Pembahasan Hasil Analisa Data 1. Korelasi

Kontrol diri yang dimiliki remaja pada kategori tinggi dengan kecanduan internet pada kategori rendah sebanyak 2. Kontrol diri yang dimiliki remaja pada kategori rendah dengan kecanduan internet pada ketegori sedang sebesar 4. Kontrol diri yang dimiliki remaja pada kategori sedang dengan kecanduan internet pada kategori sedang sebanyak 78. Kontrol diri yang dimiliki remaja pada kategori tinggi dengan kecanduan internet pada kategori sedang sebanyak 16.

3. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa Ha diterima. Hasil pengujian korelasi sebesar r = -0,652 dengan p = 0,000. Tingkat signifikansi korelasi p = 0,000 p0,05 menunjukkan adanya hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja pengguna facebook. Kualitas keterkaitan antara kontrol diri terhadap kecanduan internet pada remaja pengguna facebook sebesar - 0.652. Nilai korelasi r berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel lemah. Dengan menggunakan kriteria interpretasi harga r menurut Sugiyono 2007, menyatakan hubungan kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja pengguna facebook menunjukkan korelasi yang kuat. Hasil penelitian ini sejalan dengan pernyataan bahwa salah satu penyebab kecanduan adalah individu gagal dalam melakukan kontrol terhadap perilaku Mark, Murray, Evans, Willig, 2004. Hal serupa juga dinyatakan oleh Griffiths Essau, 2008 bahwa kecanduan merupakan aspek yang kompulsif, adanya Universitas Sumatera Utara ketergantungan, dan disebabkan karena kurangnya kontrol dari individu. Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan- dorongan dari dalam dirinya Hurlock, 1990. Menurut konsep ilmiah, pengendalian emosi berarti mengarahkan energi emosi ke saluran ekpresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Kontrol diri sendiri terdiri dari 3 jenis, yaitu kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol keputusan. Individu dianggap memiliki kontrol diri yang baik apabila telah diterima secara sosial dan juga tidak membahayakan individu baik secara fisik maupun psikis. Kontrol diri didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Secara spesifik dapat dilihat dari kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi, memperoleh informasi dan melakukan penilaian terhadap suatu situasi, dan juga kemampuan individu untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini individu Averill dalam Sarafino, 1994. Berdasarkan hasil matriks kategorisasi dalam penelitian ini yang menunjukkan kebanyakan remaja remaja pengguna facebook memiliki kontrol diri dalam kategori sedang dengan kecanduan internet yang dicapai berada pada kategori sedang yaitu 78, artinya ketika remaja memiliki kontrol diri pada kategori sedang, remaja mengalami kecanduan internet dalam katergori sedang. Universitas Sumatera Utara Kontrol diri berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang 4, yang artinya remaja belum mampu untuk mengontrol dirinya dengan baik; individu lebih banyak dikendalikan oleh keadaan atau lingkungan sekitar, kurang mampu untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi, kurang memperoleh informasi dan gagal melakukan penilaian terhadap suatu situasi, dan juga tidak mampu memilih hasil atau suatu tindakan yang tepat. Kontrol diri pada kategori sedang sebanyak 39 orang 78, yang artinya remaja cukup dapat mengontrol dirinya dengan baik sehingga cukup mampu mengarahkan dirinya ke arah konsekuensi yang poitif. Kontrol diri yang berada pada kategori tinggi sebanyak 9 orang 18, yang artinya remaja mampu mengendalikan situasi atau keadaan, mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki akan dihadapi, memiliki informasi dan penilaian terhadap suatu situasi, dan juga mampu memilih hasil atau suatu tindakanyang tepat. Sebagian besar remaja yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki kategori sedang dalam kontrol diri. Kecanduan internet berada pada kategori rendah sebanyak 1 orang 2 artinya pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu tidak didominasi oleh keinginan untuk mengakses facebook; tidak mengalami penambahan waktu bermain untuk bermain facebook untuk mendapatkan perubahan mood; tidak mengalami perasaan yang tidak menyenangkan ketika bermain facebook dihentikan; serta tidak memiliki konflik dengan lingkungan sekitarnya. Kecanduan internet pada kategori sedang sebanyak 49 orang 98, artinya pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu cukup didominasi