108
4.9 Tanggapan Mahasiswa Yang Dari Daerah Lain Terhadap Mahasiswa Asal Papua
Adapun tanggapan ini hanya untuk melihat mahasiswa asal Papua yang melakukan interaksi dan adaptasi baik dengan mahasiswa daerah lain,dengan
alamnya dan dengan lingkungan sosial serta ekonominya. Tanggapan tersebut juga menggambarkan proses untuk kedepannya tentang mahasiswa asal Papua,
yang diharapkan hendaknya untuk tidak terjadi kesalahpahaman dan stereotype antara satu sama lain diantara sesama mahasiswa. Dengan demikian tanggapan ini
hanyalah presepsi dan menambah data penelitian dari yang diambil dari mahasiswa dari daerah lain yang memiliki atau pernah berinteraksi dengan
mahasiswa asal Papua. Tanggapannya adalah sebagai berikut : 1.
Debora mahasiswa asal daerah lain yaitu Pematang Siantar, yang bertempat tinggal di asrama putri dengan mahasiswa asal Papua :
“…satu hal tentang orang Papua menurut saya mereka memiliki keunikan tersendiri. Mereka jauh dari timur, punya rasa
dank has yang berbeda kita yang disini. Itu yang membuat tertarik paling tidak untuk berteman ataupun hanya berkenalan apalagi
kami sama-sama tinggal disini…”
2. Mukti Amsar mahasiswa asal Kisaran yang memiliki teman junior di Fakultas
Pertanian jurusan Agribisnis yang berasal dari Papua. “…kalau ku tengok biasa saja. Toh kita sudah tau sama-sama
berasal dari Indonesia, berarti hal yang bagus dong kalau kita punya kawan yang tidak itu-itu saja. Apalagi kalau kita bisa tidak
hanya berteman tapi menjalin kerja sama yang baik dalam perkuliahan yang tidak sebatas antara senior dan junior saja…”
109 3. Ira Atiqah Zahra mahasiswa asal Medan yang memiliki teman asal Papua
yang bertemu pada saat acara di USU. “…berkenalan dengan semua orang itu hal yang mudah apalagi
semenjak saya berkuliah disini. Apalagi USU sering mengadakan acara yang bisa meepertemukan semua mahasiswa asal manapun
berkumpul bersama. Disitulah kesempatan kita saling mengenal satu sama lain. Mau dari sabang sampai marauke kita adalah
bangsa Indonesia. Bukan karena hitamnya lantas kita menjauhinya, banyak juga yang berkulit hitam tapi tidak dari Papua…”
4. Eko Sunantri mahasiswa asal Pedagangan yang memiliki teman junior di fakultas Farmasi asal Papua.
“…dengan tidak mengurangi rasa hormat aku, banyak hal yang orang lakukan untuk mempunyai banyak teman dan bergaul mau
itu bekawan sama orang Papua maupun sama orang lain. Dimata Tuhan kita samanya tidak ada yang membedakan kulit ini dan kulit
itu. Hanya saja karena kita sama tau bawasannya kita yang membuat jarak itu terjadi. kita tau kan kalau Papua itu jauh dari
Medan ini jadi mungkin hal itu yang terkadang membuat kita tidak terlalu dekat dengan mereka. Mungkin itu saja…”
Dari semua tanggapan di atas, dapat dikatakan bahwa jaraklah yang membuat perbedaan itu terjadi. Jarak sosial diantara satu mahasiswa asal daerah
lain dengan daerah lainnya yang mengakibatkan adanya presepsi yang menghadirkan jarak yang sesungguhnya. Hal inipun menjadi perhatian tambahan
mengenai stereotype tanpa sengaja yang tercipta karena adanya jarak sosial tersebut. Namun demikian semua masih dalam yang wajar dan belum memiliki
110 resiko yang mengakibatkan perpecahan ataupun konflik. Buktinya mereka juga
sampai saat ini mampu dan dapat tinggal bersamaan dengan kata lain melalui proses sosial adaptasi dan interaksi sosial mahasiswa asal Papua dengan daerah
lain di asrama dan di Universitas Sumatera Utara. Hal ini di jelaskan oleh Debora sebagai berikut :
“…yang aku lihat kak, orang-orang itu yang sering bersama-sama sesama mereka. Jarang terkadang mau ngumpul sama kami. Maka
dari itu kadang kamilah yang mencoba mendekati orang itu. Ya itulah kak yang pada akhirnya biasa saja dan enak juga di anggap
teman kan bisa menjadi pengalaman…”
Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwasannya, pengalaman merupakan suatu pelajaran untuk setiap proses sosial yang dialami oleh
mahasiswa yang berasal dari Papua. Banyaknya pengalaman yang dapat memberikan kesempatan pada setiap mahasiswa untuk dapat menjalankan semua
aktifitas dan rutinitas yang menjadi pedomana betapa pentingnya menjalin hubungan sosial pertemanan yang baik terhadap semua mahasiswa selama belajar
di Universitas Sumatera Utara. Harapannya adalah menciptakan harmonisasi sosial di kalangan
mahasiswa baik mahasiswa yang berasal dari Papua ataupun mahasiswa yang berasal dari daerah lain. Adaptasi dan interaksi hanyalah proses yang menentukan
untuk bisa menjalani semua proses sosial selama mahasiswa asal Papua dan daerah lain bertempat tinggal di asrama dan berkuliah di Universitas Sumatera
Utara.
111 Kemudian mereka dapat hidup bersama dengan menjalani hubungan sosial
pertemanan tersebut dengan baik. Tidak ada harapan yang terjadi dengan begitu saja karena banyak hal yang dapat mewujudkannya termaksud berhasilnya
adaptasi dan interaksi sosial mahasiswa asal Papua dengan daerah lain di Universitas Sumatera Utara yaitu bersifat akomodasi toleransi. Dengan demikian,
semua hal tersebut mahasiswa asal Papua dengan mahasiswa dari daerah lainlah yang dapat mewujudkannya. Dengan keberhasilan semua proses sosial adaptasi
dan interaksi sosial selama mereka berada di Universitas Sumatera Utara.
112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pola adaptasi dan interaksi mahasiswa asal papua dan mahasiswa daerh lain
bersifat akomodasi toleransi yang merupakan penyesuaian diri mahasiswa asal Papua terhadap semua bentuk konsekuensi dalam kehidupan sosial mahasiswa
asal Papua di Universitas Sumatera Utara. 2.
Tanggung jawab dan pendampingan senior pada tahun 2012 yang menjadi mahasiswa asal Papua pertama yang bertanggung jawab terhadap mahasiswa
asal Papua lainnya yaitu pada masa orientasi waktu pertama kali hadir di Universitas Sumatera Utara.
3. Adaptasi mahasiswa asal Papua mencakup adaptasi ataupun menyesuaikan diri
dengan : alam cuaca, iklim, makanan, minuman, air, dan tempat tinggal, lingkungan sosial bahasa, budaya lokal, orang-orang di sekitar tempat tinggal
maupun lingkungan kampus, dengan mahasiswa daerah lain baik di kampus maupun yang tinggal di asrama ataupun yang tinggal diluar, ekonomi
kondisi sosial ekonomi mahasiswa asal Papua. 4.
Interaksi sosial yang bersifat tidak langsung dan langsung. 5.
Interaksi Sosial yang bersifat langsung dilakukan dengan mahasiswa dari daerah lain dan masyarakatorang-orang di sekitar tempat tinggal ataupun
Universitas Sumatera Utara.