

D a r n . Ada beberapa genus diantaranya yang telah diketahui dari hasil
perrelitian


sebagai

makanan

kopepoda

antara

lain

:

Thallsiosiras,

Cosdnodiscus. Biddulphia, Skeletonema, Thallasiosira, Rhizosolenia dan
Chaetocems. Kelimpahan larva kepiting berkorelasi linier dengan beberapa
genus fitoplankton terutama dengan kopepoda.
Parameter lingkungan yang terukur selama penelitian yaitu suhu
berkisar antara 28.0-32.2


"C ( pasang) dan 30.0-31.5 OC (surut), salinitas

berkisar antara 29.67-35.67 %o (pasang) dan 26.6-35.0 %a (surut), pH 7.628.5 (pasang) dan 7.72-8.33 (surut), kadar NO2 (0.0027-0.0096 ppm), NO3
(0.03950.0583 ppm), PO4(0.0209-0.0501 ppm) dan DO (6.0-7.4 ppm).

SURAT PERNYATAAN
Dangan ini saya rnenyatakan bahwa tesis yang bejudul :
"KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON HUBUNGANNYA
DENGAN KELIMPAHAN ZOOPLANKTON (Kopepoda) DAN LARVA
KEPITING BAKAU (Scylla spp.)"
Adalah

benar

dipublikasikan.

merupakan

hasil


karya

sendiri

dan

belum

pernah

Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara jelas dan dapat diperikasa kebenarannya.

Bogor, Februari 2002
r.

Nur dsia umar
NRP : 99606


KOMPOSlSl DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON
HUBUNGANNYA DENGAN
KELIMPAHAN ZOOPLANKTON (Kopepoda)
DAN LARVA KEPlTlNG BAKAU (Scylla spp.)

OIeh :
Nur Asia Umar

Tesis sebagai salah satu syarat
untuk rnemperoleh gelar Magister Sains
pada Program Pascasarjana institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul

: Komposisi dan
Kelimpahan

Fitoplankton
Hubungannya dengan Kelimpahan Zooplankton
(Kopepoda) dan Larva Kepiting Bakau (Scylla
SPP.)

Nama Mahasiswa

: Nur Asia Umar

Nomor Pokok

: 99606

Program Studi

: llmu Kelautan

Menyetujui :
I.Komisi Pernbimbing


(Dr.lr. Richardus F. Kaswadii. M.Sc.1
Ketua

2. Ketua Program Studi
llmu Kelautan,

D7t'd
jDr.lr. Mulia Purba. M.Sc.)

Tanggal Lulus :21 Januari 2002

JDr-lr.Sulistiono. M.Sc.1
Anggota

rn Pascasajana,

RIWAYAT HlDUP

Penulis dilahirkan di Ujung Pandang pada Tanggal 7 Oktober 1967,
anak kelima dari lima bersaudara dari ayah H. Umar Dg. Mallongi dan ibu
Marhati Dg. Malebbi (Almarhumah). Mengikuti pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi di Kotamadya Ujung Pandang. Tamat SD tahun 1980, SMP
tahun 1983, SMA tahun 1996 dan menyelesaikan sajana di Fakultas
Peternakan dan Perikanan di Universitas Hasanuddin tahun 1991.
Pada

tahun

1992 diterima

menjadi

Pegawai

Negeri

Sipil

di

Departemen Koperasi. Pada tahun 1997 diangkat menjadi dosen yayasan di
Universitas Cokroaminoto Makassar. Selanjutnya pada tahun 1999 penulis
memperoleh kesempatan melanjutkan pendidikan Pascasarjana di Program
Studi llmu Kelautan IPB dengan bantuan beasiswa BPPS DIKTI.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sepatutnya penulis
panjatkan, karena atas berkat, hidayah dan karunia-Nya sehingga tesis ini
dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan safah satu persyaratan untuk
mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi llmu Keiautan (IKL)
Program Pascasarjana lnstitut Pertanian Bogor.
Penulis sangat menyadari bahwa bantuan dari berbagai pihak telah
banyak betperan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Oleh karena itu

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sangat
banyak kepada Bapak : Or. Ir. Richardus F. Kaswadji, M.Sc dan
Sulistmno.
-nkan

M.Sc.

MSc.

Beliau

yang

telah

banyak

Dr. lr-

membantu

dan

waMu dan tenaganya dalam mengarahkan, mengoreksi,

memberikan saran, dan sangat membantu penulis dalam menyediakan
kepustakaan mulai dari penyusunan rencana dan pelaksanaan penelitian
hingga selesainya tesis ini. Terima kasih yang sama kami sampaikan kepada
Bapak Pimpinan BALITKANTA Maros beserta stafnya yang telah banyak
membantu dalam mencari dan memperoleh data. Mudah-mudahan tulisan ini
dapat bermanfaat, khususnya dalam bidang ilmu perikanan dan kelautan
Penulis menyadari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak sangat
berperan dalam menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena itu sepatutnya dan

dengan penuh hormat, penghargaan dan keikhlasan penulis menghaturkan
banyak terima kasih kepada :
Dr. lr. Sui~st~ono,
M Sc

1. Bapak Dr. Ir. Richardus F. Kaswadji, M.Sc dan

selaku ketua dan anggota komisi pembimbing. Beliau-beliau yang telah
banyak

rneluangkan

waktu

dan

tenaganya

dalam

membimbing,

mengarahkan dan memberikan sumbangan pemikiran dan ilmu sejak dari
pengusulan rencana penelitian hingga selesainya tesis ini.
2. Ketua dan Sekertaris Program Studi, para Dosen dan seluruh jajaran
civitas akademika Program Pascasarjana llmu Kelautan IPB yang telah
banyak membantu penulis selama mengikuti kuliah..
3. Bapak

Rektor

Universitas

Cokroaminoto

Makassar

yang

telah

mengizinkan dan memberikan dorongan moril untuk kuliah.
4. Pengelola BPPS-DIKTI atas bantuan biaya pendidikan selama mengikuti
Program Magister di lnstitut Pertanian Bogor.

5. Bapak Kepala BALITKANTA Maros, Ir. Gunarto, M.Sc dan seluruh stafnya
yang telah membantu dalam mengumpulkan dan rnenganalisa data serta
segala informasi yang dibutuhkan.
6. Ayahanda H. Umar Dg. Mallongi yang banyak mendoakan, mendidik dan

rnenasehati dan banyak berkorban dalam segala ha1 selama penulis
menernpuh pendidikan.

7. Suami saya tercinta Muh. Hatta yang telah bersabar mendampingi,
memberi dorongan moril dan semangat selama ini. Kepada ketiga putra
saya Arman, Arwan dan Ardan, maaf atas banyaknya waktu untuk
mengurus kalian yang telah disisihkan selama ini.

Kafian teiah banyak

memberikan inspirasi kepada saya.
8. Keluarga Tetta Rasyid dan Tante Khadijah SH (almh), Nurvi SH dan Dedi

SE yang sangat banyak membantu penulis sejak kuliah. Bantuan dan jasa
mereka sangat meringankan beban penulis.

Hal yang sama penulis

sampaikan kepada kak Indra, Abu, Risma, Nurda, St. Murni D dan
lskandar D yang sangat berjasa dalam membantu penulis selama sekolah
dan banyak mendukung selama ini.

Penulis

DAFTAR IS1

Halaman

PRAKATA

viii

DAFTAR IS1
DAFTARTABEL

xi
xiii

DAFTAR GAMBAR

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
1.

