Framework Development to Measure Usability and Accessibility on the e-Government Websites of Indonesia Provinces

PENGEMBANGAN FRAMEWORK UNTUK MENGUKUR
USABILITY DAN ACCESSIBILITY PADA SITUS-SITUS WEB
E-GOVERNMENT PROVINSI DI INDONESIA

YUDITHA ICHSANI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

2

iii

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengembangan Framework
untuk Mengukur Usability dan Accessibility pada Situs-situs Web e-Government
Provinsi di Indonesia adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Oktober 2012

Yuditha Ichsani
NIM G651100321

iv

v

ABSTRACT
YUDITHA ICHSANI, Framework Development to Measure Usability and
Accessibility on the e-Government Websites of Indonesia Provinces. Under
direction of YANI NURHADRYANI and FIRMAN ARDIANSYAH
Every website includes government websites (province, city/county) should
be user friendly or easy to use by users of different abilities. Therefore, ease of use
factors on website for general user (known as usability) and for people with

disabilities (known as accessibility) are important to improve public services
quality effectively and efficiently. This paper conducted usability and accessibility
evaluation to 31 Indonesian provinces active websites. The usability evaluation
method of provinces websites is direct user observation method with 31
respondents and uses several parameters such as total time in seconds, total steps,
success level, respond time, and type of responder. The accessibility evaluation
was held on provinces websites by using Web Content Accessibility Guidelines
(WCAG) 2.0 standards. The result showed that in term of usability, Jambi
Province has the highest rank and Nusa Tenggara Barat Province has the lowest
rank. The evaluation also found that Indonesia province websites still have low
responsiveness due to the lack of feedback sent to answer the respondent’s
questions. In this paper, think out loud method also can be used to measure
respondent’s satisfaction and the evaluation result showed that all provinces
websites have negative responds dominantly. In term of accessibility, Jawa Barat
and DI Yogyakarta have the highest rank, Sumatera Utara and Sumatera Barat
have the lowest rank. The result of correlation test using Pearson Product Moment
shows that usability and accessibility evaluations have low correlation to each
other, its means that an accessible website cannot also be concluded as usable
website. The research recommends reducing submenus that should be clicked,
using dropdown form to open the main menus, and providing an effective search

engine in every web page, etc, to improve public services quality effectively and
efficiently. To improve accessibility performance, the recommendations are
provide and improve the facilities on WCAG 2.0 success criteria that cannot be
fulfilled yet based on the accessibility evaluation results.
Keywords: usability, accessibility, website, province, e-Government, WCAG 2.0,
correlation, QUIS, usability severity level, AChecker tool

vi

vii

RINGKASAN
YUDITHA ICHSANI. Pengembangan Framework untuk Mengukur Usability dan
Accessibility pada Situs-situs Web e-Government Provinsi di Indonesia.
Dibimbing oleh YANI NURHADRYANI dan FIRMAN ARDIANSYAH.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan framework guna
melakukan evaluasi usability dengan metode observasi usability terhadap
responden secara langsung pada situs web pemerintah e-Government provinsi di
Indonesia, melakukan evaluasi accessibility dengan standar Web Content
Accessibility Guidelines (WCAG) 2.0 pada situs web pemerintah provinsi di

Indonesia. Selain itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui korelasi
antara hasil evaluasi usability dengan hasil evaluasi accessibility situs web
provinsi di Indonesia, dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah provinsi
untuk meningkatkan performa usability dan accessibility situs web.
Tahap pengembangan framework untuk evaluasi usability bertujuan untuk
menghasilkan framework berupa 9 (sembilan) jenis skenario, yaitu Sejarah
(Skenario 1A), Motto (Skenario 1B), Visi dan Misi (Skenario 1C), Lambang
Daerah dan Artinya (Skenario 1D), dan Peta (Skenario 1E), Struktur Organisasi
(Skenario 2), Demografi (Skenario 3), Potensi Sumberdaya Alam (Skenario 4),
Peraturan Daerah (Skenario 5), APBD (Skenario 6), alamat e-mail (Skenario 7),
Buku Tamu (Skenario 8), dan Berita (Skenario 9). Selain itu, pada tahap ini
dihasilkan pula instrumen (kuesioner) terbaik untuk pelaksanaan evaluasi usability
setelah melakukan dua kali pilot test.
Pelaksanaan penelitian berikutnya terdiri atas evaluasi usability dan
evaluasi accessibility. Evaluasi usability dilaksanakan terhadap 31 situs web aktif
dari 33 provinsi di Indonesia. Pada saat penelitian berlangsung (Februari – Juni
2012), Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara tidak memiliki situs web
aktif. Sebanyak 31 orang responden dilibatkan untuk masing-masing
mengevaluasi dua situs web provinsi. Hasil evaluasi tersebut kemudian diolah
untuk dapat dilakukan penilaian terhadap lima parameter, yaitu jumlah waktu,

