PERTUMBUHAN TULANG PADA ANAK (Postnatal)

PERTUMBUHAN
TULANG PADA ANAK
(Postnatal)
3 Februari 2016
Oleh :
Dr. drg. Tita R Utari, Sp. Ort

Jam
08-15

Jam
16-21

DR. drg. Tita Ratya Utari Sp.Ort

Jl. Tapak Dara CT X no 3
(Belakang Percetakan Kanisius, Deresan, Gejayan)
Telp : 0274 562491
Hp : 08122970687

Treatment

Pre-treatment

SETELAH KELAHIRAN

Tumbuh
(Growth)

Berkembang
(Development)

Pertumbuhan
• Todd mendefinisikan pertumbuhan
sebagai “pertambahan ukuran”.
• Anatomis.
• Kuantitatif dan unit dari
pertumbuhan adalah inchi/tahun
atau gram/hari.
• Menyoroti dimensi normal yang
berubah selama periode tertentu.
• Pertumbuhan menyebabkan

perubahan dalam bentuk atau
proporsi, penambahan atau
pengurangan ukuran, perubahan
teksture dan kompleksitas.

Perkembangan
• Didefinisikan sebagai progres
menuju kematangan.
• Fisiologis dan Tingkah laku.
• Meliputi pertumbuhan +
diferensiasi + translokasi.
• Terdiri dari proses yang
berurutan dari fertilisasi sampai
kematian.
• Meliputi semua perubahan dalam
kehidupan dari asal usul sebagai
sel tunggal sampai mati.

(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)


Pertumbuhan rata – rata:
Lahir s.d Dewasa
• Kepala tumbuh lebih lambat dari tubuh.
• Cranium tumbuh lebih lambat dari wajah.
• Pertumbuhan cranium cepat  1 tahun, melambat
hingga mencapai 90% dari ukuran final  7 tahun.
• Pertumbuhan wajah mengikuti kurva pertumbuhan
• Laju pertumbuhan cepat pada periode awal berkurang
pada masa prepuberal.
• Percepatan  masa Puberal  periode akhir
melambat  maturity.
(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Perhatikan ukuran besar kepala dibandingkan
dengan ukuran seluruh tubuh saat lahir
(Handbook of ORTHODONTICS, Cobourne&DiBiase)

Pada bayi baru lahir besar kepala merupakan 1/4 panjang badan, sedangkan
anggota gerak kira-kira 1/4 panjang badan. Besar kepala orang dewasa hanya
1/8 panjang badannya dan anggota geraknya 1/2 panjang badannya.


Pertumbuhan dan
Perkembangan Tulang
Pada awal perkembangan
janin manusia, kerangka
seluruhnya terbuat dari
tulang rawan. Tulang rawan
yang relatif lunak secara
bertahap berubah menjadi
tulang keras melalui
osifikasi.

proses di mana deposit mineral
menggantikan tulang rawan.

Setelah lahir, tulang bayi
akan mengalami proses osifikasi,
yaitu proses pengerasan tulang,

Proses osifikasi terjadi dalam

beberapa tahap:
(a)

kartilago
(b) ban periosteum terbentuk,
(c) perkembangan pusat osifikasi primer,
(d) masuknya pembuluh darah,
(e) rongga sumsum tulang terbentuk,
(f) penipisan dan pemanjangan ban,
(g) pembentukan pusat osifikasi sekunder,
(h) sisa kartilago sebagai lempeng epifisis,
(i) pembentukan batas epifisis.

Manusia memiliki rangka tubuh ketika
dalam tahap perkembangan embrio.
Rangka tubuh dalam masa embrio
masih berupa tulang rawan (kartilago).
Kartilago dibentuk oleh sel-sel
mesenkim. Di dalam kartilago tersebut
akan diisi oleh osteoblas. Osteoblas

merupakan sel-sel pembentuk tulang
keras.