XX

PENDAHULUAN
Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Kegunaan
1.3. Rumusan dan Pemecahan Masalah
1.1.

2.

TlNJAUAN PUSTAKA
2~1.
22

3.

BAHAN DAN METODE

3 1.
3.2.
3.3
3.4
3.5
3.6

4.

Fitoplankton
Zooplanktonn
Lokasi dan Waktu Penelitian
Alat dan Bahan
Pengambilan Sampel
Pengukuran Parameter Lingkungan
Analisa Data
a. Kelimpahan
b. Keanekaragamandan Dominansi
c. Oistribusi Plankton dan Larva
d. Hubungan Antara Fitoptankton, Kopepoda dan
Larva Kepiting

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1..

4.2.
4.3

Komposisi Jenis dan Keanekaragaman Fitoplankton
4.1.1. ,Komposisi Jenis Fitoplankton
4.1.2. Keanekaragaman dan Dominansi Fitoplankton
Kelimpahan dan Distribusi Fitoplankton
Komposisi Jenis dawKeanekaragamanZooplankton

29
29
32
40
47

4.4
4.5.
4.6.
4.7

4.8.

5.

4.3.1. Komposisi Jenis Zooplankton
4.3.2. Keanekaragarnan dan Dominansi Zooplankton
Kelimpahan dan Distribusi Zooplankton
Hubungan Antara Fitoplankton dengan Zooplankton
HubunganAntara Fitoplankton dengan Kopepoda

Hubungan Antara Larve Kepiting dengan Fitoplankton
dan Kopepoda
4.7.1. Hubungan Antara Larva Kepiting dengan
F~toplasnkton
4.7.2. Hubungan Antara Larva Kepiting dengan
Kopepoda
Parameter Lingkungan
4.8.1. Suhu
4.8.2. Salinitas
4.8.3. Derajad Keasaman (pH)
4.8.4. Nutrien dan DO

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
5.2.

Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Halaman
Kisaran
(Maks-Min)
Nilai
lndeks
Keanekaragamanlshannon
(bits)
Fitoplankton
Menurut Stasiun dan Minggu Pengamatan pada Saat
Pasang dan Suwt ..............................................
Kisaran (Maks-Min)
Nilai
lndeks
Dominansi
Menurut
Stasiun
dan
Minggu
Fitoplankton
Pengamatan pada Saat Pasang dan Surut ..............
Rata-rata f SO Kellmpahan Masing-masing Kelas
Fitoplankton pada Setiap Stasiun dan Minggu
Pengamatan pada Saat Pasang dan Surut ..............
Hasii Uji Tukey (HSD) Kelimpahan Fitoplankton di
Perairan Teluk Siddo Selama Penelitian .................
Kisaran
(Maks-Min)
Nilai
lndeks
KeanekaragamanJShannon
(bits)
Zooplankton
Menurut Stasiun dan Minggu Pengamatan pada Saat
Pasang dan Surut ..............................................
Hasil Uji Tukey (HSD) Nilai lndeks Keanekaragaman
Zoplankton
di Perairan Teluk Siddo Selama
..
........................................................
Penellt~an..
Kisaran (Maks-Min)
Nilai
lndeks
Dominansi
Zooplankton
Menurut
Stasiun
dan
Minggu
Pengamatan pada Saat Pasang dan Surut ..............
Hasil Uji Tukey (HSD) Nilai lndeks Dominansi
Zoplankton
di Perairan Teluk Siddo Selama
..
.........................................................
Penel~t~an
Hasil Uji Tukey (HSD) Kelirnpahan Zooplankton di
Perairan Teluk Siddo Selama Penelitian .................

Dugaan Persamaan Regresi antara Ranking Total
Zooplankton (Y) dengan Total Fitoplankton (X) pada
Waktu Berbeda .................................................
Nila~Koefisien Korelasi (R Spearman) antara Total
Kelimpahan Zooplankton dengan Masing-masing
Kelas Fitoplankton pada Saat t, t-1. t-2 dan t-3 ..........
Beberapa Genus Fitoplankton yang Signifikan (p -=
0.05)
Berkorelasi dengan
Total
Kelimpahan
Zooplankton dan Nilai Korelasi Spearman Masingmasing pada Saat t, t-1 dan t-2 ............................
Nilai Koefisien Korelasi (R Spearman) antara Total
Kelirnpahan Kopepoda dengan Masing-masing Kelas
Fitoplankton pada Saat t, t-I, t-2 dan t-3 ..............
Beberapa Genus Fitoplankton yang Signifikan (p <
0.05)
Berkorelasi dengan Total
Kelimpahan
Kopepoda dan Nilai Korelasi Spearman Masingmasing pada Saat t, t-1 dan t-2 ..............................
Nilai Koefisien Korelasi (R Spearman) antara
Kelimpahan Larva Kepiting dengan Masing-masing
Kelas Fitoplankton pada Saat t, t-1. t-2 dan tBeberapa Genus Fitoplankton yang Signifikan ( p <
0.05) Berkorelasi dengan Total Kelimpahan Larva
Kepiting dan Nilai Korelasi Spearman Masingmasing pada Saat t, t-1 dan t-2 .............................
Beberapa Genus Zooplankton yang Signifikan (p <
0.05) Berkorelasi dengan Total Kelimpahan Larva
Kepiting dan Nilai Korelasi Spearman Masingmasing pada Saat t, t-I dan t-2 .............................
Kisaran .dan Rata-rata -+ SD Suhu (OC) pada Setiap
Stasiun Selama Penelitian pada Saat Pasang dan
Sumt ...............................................................

xiv

19

20
21

Kisaran dan Rata-rata & SD Salinitas (%o) pada
Setiap Stasiun Selama Penelitian pada Saat Pasang
dan Surut ... ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ...... ... ... ... ... ... . ..
Kisaran dan Rata-rata & SD pH pada Setiap Stasiun
Selama Penelitian pada Saat Pasang dan Surut ... .. .
Kadar N02, Nos, PO4 dan Oksigen Terlamt (ppm)
pada setiap stasiun di Perairairan Teluk Siddo .........

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.

Halaman
Peta Lokasi Penelitian
dan Sketsa Letak Stasiun
..
Tempat Penel~t~an
.............................................
Persentase Masing-masing Kelas Fitoplankton yang
Didapatkan dari Semua Stasiun Seiama Penelitian
pada Saat Pasang ............................................
Persentase Masing-masing Kelas Fitoplankton yang
Didapatkan dari Semua Stasiun Selama Penelitian
pada Saat Surut ...............................................
Nilai lndeks Keanekaragaman Fitoplankton pada
Semua Stasiun Selama Penelitian pada Saat
Pasang ..........................................................
Nilai lndeks Keanekaragaman Fitoplankton pada
Semua Stasiun Selama Penelitian pada Saat
Surut .............................................................
Nilai lndeks Dominansi Fitoplankton pada Semua
Stasiun Selama Penelitian pada Saat Pasang ........
Nilai lndeks Dominansi Fitoplankton pada Semua
Stasiun Selama Penelitian pada Saat Surut ...........
Kelimpahan Fitoplankton (sellliter) pada Setiap
Stasiun Selama Peneltian pada Saat Pasang ........
Kelimpahan Fitoplankton (sellliter) pada Setiap
Stasiun Setama Peneltian pada Saat Surut ...........
Koordinat Setiap Genus Fitoplankton dalam Sumbu
Fakttorial (Sumbu 1 dan Sumbu 2) ......................
Persentase Masing-masing Kelompok Zooplankton
yang
Didapatkan pada Saat Pasang .................

