36
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian mengenai efektifitas ekstrak daun sirih hijau terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak daun sirih hijau
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan S.mutans. S. mutans merupakan salah satu spesies bakteri yang dominan di dalam mulut dan telah banyak penelitian yang
membuktikan adanya korelasi positif antara jumlah bakteri S. mutans pada plak gigi dengan prevalensi karies gigi. Pada penelitian ini pertumbuhan S. mutans akan
dihambat dengan menggunakan bahan herbal yaitu ekstrak daun sirih hijau. Pembuatan ekstrak daun sirih hijau dilakukan melalui tiga tahapan, pertama dengan
metode perkolasi yaitu penyaringan ekstrak daun sirih dalam rendaman etanol 96, tahap kedua yaitu rotari evaporator dengan tujuan untuk menguapkan etanol 96
yang telah mengikat ekstrak daun sirih sehingga akan diperoleh ekstrak yang kental, tahapan yang terakhir yaitu freeze dryer, tujuannya untuk mengeringkan ekstrak yang
masih mengandung etanol 96. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental posttest only control
group dan pengujian antibakteri ekstrak daun sirih hijau menggunakan teknik disk difussion test The Kirby-Bauer Method. Efektifitas daya antibakteri dari ekstrak
daun sirih hijau ini akan terlihat dari besarnya diameter zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram yang telah ditetesi dengan ekstrak daun sirih hijau sebagai bahan
coba yang diamati pada media MHA yang telah diinokulasi oleh S.mutans. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata zona hambat ekstrak daun sirih hijau 20,
Universitas Sumatera Utara
37
10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1, 0,9, 0,8, 0,7, 0,6, 0,5, 0,4, 0,3, 0,2, 0,1 secara berturut-turut adalah 13,81 mm, 11,32 mm, 10,49 mm,
10,03 mm, 9,56 mm, 9,28 mm, 8,36 mm, 7,74 mm, 7,39 mm, 7,08 mm, dan 6,92 mm, 0 mm, 0 mm, 0 mm, 0 mm, 0 mm, 0 mm, 0 mm, 0 mm, 0 mm.
Dilihat dari hasil pengukuran zona hambat, rata-rata zona hambat yang paling besar adalah ekstrak daun sirih hijau dengan konsentrasi 20 yaitu 13,81 mm dan
zona hambat yang paling kecil adalah ekstrak daun sirih hijau dengan konsentarsi 1 yaitu 6,92 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi efektif terhadap
pertumbuhan S. mutans sesuai dengan standar umum obat asal tanaman dengan diameter zona hambat 12-24 mm Departemen Kesehatan, 1988 adalah pada
konsentrasi 20 dan kadar hambat minimum ditunjukkan pada konsentrasi 1. Kadar hambat minimum merupakan suatu konsentrasi minimum yang masih
memiliki daya antibakteri terhadap pertumbuhan S. mutans dimana konsentrasi dibawah konsentrasi minimum tidak menunjukkan daya hambat terhadap
pertumbuhan bakteri S. mutans yang ditandai dengan zona bening. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aktifitas antibakteri ekstrak daun sirih hijau terus
meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi ekstrak tersebut. Bahan kontrol yaitu NaOCl 0,5 juga memiliki zona hambat yaitu sebesar
8,28 mm. Pada penelitian ini juga diperoleh hasil yang kurang stabil pada setiap konsentrasi, hal ini kemungkinan terjadi karena prosedur pembuatan konsentrasi
ekstrak yang kurang homogen. Selain itu juga melarutkan ekstrak yang memiliki konsentrasi 20 dengan pelarut etanol 96 sedikit sulit untuk dilakukan sehingga
Universitas Sumatera Utara
38
pada penelitian selanjutnya sebaiknya pengenceran konsentrasi ekstrak dilakukan dengan menggunakan DMSO Dimethyl Sulfoxide.
S. mutans merupakan bakteri yang memiliki kemampuan untuk mensintesis sukrosa dengan menggunakan enzimnya glucosyltransferase yang merupakan faktor
utama dalam virulensi karies.
20
Daun sirih diketahui mengandung 4,2 minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari Chavicol, paraallyphenol. isomer euganol
allypyrocatechine, Cineol methil euganol dan Caryophyllen, kavikol, kavibekol, estragol, terpenin. Kavikol dan kavibetol merupakan turunan dari fenol yang
mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa. Cara kerja fenol dalam membunuh mikroorganisme S. mutans yaitu dengan cara mendenaturasi sel protein
S. mutans. Dengan terdenaturasinya protein sel S. mutans, maka semua aktivitas metabolisme sel S. mutans dikatalisis oleh enzim yang merupakan suatu protein.
8
Fenol merupakan senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga dimensi protein terganggu dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya kerusakan pada struktur
kerangka kovalen. Deret asam amino protein tersebut tetap utuh setelah berubah sifat, namun aktivitas biologisnya menjadi rusak sehingga protein S. mutans tidak dapat
melakukan fungsinya.
2
Selain efektif terhadap pertumbuhan S.mutans, ekstrak daun sirih hijau juga dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mitis, Streptococcus sanguis dan
Actinomyces viscosus. Ketiga bakteri tersebut merupakan kolonisasi pertama dari plak gigi dan akan memberikan lingkungan yang kondusif untuk kolonisasi kedua
seperti S. mutans. Secara tidak langsung ekstrak daun sirih hijau mampu menghambat perlekatan S. mutans dengan membuat lingkungan yang tidak kondusif
Universitas Sumatera Utara
39
karena ekstrak daun sirih hijau dapat menghambat enzim glucosyltransferase GTF yang sangat berperan dalam pembentukan glucan.
Penghambatan glucosyltransferase GTF mempengaruhi pembentukan glukan yang pada akhirnya akan membuat
lingkungan yang kurang kondusif untuk pertumbuhan S. Mutans.
6
Penelitian Anang Hermawan memperlihatkan bahwa ekstrak daun sirih hijau juga memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih hijau tidak hanya menekan pertumbuhan S. mutans tetapi juga mampu menekan pertumbuhan bakteri
lain .
8
Penelitian Dhika menyatakan air seduhan daun sirih menunjukkan efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans. Dengan metode dilusi, air seduhan daun
sirih menunjukkan KHM Kadar Hambat Minimum terhadap Streptococcus mutans pada konsentrasi 25 dan menunjukkan KBM Kadar Bunuh Minimum terhadap
Streptococcus mutans pada konsentrasi 100, karena air seduhan daun sirih bersifat bakteriostatik dan bakterisid terhadap Streptococcus mutans.
28
Penelitian Irmasari 2002 menyatakan bahwa uji antibakteri dengan metode dilusi air rebusan daun sirih
juga dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 60.
6
Universitas Sumatera Utara
40
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN