5. Limbah dari kolam kelima dialirkan ke kolam keenam yang merupakan kolam
kontrol. Sebagai kontrol digunakan ikan sebagai bio indicator, apabila air pada kolam memenuhi persyaratan, maka akan dialirkan ke pembuangan umum.
Denah bak pengolahan air limbah dapat dilihat pada bagian lampiran. Untuk pengolahan limbah laboratorium pada dasarnya sama dengan
pengolahan limbah produksi. Untuk limbah yang mengandung mikroorganisme terlebih dahulu harus didestruksi dengan tujuan untuk mematikan mikroorganisme
tersebut.
IV.6 Produk
Obat-obatan yang telah diproduksi oleh Lafiau hingga saat ini antara lain sebagai berikut :
1. Kaplet dan Tablet Antibiotik: Kaplet Amoxixillin, Kaplet Rifampisin, Tablet
Bactrim AU dan Tablet Cefadroxil 2.
Kaplet dan Tablet non Antibiotik: Kaplet Afostan, Tablet Antalgin, Tablet Antiflu, Tablet Asetilet, Tablet CTM, Tablet vitamin B12, Tablet B complex,
Tablet Dekstrometrophan, Kaplet Energikstrip C, Tablet INH plus, Tablet Vitamin C, Tablet Prednison dll
3. Kapsul Antibiotik: Kapsul Amoxixillin, Kapsul Eritromicin dan Kapsul
Khloramphenicol 4.
Kapsul non Antibiotik: Kapsul Afostan 5.
Sediaan khusus salepkrim: Salep kulit Khloramphenicol, Salep Desoksimetason, Salep Ketokonazol, Salep Kulit Terracort, Krim Tetrasiklin
Universitas Sumatera Utara
6. Sedian cairsirup: Sirup Deflugen, Sirup Difenhidramin- DMP, Sirup
Difenhidramin Exp, Sirup Chloramphenicol, Larutan Antiseptik Lafiodine, Sirup kering Amoxicillin.
BAB V PEMBAHASAN
Lafiau merupakan sebuah Lembaga industri Farmasi Angkatan Udara yang berperan sebagai pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan TNI AU Diskesau
yang memproduksi obat jadi. Sebagai industri farmasi, Lafiau mempunyai tugas utama yaitu melaksanakan produksi obat jadi, pendistribusian obat dan perbekalan
kesehatan lainnya dengan pengawasan kualitas dan persyaratan teknis kefarmasian untuk pelaksanaan dukungan pelayanan kesehatan bagi seluruh
anggota TNI AU dan keluarganya. Peran lain yang dilakukan Lafiau adalah melaksanakan penerimaan,
penyimpanan , penyaluran dan penghapusan perbekalan kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan Diskesau. Perbekalan kesehatan yang dimaksud adalah sediaan
farmasi hasil produksi Lafiau, sediaan obat jadi yang dibeli dari industri lain dan peralatan kesehatan yang diadakan oleh Disadaau Dinas Pengadaan AU melalui
sistem tender.
5.1 Personalia
Secara umum, Lafiau memiliki sumber daya manusia berkualitas yang dapat mendukung tugas dan fungsi Lafiau dimana jumlah personil yang dimiliki
sebanyak 61 orang, meliputi 6 orang Apoteker S2, 8 orang Apoteker, 8 orang Akademi Farmasi, 9 orang Asisten Apoteker, dan 30 orang tenaga lainnya yang
Universitas Sumatera Utara
berlatar belakang pendidikan sekolah menengah, jumlah personil ini belum memadai untuk berlangsungnya proses produksi. Sumber daya manusia tersebut
dapat benar-benar bermanfaat apabila ditempatkan sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan didukung dengan penataan organisasi yang baik. Dengan
didukung 14 orang apoteker sebagai pengemban utama dalam pelayanan kesehatan maka proses pembuatan, pengadaan obat dan persediaan perbekalan
kesehatan dapat terlaksana dengan baik dan profesional. Hal penting dalam penataan organisasi perusahaan farmasi adalah bahwa
bagian produksi dan pengawasan mutu harus dipimpin oleh apoteker yang berbeda. Di Lafiau hal ini sudah diterapkan dimana pada Bagian Produksi dan
Bagian Ujibang dipimpin oleh apoteker yang berbeda. Meskipun pada Bagian Produksi dan Bagian Ujibang di Lafiau tidak terjadi perangkapan jabatan namun
ada perangkapan jabatan pada sub unit-sub unit tertentu, hal ini terjadi karena keterbatasan personil.
5.2 Bangunan dan Fasilitas