23

Persentase Masing-masing Ketompok Zooplankton
yang
Didapatkan pada Saat Surut.....................
Nila~ lndeks
Keanekaragaman
(Shannon)
Zooplankton
pada
Semua
Stasiun
Selama
Penelltian pada Saat Pasang ..............................
Nilat
lndeks
Keanekaragaman
(Shannon)
Zooplankton pada
Semua
Stasiun
Selama
Penelltian pada Saat Surut.................................
Nilai lndeks Dominansi Zooplankton pada Semua
Stasiun Selama Penelitian pada Saat Pasang ........
Nila~lndeks Dominansi Zooplankton pada Semua
Stasiun Selama Penelitian pada Saat Surut ...........
Kelimpahan Zooplankton (indlliter) pada Setiap
Stasiun Seiama Peneltian pada Saat Pasang ........
Kel~mpahan Zooplankton (indlliter) pada Setiap
Stastun Seiama Peneltian pada Saat Surut ...........
Rata-rata Total Kelimpahan Fitoplankton dan
Zooplankton di Perairan Teluk Siddo pada Setiap
Minggu Pengamatan.. .......................................
Plot Total Kelimpahan Zooplankton (individulliter)
dengan Total Kelimpahan Fitoplankton (sellliter)
dan Regresi antara Ranking Total Kelimpahan
Zooplankton (individulliter) dengan Ranking Total
Ketimpahan Fitoplankton (sel/liter) pada waktu t ....
Plot Total Kelimpahan Zooplankton (individdliter)
dengan Total Kelimpahan Fitoplankton (sel/liter)
dan Regresi antara Ranking Total Kelimpahan
Total
Zooplankton (individulliter) dengan
Kelimpahan Fitoplankton (sellliter) pada waktu tl ....

ank kin^‘

22.

Plot Total Kelimpahan Zoopfankton (individulliter)
dengan Total Kelimpahan Fitoplankton (sellliter)
dan Regresi antara Ranking Total Kelimpahan
Zooplankton (individulliter) dengan Ranking Total
Kelirnpahan Fitoplankton (selniter) pada waktu t ....

23.

Plot Totaf Kelimpahan Zooplankton (individditer)
dengan Total Kelimpahan Fitoplankton (selfliter)
dan Regresi antara Ranking Total Kelimpahan
Zooplankton (individulliter) dengan Ranking Total
Kelimpahan Fitoplankton (sel/liter) pada waktu t3 ..

24.

Rata-rata Kelimpahan Fitoplankton (Total Fito).
Genus Fitoplankton yang Berkorelasi Positif dan
negatif (FP dan FN) dengan Kopepoda, Serta Ratarata Kelirnpahan Kopepoda dari Semua Stasiun
Selama Penelitiasn...........................................

25.

Rata-rata
Kelimpahan
Coscinodiscus
dan
Chaetoceros (selfliter) dan Rata-rata Kelimpahan
Kopepoda (individulliter) dari Semua Stasiun
Selama Penelitian ............................................

26.

Rata-rata Kelim~ahan selll liter^ Beb€?ra~a
Genus
positif dengan
Fitoplankton yang ~e&orelasi
Kopepoda dan Rata-rata Kelimpahan (individulliter)
~opebodadari Semua Stasiun ~ e l a r n a
Penelitian.....

27.

Rata-rata Kelimpahan (sellliter) Beberapa Genus
Fitoplankton yang Berkoretasi Negatif dengan
Kopepoda dan Rata-rata Kelimpahan (individulliter)
Kopepodadari Sernua Stasiun Selama Penelitian ...

28.

Rata-rata Kelimpahan (sellliter) Beberapa Genus
Fitoplankton yang Berkorelasi Positif dengan Larva
Kepiting dan Rata-rata Kelimpahan Larva Kepiting
(individulliter)
dari
Semua
Stasiun Selama
Penelitian. Skata untuk Bacteriastrum, Thallass~otrix
dan Skeletonema = 50:1)...................................

xviii

Rata-rata Kelirnpahan (sellliter) Genus Fitoplankton
yang Berkorelasi Negatif (Bacillaria) dengan Larva
Kepiting dan Rata-rata Kelimpahan Larva Kepiting
(individulliter) dari
Semua
Stasiun Selarna
Penelitian........................................................

......
Rata-rata Kelimpahan (individuniter) Beberapa
Zooplankton dan Larva Kepiting dari Semua
Stasiun Selama Penelitian .................................
Plot
dan
Regresi Linier Antara
Rata-rata
Kelimpahan Larva Kepiting Y (individuAiter) dengan
X
Rata-rata
Total
Kelimpahan
Kopepoda
(individuniter)
dari Semua Stasiun Selama
Penelitian.
Data Untuk Minggu ke-I 0 Tidak
Dimasukkan Dalam Analisis
Suhu Air pada Masing-masing Stasiun Setiap
Minggu di Perairan Teluk Siddo pada Saat
Pasang ..........................................................
Suhu Air pada Masing-masing Stasiun Setiap
Minggu di Perairan Teluk Siddo pada Saat
Surut .............................................................
Satinitas Air pada Masing-masing Stasiun Setiap
Perairan Teluk Siddo pada Saat
Minggu di
Pasang ..........................................................
Salinitas Air pada Masing-masing Stasiun Setiap
Minggu di Perairan Teluk Siddo pada Saat
Surut .............................................................
pH Air pada Masing-masing Stasiun Setiap Minggu
di Perairan Teluk Siddo pada Saat Pasang ...........
pH Air pada Masing-masing Stasiun Setiap Minggu
di Perairan Teluk Siddo pada Saat Surut..............

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Data Hasil ldentifikasi dan Perhitungan Kelimpahan
Fitoplankton (seln) dan Zooplankton (individull)
yang didapatkan di Setiap Stasiun Setiap Minggu
pada Saat Pasang dan Surut ..............................

2.

Kelimpahan
(seVliter)
Masing-masing
Ketas
Fitoplankton pa& Setiap Stasiun dan Minggu
Pengarnatan pada saat Pasang...........................

3.

Kelimpahan
(sellliter)
Masing-masing
Kelas
Fitoplankton pa& Setiap Stasiun dan Minggu
Pengamatan pada saat Surut ..............................

4.

N~lailndeks Keanekaragam (H'), H' Maks, lndeks
Keseragaman (E) dan lndeks Dominansi
(C)
Fltoplankton pada Setiap Stasiun dan Minggu
Pengamatan pada Saat Pasang ..........................

5.

Nilai lndeks Keanekaragam (H'), H' Maks, lndeks
(C)
Keseragaman (E) dan lndeks Dominansi
Fitoplankton pada Setiap Stasiun dan Minggu
Pengamatan pada Saat Surut .............................

6.

Deskrifsi Statistik d m Hasil Analisis Varians Nilai
lndeks Keanekaragaman Fitoplankton Antar Stasiun (A)
dan Minggu Pengamatan (B) Serta Hasil Uji t
Berpasangan Antara Pasang dan Surut (C) di Perairan
Teluk Siddo .....................................................

7.

Deskrifsi Statistik dan Hasil Analisis Varians Nilai
lndeks Dominansi Fitoplankton Antar Stasiun (A)
dan Minggu Pengamatan (B) Serta Hasil Uji t
Berpasangan Antara Pasang dan Surut (C) di
PerairanTeluk Siddo.. .....................................

