2. MODEL BRIGGS
Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi. Briggs, 1978
Desain sistem instruksional ialah pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan intruksional. Semua
konsep sistem ini tujuan, materi, metode, media, alat, evaluasi dalam hubungannya satu sama lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis. Komponen-komponen tersebut lebih
dahulu diuji coba efektifitasnya sebelum disebarluaskan penggunaannya Briggs, 1979 : XXI. Pengembangan desain intruksional model Briggs ini berorientasi pada rancangan sistem
dengan sasaran guru yang bekerja sebagai perancang atau desainer kegiatan intruksional maupun tim pengembang intruksional yang anggotanya meliputi guru, administrator, ahli bidang studi,
ahli evaluasi, ahli media, dan perancang intruksional.
Urutan langkah kegiatan pengembangan instruksional, menurut Briggs, adalah sebagai berikut :
Mau ke mana ? Meliputi :
1 Identifikasi masalahtujuan
2 Rumusan tujuan dalam perilaku belajar
3 Penyusunan materisilabus
4 Analisis tujuan
Dengan apa ? Meliputi :
1 Analisis tujuan
2 Jenjang belajar dan strategi instruksional
3 Rancangan instruksional guru
4 Strategi instruksional tim pengembangan instruksional
Bilamana sampai tujuan ? meliputi
1 Penyusunan tes
2 Evaluasi formatif
3 Evaluasi sumatif
Briggs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar mengajar dapat diterapkan untuk semua jajaran dalam bidang pendidikan dan latihan. Karena itu dia berpendapat bahwa
model ini juga sesuai untuk pengembangan program latihan jabatan, tidak hanya terbatas pada program-program akademis saja.
Di samping itu, model ini dirancang sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional. Pengembangan desain intruksional model Briggs ini dirumuskan kedalam 10 langkah yaitu :
1. Identifikasi kebutuhanpenentuan tujuan Langkah awal ini merupakan langkah yang paling penting, karena pebelajar harus
mengidentifikasi tujuan apa yang harus dicapai oleh pebelajarsiswa-siswa. Langkah ini merupakan proses penentuan tujuan, kebutuhan, dan prioritas kegiatan pembelajaran. Di sini
Briggs menggunakan pendekatan bertahap 4, yaitu: 1 Mengidentifikasi tujuan kurikulum secara umum dan luas
2 Menentukan prioritas tujuan 3 Mengidentifikasi kebutuhan kurikulum yang baru,
4 Menentukan prioritas remedialnya. Dengan adanya data analisis kebutuhan ini, penggunaan maupun cara pengalokasian waktu, sumber, dan tenaga akan dapat diatur
sebaik-baiknya. 2. Penyusunan garis besar kurikulumrincian tujuan kebutuhan instruksional yang telah
dituangkan dalam tujuan-tujuan kurikulum tersebut pengujiannya harus dirinci, disusun dan diorganisasi menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik yang mendukung tercapainya tujuan
akhir kurikuler secara keseluruhan 3. Perumusan tujuan
Setelah tujuan kurikuler yang bersifat umum ditentukan dan diorganisasi menurut tujuan- tujuan yang lebih khusus, tujuan ini sebaiknya dirumuskan dalam tingkah laku belajar yang
terukur. Diusulkan agar perumusan tujuan mengandung lima komponen: 1 Tindakan
2 Objek 3 Situasi
4 Alat dan batasan 5 kemampuan.
4. Analisis tugastujuan Setelah tujuan dirumuskan, maka apa yang harus diajarkan sudah menjadi jelas. Langkah
berikutnya menurut rancangan sistem pembelajaran ialah menentukan bagaimana cara mengajarkannya agar tujuan yang telah dirumuskan tersebut tersebut dapat tercapai. Untuk
ini perlu diadakan analisis tentang tiga hal yang berikut: 1 Proses informasi ; untuk menentukan tata urutan pemikiran yang logis
2 Klasifikasi belajar yaitu kemampuan intelektualdan kemampuan belajar informasi, kognitif, sikap dan gerak : untuk mengidentifikasi kondisi belajar yang diperlukan
3 Tugas belajar ; untuk menentukan prasyarat belajar dan kegiatan-kegiatan belajar- mengajar yang sesuai.
5. Penyiapan evaluasi hasil belajar Penyiapan instrumen evaluasi hasil belajar atau penyusunan tes dilakukan pada tahap ini
karena erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Tesevaluasi harus shahih valid,
karena itu harus selaras congruent dengan tujuannya, apakah itu dimaksudkan untuk menilai perkembangannya progress seperti halnya midterm test, tes diagnosa seperti pre
test untuk melihat kemampuan awal dan menentukan usaha remedialnya bila dipandang perlu, maupun tes akhir secara komprehensif.