Pertumbuhan kartilago
terjadi didasar cranium
dan septum nasalis

berlangsung hingga usia
12 - 16 tahun.
(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Kartilago Primer

Kartilago Sekunder

Derivat dari kartilago primordial.

Terbentuk di membran tulang.

Pada kartilago primer Condroblast terpisah dan

mensintesis matriks interseluler.

Tidak terdapat matriks interseluler.

Chondroblat yang terpisah tersebut di kelilingi
oeh matriks kartilago.

Tidak dikelilingi oleh matriks kartilago.

Sel tersusun dengan model berkolom-kolom.

Susunan sel tidak beraturan.

Setelah dikelilingi oleh matriks kartilago, tidak
dipengaruhi oleh faktor lingkungan lokal (seperti
kartilago epiphiseal, syncondrosis)

Di pengaruhi oleh faktor luar yang akan
menstimulasi pertumbuhan kartilago (seperti,
kartilago kondilus)


Pertumbuhannya intersisial. Sehingga disebut
pertumbuhan 3Dimensi.

Pertumbuhan peripher (tidak pokok).

Dianggap sebagai pemacu pertumbuhan.

Berkontribusi hanya untuk pertumbuhan adaptif
regional.

(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Osifikasi
Osifikasi intra membrane
• Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim
menjadi jaringan tulang, contohnya pada proses
pembentukan tulang pipih. Mesenkim merupakan bagian
dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang
menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak

berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses
osifikasi intrammebrane.
a)

• Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan yang
terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk
selamanya. Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya
tulang tengkorak.

Osifikasi endokondral
• Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel
mesenkim berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago
(jaringan rawan) lalu berubah menjadi jaringan tulang,
misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang
belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini
bertanggungjawab pada pembentukan sebagian besar
tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas)
aktif membelah dan muncul di bagian tengah dari tulang
rawan yang disbeut center osifikasi. Osteoblas
selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang

dewasa ini tertanam dengan kuat pada mtariks tulang.
b)

• Osifikasi intrakartilagenosa adalah osifikasi yang
menyebabkan tulang bertambah panjang. Proses ini
terjadi pada tulang pipa.

Tahapan proses osifikasi pada tulang
pipa :
1.Penulangan diawali dari tulang
rawan yang banyak mengandung
osteoblas. Bagian yang paling banyak
mengandung osteoblas adalah epifisis
dan diafisis.
2.Terjadi perkembangan pusat
osifikasi secara langsung (osifikasi
primer) yang disertai dengan
perluasan bone collar.
3.Pada bagian sentral tulang terjadi
perombakan sel-sel tulang sehingga

pembuluh darah mulai masuk dan
terbentuk rongga sumsum tulang.
4.Pembentukan pusat osifikasi
sekunder muncul pada setiap epifisis.
Osifikasi sekunder ini menyebabkan
pemanjangan tulang.

Tulang yang menyusun rangka
manusia berjumlah kurang lebih
206 buah. Di sisi lain terdapat sel
osteoklas yang berfungsi
mengukir tulang dan mengubah
bentuk sesuai dengan tingkat
pertumbuhannya.

Pertumbuhan Sutura

 Sangat penting di tahun pertama
pertumbuhan, saat tulang cranial tumbuh
membesar.
 Terjadi karena terbentuknya osteoblast
dan pertumbuhan periosteal yang sama,
perbedaannya adalah proses apostosis
yang terjadi di tepi tulang.
 Gambaran histologi diatas menunjukkan
ilustrasi skema suture yang berbeda, sel
osteoblas, lapisan fibrosa, dan zona
tengah (yang mengandung beberapa
pembuluh darah yang menghubungkan
lapisan fibrosa dengan bagian lainnya).
(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

(Sridhar Premkumar, 2011. Textbook of Craniofacial Growth)

Cranium—periode penting yang berlangsung
sampai usia 6 atau 7 tahun

Cranium
saat lahir

(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Sphenoid
tulang dari
komponen
yang terpisah