8.

Deskrifsi Statistik dan Hasil Analisis Varians Non
(Kruskal
Wallis)
Kelimpahan
Parametrik
Fitoplankton Antar Stasiun (A) dan Minggu
Pengamatan (B) Serta Hasil Uji Mann U Whitney
Antara Pasang dan Surut (C) di Perairan Teluk
Siddo..............................................................

9.

Kelimpahan (indlliter) Setiap Kelompok Zooplankton
pada Setiap Stasiun dan Minggu Pengamatan pada
saat Pasang.....................................................

10.

Kelimpahan (indlliter) Setiap Kelompok Zooplankton
pada Setiap Stasiun dan Minggu Pengamatan pada
saat Surut........................................................

I 1..

Nilai lndeks Keanekaragam (H'). H' Maks, lndeks
(C)
Keseragaman (E) dan lndeks Dominansi
Zooplankton pada Setiap Stasiun dan Minggu
Pengamatan pada Saat Pasang...........................

12.

Nilai lndeks Keanekaragam (H'). H' Maks, lndeks
Keseragaman (E) dan lndeks Dominansi
(C)
Zooplankton pada Setiap Stasiun dan Minggu
Pengamatan pada Saat Surut..............................

I. PENDAHULUAN

3.1.

Latar Belakang

Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu
perairan. Fungsi ekologisnya sebagai produser primer dan awal mata rantai
dalam jaringan rnakanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala
ukuran kesuburan suatu ekosistem. Berdasarkan struktur trofik level, pada
kebanyakan ekosistem fitoplankton terutama dikonsumsi oleh zooplankton
disamping larva hewan tingkat tinggi lainnya. Fitoplankton dan zooplankton
merniliki kedekatan hubungan

ekologis yaitu

pemangsaan

(grazing),

selanjutnya zooplankton dikonsumsi oleh konsumer yang Iebih tinggi seperti
larva dan hewan rnuda dari berbagaijenis organisme.
Salah satu dari zooplankton yang merupakan pernangsa utama
ritoplankton adalah kopepoda yang tergolong dalam Kelas Crustacea
Subkelas Copepod. Banyak hasil penelitian yang menyatakan bahwa
kopepoda merupakan zooplankton yang dominan di beberapa perairan pada
umumnya.

Zooplankton

jenis

ini

yang

banyak

mernangsa

diatom

dibandingkan dengan zooplankton jenis lainnya (Levinton, 1982; Parsons et

a/.,1984; Nybakken. 1992). Hal ini disebabkan karena kopepoda memiliki
kemampuan rnernecahkan dinding sel diatom yang kerangkanya dari silikat
Oleh karena itu kopepoda merniliki peranan penting sebagai salah satu fantai
penghubung antara fitoplankton dengan konsumer atau trofik level yang lebih

tinggi. Salah satu pemangsa kopepoda dan austacea pada umumnya yang
bernilai ekonomis penttng adatah stadia megalopa kepiting ( Lebour, 1922
dalam Arinardi d k k . , 1997).
Sehubungan ha1 di atas dengan adanya rencana menjadikan areal
mangrove di Teluk Siddo, Kabupaten Barru Propinsi Sulawesi Selatan
sebagai lokasi restocking larva atau megalopa kepiting bakau (Scylla spp.),
maka sangat perlu diketahui kelimpahan fitoplankton dan zooplankton di
lokasi tersebut. Hal ini sangat erat kaitannya dengan penentuan jumlah larva
yang pantas direstocking berdasarkan jumtah fitoplankton dan zooplankton
yang diharapkan mendukung kelangsungan hidupnya. Tanpa mengetahui
potensi plankton maka t~dakmenutup kemungkinan terjadi volume restocking
yang berlebihan. OIeh karena itu sebelum melakukan restocking perlu
adanya

suatu perrelitian yang

fitoplankton

dan

zooplankton

pe~bahannya dari

waktu

ke

mengkaji seberapa besar
di

perairan

waktu.

Hal

tersebut
inilah

dan
salah

ketimpahan
bagaimana
satu

yang

melatarbelakangi penelitian ini diiaksanakan.
Kelimpahan fitoplankton dan zooplankton sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor yang berinteraksi secara simultan dalam suatu perairan. Salah
satunya adalah proses pemangsaan.

Karena umumnya dalam suatu

perairan kopepoda merupakan pemangsa terbesar fitoplankton,

maka

penelitian ini akan dititik beratkan untuk melihat hubungan kuantitas antara
kelimpahan fitoplankton dengan kopepoda. Selain itu untuk mengetahui jenis

fitoplankton mana yang

erat kaitannya dengan kopepoda dengan hanya

melihat kuantitas keduanya dalam kisaran waktu tertentu. Untuk rnengurangi
bias yang terlalu besar dan mengurangi efek faktor lain yang mempengaruhi
ketirnpahan keduanya, maka penelitian ini dilaksanakan pada Musim Timur
dimana variasi lingkungan tidak terlalu besar.

1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan utama penelitian irri adalah untuk mengetahui hubungan
antara kelirnpahan dan komposisi jenis fitoplankton dengan zooplankton
utarnanya kopepoda, serta mengidentifikasi jenis fitoplankton yang memiliki
hubungan kuantitatif yang erat dengan kopepoda dan larva kepiting selama
Musim Tirnur di lokasi penelitian.
Kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dapat
memberikan inforrnasi mengenai kuantitas dan kualitas plankton selama
Musim Tirnur. Khususnya dalam marikultur seperti upaya resocking jenis
biota tertentu, informasi dasar dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam pendugaan kemampuan daya dukung perairan.

1

Rumusan dan Pemecahan Masalah

Rencana melakukan restocking larva atau megalopa kepiting bakau
pada daerah mangrove di Teluk Siddo perlu ditunjang oleh data mengenai
komposisi dan kelimpahan plankton (fito dan zoo). Kelimpahan fitoplankton

dan zooplankton dipengaruhi oleh sangat banyak faktor. baik fisika, kimia
maupun biologi. Variasi spasio-temporal keduanya juga sangat dinamis.
Untuk rnengetahui secara pasti pengaruh tiap faktor tersebut sekaligus
sangat rnemerlukan waktu, biaya, tenaga dan ketelitian yang tinggi .dengan
kendala lapangan dan keterbabsan yang sangat banyak. Untuk keperluan
seperti di atas, terkadang tidak hanya dibutuhkan data rnengenai biomassa
secara keseluruhan fitoplankton dan zooplankton saja karena adanya sifat
seleMivitas zooplankton termasuk larva hewan tingkat tinggi yang bersifat
meroplankton dalam memakan fitoplankton. Oleh karena itu perlu diketahui
jenis-jenis fitoplankton mana yang paling banyak dimanfaatkan oleh suatu
jenis atau kelompok zooplankton tertentu.
Kopepoda merupakan golongan yang umumnya dominan dan
merupakan pemangsa fitoplankton di laut, dan banyak dimakan oleh larva
jenis hewan pada tropik level yang lebih tinggi. Yang menjadi masalah adalah
jenis atau golongan fitoplankton mana yang rnerupakan preferensi makanan
dari kopepoda dan bagairnana perubahannya dari waktu ke waktu.

