Lampiran 2. Lanjutan
92 pengunjung baik dari segi keamanan serta pelesatarian dengan dukungan pemerintah dan
masyarakat sekitar. Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman WT adalah melakukan perawatan dan perbaikan infrastruktur demi tercapainya kepuasan dalam
pelayanan, menjalian kerjasama dengan lembaga non formal dalam hal pembinaan dan pelestarian. 3.
Berdasarkan hasil pengolahan QSPM dapat sembilan alternatif strategi dengan skala prioritas
“mengembangkan potensi yang dimiliki perusahaan dan tetap mempertahankan konsep wisata yang sudah ada“ dengan total skor nilai 6.648, kemudian dengan strategi “mengoptimalkan sistem
informasi baik dalam operasional maupun promosi” dengan total skor nilai 6.445, dan diikuti “mengadakan kerjasama antar instansi pemerintah dan perusahaan sejenis dalam kegiatan yang
sifatnya mempromosikan variasi produk baru “ dengan total skor nilai 6.237, serta meningkatkan pelayanan dan kualitas SDM baik dari segi keamananan dan Kenyamanan demi tercapainya tingkat
kepuasan konsumen seperti menawarkan produk baru pada setiap produk wisata dengan total skor nilai 6.144.
7.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat dan membuat skala proritas dalam mengimplemntasikannya bagi
pengelola Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGP adalah sebagai berikut : 1. Tetap menjaga kebersihan sarana dan prasarana seperti MCK, pagar pengaman, papan
informasi, rambu-rambu papan petunjuk, shelter, pondok wisata, perlengkapan wisma tamu, mushola, camping ground dan mengembangkan konsep wisata yang sesuai dengan standard
internasional namun tetap menjaga keutuhan kawasan TNGP sebagai daerah hutan konservasi dan pendidikan termasuk fasilitas akomodasi.
Lampiran 2. Lanjutan
93 2. Meningkatkan promosi keberadaan kawasan TNGP sebagai kawasan hutan konservasi dan
penelitian disamping tempat rekreasi agar tidak salah persepsi dengan pengunjung dilihat dari sistem masuk kawasan wisata dengan meningkatnya kujunjungan wisatawan lokal
maupun internasional dan tetap terjaga kelestariannya 3. Adanya kerjasama antar pesaing disekitar kawasan wisata pihak pengelola TNGP dan
pemerintah daerah setempat perlu menyusun suatu master plan yang dapat memanfaatkan peluang usaha yang tecipta dari meningkatnya arus kunjungan wisatawan baik lokal maupun
internasional. Agar kawasan TNGP tetap terjaga keutuhannya, perlu komitmen bersama antara pemerintah daerah setempat dan pengelola TNGP untuk duduk bersama
membicarakan dan menjaga agar kawasan Wisata Alam ini perlu dijaga kelestariannya melalui peran serta masyarakat dan penegakan hukum secara konsisten dan konsekuen.
Lampiran 2. Lanjutan
94
DAFTAR PUSTAKA
Atikah, Dian. Analisis Strategi Pengembangan Agropolitan Di Kabupaten Pandeglang. [Skripsi] Jakarta, UIN “Syarif Hidayatullah, Fakultas Sains dan Teknologi, Agribisnis, 2004.
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Undang-undang No. 5. Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta: Departemen Kehutanan Republik
Indonesia, 1990 Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 18.
Tahun 1994 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. Jakarta: Departemen Kehutanan Republik
Indonesia, 1994
Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 68. Tahun 1998 Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam. Jakarta:
Departemen Kehutanan Republik Indonesia, 1998 Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia. Undang-Undang No. 9.
Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia, 1990
David, Fred R. konsep Manajemen Strategi. Edisi Ke Tujuh. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta, PT. Prenhallindo, 2002
______________Manajemen Strategi. Ed. Ke- 7. Konsep Terjemahan. Jakarta: PT. Indeks, 2004 Damanik, Janianton. dan F. Weber, Helmut. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta, CV. ANDI
OFFSET, 2006 Fandeli, C. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas
Gajah Mada, 2002 Jauch, Lawrence R. dan Glueck, William F. Manajamen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Edisi
ke Tiga. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta, PT. Erlangga, 1988 Kodhyat, H. Sejarah Pariwisata dan Pengembangan di Indonesia. Jakarta, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1996 MackKinon, J., K. MackKinon, G. Child Dan J. Thorsel. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di
Daerah Tropika Terjemahan. Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 1990 Rangkuti, F. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan
Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000
Lampiran 2. Lanjutan
95 Rahayu, A Lucci. Analisis Strategi Pengembangan Wisata Agro Taman Buah Mekarsari. [Skripsi]
Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor, Institut Pertanian Bogor, 2004
Roganda, Apriyanti. Analisis Strategi Pengmbangan Agrowisata Kebun Tanaman Obat Karyasari. [Skripsi]. Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor, Institut
Pertanian Bogor, 2003 Suyitno. Perencanaan Wisata. Yogyakarta, Kanisius, 1999
Statistik Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Laporan Akuntanbilitas Instansi
Pemerintah TNGP. Cibodas, LAKIP, 2006 Sulthoni, A. Program Pengembangan Wisata Alam. Kursus Pengusahaan Ekowisata Dalam
Kawasan Hutan Angkatan II. Yogyakarta, Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada, 2000
Widagti, Nuryani. Pengembangan Wisata Alam Di Taman Wisata Plawangan Turgo. [Skripsi]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan. Bogor, IPB, 2003
Yuti Oka A. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: PT. Angkasa, 1991
Lampiran 2. Lanjutan
96
Kuisioner Putaran Kedua Strategi Pengembangan Wisata Alam
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Cibodas-Jawa B
arat
NAMA RESPONDEN : JABATANPROFESI :
TUJUAN : Mendapatkan penilaian para responden terhadap tingkat kepentingan faktor-faktor strategis internal
dan eksternal dalam mengembangkan usaha tambaknya di kelompok tani nelayan raja udang, berdasarkan polling pendapat dari para responden melalui kuisioner putaran pertama. Tingkat
kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategi untuk melihat seberapa besar faktor-faktor tersebut menentukkan tingkat keberhasilan untuk
mengembangkan wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. PETUNJUK UMUM :
1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden
3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya seara sekaligus
tidak tertunda untuk menghindari inkonsistensi jawaban 4. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner bersifat mutlak, karena merupakan
rangkuman dari jawaban responden pada polling putaran pertama. PETUNJUK KHUSUS :
1.Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai 1, 2 atau 3 yang paling sesuai
menurut responden dengan cara sebagai berikut
: 1 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
2. Contoh : a. Jika Kemudahan Ditempuh Aksesbilitas Lokasi point 1 kurang penting daripada Pelayanan
Karyawan point B, maka nilai untuk kolom B pada baris 1 = 1
b. Jika Kemudahan Ditempuh Aksesbilitas Lokasi point 1 sama penting dengan Peran Litbang