85
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa diantara responden yang memiliki sikap negatif terdapat responden memiliki pengetahuan yang baik,
dan responden yang memiliki pengetahuan yang cukup memiliki sikap yang negatif terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis.
Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik belum tentu memiliki sikap yang baik pula.
Mayoritas responden memiliki sikap positif terhadap pemakaian alat pelindung diri pada saat menangani sampah medis. Dengan sikap yang positif ini
diharapkan tindakan pemakaian alat pelindung diri akan baik nantinya. Akan tetapi sikap yang baik belum tentu diiringi hasil yang baik pula, seperti menurut
Notoadmodjo, 2003 yang menyatakan bahwa sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Hal ini sesuai dengan penelitian Shobib dkk 2013, bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan pemakaian APD.
5.8 Tindakan Petugas Cleaning Service dalam Penanganan Sampah Medis di
RSUD Dr. Pirngadi Medan
Pihak rumah sakit dr.Pirngadi Medan menyediakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, dan sepatu boot. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan dapat diketahui bahwa tindakan responden memakai alat pelindung diri secara lengkap dalam penanganan sampah medis berjumlah 1 orang 9,1 dan
tindakan responden memakai alat pelindung diri secara tidak lengkap dalam penanganan sampah medis berjumlah 10 orang 90,9.
86
Berdasarkan pengamatan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan pekerja adalah sarung tangan 81,8, petugas cleaning service
menggunakan sarung tangan merasa terlindungi dari bahaya dari sampah medis. Hasil pengamatan dari responden yang menggunakan masker saat bekerja yaitu
63,6. Masker yang digunakan oleh responden juga sering dilepas saat menangani sampah medis, dikarenakan petugas cleaning service merasa
kepanasan dan sulit untuk bernapas. Responden yang menggunakan sepatu boot hanya sedikit yaitu 18,8 ini dikarenakan responden tidak nyaman saat
menggunakannya. Dari hasil observasi yang dilakukan, diperoleh bahwa hanya satu orang responden yang menggunakan alat pelindung diri secara lengkap pada
saat penanganan sampah medis yang memiliki pengetahuan baik dan sikap yang positif. Namun, responden tersebut juga kadang melepas maskernya dan
menggantungnya dileher pada saat melakukan penanganan sampah medis. Hal ini kemungkinan dikarenakan responden merasa kepanasan ataupun merasa tidak
nyaman. Hasil penelitian Febrianty 2012 menunjukkan proporsi responden yang persepsinya nyaman menggunakan APD secara lengkap dan benar akan selalu
menggunakan APD secara lengkap sebesar 100 dan yang persepsinya tidak nyaman menggunakan APD secara lengkap dan benar sebesar 8,4.
Tabulasi silang antara pengetahuan, sikap terhadap tindakan pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis, dilakukan untuk mengetahui
apakah responden yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik memiliki tindakan yang baik pula atau sebaliknya. Dari hasil tabulasi silang antara
pengetahuan terhadap tindakan dalam pemakaian alat pelindung diri diperoleh
87
bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik mayoritas tidak menggunakan APD secara lengkap yaitu 85,7. Begitu pula dengan responden yang memiliki
sikap positif mayoritas tidak memakai APD secara lengkap yaitu 85,7. Dapat disimpulkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik dan sikap positif,
mayoritas responden memiliki tindakan tidak memakai APD secara lengkap. Hal ini disebabkan karena pemakaian APD lengkap akan mengganggu kenyamanan
kerja dan kurangnya pengawasan terhadap petugas cleaning service dalam pemakaian alat pelindung diri pada saat penanganan sampah medis.
Hasil penelitian Alhayati dkk 2014, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap penggunaan alat pelindung diri.
Pengawasan dalam penggunaan alat pelindung diri pada saat penanganan sampah medis perlu ditingkatkan agar pekerja patuh. Disamping itu perlu pemberian
sanksi yang tegas kepada para cleaning service yang tidak patuh dalam memakai alat pelindung diri. Sesuai dengan penelitian Noviandry 2013, bahwa terdapat
hubungan antara pengawasan dan hukumansanksi dengan penggunaan alat
pelindung diri APD. Hasil penelitian Wungo dkk 2013, menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktik petugas sanitasi dalam pengelolaan sampah medis. Praktik dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu enabling
factor faktor pemungkin dan reinforcing factor faktor penguat. Faktor enabling yaitu ketersediaan sarana prasarana seperti plastik pewadahan sampah
medis dan non medis, alat pelindung diri dan incinerator. Sedangkan faktor
88
reinforcing yaitu adanya pengawasan dari petugas atau atasan, pelatihan, dan sosialisasi.
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas. Disamping fasilitas juga diperlukan faktor pendukung support dari
pihak lain. Apabila penerimaan perilaku didasari oleh pengetahuan dan sikap, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng Notoatmodjo, 2003.
89
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pemakaian alat
pelindung diri dalam penanganan sampah medis pada petugas cleaning service, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden berdasarkan kelompok umur petugas cleaning
service, mayoritas pada kelas umur 29-33 tahun yaitu 36,4.
2. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan diperoleh mayoritas petugas cleaning service memiliki tingkat pendidikan tamat
SMA. 3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja diperoleh masa kerja
responden 2 tahun yaitu 36,4, 2-3 tahun yaitu 36,4 dan 3 tahun yaitu 27,3.
4. Pengetahuan cleaning service terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam penanganan sampah medis paling banyak pada kategori baik
sebesar 63,6. 5. Sikap cleaning service terhadap pemakaian alat pelindung diri dalam
penanganan sampah medis paling banyak pada kategori positif sebesar 63,6.