Untuk

menjawab secara tepat perlu adanya identifikasi isi larnbung dengan
frekuensi sampling yang cukup sering dalam selang waktu yang sempit.
Untuk itu diperlukan penelitian yang intensif dan ditunjang oleh ketersediaan
waktu, biaya dan ketelitian yang sangat tinggi. indeks dominansi yang
diperoleh dari hasil pembedahan isi lambung sering tidak rnemberikan hasil
yang memuaskan karena sulitnya mengukur dan mengidentifikasi isi lambung

'

yang hancur. Apalag~bila dilakukan pada kopepoda yang tergolong masih
sangat halus.
Shubungan

dengan

ha1

di

atas

maka

dicoba

untuk

menyedeihanakan masalah di atas dengan hanya mengidentifikasi jenis dan
mengukur kelimpahan fitoplankton dan zooplankton. Hasil identifikasi dan
pengukuran itu kemudian dianalisis untuk melihat jenis fitoplankton mana
yang secara kuantitas rnemilki hubungan yang erat dengan kelimpahan
kopepoda. Untuk menjawab masalah apakah suatu jenis titoplankton yang
rnenunjukkan kedekatan hubungan secara kuantitas dengan kopepoda itu
dirnakan atau tidak. rnaka akan digunakan hasil-hasil penelitian sebelumnyz.
Jadi disini akan digunakan asumsi bahwa suatu jenis fitoplankton yang
pemah ditemukan menjadi makanan kopepoda juga merupakan rnakanan
kopepoda dalam studi ini.
Beberapa hypotesis yang mengawali penelitian ini sehubungan
dengan tujuan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

.

a.

Diatom merniliki hubungan yang lebih kuat dengan kelimpahan kopepoda
dibandingkan dengan golongan fitoplankton lainnya.

b.

Perubahan temporal kelimpahan kopepoda dan larva hewan lainnya
mengikuti perubahan temporal fitoplankton.

c. Ada perbedaan komposisi dan kelimpahan fitoplankton, zooplankton dan
larva hewan lainnya pada saat pasang dengan pada saat surut.

Untuk rnen~u~ji
hipotsis di atas maka dilakukan penganibilan sampel
plankton dan larva setiap minggu selama 3 bulan pada saat pakang dan
surut. Pengaruh nutrien yang diketahui sangat besar terhadap kelimpahan
fitoplankton diusahakan tereduksi dengan memilih waktu penetitian selama
Musim Timur dimana fluktuasi parameter fisika-kimia sangat kecil di lokasi
penetitian. Dengan demikian rnaka dinamika kelirnpahan plankton (fito dan
zoo) pada saat itu lebih banyak dipengaruhi oleh proses pemangsaan.
Kedekatan hubungan antara jenis fitoplanMon dengan kopepoda dan
antara larva dengan plankton akan ditentukan berdasarkan nilai koefisien
determinasi (R*) dari regresinya. Dari perhitungan regresi dan referensi
kepustakaan maka dapat ditentukan jenis fitoplankton yang sangat erat
hubungannya dengan kopepoda.
plankton

dan

larva

maka

akan

Untuk rnelihat perubahan temporal
dilakukan

analisis

rnenggambarkan grafik kelimpahan selama penelitian.

varians

dan

2.1. Fitoplankton

Plankton merupakan organisme yang berukuran sangat renik yang
hidup melayang-layang dalam air dan memiliki kemarnpuan gerak yang
sangat lemah sehingga perpindahannya sangat dipengaruhi oleh pergerakan
massa air.

Plankton yang berukuran mikroskopis meliputi tumbuhan dan

hewan. Golongan dari tumbuhan disebut fitoplankton dan dari hewan disebut
zooplankton (Odum, 3971; Sverdrup et a/.. 1972; Nybakken, 1992; dan'
Parsons et a/., 1984).
Davis (1955) mengelompokkan fitoplankton ke dalarn 5 taxa besar
yaitu Phylum : Clorophyta (alga hijau), Cyanophyta (alga biru), Chrysophyta,
Phyrophyta dan Euglenophyta. ~ e n u r u Rornimuhtarto
t
dan Juwana (1999)
f~lum Chrysophyta

yakni

alga

kuning-hijau

meliputi

diatom

dan

coccolithophore yang paling banyak membentuk sebagian besar biomassa
fitoplankton di laut. Alga golongan ini kebanyakan bersel satu dan berukuran
mikroskopis.

Golongan fitoplankton lainnya yaitu Cyanophyta (alga biru),

Phaeophyta (alga coklat) dan Pyrophyh (dinoflagellata) memiliki kontribusi
yang lebih kecil dalam keselurutian biomassa fitoplankton di laut.
Pengelompokan plankton biasanya didasarkan pada ukuran (net dan
non-net plankton), habitat (haliplankton dan limnoplankton) dan daur hidup
(holoplankton dan meroplankton). Berdasarkan ukurannya, Nybakken (1992)

dan Lavinton (1982) mengelompokkan plankton atas ultraplankton (-= 2 pm),
nannoplankton (2-20 pm). mikroplankton (20-200 pm), makroplankton (0.2-2

m m ) dan megaplankton ( ~ mm)
2
Kandungan organik total fitoplankton bemubungan linier dengan
ukuran selnya..

Hubungan kuantitatif antara kandungan karbon dengan

volume sel berbeda antara golongan diatom dengan bukan diatom. Jumlah
kandungan karbon per unit wlurne diatom lebih kecil dibandingkan dengan
golongan fitoplankton lainnya. Hal itu disebabkan karena set diatom memiliki
sebuah vawola. Persamaan regresi tinier antara kandungan carbon dengan
volume sel pada djatom adalah log C

= 0.758 log

V- 0.422, sedangkan pada

jenis fitoplankton lelnnya edaleh log C

= 0.866 log

V- 0.460 dimana C adalah

kandungan carbon per ~ € (picogram)
4
dan V adalah volume sel dalam satuan
mikron kubik (Strathrnann. 1967 dalam Parsons et at, 1984).
Sebaran fitoplankton di laut dipengaruhi oleh banyak faktor baik fisika,
kimia maupun biologi.

Penelitian dan tulisan mengenai faktor-faktor yang

mempenga~hisebaran fitoplankton di laut telah banyak dilakukan oleh para
ahli.

Parsons et

a/.,(1984)

menjelaskan bahwa distribusi biogeografis

plankton sangat ditentukan oleh faktor lingkungan, sepeti cahaya, temperatur.
salinitas,

nutrien

dan

faktor-faktor

menentukan keberadaan dan
lingkungan perairan.

lainnya.

Faktor

tersebut

kesuksesan spesles plankton di

sangat
suatu

Lebih spssifik Nontji (3984) menjelaskan bahwa cahaya sangat
mempengaruhi distribusi vertikal fitoplankton di laut. Hal ini disebabkan oleh
adanya sifat responsibilitas dan adaptasi yang berbeda antar jenis
fitoplankton terhadap intensitas cahaya. Sehubungan dengan cahaya, Fujita

(1970) menyatakan bahwa perbedaan respon fitoplankton terhadap cahaya
disebabkan

perbedaan

mempengaruhi

tingkat

pigmen
efisiensi

yang

dikandungnya

fotosintesanya.

dan

Berdasarkan

ha1

itu

efisiensi

fotosintesa pigmennya alga dikelompokkan atas tipe Worofil-a dan b untuk
alga hijau dan euglenoid;

tipe Worofila, c dan caratenoid untuk diatom,

dinoflagellata dan alga coklat; serta tipe Worofil-a dan ficobilin untuk alga
merah dan alga fiijau biru.
Pengaruh nutrien sangat besar terhadap distribusi dan keiimpahan
fitoplankton di laut. Beberapa elemen dasar seperti N, P. Si, sejumlah trace
element dan vitamin dibutuhkan oleh fitoplankton untuk pertumbuhannya.
Riley and Skirrow (1975) menuliskan bahwa sebaran spasial dan temporal
fitoplankton mengikuti pola sebaran kandungan nutrien.