jumlah langkah, kesuksesan tugas (diterapkan pada seluruh skenario), waktu
respon balik, pihak pemberi respon (diterapkan pada Skenario 7 dan 8), dan
kepuasan responden (diterapkan pada setiap situs web). Hasil dari evaluasi
usability adalah skor performa usability situs web provinsi berdasarkan parameter
jumlah waktu, jumlah langkah, kesuksesan tugas, kelengkapan konten dan
kepuasan responden. Provinsi Jambi memperoleh skor tertinggi untuk kategori
usability, sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Barat memperoleh skor terendah.
Adapun pada penilaian Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) tahun
2012, Provinsi Jambi memperoleh peringkat ketujuh tingkat nasional.
Untuk parameter waktu respon pada pengiriman pesan ke alamat e-mail,
dari 47 pengiriman yang sukses ke 19 alamat e-mail yang tercantum pada situs
web provinsi, hanya lima situs web (DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta,
Bali dan Kalimantan Tengah) yang memberikan respon balik dalam jangka waktu
yang paling cepat adalah kurang dari satu hari (Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan
Bali) dan yang paling lama adalah 19 hari (DKI Jakarta), dengan pihak pemberi
respon staf pemerintah provinsi dan autoresponder. Pada pengiriman pesan ke
buku tamu, dari 38 pengiriman pesan yang berhasil, hanya enam provinsi
(Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Kepulauan

viii


Bangka Belitung, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan) yang memberikan respon
balik, baik berupa ditampilkannya pesan di situs web beserta tanggapannya atau
hanya ditampilkan dalam jangka waktu kurang dari satu hari hingga 5 hari.
Dengan kata lain tingkat responsivitas provinsi di Indonesia masih tergolong
rendah karena hanya sedikit yang memberi respon. Selain itu, terdapat provinsi
membutuhkan waktu cukup lama untuk menjawab pertanyaan atau merespon
masukan pengguna situs web. Parameter kepuasan responden menggunakan dua
jenis bentuk pertanyaan kepada responden, yaitu QUIS (Questionnaire for User
Interface Satisfaction) yang berisi 16 pertanyaan dengan rentang jawaban 0–9 dan
pertanyaan tunggal mengenai Kondisi Permasalahan Usability yang disesuaikan
dari Usability Severity Level. Berdasarkan hasil uji korelasi antara hasil rata-rata
QUIS dan rata-rata level permasalahan usability, dapat disimpulkan bahwa
keduanya memiliki korelasi yang lemah, nyata dan searah (r = 0.400, p = 0.026).
Dengan kata lain, jika hasil rata-rata QUIS semakin tinggi, maka tidak dapat
dipastikan kondisi permasalahan usability situs web tersebut semakin rendah.
Penelitian evaluasi accessibility menggunakan tool yang disebut dengan
AChecker yang memiliki beberapa standar WCAG 2.0. Standar WCAG 2.0
memiliki 57 success criteria, yaitu berdasarkan level A, AA dan AAA yang
diberikan skor masing-masing 1, 3 dan 5 sesuai dengan tingkat kesulitan untuk

memenuhi level tersebut. Level AAA adalah yang paling sulit dipenuhi, kemudian
diikuti oleh level AA dan A. Hasil evaluasi accessibility menunjukkan bahwa
situs web Provinsi Jawa Timur dan DI Yogyakarta memiliki skor tertinggi (15
poin), sedangkan Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat memiliki skor
terendah (0 poin). Apabila dikaitkan dengan hasil evaluasi usability, Provinsi
Jambi yang memperoleh skor usability tertinggi dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat yang memperoleh skor usability terendah ternyata memiliki skor
accessibility yang sama, yaitu sebesar 3 poin.
Korelasi yang diuji pada penelitian ini adalah uji keterkaitan antara dua
parameter penelitian, yaitu hasil evaluasi usability dan hasil evaluasi accessibility
menggunakan hipotesis H1: Terdapat korelasi yang nyata antara hasil evaluasi
usability dan hasil evaluasi accessibility. Berdasarkan uji korelasi antara
kelompok situs hasil evaluasi usability dan hasil evaluasi accessibility, diperoleh
hasil bahwa kedua kelompok tersebut memiliki korelasi yang lemah, tidak nyata
dan tidak searah (r = -0.244, p = 0.187). Dengan kata lain, apabila situs web
tergolong tidak memiliki masalah usability, maka tidak dapat dipastikan situs
tersebut juga tidak memiliki masalah accessibility, dan begitu pula sebaliknya.
Untuk meningkatkan efisiensi pencarian informasi atau meningkatkan
performa usability situs web, direkomendasikan untuk mengurangi jumlah
submenu yang harus di-klik untuk mencapai informasi tertentu, menggunakan

