KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H a diterima, yaitu pada daerah urban community atau perkotaan terdapat hubungan antara usia perempuan pada pernikahan pertama dengan tingkat pendidikan, namun hubungan tersebut rendah. Sedangkan 53,06 perempuan yang menikah kurang dari 21 tahun menikah karena Married by Accident. Dilihat dari mayoritas pendidikan terakhir responden adalah SMA dan sederajatnya, dan usia pernikahan pertama pada daerah Kecamatan Pamulang mayoritas berusia 22-28 tahun. Hal ini sesuai dengan teori modernisasi yang dicetuskan oleh Goode pada tahun 1963, yang menyatakan bahwa Perempuan yang tinggal di daerah perkotaan dan mengenyam pendidikan tinggi cenderung untuk menikah terlambat dibandingkan dengan di daerah pedesaan. Pada pasal 7 1 di atas disebutkan bahwa usia minimal pernikahan untuk pria adalah 19 tahun, dan untuk Perempuan adalah 16 tahun, Undang-undang pernikahan tersebut dipandang sangat pro terhadap pernikahan dini. Padahal pemerintah sendiri tengah menyusun undang- undang wajib belajar 12 tahun, atau hingga lulus SMU, yang sangat bertentangan dengan peraturan sekolah di Indonesia yang tidak memperbolehkan muridnya untuk hamil. Undang-undang ini juga kontradiksi dengan peraturan pemerintah No 9 tahun 1975 pada pasal 6 ayat ke-2 poin ke-3 yaitu, surat izin tertulis dari pengadilan apabila salah satu calon pengantin, atau keduanya belum mencapai usia 21 tahun. Peraturan pemerintah tersebut hanya dianggap sebagai pelengkap, karena undang-undang pernikahan menetapkan usia 16 dan 19 lah batas minimum pernikahan. Hal ini juga menjadi kontradiksi karena undang-undang perlindungan anak menyebutkan bahwa yang disebut sebagai anak adalah yang berusia kurang dari 18 tahun hingga yang masih berada dalam kandungan, dan anak merupakan tanggung jawab dari orang tua. UNICEF sendiri berpendapat bahwa usia minimum untuk pernikahan pertama seorang anak adalah 18 tahun. Berdasarkan hal tersebut, pasal 71 dalam UU pernikahan haruslah diamati, dan direvisi oleh pemerintah.

B. SARAN