Pada umumnya

ditemukan fitoplankton lebih melimpah di perairan dekat pantai (neritik)
karena sumber nutrien yang lebih melimpah akibat masukan dari daratan
dibandingkan dengan perairan lepas pantai (oceanik).
Hasif

eksperimen

Sanders

et a/. (1987) menunjukkan bahwa

komunitas alami fitoplankton estuari di Patuxent (bagian estuari di Teluk
Chesapeake) mengalami perubahan dominansi dan pola suksesi spesies

akibat pengkayaan nutrien.

Penambahan N (baih amonium maupun nitrat)

selama musim panas dan musim gugur menyebabkan suksesi spesies
dominan yang sangat cepat yaitu 2 4 hari setelah penambahan nutrien.
Peningkatan kepadatan sel dan perubahan pola suksesi disebabkan oleh
adanya peningkatan laju pertumbuhan diatom dan reduksi pertumbuhan
spesies lainnya. Di lain waktu yaitu pada musim gugur dan musim semi
fitoplankton tidak memberikan respon terhadap penambahan nutrien.
Dua elemen utama yaitu N dan P memiliki pengaruh yang berbeda

a/.

terhadap pertumbuhan fitoplankton berdasarkan salinitas air.

Caraco et

(1987) telah

pertumbuhan

mengamati pengaruh N

dan

P terhadap

fitoplankton dalam tambak air payau dan dekat laut dari salinitas 0-32
Hasil

yang

didapatkan

adalah

bahwa

keterbatasan

fosfor

%o.

sangat

mempengaruhi pedumbuhan fitoplankton pada air payau dan nitrogen pada
salinitas 31 %O

dan air laut. Fitoplankton memberikan respon setelah

penambahan P dengan peningkatan biomassa 2-6 kali dari kontral (tanpa
penambahan P) pada salinitas 0-6.5

%a.

Pada salinitas intermediat

fitoplankton tidak memberikan respon terhadap penambahan P maupun N.
Sernentara Heyrnan and Lundgren (1988) yang melihat hubungan antara
produksi dan biomassa fitoplankton dengan fosfor menyimpulkan bahwa
hubungan tersebut sanga? rumit.

Selain dipengaruhi o:eh parameter fiaika

kimia Iingkungan, juga tergantung tekanan grazing zooplankton terhadap
fitoplankton.

.

Kaswadji dkk. (1995) mendapatkan kelimpahan fitoplankton di perairar,

pantai Bekasi yang berWsar antara 0.34-8.14 juta sel per liter. produktivitas
primer antara 95.62-853.42 g ~ l r n ~ t t a h u
dan
n laju pertumbuhan fitoplankton
yang berkisar antara 0.04-0.78 penggandaanlhari.

Jenis yang dominan

selama tiga kali pengamatan (Februari, Maret dan April) secara bemrut
masing-masing Kelas Chlorophyceae, Dinophyceae dan Bacillariophyceae.
Hasil identifikasi dan pencacahan jumlah fitoplankton yang dilaporkan
o
terdiri dati 20 taxa fitoplankton yang terbagi
oleh Sediadi dan W e ~ (1994)
atas 16 taxa dari diatom (Bacillariphyceae) dan 4 taxa dar dinoflagellata
(Dinphyceae). Tiga jenis dari Eacillariophycea yaitu
Schmidt, Coscino@%cim
granji Gough dan

Rhicelia intracellularis

Chaetoceros lorensianus Grunow

merupakan jenis yrng rnendominasi perairan mangrove di Teluk Bintuni,
Irianjaya. Kelimpahan fdoplankton befkisar antara 73479-241902 sellm3 dan
komposisi jenis mengalami perubahan dominasi spesies pada tiga lokasi
pengamatan.
Proses biologis yang terjadi di laut berpengamh terhadap perubahan
spasial dan temporal komunitas fitoplankton dan zooplankton. Perubahan
temporal kornunitas plankton terutama ditentukan oleh

pertumbuhan,

mortalitas, sinking, laju migrasi individual plankton dan predatornya (Parsons

et a/., 19W).Socaw spasial Lorenzan (1 97 1), Venrick (1972) du'lzm Levinton
(1982) menuliskan bahwa salah satu yang mempengaruhi sebarsn honsontal
fitoplankton adalah grazing. Variasi distribusi horisontal ini lebih nampak di

daerah dekat pantai, estuari, dan teluk dibanding di laut terbuka. Urnumnye
fitoplankton di laut terbuka kurang melimpah dan distribusinya lebih merata
dibandingkan dengan fitoplankton di dekat pantai.
Kelimpahan komunitas fitoplankton di

laut sangat

berhubungan

dengan kandungan nutrien seperti fosfat. nitrat. silikat dan hara lainnya.
Kandungan nutrien dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton dan
sebaliknya fitoplankton yang padat dapat menurunkan kandungan nutrien
dalam

air.

Perubahan

komposisi

fitoplankton

selanjutnya

dapat

mempengaruhi komposisi zooplankton dan komunitas plankton secara
keseluruhn dalam suatu ekosistem (Prescott, 1963).
Tidak mudah untuk menjelaskan kondisi yang berlaku umum tentang
penyebaran fitoplankton secara horisontal di law.

Hal ini disebabkan obh

perbedaan kondisi ekologis pada bagian-bagian laut yang berbeda, seped di
daerah pantai dan estuari, pesisir pantai dan laut lepas. Ada kecenderungan
penyebaran fitoplankton bersifat lebih mengelompok (patchiness) di daerah
1984). Distribusi vertikal
neritik dibanding dengan di oceanik (Parsons ef a/.,

fitoplankton dan klorofil di laut pada umumnya berbeda menurut waktu,
dimana suatu saat ditemukan maksimum di dekat permukaan, namun di lain
waktu mungkin lebih terkonsentrasi di bagian bawah kedalaman eufotik.
Distribusi

fitoplankton

dipengarr!hi

pemangsaan oleh zooplankton.

oleh

cahaya

dan

nutrien

serta

2.2. Zooplankton

Zooplankton merupakan plankton dari golongan hewan dengan bentuk
beraneka ragam. terdiri dari berbagai macam larva dan bentuk dewasa dari
hampir seluruh filum hewan (Newel1 dan Newell, g977).

Umumnya

zooplankton memiliki atat gerak seperti flagel, silia atau kaki renang, namun
pergerakannya sangat lemah dan tidak dapat melawan pergerakan air
(Raymont. 1963).
bergerak

aktif.

Walaupun beberapa anggota dari zooplankton dapat
namun

mempertahankan diri

gerakan

dalam

tersebut

posisi vertikal,

hanya
karena

membantu
pada

untuk

umumnya

zooplankton tidak dapat melawan gerakan arus (Odum, 1971).
Berdasarkan
zooplankton atas

daur
dua

hidupnya,

kelompok

Nybakken

yaitu:

(1992)

membedakan

(1) holoplankton, merupakan

organisme zooplankton yang seluruh daur hidupnya bersifat plankton,
meliputi kopepoda, rotatoria dan chaetognata; dan (2) meroplankton,
merupakan organisme yang hanya sebagian dalam daur hidupnya dijalani
sebagai plankton, yaitu pada fase mudanya, meliputi larva ikan, larva
crustacea dan larva moluska. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dari sudut
ekologi, hanya satu golongan zooplankton yang sangat penting artinya yaitu
dari SubKlas Copepoda (Has Crustacea, Filum Arthropods).