oleh keinginan Universitas Sumatera Utara untuk bermain facebook; terkadang mengalami penambahan waktu dalam bermain facebook; terkadang merasakan perasaan yang tidak menyenangkan ketika tidak dapat bermain facebook; serta terkadang mengalami konflik dengan lingkungan sekitarnya. Kecanduan internet pada kategori tinggi sebanyak 0 orang 0, artinya pikiran, perasaan, dan tingkah laku didominasi oleh keinginan untuk bermain facebook, dimana Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet; individu memerlukan penambahan waktu untuk bermain facebook sehingga mendapatkan perubahan mood; merasakan perasaan yang tidak menyenangkan bila bermain facebook dihentikan atau ditunda; dan memilki konflik dengan lingkungan sekitarnya Griffiths,1998 . Sebagian besar remaja pengguna facebook yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki kecanduan internet pada kategori sedang. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi yang kuat. Sumbangan efektif kontrol diri terhadap kecanduan internet pada remaja pengguna facebook sebesar 42. Artinya terdapat 58 sumbangan faktor lain yang dapat mempengaruhi kecanduan internet. Pada matriks kategorisasi terdapat 4 remaja yang memiliki kontrol diri rendah dan memiliki kecanduan internet pada kategori sedang. Hal ini berarti remaja kurang memiki kontrol sehingga mengalami kecanduan facebook. Remaja menganggap bahwa bermain facebook itu penting, hanya saja bukanlah hal yang paling utama dalam kehidupannya. Terdapat 78 remaja yang memiliki kontrol sedang dan juga mengalami kecanduan internet dalam kategori sedang. Hal ini berarti remaja sudah cukup baik dalam mengontrol dirinya, hanya saja Universitas Sumatera Utara terkadang remaja tidak dapat menahan dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya sehingga menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Terdapat 2 remaja yang memiliki kontrol diri pada kategori tinggi dan memiliki kecanduan internet pada kategori rendah. Hal ini berarti remaja telah dapat mengontrol dirinya dengan baik sehingga tidak mengalami kecanaduan facebook. Adakalanya ketika remaja memiliki kontrol diri yang tinggi namun mengalami kecanduan internet pada kategori sedang 16, dikarenakan adanya faktor teman sebaya dan fasilitas bermain internet yang dapat membuat remaja mudah kecanduan internet. Individu yang mengalami kecanduan internet disebabkan adanya masalah dalam hubungannya dengan orang lain, kemudian individu tersebut mulai menggunakan aplikasi-aplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat room dan game online sebagai cara untuk membentuk hubungan baru dan lebih percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain melalui internet Young, Pistner, O’Mara Buchanan, 1998. Hurlock 1990 juga menyatakan bahwa remaja lebih sering berada dengan teman sebaya daripada di dalam rumah. Teman sebaya banyak memberikan pengaruh terhadap minat, penampilan, sikap, dan perilaku. Hal ini dapat dilihat ketika anggota kelompok mencoba mengikuti perilaku merokok, minum-minuman keras, tawuran, dan menggunakan obat terlarang, kemudian akan diikuti oleh anggota lainnya tanpa memperhatikan akibatnya. Kemudian hal lainnya adalah fasilitas dalam bermain internet. Individu yang telah bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya Yo ung, Pistner, O’Mara Universitas Sumatera Utara Buchanan, 1998. Pada remaja, dikarenakan belum bekerja, kecanduan internet lebih dikarenakan memiliki fasilitas seperti handphone dan komputer di rumahnya atau banyaknya warung internet yang memudahkan individu untuk mengakses facebook. Hal ini juga didukung oleh Rizky Wati 2009, yang menyatakan bahwa Facebook dapat diakses tidak hanya melalui komputer saja bahkan sudah banyak handphone atau mobilephone yang menyediakan layanan facebook di webnya sehingga mudah mengaksesnya di manapun berada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran yang berhubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian dan di bagian akhir akan dijelaskan tentang saran-saran yang bersifat psikis dan metodologis yang dapat berguna untuk penelitian yang akan datang dengan menggunakan variabel yang sama dengan penelitian ini.

A. KESIMPULAN

1. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja pengguna facebook dengan r = -0,652 dan p = 0,000. 2. Kontrol diri dan kecanduan internet berkorelasi negatif. Hal ini berarti peningkatan dalam kontrol diri akan diikuti dengan menurunnya kecanduan Universitas Sumatera Utara