bentuk dropdown untuk membuka menu utama situs web, dan menyediakan
fasilitas mesin pencari yang efektif di setiap halaman situs web. Untuk
meningkatkan performa accessibility, direkomendasikan untuk menambah atau
memperbaiki fasilitas pada poin-poin success criteria WCAG 2.0 yang belum
terpenuhi berdasarkan hasil evaluasi accessibility. Adapun success criteria yang
dominan adalah menyediakan alternatif, caption, deskripsi audio, interpretasi
bahasa isyarat untuk seluruh media audio dan video.
Kata kunci: usability, accessibility, situs web, provinsi, WCAG 2.0, korelasi,
QUIS, usability severity level, AChecker tool

ix

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

x

xi

PENGEMBANGAN FRAMEWORK UNTUK MENGUKUR
USABILITY DAN ACCESSIBILITY PADA SITUS-SITUS WEB
E-GOVERNMENT PROVINSI DI INDONESIA

YUDITHA ICHSANI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Komputer pada
Program Studi Ilmu Komputer

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2012

xii

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc

xiii

PRAKATA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang telah dilaksanakan sejak
bulan Februari 2012 adalah interaksi manusia dan komputer, dengan judul
Pengembangan Framework untuk Mengukur Usability dan Accessibility pada
Situs-situs Web Provinsi di Indonesia.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam
bentuk apapun selama masa perkuliahan dan juga selama penyelesaian tesis ini,
antara lain:

1. Ibu Dr. Yani Nurhadryani, S.Si, MT dan Bapak Firman Ardiansyah,
S.Kom, M.Si selaku dosen-dosen pembimbing yang telah membimbing
dengan penuh keikhlasan dan kesabaran sejak awal penulisan proposal
sampai pada penulisan karya ilmiah ini.
2. Ibu Ir. Meuthia Rachmaniah, M.Sc selaku dosen penguji yang telah
memberi masukan dan arahan bagi perbaikan karya ilmiah ini.
3. Para dosen Program Studi Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor, yang telah memberikan wawasan dan pengetahuan yang
berharga bagi penulis.
4. Bapak Adrian Noor Ichsan Mamahit dan Ibu Setyari selaku orang tua
yang senantiasa berdoa, memberikan kasih sayang, semangat, pemikiran
dan dukungan yang sangat berharga dan tanpa pernah terputus kepada
penulis. Kepada adik tercinta, Andhina Ichsani, yang memberikan
semangat, do’a dan pemikirannya yang sangat dihargai penulis.
5. Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberi kesempatan
kepada penulis sebagai penerima beasiswa S2 penuh selama dua tahun.
6. Sahabat dan rekan-rekan seperjuangan, para mahasiswa pascasarjana
program reguler angkatan 12 (Mila, Prita, Ami, Bu Husna, Teh Kania, Bu
Anna, Mbak Dian, Mbak Yustin, Bu Sari, Gibtha, Bu Vera, Asep, Pak
Ilyas, Pak Kodar, Pak Fikri, Pak Andi, Pak Komar, Pak Irwan, Imam,

xiv

Safar, Pak Dedi, Mr. Ghani, dan Mbak Diana) yang telah bersedia
bersama-sama saling mendukung dan memberikan semangat, tenaga dan
pikiran dalam melaksanakan perkuliahan, penelitian dan penyelesaian
tugas akhir.
7. Para mahasiswa pascasarjana program reguler angkatan 11 dan 13 yang
telah membantu penulis baik dalam hal menyumbangkan saran, kritik,
tenaga maupun pikiran selama melaksanakan perkuliahan dan tugas akhir.
8. Ketiga puluh satu responden penelitian evaluasi usability yang sayangnya
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk membantu melaksanakan penelitian tersebut.
9. Para staf Program Studi Ilmu Komputer: Bapak Yadi, Bapak Ridwan, Mas
Irvan, Mas Ipul, Ibu Tiktik, Mbak Ira, Bapak Asep, Pak Pendi dan staf
lainnya yang telah bersedia membantu penyelesaian tugas akhir baik
dalam hal administratif maupun teknis.
10. Ibu Imas selaku staf bagian kerjasama dan staf sekolah pascasarjana
Institut Pertanian Bogor lainnya.
Penulis mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun guna
menyempurnakan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca, peneliti, dan pihak lainnya.