Kopepoda ini

sangai penring artinya bagi akonomi ekosisten~laut, karena sebagai herbivor
menduduki posisi trofik level dan peranan penting dalam mengh~bungkan

antara fitoplankton sebagai produser dengan berbagai hewan tingkat tinggi
lainnya sebagai kamiwx pada trofik level yang lebih tinggi.
Storer et at. (1976) mengklasifikasikan kopepoda ke dalam SubKlas
Crustacea, meliputi 7 ordo yaitu Calanoida, Harpacticoida, Cydopoida,
Notodelphyoida, Monstrilloida, Caligoida dan Lemaeopodoida.

Hutabarat

dan Evans (1986) menggolongkan kopepoda dalam Sub Klas dari Klas
Krustasea, meliputi 4 ordo yaitu Calanoida, Cydopoida, Harpacticoida dan
Monstrilloida. Selanjutnya dideskripsikan Mat-sifat umum kopepoda sebagai
berikut: (1) Ruas-ruas tubuh tarnpak jelas yang terbagi menjadi dua bagian
utama yaitu metasoma dan

uosoma;metasoma umumnya lebih besar dari

urosoma; (2) Metasoma terdiri dari lima ruas, kadang-kadang berkurang
karena ada diantara ~sb-ruasitu yang bersatu; (3) Urososma biasanya
mempunyai satu sampai lima mas. pada mas pertama (segmen genital)
terdapat lubang genital (genital apperture) dan pada ruas terakhir (segmen
anal) terdapat anus; (4) Segmen anal memiliki tonjolan yang bercabang dua
yang disebut rumus fuskal. Pada setiap cabang terdapat bulu-bulu

atau

setae.
Semua kopepoda mempunyai pola perkembangan yang sama. Telur
menetas menghasilkan larva yang disebut nauplius dengan 6 stadia yang
beruntiln. Satelah stadla ke4, nauplius berubah menjadi suatu bentuk lawa
kopepodit. Setelah mengalami lima stadia sehagai kopepodit baru menjadi
kopepoda dewasa ( m i t t e n et a/.,1987).

Perkembangbiakan dari kopepoda menurut McConnaughey and Zottoli

(1983)dari tefur yang menetas akan menjadi nauplius planktonik yang
berenang bebas.

Bentuknya bulat telur dan kecil, terdrri dari tiga bagian

anggota tubuh yaitu antena pertama, antena kedua dan mandibula dengan
sebuah mata di tengah.
segrnen.

Dalam tahap ini tubuh belum berupa segmen-

Bagian anggota tubuh secara perlahan-lahan akan berfambah

setelah terjadi beberapa kali pergantian kulit. Biasanya ada enam tahap
pertumbuhan nauplius dengan lima kali molting, setelah itu berubah bentuk
menyerupai dewasa yang disebut kopepodit Setalah mengalami lima stadia
pertumbuhan akan menjadi kopepoda dewasa.
Zooplankton dari Klas Crustacea seringkali dijumpai mendominasi
komunitas zooplankton dalam suatu perairan, terutama dari kopepoda
calanoid, amphipoda dan euphasid. Pada beberapa daerah tertentu mungkin
cladocera dan ostracoda didapatkan melimpah (Parsons et

at.. 1984). Hasil

penelitian Arinardi (1989)di perairan sekitar Cilacap selama tahun 1984-1985
pada empat titik sampling mendapatkan kepadatan yang berbeda antara titik
samplrng dan waktu penelitian. Zooplankton tertinggi terwtat 1.08 x 1 o3
rndlm" di Kali Donan dan terendah 0.18x

lo3indlm3di estuari Segar Anakan.

Zooplankton didorninasi oleh kopepoda bergantian denaan larva dekapoda
selama penelitian.
Kiorboe ef al. (1988) menomuksn komunitas zooplankton yang
didominasi oleh kopepoda terutama Oithona sp di Bunchan, Pantai Timur

Scotlandia. Selain kopepoda ditemukan juga gastropoda dan bivalvia.
Tejadi perubahan spasial yang ditunjukkan dari perubahan biomassa
kopepoda ukuran 30-200 fim pada transek yang berbeda. Selain itu
dijelaskan bahwa produksi dan biomassa fitoplankton secara spasial dan
temporal bemubungan dengan stabilitas kolom perairan, dimana terjadinya
blooming apabila didukung oleh cahaya dan nutrien yang cukup. Ada
pengaruh badai yang sama dengan daerah front terhadap perubahan
populasi plankton selarna penelitiannya.

Menurut Levinton (1982) kopepoda merupakan gofongan crustaceae
yang merupakan kelompok penyususn utama struktur komunitas zooplankton
di laut. Ukuran panjangnya bervariasi dari dibawah 1 mm hingga beberapa
milimeter dan kebanyakan spesiesnya hidup bebas, mobil dan umumnya
menyaring fitoplankton sebagai makanan utamanya. Penyebarannya meliputi
wilayah yang luas dan mendominasi sistem oseanik. Calanus finmarchicus
memiliki daerah sebaran yang luas dari seluruh wilayah temperate hingga
laut Artic. Kopepoda memitiki sebaran vertikai berdasarkan kedalaman yang
relatif besar, dengan pergerakan vertikal ke arah dasar pada siang hari dan
cenderung ke arah permukaan pada malam hari. Penyebaran berdasarkan
kedalaman ini dapat beheda menurut musim dan letak geografis.
Perbedaan komposisi jenis plankton disebabkan oleh perbedaan
toleransi terhadap Ilngkunsan antar jenis.

Masing-masing jenis memiliki

tendensi untuk mendominasi populasi. Oominansi ini tergantung pada musim.
tidak berlaku sepanjang tahun tetapi beftaku dalam interval waktu yang
singkat. Spesies yang dominan &lam suatu waktu tertentu seringkali menjadi
spesies yang langka pada waktu berikutnya dan digantikan oleh spesies yang
lainnya. Kejadian ini sering disebut sebagai suksesi (Davis, 1955). Hal yang
sarna

dijelaskan oleh Arinardi

dkk (1997) bahwa variasi komposisi

zooplankton biasanya terkait erat dengan perubahan musim.

Faktor fisik-

kimia seperti suhu. salinitas. intensitas cahaya, pH dan zat cernaran
rnemegang

peranan

dalam

rnenentukan

kelimpahan

zooplankton.

Sedangkan faktor biotik seperti tersedianya pakan, predator dan pesaing
dapat mempenganihi kompowsi spesies.
Pendugaan
zooplankton

produksi

crustaceae

dan

dominan

durasi
yaitu

perkembangan
Thermocyc/ops

pada

dua

oblongatus

(copepod) dan Diaphanosoma exaasum(dadosera) di Kenya menunjukkan

bahwa baik pada fase embrio maupun postembrionic sangat tergantung
.