6. Menentukan jenjang belajar Tahap berikutnya adalah menentukan jenjang belajar menurut urutan yang telah dianalisis
pada nomor 4 empat. Briggs mengklasifikasikan tahap ini dan tahap berikutnya penentuan kegiatan belajar dalam pengertian strategi pembelajaran. Jenjang belajar menyusun kembali
sekuens belajar tersebut dalam uraian kegiatan belajar yang merupakan prasyarat bagi kegiatan belajar yang lalu, dan mana yang urutannya dapat bebas pilih optional
7. Penentuan kegiatan belajar Strategi pembelajaran yang juga harus dikembangkan adalah menentukan bagaimana
kegiatan belajar-mengajar akan diatur agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Penentuan strategi pembelajaran ini oleh Briggs disoroti dari dua segi pandangan, yaitu
menurut pandangan guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran, dan dikembangkan dalam strategi pembelajaran. Pengembangan strategi pembelajaran oleh guru, di mana
dalam tahap ini guru menjabarkan strategi dalam teknik-teknik mengajar, sesuai dengan fungsinya sebagai penyeleksi materisumber belajar. Kerangka kegiatan ini meliputi
:Pemilihan media yang sesuai, Perencanaan kegiatan belajar-mengajar, Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, dan Pelaksanaan evaluasi belajar.
8. Pemantauan bersama monitoring pelaksanaan kegiatan yang direncanakan Pada tahap ini pemantauan pelaksanaan kegiatan belajar mengjar dapat dilakukan bersama
antara guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media pembelajaran, dan tim pengembang pembelajaran untuk melihat apakah produk dan
prosesnya telah dipergunakan sebagaimana diprogramkan. 9. Evaluasi formatif
Evaluasi pada tahap ini dilakukan untuk memperoleh data guna revisi dan perbaikan materi bahan belajar instructuion materials yang dilakukan menurut tiga fase ; 1 uji coba satu-
satu one to one, 2uji coba pada kelomupk kecil, kemudian 3 uji coba lapangan dalam skala yang lebih besar.
10. Evaluasi sumatif
Bila evaluasi formatif dilakukan dalam proses pengembangan sistem pembelajaran untuk perbaikan-perbaikan dari segi pengembangan, maka evaluasi sumatif dilakukan untuk
menilai sistem penyampaian secara keseluruhan pada akhir kegiatan. Yang harus dinilai pada evaluasi sumatif bukan sekedar hasil belajar, tetapi juga tujuan pembelajaran dan prosedur
Model tersebut di atas merupakan model yang paling lengkap yang melukiskan bagaimana suatu proses pembelajaran dirancang secara sistematis dari awal sampai akhir. Kegiatan seperti
ini cocok untuk diterapkan pada suatu program pendidikan yang relatif baru. Di Indonesia prosedur tersebut mencakup mulai dari simposium dan pengembangan kurikulum yang
dilakukan mulai dari tingkat sekolah. Kemudian guru diberikan kewenangan untuk mengembangkan standar kompetensi menjadi sejumlah kompetensi dasar yang dituangkan
secara eksplisit dalam silabus dan RPP. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Briggs
Kelebihan dari model cakupan makro adalah : a
Kelengkapan komponen di dalamnya mengandung aspek positif, yaitu mengantisipasi masalah pembelajaran
b Cakupan model adalah makro kurikulum dan mikro KBM
c Pelaksanaan evaluasi formatif dan sumatif beserta uji coba dan revisi member peluang
perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran pada umumnya, dan mutu KBM secara khusus.
d Komponen KBM yang lengkap menyebabkan model ini tidak kalah dengan model
berorientasi KBM murni. Jadi, kesulitan dalam KBM dapat ditelusuri sejak dini. e
Adanya proses penggunaan dan penyebaran dari kurikulum ini menjadi cirri khas model dibandingkadan model yang lain.
