Distribusi Kesimpulan Perilaku Konsumen Cookies Cokelat “Waroeng Cokelat” di Kota Bogor

Atribut ini dapat diperbaiki tetapi dalam waktu yang lama karena Waroeng Cokelat tidak perlu mengeluarkan biaya promosi khusus untuk memperkenalkan mereknya. Hal ini disebabkan untuk produk UKM, berat rasanya untuk mengiklankan produknya di media cetak atau elektronik karena keterbatasan sumber daya ekonomi yang dimiliki. Perbaikan dapat dilakukan dengan tetap mencantumkan label merek Waroeng Cokelat pada produknya akan membuat konsumen sadar akan keberadaan merek tersebut. Konsumen yang membeli dan merasa puas akan merekomendasikan merek tersebut kepada teman atau keluarga mereka sehingga mereka pun menjadi mengenal merek Waroeng Cokelat. Terbukti dari sebaran responden pada proses pengambilan keputusan berdasarkan pencarian informasi, bahwa temanlah yang paling efektif dari pada sumber informasi. Selain itu, promosi dapat dilakukan dengan tetap mengikuti pameran- pameran terutama untuk pameran khusus cokelat yang diadakan setiap dua tahun sekali. Dengan mengikuti pameran cokelat, Waroeng Cokelat dapat diperhitungkan sebagai usaha dalam industri makanan berbahan baku cokelat di Indonesia. Sebagai binaan Disperindagkop, tentunya pemerintah dapat membantu mempromosikan Waroeng Cokelat sebagai salah satu merek lokal Kota Bogor dengan memasukkannya ke dalam website pemerintah Kota Bogor kategori industri, produk unggulan, atau UKM unggulan karena dalam Website pemerintah Kota Bogor belum ada informasi mengenai Waroeng Cokelat.

8.4 Distribusi

Alasan responden yang pasti membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat selain karena rasanya yang enak, disebabkan juga karena kemudahan memperoleh. Sehingga tindakan pemasaran pihak perusahaan untuk menggunakan tenaga penjual sudah tepat karena dengan begitu Waroeng Cokelat akan mendekatkan produknya ke konsumen bukan konsumen yang mendekat ke produk. Untuk alternatif penyimpanan di outlet atau titip produk juga dapat dilakukan tetapi memiliki resiko yang besar terkait dengan ketidakpastian pembelian dan daya tahan produk. IX PENUTUP

9.1 Kesimpulan

Konsumen cookies cokelat Waroeng Cokelat memiliki beberapa karakteristik umum. Karakteristik umum konsumen yaitu sebagian besar berjenis kelamin wanita dengan kedudukan sebagai istri, berusia 21 – 30 tahun dengan tingkat pendidikan terakhir SMA atau sederajat, memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, memiliki anggota keluarga 3–4 orang, dan berpenghasilan rumah tangga menengah yaitu sebesar Rp 2.000.000–Rp 5.000.000. Dalam proses pengambilan keputusan, sebagian besar konsumen memiliki keharusan untuk menyediakan cookies cokelat pada hari raya Idul Fitri untuk konsumsi keluarga dengan motivasi pembelian eksternal yaitu karena rasanya yang enak dan bentuk yang unik. Sumber informasi berasal dari teman, informasi penting yang dibutuhkan dari sumber informasi adalah jaminan keamanan pangan, cita rasa cookies, dan daya tahan produk, sedangkan alat promosi yang efektif adalah pengujian gratis. Kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen adalah cita rasa yang enak, bentuk cookies yang menarik dan rasa cokelat yang terasa. Pembelian dilakukan melalui pemesanan dua sampai satu minggu sebelum hari raya Idul Fitri. Jenis cookies yang banyak dibeli pada Idul Fitri 2007 adalah marbel cokelat dan kurma cokelat. Keputusan pembelian tidak dipengaruhi pihak lain tetapi atas dasar inisiatif sendiri. Dalam evaluasi pasca pembelian, konsumen akan mengurangi jumlah pembelian selanjutnya jika terjadi kenaikan harga dan kemungkinan akan membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat pada Idul Fitri 2008 ini. Analisis sikap Fishbein menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat adalah netral. Sikap positif konsumen yang menyebabkan konsumen masih mau membeli cookies cokelat Waroeng Cokelat adalah bentuk cookies yang unik cita rasa yang enak, dan rasa cokelat yang terasa. Indeks kepuasan konsumen menjelaskan bahwa secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap cookies cokelat Waroeng Cokelat. Atribut yang paling berkontribusi memuaskan konsumen adalah cita rasa cookies, bentuk cookies, dan rasa cokelat. Analisis IPA memberikan hasil yaitu atribut yang mendapat prioritas untuk dilakukan perbaikan adalah jaminan keamanan pangan, harga yang ditawarkan, variasi jenis yang tersedia, dan kemasan. Sedangkan atribut yang perlu dipertahankan adalah atribut cita rasa cookies, rasa cokelat, bentuk cookies, daya tahan produk, dan ketepatan waktu pemenuhan pesanan. Bauran pemasaran yang dapat dilakukan terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi. Untuk produk dilakukan dengan prioritas pertama memperbaiki kinerja jaminan kemanan pangan, harga yang ditawarkan, variasi jenis cookies yang tersedia, dan kemasan, mempertahankan atribut cita rasa cookies , rasa cokelat, bentuk cookies, daya tahan, dan ketepatan waktu pemenuhan pesanan. Untuk harga, pemilik dapat memberikan alternatif kemasan yang lebih kecil. Untuk promosi, lebih menginformasikan informasi mengenai jaminan keamanan pangan, daya tahan produk, dan cita rasa cookies dengan alat promosi berupa pengujian gratis dan promosi dilakukan melalui ‘mulut ke mulut’ dan mengikuti pameran cokelat. Saluran distribusi dengan menggunakan tenaga penjual sudah tepat dilakukan karena tenaga penjual dapat mendekatkan produk kepada konsumen mengingat target pasarnya adalah seorang wanita yang bekerja di luar rumah.

9.2 Saran