dan semacamnya. Keempat, ilmu yang jaiz yang diperbolehkan seperti, puisi, sejarah, geografi, biologi dan sebagainya.
16
Perhatian al-Zarnûjî terhadap ilmu fiqih sangat kental sekali. Hal ini bisa kita lihat dari sikapnya yang tidak sedikit menyebutkan dan
menjelaskan kata fiqihtafaqquh secara khusus setelah kata ‘ilmuta’allum
di berbagai tempat dalam karyanya Ta’lîm al-Muta’allim. Ia juga banyak
mengutip pendapat fuqaha ahli fiqih tentang keutamaan ilmu fiqih. Seperti yang dikatakan oleh imam Syafi‟i:
ِناَدْبَْاِل ِبِطلا ُمْلِعْلاَو ِناَيْدَْاِل ِهْقِفْلا ُمْلِع ِناَمْلِع ُمْلِعْلأ
“Ilmu itu ada dua macam, yaitu ilmu fiqih untuk mengetahui hukum-
hukum agama dan ilmu kedokteran pengobatan untuk memelihara kesehatan badan
.”
17
Menurut imam Abu Hanifah ilmu fiqih adalah “ilmu untuk
mengetahui tentang hal- hal yang bermanfaat bagi jiwa diri seseorang.”
18
Muhammad bin Hasan mengatakan: “Pelajarilah ilmu fiqih, sesungguhnya fiqih merupakan penuntun yang terbaik menuju kebaikan
dan ketakwaan serta tujuan paling tepat.”
19
Sebagaimana pendapat para ulama di atas bahwa ilmu fiqih itu sangat penting sekali untuk dipelajari karena dalam ilmu fiqih mencakup
tentang ibadah hubungan manusia dengan Tuhannya dan muamalah hubunga sesama manusia. Apabila seorang sudah mendalami ilmu fiqih
tersebut, maka kehidupannya akan tersusun dengan rapi dan pastinya aka mudah menuju surga-Nya.
2. Tujuan pendidikan
Pendidikan itu mengandung makna proses kegiatan menuju ke arah tujuan, karena pekerjaan tanpa tujuan yang jelas akan menimbulkan
ketidakmenntuan dalam prosesnya.
16
Fathiyah Hasan Sulaiman, Sistem Pendidikan Menurut al-Ghazali: Solusi Menghadapi Tantangan Zaman, Jakarta: Dea Press, 2000, h. 43.
17
Al-Zarnûjî, Pedoman Belajar…, h. 13.
18
Al-Zarnûjî, Pedoman Belajar…, h. 14.
19
Al-Zarnûjî, Pedoman Belajar…, h. 8.
Menurut al-Zarnûjî dalam kitab Ta’lîm-nya menyatakan bahwa
tujuan pendidikan harus diarahkan untuk mencari ridha Allah, mengharap kebahagiaan di akhirat, menghilangkan kebodohan dari dirinya sendiri
dan dari segenap orang-orang bodoh, menghidupkan agama dan melestarikan agama serta tidak diperbolehkan bertujuan untuk dihormati
masyarakat atau untuk mendapatkan kehormatan di hadapan penguasa.
20
Menurut al-Zarnûjî, seyogyanya bagi para pencari ilmu harus berpikir dengan serius, supaya ilmu yang mereka cari tidaklah sia-sia.
Jangan samapai ilmu yang ia peroleh digunakan untuk tujuan duniawi yang hina.
21
Dari pendapat beliau di atas, al-Zarnûjî sangat mengecam bagi para penuntut ilmu bila hanya bertujuan untuk keduniawian belaka. Beliau
lebih menekankan pada tujuan ukhrawi karena pada hakikatnya dunia adalah tempat bagi kita singgah untuk menuju akhirat.
Namun demikian al-Zarnûjî memperbolehkan mencari jabatan dengan pendidikannya dengan syarat hanya untuk menyeru kabaikan dan
mencegah kemungkaran, menegakkan kebenaran dan mengagungkan agama bukan untuk kepentingan hawa nafsunya.
22
Pendapat al-Zarnûjî di atas sejalan dengan pendapat para pakar pendidikan Islam lainnya. Menururt M. Arifin, Tujuan Pendidikan Islam
adalah “Perwujudan nilai-nilai islami dalam pribadi manusia didik yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada
hasil produk yang berkepribadian Islam yang beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi
hamba Allah yang taat.”
23
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, secara praktis menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu: “1
20
Al-Zarnûjî, Pedoman Belajar…, h.16.
21
Al-Zarnûjî, Pedoman Belajar…, h. 19.
22
Al-Zarnûjî, Pedoman Belajar…, h. 19.
23
H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2003, Edisi Revisi. Cet. I, h. 54-55.
membentuk akhlak mulia, 2 mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat, 3 persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi
kemanfaatannya, 4 menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik, 5 mempersiapkan tenaga profesional yang terampil.”
24
Al-Syaibani mengemukakan bahwa tujuan tertingg pendidikan Islam adalah” mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat. Sementara tujuan
akhir yang akan dicapai adalah mengembangkan fitrah peserta didik, baik ruh, fisik, kemauan, dan akalnya secara dinamis, sehingga akan terbentuk
pribadi yang utuh dan mendukung bagi pelaksanaan fungsinya sebagai khalifah fil ardh
.”
25
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari pendidikan Islam adalah membentuk insan kamil,
manusia yang sempurna, yaitu manusia yang dewasa jasmani dan rohaninya, baik secara intelektual, moral, sosial dan sebagainya.
Maka dari itulah betapa pentingnya pendidikan Islam, yaitu membentuk pribadi yang sempurna yang tidak hanya bertujuan untuk
kebahagian di dunia saja akan tetapi bahagia dunia dan akhirat. Jangan samapai tujuan pendidikan Islam yang mulia ini yang berorientasi untuk
kebahagian akhirat kita nodai dengan hal-hal yang bersifat keduniawian yang hina.
3. Pendidik dan peserta didik