jumlah padatan, oksigen terlarut dissolved oxygen, kandungan logam berat, kandungan minyak, dan kandungan bahan radioaktif Fardiaz, 2003.
Secara alamiah, sungai tercemar pada daerah permukaan air saja, tetapi terkadang sungai mengalami pencemaran berat, sehingga zat pencemar dapat
masuk melalui proses infiltirasi sampai kedalaman lapisan tanah tertentu. Pada musim kering proses pengenceran dan biodegradasi akan sangat menurun, karena
arus air mengalir perlahan dan jumlahnya menurun diperparah lagi oleh penggunaan sejumlah air untuk irigasi. Hal ini juga mengakibatkan penurunan
kadar oksigen terlarut. Suhu yang tinggi dalam air menyebabkan laju proses biodegradasi yang dilakukan oleh bakteri pengurai aerobik menjadi naik dan dapat
menghasilkan bahan kimia ke udara. Macam limbah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dan dampaknya terhadap pencemaran adalah :
a. Kegiatan Pertanian
Sutamiharja 1978, mengemukakan bahwa kegiatan pertanian secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kualitas perairan, yang
diakibatkan oleh penggunaan bermacam-macam pupuk buatan dan pestisida. Penggunaan pupuk buatan yang mengandung unsur N dan P akan dapat
menyuburkan perairan, yang dapat mendorong pertumbuhan ganggang dan tumbuhan akuatik lainnya Odum, 1993.
Keberadaan hara yang berlebihan dapat memicu terjadinya pengayaan eutrofikasi perairan dan dapat memicu pertumbuhan secara pesat mikroalga dan
tumbuhan air yang selanjutnya dapat mengganggu keseimbangan ekosistem akuatik secara keseluruhan Effendi, 2000. Selain itu aktivitas pertanian non-
konservasi berpengaruh besar terhadap erosi dan sedimentasi yang terangkut ke perairan. Hasil penelitian Sutika 1984 pada perairan Sungai Ciliwung
menyatakan bahwa kandungan nitrogen dan fosfat pada daerah hulu perairan sungai ini bersumber dari daerah pertanian dan sekitarnya. Dari hasil penelitian
Hariyadi 1985, pada perairan Sungai Ciliwung bagian hulu bahwa persentasi lahan sawah, perkebunan, tegalan pada DAS Ciliwung Hulu, berpengaruh nyata
terhadap nilai BOD
5
dan ortofosfat. Hasibuan 2005 menyatakan bahwa wilayah DAS Citarum bagian hulu telah mengalami degradasi lingkungan, ditunjukkan
dengan penurunan kualitas air Sungai Citarum. Hasil analisis kimia terhadap contoh air, menunjukkan bahwa zat-zat pencemar didominasi oleh yang
bersumber dari kegiatan industri dibandingkan dengan rumahtangga dan pertanian.
b. Pemukiman
Kegiatan pembangunan pemukiman baru perumahan diawali dengan pembukaan lahan, perataan dan pemadatan tanah. Menurut Arsjad 1989, erosi
tanah yang akan terjadi pada lahan yang terbuka sangat tinggi, karena tanah tidak terlindungi dari pukulan butir hujan dan kekuatan dari daya angkut aliran
permukaan. Sebagian dari tanah yang tererosi ini akan masuk ke badan perairan sungai, sehingga akan menurunkan kualitas airnya. Menurut Puspaningsih 1997
perubahan lahan sawah dan kebun campuran menjadi permukiman cenderung mengakibatkan dampak negatif khususnya bila ditinjau dari laju erosi. Beberapa
parameter kualitas air yang dapat menjadi indikator tingginya laju erosi tanah adalah kekeruhan, dan kandungan sedimen pada dasar sungai.
Pada lingkungan pemukiman yang telah berpenghuni akan menghasilkan limbah domestik yang berupa sampah padat organik dan anorganik, limbah
rumahtangga organik, diterjen dan sebagainya, yang dapat menurunkan kualitas air pada perairan sungai penerimanya. Hal ini pada umumnya akan terjadi pada
daerah permukiman padat penduduk dan tidak tersedianya fasilitas sanitasi yang memadai. Saeni 1989 menyatakan bahwa di Indonesia telah banyak sungai yang
telah mencapai taraf pencemaran yang merugikan, khususnya sungai-sungai yang melalui daerah perkotaan, daerah padat penduduk dan wilayah perindustrian.
Hasil penelitian Sutika 1984, menunjukkan bahwa kandungan nitrogen dan fosfat berasal dari limbah domestik daerah pemukiman pada perairan Sungai
Ciliwung yang berada pada wilayah Kota Bogor sampai dengan DKI Jakarta. Nilai BOD
5
pada perairan Sungai Ciliwung bagian hulu juga dipengaruhi oleh keberadaan daerah pemukiman yang berada di sekitarnya. Limbah yang
dihasilkan dari pemukiman limbah domestik adalah sumber limbah organik di perairan. Bahan pencemar sampah rumahtangga menimbulkan gas hidrogen
sulfida H
2
S yang berbau busuk, apabila bakteri aerobik dan anaerobik tidak
dapat mengurai secara sempurna Wahyudi dan Bilal, 1976. Pengklasifikasian tingkat pencemaran dari limbah domestik berdasarkan beberapa parameter
kualitas air disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Pengklasifikasian tingkat pencemaran dari limbah domestik berdasarkan
beberapa parameter kualitas air. Parameter Satuan
Pencemaran berat
Pencemaran sedang
Pencemaran ringan
1. Padatan total 2. Bahan padatan
terendapkan 3. BOD
4. COD 5. Nitrogen total
6. Ammonia-Nitrogen 7. Klorida
8. Alkalinitas 9. Minyak dan lemak
mgl mll
mgl mgl
mgl mgl
mgl mgl
mgl 1.000
12 300
800 85
30 175
200 40
500 8
200 600
50 30
100 100
20 200
4 100
400 25
15 15
50
Sumber : Wahyudi dan Bilal 1976.
c. Kegiatan Penebangan Hutan