>

pada suhu. Pada kisaran suhu antara 19-28 OC kedua golongan zooplankton
tersebut memiliki lama fase perkembangan telur semakin singkat dengan
semakin meningkatnya suhu. Turnover time biomassa T. oblongatus ( I I.4
hari ) lebih cepat dibanding dengan 0.excisurn (13.7 hari) dengan laju
produksi 11.0 dan '6.0 pg berat kering per meter kubik per hari dan diduga

produksi tahunan mencapai 3302 dan 2176 mg per meter kubik per tahun
masing-masing pada T. oblongatus dan 0.excisurn (Mavuti. 1994)
Masundire (1994) mengemukakan bahwa

ada

kecenderungan

terjadinya kepadatan zooplankton secara musiman di Sanyati Basin, Danau
Karibi. Dengan menggunakan analisis multivariet didapatkan bahwa terjadi
perbedaan kelimpahan zooplankton secara musiman yang diakibatkan oleh
perbedaan parameter lingkungan pada musim yang berbeda. Perbedaan itu
selanjutnya

mneyebabkan

perbedaan

struktur

komunitas

fitoplankton.

Terjadinya puncak kepadatan zooplankton pada musim hujan (Januari-Maret)
bertepatan dengan puncak biomassa cyanophyta dan puncak biomassa
zooplankton pada pertengahpn tahun bertepatsn dengan puncak biomassa
diatom. Ranberg (1987) dakun Masundire (1994) febih spesifik rnenyatakan
bahwa Cyanophyta seperti Cylindrvspemwpsis raciborskii dan Lyngbya
spp-seringdimakan oleh kopepoda.
Kaswadji dkk (1983)dalam hasil penelitiannya di Perairan Pantai
Bekasi mengemukakan bahwa pemangsaan oleh zooplankton

merupakan

penyebab utama hilangnya fitoplankton. Pengaruh pemangsaan ini dapat
mencapai lebih dari separuh biomassa tetap fitoplankton (1644%) atau
sekitar 2.28-3.81pgfl klorofil setiap hari. Dengan asumsi steady state selama
eksperirnen dan dengan tingkat kesalahan tertentu maka dapat dianggap

bahwa pemangsaan fitoplankton oleh zooplankton akan mendekati laju
pertumbuhan fitoplankton.
Estimasi produksi plankton dalam kaitannya dengan kelangsungan
hidup benih ikan telah dilakukan oleh Parsons and Kessler (1987) metalui
simulasi model pada suatu ekosistem lapisan tercampur. Didapatkan
standing stock ikan salmon mencapai maksimum pada kondisi lingkungan
dimana faktor fisik menyebabkan standing stock zooplankton maksimum.
Setelah

memasukkan

pengaruh

pemangsaan

ctenophora

terhadap

zooplankton, temyata keiimpahan awal denophora lebih mempengaruhi
pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva salmon dibandingkan dengan
pengaruh faktor lingkungan seperti cahaya.

Hal ini diseba-n

pemangsaan denophora terhadap zooplankton yang juga

mmsrfnya

merupakan

makanan larva salmon..
Pargano dan Saint-Jean (1994) dalam hasil penelitiannya mengenai
calanoid copepod Acarfia dausi pada 5 stasiun di Ebrie Lagoon, Pantai
Gading mendapatkan bahwa produksi harian berkisar antara 2-55 % berat
individu dengan variasi spasial dan temporal yang cukup besar (koefisien
keragaman 63%). Rata-rata produksi harian pada stasiun yang kandungan
klorofilnya tinggi (21.5%) di Bietri sangat nyata lebih tinggi dibandingkan di
Boulay (6.4O16) yang kandungan klorofilnya rendah. Rata-rata berat individu
bervriasi pada lima stasiun pengamatan dan berkorelasi negatif dengan
jumlah makanan yang dibutuhkan, produksi dan efisiensi produksi bersih.

Komunitas zooplankton di bagian utara Danau Victoria. Afrika Timur
terutama terdiri dari crustacea. Kopepoda cyclopoid, nauplii dan stadia
copepoditnya mewpakan group yang paling sering ditemukan pada seluruh
stasiun pengamatan.

Kopepoda calanoid, cladocera dan Caridina nilotica

(Roux) merupakan group yang memiliki daerah penyebaran yang luas tetapi
kontribusinya terhadap proporsi zooplankton sangat kecil.

Perubahan

proporsi group utama penyususn komunitas zooplankton berkaitan dengan
perubahan

s t ~ k t u r komunitas

karena

pemangsaan,

eutrofikasi

dan

perubahan lainnya dalam rantai makanan dalam ekosisem MwebazaNdawula (7994).
Laju pemangsaan rata-rata kopepoda (Temora turbinaa dan Acartia
li//jeborgit) dan cladocera

(Penilia avirostis) terhadap fitoplankton dan

cyanobacteria di Kingston Harbour, Jamaica berkisar antara 0.10-2.41 ml per
ekor setiap hari. Kisaran laju pemangsaan ini terjadi pada perairan yang
didominasi oleh cyanobacteria filamen yang tidak teridentifiksi dengan
kelimpahan mencapai 1. I 6 . 1o4 filamen per mililiter disamping meroflageilata
dan diatom dari dari genus Nitzchia (Turner

et a/.. 1998).

dijelaskan bahwa pola sefeksi berbagai macam grazer

Selanjutnya
(zooplankton)

terhadap jenis fitoplankton pada berbagai waktu bewariasi dan tidak tetap.
Grazer memakan bagian filamen cyanohcter sehingga mengurangi panjang
filamennya.

Peranan besar kopepoda terhadap dinamika perubahan populasi
fitoplankton sangat detail dijelaskan dalam Nybakken (1992).

Kopepoda

mencapai proporsi sekitar 70-90% dari total biomassa zooplankton memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam mengontrol kepadatan fitoplankton.. Hasil
pengamatan Flemming (1937) dalam Nybakken (1992) di dalam taboratorium
menunjukkan bahwa dengan meningkatnya lima kali lipat populasi kopepoda
dari kepadatao yang kecepatan pemangsaannya sama dengan kecepatan
p

Dokumen yang terkait

Kepadatan Dan Distribusi Kepiting Bakau Scylla spp. Serta Hubungannya Dengan Faktor Fisik Kimia Di Ekosistem Mangrove Belawan Sumatera Utara

11 97 66

Kelimpahan dan Keanekaragaman Kepiting Bakau (Scylla spp.) pada Hutan Mangrove di Kawasan Sungai Serapuh Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat

4 119 57

Kelimpahan Dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla Spp) Serta Keterkaiatannya Dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove Di Suaka Margasatwa Karang Gading Dan Langkat Timur Laut Propinsi Sumatera Utara

2 42 105

Kelimpahan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp) serta Keterkaitannya dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut Propinsi Sumatera Utara

1 4 104

Distribusi Zooplankton Dan Keterkaitannya Dengan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Teluk Lampung

0 4 83

Komposisi, Kelimpahan, dan Distribusi Kopepoda di Perairan Teluk Semangka, Lampung.

0 31 91

Distribusi dan kelimpahan kepiting bakau (Scylla olivacea, S. transuebarica, S. serrata) di segara anakan, Cilacap

0 8 7

Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton Hubungannya dengan Kelimpahan Zooplankton (Kopepoda) dan Larva Kepiting Bakau (Scylla SPP )

0 4 164

Kelimpahan dan Distribusi Kepiting Bakau (Scylla spp) serta Keterkaitannya dengan Karakteristik Biofisik Hutan Mangrove di Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut Propinsi Sumatera Utara

0 6 94

Hubungan Kelimpahan dan Keanekaragaman Fitoplankton dengan Kelimpahan dan Keanekaragaman Zooplankton di Perairan Pulau Serangan, Bali.

0 0 15