Occipitalis
Frontalis
Temporalis

tulang
terpisah dari
tulang
tetangga

Mandibula
Antero-lateral (2)

Cranium dan
Rahang saat
Lahir

Fontanelles
pada sudut
tulang
parietal

Postero-lateral (2)
Posterior
Anterior

Hidung intra-facial
Maxillary antrum
kecil

Tulang Wajah

(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Perkembangan
kecil dari prose
alveolar dan gigi
Rahang kecil

Pertumbuhan Periosteal dan endosteal
Pada periode ini seluruh dimensi kepala membesar

bone remodelling
Periosteum mengontrol resorpsi dan deposisi tulang
selama proses maturity. Arah pertumbuhan periosteal
hanya berlangsung pada satu sisi saja, dan pertumbuhan
tulang (deposisi) hanya terjadi di permukaan saja.
(Sridhar Premkumar, 2011. Textbook of Craniofacial Growth)

Facial
penting di seluruh masa pertumbuhan,
bertanggungjawab terhadap perkembangan dari proses
alveolar rahang, seiring dengan periode erupsi gigi.
(Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics)

Tulang kita tidak serta merta langsung
menjadi keras dan kokoh seperti
sekarang ini, namun diiringi dengan
proses selama kita mengalami masa
pertumbuhan. Proses tersebut pulalah
yang membuat kita semakin bertambah
tinggi seiring laju pertambahan umur
kita sampai pada masanya
pertumbuhan tersebut akan berhenti.

Konsep Pertumbuhan

1. Konsep Normalitas  mengacu pada hal normal yang diharapkan
2. Ritme Pertumbuhan  berdasarkan Hooton, pertumbuhan manusia
bukan merupakan proses yang steady dan seragam, terdapat
ritme yang terjadi selama pertumbuhan berlangsung.
3. Lonjakan Pertumbuhan  pertumbuhan tidak terjadi secara
bersamaan pada satu waktu, ada periode dimana terjadi
akselerasi secara tiba – tiba pada masa pertumbuhan.
Waktu – waktu lonjakan pertumbuhan :
1. Sesaat sebelum lahir
2. Satu tahun setelah lahir
3. Lonjakan pertumbuhan gigi campuran
 Laki – laki : 8 – 11 tahun
 Perempuan : 7 – 9 tahun
4. Pre-pubertas
 Laki – laki : 14 – 16 tahun
 Perempuan : 11 – 13 tahun

(Orthodontics:The Art and Science by S.I Bhalajhi)

Diferensiasi pertumbuhan
• Tubuh manusia
tumbuh pada laju
yang berbeda.
• Organ yang
berbeda tumbuh
dengan laju yang
berbeda, pada
ukuran dan waktu
yang berbeda.

Scammon's Growth Curves
(https://www.studyblue.com)

Mekanisme Pertumbuhan Tulang
• Bone Remodeling, resorbsi dan deposisi tulang
• Kortikal drift, resorpsi dan deposisi tulang kedua
proses ini saling mempengaruhi dan
menghasilkan gerakan tumbuh kearah permukaan
• Perpindahan/pergerakan:
Primer  jika tulang berpindah /bergerak
sebagai hasil dari pertumbuhan tulang itu
sendiri
Sekunder  jika tulang berpindah /bergerak
karena pertumbuhan dan perbesaran dari tulang
sekitar
(Orthodontics:The Art and Science by S.I Bhalajhi)

Teori Pertumbuhan
Teori Genetik
Teori Sutura
Teori Kartilagenus
Konsep Matriks Fungsional

Teori Limborgh
(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Genetik
• Dikemukakan oleh Brodie 1941
• “pola konfigurasi fasial dikontrol secara
ketat oleh faktor genetik
• Gen memegang peranan penting dalam
kontrol pertumbuhan
• Teori ini lebih ke asumsi dan belum bisa
di buktikan
• Gen hanya mendeterminasi fitur tertentu
tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan
secara keseluruhan
(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Sutural/Sicher’s Hypothesis

