Teknik Pengumpulan Data Pengaruh penggunaan strategi mastery learning terhadap hasil belajar IPS siswa Mts Al-Khairiyah tegal parung jakarta selatan tahun ajaran 2014/2015

42 Mt = skor rata-rata dari skor total SDt = deviasi standar dari skor total p = proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. q = proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya. 40

2. Reliabilitas

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Ujian reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. 41 Salah satu syarat agar hasil ukur suatu tes dapat dipercaya ialah tes tersebut harus mempunyai reliabilitas yang memadai. Dalam buku ini reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi tanggapan dan reliabilitas konsistensi gabungan item. Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes atau instrumen yaitu: teknik test retest, teknik belah dua, dan teknik ekuivalen. 42 Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variable dan disusun dalam suatu kelompok kuisioner. Uji reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai alpha 0,60 maka reliable. Dengan rumus sebagai berikut : 40 Ibid., h. 112-113 41 Syofian siregar. Statistic Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta; PT Bumi Aksara, 2013. h; 87 42 Sudaryono, Gaguk Margono, dan Wardani Rahayu, op.cit., h.120 43 Keterangan : r = koefisien reliability instrument Cronbach alpha k = banyaknya pertanyaan = total varian butir pertanyaan = total varian 43 Rumus yang digunakan untuk menentukan reliabilitas pada tes obyektif adalah K-R.21 keterangan: r 11 = koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya soal butir soal M = Mean atau rata-rata skor soal yang valid S = Simpangan baku Untuk menginterpretasikan besarnya r 11 r 11 : 0,8 –1,0 reliabilitas sangat tinggi 0,6 –0,8 reliabilitas tinggi 0,4 –0,6 reliabilitas cukup 0,2 –0,4 reliabilitas rendah 0,0 –0,2 reliabilitas sangat jelek

3. Uji tingkat kesukaran

Taraf tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui kriteria tiap buti soal tergolong sukar, sedang, atau mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran difficult index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal 43 V. wiratna, sujarweni. Metodologi penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014. h: 85 44 itu terlalu sukar. Sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu mudah. 44 Untuk menentukan tingkat kesukaran suatu tes dapat digunakan rumus: keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar, JS = jumlah seluruh siswa peserta tes 45 Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah 46

4. Daya beda

Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan = mendiskriminasi antara testee yang berkemampuan tinggi =pandai, dengan testee yang kemampuan rendah =bodoh demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara testee yang kemampuan rendah untuk menjawab butir item tersebut sebagian besar tidak menjawab item dengan betul. Mengetahui daya pembeda itu penting sekali, sebab salah satu dasar yang dipegang untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya anggapan, bahwa kemampuan antara testee yang satu dengan testee yang lain itu berbeda-beda, dan bahwa butir-butir ite tes hasil belajar itu haruslah mampu 44 Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006. h.207 45 Ibid., h. 208 46 Ibid., hal. 210 45 memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan testee tersebut. Daya pembeda item itu dapat diketahui melalui atau dengan melihat besar kecilnya angka indek diskriminasi item. Angka indek diskriminasi item adalah sebuah angka atau bilangan yang menunjukan besar kecilnya daya pembeda discriminatory power yang dimiliki oleh sebutir item. 47 Untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok atas 33, kelompok bawah 33 dan sisanya adalah kelompok tengah. Rumus yang digunakan adalah : keterangan: D = daya pembeda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = B A J A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar J B = B B J B = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar kriteria, jika D bernilai: 0,00 –0,20 : soal jelek 0,40 –0,70 : soal baik 0,20 –0,40 : soal sedangcukup 0,70 –1,00 : soal baik sekali 48 Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi daya pembeda ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif -, tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. 49 47 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2009.Ed.1-9. h.385-387 48 Suharsimi Arikunto. Op.cit., h.213 49 Ibid., h.211