Bogor, Oktober 2012

Yuditha Ichsani

xv

RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Yuditha Ichsani dilahirkan di Jakarta pada
tanggal 9 Januari 1986 dari pasangan Adrian Noor Ichsan Mamahit dan Setyari.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dan memiliki seorang adik
perempuan bernama Andhina Ichsani. Pada tahun 2003 penulis lulus dari SMA
Negeri 47 Jakarta. Selanjutnya di tahun yang sama penulis diterima di Institut
Pertanian Bogor pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
(GMSK) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan berhasil
menyelesaikan pendidikan sarjananya pada tahun 2007. Pada tahun 2010, penulis
diterima sebagai mahasiswa pascasarjana pada Program Studi Ilmu Komputer di
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Sebelum melanjutkan pendidikan pascasarjana pada Departemen Ilmu
Komputer, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, penulis bekerja sebagai
staf akademik pada Program Internasional Teknik Informatika dan Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Adapun biaya studi selama menempuh pendidikan
pascasarjana seluruhnya dibiayai oleh Kementerian Agama Republik Indonesia
melalui jalur Beasiswa Bantuan Studi Tahun 2010.

xvi

xvii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................

xix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

xxi

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

xxiii

PENDAHULUAN .................................................................................
Latar Belakang ..............................................................................
Tujuan Penelitian ..........................................................................
Manfaat Penelitian ........................................................................
Ruang Lingkup Penelitian .............................................................

1
1
5
5
5

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
Usability ........................................................................................
Evaluasi Usability .........................................................................
Accessibility....................................................................................
Evaluasi Accessibility dengan WCAG 2.0 ....................................
e-Government Pemerintah Provinsi ..............................................
Penelitian Terdahulu .....................................................................

7
7
8
10
11
14
19

METODE PENELITIAN UMUM .........................................................
Diagram Alir Metode Penelitian ...................................................
Objek Penelitian ............................................................................

23
23
24

PENGEMBANGAN FRAMEWORK DAN EVALUASI USABILITY
PADA SITUS-SITUS WEB E-GOVERNMENT PROVINSI DI
INDONESIA ...........................................................................................
Abstract .........................................................................................
Pendahuluan ..................................................................................
Metode Penelitian ..........................................................................
Hasil dan Pembahasan ...................................................................
Simpulan dan Saran .......................................................................

25
25
25
26
40
85

PENGEMBANGAN FRAMEWORK DAN EVALUASI
ACCESSIBILITY PADA SITUS-SITUS WEB E-GOVERNMENT
PROVINSI DI INDONESIA .................................................................
Abstract .........................................................................................
Pendahuluan ..................................................................................
Metode Penelitian ..........................................................................
Hasil dan Pembahasan ...................................................................
Simpulan dan Saran .......................................................................

87
87
87
87
91
99

UJI KORELASI HASIL EVALUASI USABILITY DAN HASIL
EVALUASI ACCESSIBILITY ...............................................................

101

xviii

Abstract .........................................................................................
Pendahuluan .................................................................................
Metode Penelitian .........................................................................
Hasil dan Pembahasan ..................................................................
Simpulan dan Saran ......................................................................

101
101
102
103
105

PEMBAHASAN UMUM ......................................................................
Pengembangan Framework Evaluasi Usability ............................
Hasil Evaluasi Usability Situs-situs Web E-Government
Provinsi di Indonesia ....................................................................
Pengembangan Framework Evaluasi Usability ............................
Hasil Evaluasi Accessibility Situs-situs Web E-Government
Provinsi di Indonesia ....................................................................
Uji Korelasi Hasil Evaluasi Usability dan Evaluasi
Accessibility ..................................................................................
Rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi ...................................

107
107

119
119

SIMPULAN UMUM DAN SARAN .....................................................

121

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

123

LAMPIRAN ..........................................................................................

127

109
117
118

xix

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Ringkasan panduan WCAG 2.0 ......................................................

13

2

Contoh jenis tanggapan responden evaluasi usability untuk
metode think out loud ......................................................................