 Pertumbuhan wajah sangat dipengaruhi oleh Intrinsic genetic factor.
 Peristiwa utama dalam pertumbuhan sutura ini adalah Proliferasi dari sel
mesenkim jaringan conectivus diantara 2 tulang, menyebabkan aposisi
tulang – membentuk celah pada batas kedua tulang tersebut.
 Pertumbuhan dalam sutura yang terikat pada kompleks maksilaris menuju
ke cranium mendorong midface bergerak ke bawah.
(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Kartilago/Scott’s Hypothesis

• Intrinsic genetic factor terdapat pada Kartilago dan Periosteum.
• Pertumbuhan Sutura merupakan pertumbuhan sekunder dan
tergantung pada pengaruh extrasutural.
• Bagian cranium yang berkartilago bertanggungjawab pada
pertumbuhan cranium.
• Septum nasal berkontribusi pada pertumbuhan maksila.
• Kondilus menentukan pertumbuhan mandibula.
(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Konsep Matriks Fungsional/Teori Moss

• Ukuran dan bentuk, formasi jaringan skeletal tidak
dipengaruhi oleh genetik secara langsung, tetapi di inisiasi
oleh proses osifikasi.
• Semua aktifitas genetik skeletal tergantung pada matrik
fungsional embrionik.
(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Teori Limborgh
• Pertumbuhan Chondrocranial di kontrol oleh faktor genetik
intrinsik
• Bagian kecil Pertumbuhan Desmocranial di kontrol oleh
faktor genetik intrinsik
• Bagian kartilago dari cranium merupakan pusat
pertumbuhan
• Pertumbuhan sutural dikontrol oleh kartilago cranium dan
struktur cranium lain yang ada di sekitarnya
• Pertumbuhan periosteal bergantung pada pertumbuhan
struktur yang ada disekitarnya
• Pertumbuhan sutural dan periosteal diatur oleh pengaruh
non-genetik lingkungan lokal

(Premkumar. Prep Manual for Undergraduates:Orthodontics)

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
(Orthodontics:The Art and Science by S.I Bhalajhi)

• Hereditas  faktor genetik
• Nutrisi  malnutrisi bisa berakibat buruk bagi
pertumbuhan.
• Riwayat penyakit  penyakit berkepanjangan yang
terjadi pada masa kanak – kanak bisa mempengaruhi
masa pertumbuhan.
• Ras  pengaruh lingkungan dan kebiasaan makan
yang berbeda
• Faktor Sosio-Ekonomi  tingkat kesejahteraan
hidup baik, anak – anak tumbuh lebih sehat dengan
ukuran tubuh lebih besar

• Riwayat ukuran tubuh keluarga
• Efek iklim dan musim variasi musim berefek pada
konten jaringan adiposa dan berat lahir.
• Psikologi  lingkungan dengan tingkat stress tinggi
menghambat pertumbuhan
• Latihan Fisik  meningkatkan perkembangan
motorik dan masa otot
• Secular trends  perbedaan periode waktu
kehidupan, ukuran tubuh anak usia 15 pada masa
sekarang berbeda dengan usia yang sama 50 tahun
yang lalu.

Daftar Pustaka
• Cobourne, M.T. & DiBiase, A.T., 2010. Handbook of
ORTHODONTICS, Philadelphia: Mosby Elsevier.
• Foster, T.D., 1990. A Textbook of Orthodontics 3rd ed.,
London: Blackwell Scientific Publications.
• Iyyer, D.B.S., 2003. Orthodontics:The Art and Science 3rd
ed., New Delhi: Arya (Medi) Publishing House.
• Premkumar, 2008. Prep Manual for
Undergraduates:Orthodontics, New Delhi: Reed Elsevier
India Private Limited.
• Sridhar Premkumar, 2011. Textbook of Craniofacial Growth
1st, ed., Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.
• http://www.slideshare.net/indiandentalacademy/theoriesof-growth