79
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang di paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Konflik dalam sebuah karya fiksi sangatlah penting dalam pembentukan
alur cerita. Ada dua elemen yang membangun alur adalah konflik dan klimaks. Setiap konflik utama selalu bersifat fundamental, membenturkan
“sifat-sifat” dan “kekuatan-kekuatan” tertentu seperti kejujuran dengan kemunafikan, kenaifan dengan pengalaman atau individualistis dan
kemauan beradaptasi. 2.
Novel Botchan merupakan novel Natsume Soseki yang sangat terkenal. Menceritakan tentang kehidupan dan konflik sosial yang dialami tokoh
utamanya yang dipanggil ‘Botchan’ yang berasal dari Tokyo pergi ke Shikoku untuk mengajar Matematika di Sebuah sekolah desa. Sifat
Botchan yang jujur, adil dan blak-blakan banyak menimbulkan konflik dengan orang-orang disekitar lingkungan tempat Botchan mengajar di
sekolah menengah Matsuyama. 3.
Konflik pada novel Botchan disebabkan karena adanya pertentangan sifat dan sikap antara tokoh utama Botchan dengan orang-orang di sekitarnya
khususnya di lingkungan tempat Botchan mengajar. Botchan mengalami konflik dengan murid-muridnya yang nakal dan juga konflik dengan
rekan-rekan guru di tempat Botchan mengajar.
Universitas Sumatera Utara
80 4.
Bentuk konflik sosial yang terjadi antara tokoh Botchan dan murid-murid adalah berupa penghinaan dan ejekan yang dilontarkan murid-murid
terhadap Botchan, kenakalan yang dilakukan murid-murid terhadap Botchan yang mengerjai Botchan ketika tugas malam dengan cara
memasukan belalang ke dalam futon Botchan dan berbohong kepada Botchan tidak melakukan perbuatan tersebut, balas dendam yang
dilakukan murid-murid atas perkaataan Botchan dengan cara membuat keributan di sekolah, penentangan terhadap perintah Botchan sebagi
seorang guru, dan perkelahian yang terjadi antara murid-murid dan Botchan.
5. Bentuk konflik sosial antara tokoh Botchan dan rekan-rekan sesama guru
adalah berupa penentangan yang dilakukan Botchan karena ketidakadilan yang terjadi di lingkungan sekolah tempatnya mengajar, penentangan yang
dilakukan Botchan terhadap kepala sekolah dan kepala guru yang tidak dapat bersikap tegas terhadap kenakalan murid-murid, pertentangaan
idepemikiran, sifat dan prinsip hidup antara Botchan dan guru-guru lain, perkelahian Botchan dan Hotta yang disebabkan oleh adu domba dan
kebohongan Kemeja Merah, pencemaran nama baik, dan balas dendam yang dilakukan tokoh Botchan dan Hotta tehadap kebohongan,
kemunafikan yang dilakukan kepala guruKemeja Merah dan rekannya dengan cara memergoki kepala guru dan rekannya pergi ke tempat bordil.
6. Akibat konflik yang terjadi antara tokoh Botchan dan lingkungan
sekitarnya, khususnya di lingkungan tempat Botchan mengajar yang terjadi antara Botchan dengan murid-murid dan rekannya sesama guru
Universitas Sumatera Utara
81 adalah Botchan tidak tahan dan tidak betah lagi untuk tinggal dan
mengajar lebih lama lagi di sekolah tersebut. Botchan memutuskan menulis surat pengunduran diri dan kembali lagi ke Tokyo.
4.2 Saran