Studi Kelayakan Masalah DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul

8

BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Terminologi Judul

Judul dari proyek ini adalah Pusat Rekreasi dan Terapi Anak Berke- butuhan Khusus . Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek, yaitu: Rekreasi , penyegaran kembali badan dan pikiran; sesuatu yg menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan Terapi , usaha untuk memulihkan kesehatan orang yg sedang sakit; pengobatan penyakit; Anak Berkebutuhan Khusus , istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak dengan permasalahan belajar perilaku, anak dengan kecacatan fisik atau gangguan panca indera, dan anak dengan kondisi gangguan intelektual dan perilaku Berdasarkan pengertian di atas, maka Pusat Rekreasi dan Terapi Anak Berkebutuhan adalah Suatu tempat hiburan dan penyembuhan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

2.2 Studi Kelayakan

Saat ini di Indonesia khususnya di Sumatera Utara masih sedikit yang memberikan layanan yang baik dan khusus bagi ABK. Masih sedikit sekali tempat- tempat yang bersahabat bagi para ABK. Jika di lihat di negara yang maju seperti jepang para ABK sangat di perhatikan fasilitas-fasiltas dan bahkan tata ruang kota yang sangat bersahabat bagi mereka. Disana hak mereka telah seimbang dengan orang-orang biasa. Di sini kota Medan dapat memulai dengan membuat sebuah fasilitas yang benar-benar dapat memenuhi fasilitas terapi dan rekreasi untuk ABK. Jadi pusat rekreasi dan terapi anak berkebutuhan khusus ini ingin memberikan fasilitas bagi mereka yang ingin mengikuti terapi dan juga bagi mereka yang ingin terapi sambil rekreasi di taman terapi khusus untuk ABK. Saat ini di Medan belum ada bangunan yang memiliki fungsi sepenuhnya untuk ABK selain Sekolah Luar Biasa SLB Universitas Sumatera Utara 9 2.3 Tinjauan Umum 2.3.1 Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus Heward 1996 menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak dengan permasalahan belajar perilaku, anak dengan kecacatan fisik atau gangguan panca indera, dan anak dengan kondisi intelektual gifted atau memiliki bakat istimewa. Istilah anak berkebutuhan khusus bukan berarti menggantikan istilah Anak Penyandang Cacat atau Anak Luar Biasa tetapi menggunakan sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap anak didik atau anak yang memiliki kebutuhan yang beragam. James, Lynch dalam Santoso, 2012 mengemukakan bahwa anak-anak yang termasuk kategori berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa anak berkekurangan dan atau anak berkemampuan luar biasa, anak yang tidak pernah sekolah, anak yang tidak teratur sekolah, anak yang drop out, anak yang sakit- sakitan, anak pekerja usia muda, anak yatim piatu dan anak jalanan. Kebutuhan khusus mungkin disebabkan kelainan secara bawaan atau dimiliki kemudian yang disebabkan masalah ekonomi, kondisi sosial ekonomi, kondisi politik dan bencana alam. Santoso 2012 mengemukakan bahwa konsep anak berkebutuhan khusus memiliki makna dan spectrum yang lebih luas dibandingkan dengan konsep anak luar biasa. Anak berkebutuhan khusus mencakup anak yang memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen, akibat dari kecacatan tertentu anak penyandang cacat dan anak berkebutuhan khusus yang bersifat temporer. Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri akibat trauma kerusuhan, kesulitan konsentrasi karena sering diperlakukan dengan kasar atau tidak bisa membaca, karena kekeliruan guru mengajar, dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus temporer. Anak berkebutuhan khusus temporer, apabila tidak mendapatkan intervensi yang tepat bisa menjadi permanen. Istilah dan konsep anak dengan pendidikan berkebutuhan khusus berkembang ke dalam paradigm baru pendidikan yaitu pendidikan inklusi. Dalam tataran pendidikan inklusi, setiap anak dipandang mempunyai kebutuhan-kebutuhan khusus baik bersifat permanen ataupun temporer. Kebutuhan permanen adalah kebutuhan menetap dan secara terus- menerus dialami oleh anak tanpa mengenal selesai atau hilang misalnya ketunanetraan, ketunarunguan, keterbelakangan mental, kelainan emosi dan sosial. Universitas Sumatera Utara 10 Kebutuhan temporer adalah kebutuhan bersifat sementara yang karena perlakuan lingkungan atau pendidikan akan berubah menjadi normal. Sunanto dalam Santoso, 2012 menjelaskan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus secara permanenkecacatan dan sementara sehingga membutuhkan penyesuaian dalam layanan pendidikan. Kebutuhan khusus yang dimaksud dalam hal ini adalah kebutuhan yang ada kaitannya dengan pendidikan. Setiap anak berkebutuhan khusus, baik yang permanen maupun temporer memiliki hambatan belajar dan kebutuhan yang berbeda-beda. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan pendidikan, anak berkebutuhan khusus adalah anak yang membutuhkan penyesuaian dalam layanan pendidikan dikarenakan adanya suatu kondisi yang bersifat permanen di dalam diri anak seperti ketunanetraan, ketunarunguan, keterbelakangan mental, kelainan emosi dan sosial ketunanetraan, ketunarunguan, keterbelakangan mental, kelainan emosi dan sosial, atau bersifat temporer seperti adanya gangguan belajar dikarenakan perlakuan lingkungan atau pendidikan dan dapat berubah menjadi normal.

2.3.2 Pengelompokan Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus dapat dibedakan ke dalam dua kelompok untuk keperluan pendidikan luar biasa, yaitu :

a. Masalah

problem dalam Sensorimotor Santoso 2012 menyatakan anak yang mengalami kelainan sensorimotor Sensorimotor Problem biasanya secara umum lebih mudah diidentifikasi dan menemukan kebutuhannya dalam pendidikan. Kelainan sensorimotor tidak selalu berakibat masalah pada kemampuan intelek seorang anak. Sebagian besar anak yang mengalami masalah dalam sensorimotor dapat belajar dan bersekolah dengan baik seperti anak yang tidak mengalami kelainan. Tiga jenis kelainan yang termasuk masalah dalam sensorimotor yaitu : 1 Hearing Disorders Kelainan pendengaran atau tunarungu 2 Visual Impairment Kelainan penglihatan atau tunanetra 3 Physical Dissabilities Kelainan fisik atau tunadaksa Universitas Sumatera Utara 11 Setiap jenis sensorimotor problem akan melibatkan keahlianguru khusus yang memiliki keterampilan dan keahlian khusus sesuai kebutuhan setiap jenis kelainan. Kerjasama sebagai tim dari setiap ahli sangat penting untuk keberhasilan pembelajaran ABK

b. Masalah