Kekurangan dari model pembelajaran Briggs : a
Kegiatan penyusunan desain pembelajaran model ini memakan waktu yang lama, tim kerja yang besar, serta anggaran yang banyak
b Tim kerja banyak, tidak ada penjelasan siapa dan bidang apa saja yang terlibat di dalamnya
c Tidak semua lembaga atau organisasi pendidikan mampu menyelenggarakan penerapan
model ini untuk merancang kurikulum
Persmaan dan Perbedaan Model Kemp dan Briggs
No Criteria
Kemp Briggs
1 Bentuk
skema Melingkar
Procedural 2
Tujuan Merumuskan tujuan instruksional
dan tujuan khusus. Merumuskan tujuan lebih kompleks
dari penentuan tujuan, perencanaan tujuan, rumusan tujuan sampai
dengan analisis tujuan. 3
Analisis karakter
siswa Menganalisis karakter siswa
Tidak menuliskan secara khusus analisis karakter siswa tetapi pada
merumuskan tujuan yang memaparkan 5 komponen yang
harus tercantum didalamnya seperti tindakan, objek, alat dan bahan,
situasi dan kemampuan. 4
Penyususnan materi
pelajaran Menetukan penyususnan materi
pelajaran Tidak menentukan materi
pembelajaran, tetapi hanya membuat garis besar tujuan pada
kurikulum dengan spesifik. 5
Tes awal Menggunakan tes awal sebelum
kegiatan belajar Tidak menggunakan tes awal, tetapi
hanya menetukan evaluasi hasil belajar
6 Strategi
pembelajaran Menentukan
strategi pembelajaran
Menentukan strategi pembelajaran 7
Sarana penunjang
Menentukan sarana penunjang seperti biaya, fasilitas, waktu dan
tenaga Tidak mendeskripsikan secara
khusus sarana penunjang. 8
Jenjang belajar dan
sekuens Tidak menentukan jenjang belajar Menentukan jenjang belajar dan
sekuens 9
Pemantauan bersama
Pada tahap ini hanya dilakukan oleh guru yang menjalankan
model tersebut Model briggs tidak hanya semata
mata dilakukan oleh guru tapi ada mentor dari luar untuk
memonitoring bersama yaitu tim Pengembangan
10 Evaluasi
Mengadakan evaluasi Mengadakan evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif 11
Revisi Model Kemp memungkinkan
revisi pada setiap komponen Model Briggs direvisi jika telah
melakukan uji coba 12
Cakupan Model ini digunakan pada
pembelajaran langsung atau KBM yang sudah memiliki kurikulum
Model ini seperti kurikulum baru sehingga cocok untuk digunakan
pada pembelajaran baru dan pada KBM nya
Dari langkah-langkah yang telah di jabarkan diatas maka kami memilih satu model pembelajaran yaitu Model Kemp, adapun alasan-alasannya sebagai berikut :
1. Skema model Kemp lebih sistematis walaupun pada umumnya bisa mengambil
tahap pertama dari komponen manapun, tetapi mengacu pada kurikulum kita yang mengambil tujuan sebagai langkah pertama.
2. Tujuan instruksional umum dan khusus pada model ini dapat kita ambil langsung
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.karena pada hakikatnyua model ini diterapkan untuk mengembangkan desain model pembelajaran dengan standar tujuan yang sudah ada, tanpa
membuat kurikulum baru seperti model Briggs 3.
Model Kemp memungkinkan di setiap melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya, tujuannya adalah apabila
terdapat kekurangan atau kesalahan di tahap tersebut, dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya Berbeda dengan briggs yang melakukan
revisi setelah kegiatan belajar berlangsung 4.
Tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk merancang model ini, karena pada esensinya tugas pendidik adalah menjalankan proses pembelajaran dengan
mengembangkan sendiri model pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 5.
Terdapat langkah analisis karakteristik siswa, ini bertujuan agar siswa memungkinkan dapat mengikuti program kegiatan belajar. Tanpa menganalisis karakteristik
siswa terlebih dahulu, kita mungkin akan kesulitan menentukan materi serta media yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar.
REFERENSI.
1. Putra, Wijil S. 2013. Model Pembelajaran Kemp. https:putrawijilsetyana.wordpress.com20130402model-pembelajaran-kemp.
Diunduh pada Tanggal 6 Oktober 2016 2. Ruletp1. 2014. Model Pembelajaran Morrison Ross And Kemp.
http:ruletp1.blogspot.co.id201407model-pembelajaran-morrison-ross-and.html. Diunduh pada Tanggal 6 Oktober 2016
3. Zenyqq. 2012.
Model Perencanaan
Pembelajaran Briggs
https:zenyqq.wordpress.com20121229model-perencanaan-pembelajaran-briggs. Diunduh pada Tanggal 6 Oktober 2016
4. Banjari, Rijal. 2015. Model – Model Perencanaan Pengajaran .
http:rijalbanjari.blogspot.co.id201506model-model-perencanaan-pengajaran_1.html. 5. Azzainprincessa.
2013. Makalah
PP Kelompok
11. http:azzainprincessa.blogspot.co.id201311makalah-pp-kelompok-11.html. Diunduh
pada Tanggal 6 Oktober 2016