39

3

Hasil rekapitulasi karakteristik responden ......................................

41

4

Informasi tahun anggaran APBD yang dipublikasikan sampai
periode Juni 2012 ............................................................................

62

5

Predikat provinsi berdasarkan kebaruan berita atau artikel ............

70

6

Persentase kesuksesan tugas dan kelengkapan konten situs
web (total 13 konten) ......................................................................

71

7

Hasil respon balik skenario pengiriman pesan ke alamat e- mail ...

73

8

Hasil evaluasi respon balik skenario pengiriman pesan ke buku
tamu .................................................................................................

73

Pihak pemberi respon dan jenis respon pada pengiriman pesan
ke alamat e-mail (5 dari 27 situs web yang memiliki alamat
e-mail) ..............................................................................................

75

10 Pihak pemberi respon dan jenis respon pada pengiriman pesan
ke buku tamu (6 dari 21 situs web yang memiliki buku tamu) ........

76

11 Skor evaluasi usability ....................................................................

83

12 Skor evaluasi accessibility ..............................................................

94

13 Success criteria situs-situs web provinsi di Indonesia yang
ditampilkan pada AChecker tool ......................................................

95

14 Jumlah success criteria yang dapat dipenuhi pada evaluasi
accessibility .....................................................................................

98

15 Hasil uji korelasi parameter-parameter skor usability dengan
skor usability ...................................................................................

104

16 Daftar rata-rata jumlah waktu dan jumlah langkah untuk
seluruh skenario ..............................................................................

113

17 Daftar jumlah situs dan kesuksesan tugas untuk seluruh
skenario ...........................................................................................

114

9

xx

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Framework governance: dimensi horisontal dan vertikal ..............

15

2

Susunan organisasi pemerintahan provinsi .....................................

18

3

Diagram alir metode penelitian ......................................................

23

4

Kerangka kerja (framework) usability berdasarkan ISO 9241-11

26

5

Diagram alir pengembangan framework evaluasi usability ...........

27

6

Lingkungan pelaksanaan evaluasi usability ...................................

34

7

Rata-rata jumlah langkah pencarian sejarah provinsi .....................

44

8

Rata-rata jumlah waktu pencarian sejarah provinsi ........................

45

9

Rata-rata jumlah langkah pencarian motto provinsi .......................

46

10 Rata-rata jumlah waktu pencarian motto provinsi ..........................

47

11 Rata-rata jumlah langkah pencarian visi dan misi ..........................

48

12 Rata-rata jumlah waktu pencarian visi dan misi .............................

49

13 Rata-rata jumlah langkah pencarian lambang daerah dan
artinya .............................................................................................

50

14 Rata-rata jumlah waktu pencarian lambang daerah dan artinya .....

50

15 Rata-rata jumlah langkah pencarian peta provinsi .........................

51

16 Rata-rata jumlah waktu pencarian peta provinsi ............................

52

17 Rata-rata jumlah langkah pencarian struktur organisasi .................

53

18 Rata-rata jumlah waktu pencarian struktur organisasi ...................

54

19 Rata-rata jumlah langkah pencarian informasi demografi .............

55

20 Rata-rata jumlah waktu pencarian informasi demografi ................

56

21 Rata-rata jumlah langkah pencarian potensi sumber daya
alam ................................................................................................

57

22 Rata-rata jumlah waktu pencarian potensi sumber daya alam .......

57

xxi

23 Rata-rata jumlah langkah pencarian peraturan daerah ....................

59

24 Rata-rata jumlah waktu pencarian peraturan daerah .......................

59

25 Rata-rata jumlah langkah pencarian APBD ...................................

61

26 Rata-rata jumlah waktu pencarian APBD ......................................

61

27 Rata-rata jumlah langkah pengiriman pesan ke alamat e-mail ......

64

28 Rata-rata jumlah waktu pengiriman pesan ke alamat e-mail ..........

65

29 Rata-rata jumlah langkah pengiriman pesan ke buku tamu ............

67

30 Rata-rata jumlah waktu pengiriman pesan ke buku tamu ...............

68

31 Rata-rata jumlah langkah pencarian berita atau artikel yang
terakhir dipublikasi ..........................................................................

69

32 Rata-rata jumlah waktu pencarian berita atau artikel yang
terakhir dipublikasi ..........................................................................

69

33 Rata-rata skor questionnaire for user interface satisfaction
(QUIS) .............................................................................................

78

34 Rata-rata skor kondisi permasalahan usability situs web
provinsi ............................................................................................

80

35 Fasilitas memperbesar atau memperkecil ukuran huruf situs
web Provinsi Gorontalo ...................................................................

91

36 Antarmuka AChecker tool ...............................................................

93

xxii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1

Daftar situs web resmi provinsi di Indonesia .....................................

129

2

Daftar pertanyaan untuk pengiriman pesan ke alamat e-mail dan
buku tamu ..........................................................................................

130

3

Kuesioner evaluasi usability ..............................................................

135

4

Form pernyataan kesediaan direkam .................................................

137

5

Form data diri ....................................................................................

138

6

Form penilaian provinsi .....................................................................

141

7

Form questionnaire of user interface satisfaction (QUIS) ................

143

8

Karakteristik responden .....................................................................

145

9

Karakteristik responden pengguna internet .......................................

146

10 Daftar peraturan daerah yang dipublikasikan sampai periode Juni
2012 ...................................................................................................

149

11 Daftar nama fasilitas buku tamu atau sejenisnya ...............................

151

12 Daftar nama dinas komunikasi provinsi ............................................

152

13 Hasil uji korelasi skor QUIS dan skor kondisi usability menurut
responden ..........................................................................................

153

14 Hasil rekapitulasi ucapan dan ekspresi responden ............................

154

15 Skor normalisasi variabel jumlah langkah ........................................

156

16 Skor normalisasi variabel jumlah waktu ...........................................

157

17 Skor normalisasi variabel kesuksesan tugas ......................................

158

18 Skor normalisasi variabel kepuasan responden (QUIS) ....................

159

19 Skor normalisasi kelengkapan konten ...............................................

160

20 Total skor evaluasi usability ..............................................................

161

21 Daftar jumlah masalah accessibility pada setiap situs web provinsi
berdasarkan laporan AChecker tool ...................................................

162

xxiii

22 Hasil uji korelasi parameter-parameter dan skor hasil evaluasi
usability ..............................................................................................

167

23 Hasil uji korelasi skor hasil evaluasi usability dan skor hasil
evaluasi accessibility .........................................................................

168

24 Rekapitulasi hasil evaluasi usability dan accessibility ......................

169

25 Rekomendasi peningkatan performa accessibility ............................

171

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kemajuan teknologi situs web dewasa ini dalam menyajikan berbagai
kebutuhan informasi dan layanan digital bagi pengguna semakin beragam dan
inovatif. Namun pada kenyataannya, tidak semua situs web memenuhi prinsip
dasar seperti mudah diakses (accessible) dan mudah digunakan (usable).
Penerapan rancangan dan metode evaluasi situs web yang sesuai dapat membantu
memastikan terciptanya lebih banyak situs web yang usable dan accessible
(Leporini & Paterno 2003).
Landauer (1995) menyatakan bahwa terdapat penelitian mengenai
usability yang menyatakan bahwa suatu sistem yang dirancang dengan
mengikutsertakan pengujian usability, dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan
bagi pengguna untuk melakukan pembelajaran menjadi sekitar 25%. Rancangan
yang berfokus pada pengguna (user-centered design) pada umumnya dapat
mengurangi kesalahan atau error dalam interaksi pengguna sistem dari 5%
menjadi 1%. Pendekatan user-centered design (UCD) terdiri atas serangkaian
langkah, metode, dan alat yang dirancang untuk membantu pengembang dalam
menangani isu yang berkaitan dengan usability dalam merancang sistem interaktif
(Rauterberg 2003). Suatu antarmuka pengguna akan memiliki sekitar 40 error
yang dapat memperlambat pengguna dan mengakibatkan kesalahan jika tidak
menggunakan rancangan yang berfokus pada pengguna (Landauer 1995).
Demi membangun situs web yang baik, maka diperlukan pengetahuan
mengenai usability dan accessibility. Usability merupakan kemampuan pengguna
untuk menggunakan sesuatu dalam melaksanakan tugas dengan sukses. Seiring
dengan semakin berkembang dan semakin matangnya teknologi, maka teknologi
tersebut cenderung digunakan oleh pengguna yang semakin beragam pula.
Teknologi yang lebih maju, seperti situs web, telepon seluler, perangkat lunak,
dan barang-barang elektronik, memiliki suatu keprihatinan tersendiri karena
teknologi tersebut pada umumnya lebih rumit. Namun demikian, peningkatan
kompleksitas dan evolusi teknologi tidak berarti bahwa teknologi menjadi lebih
mudah untuk digunakan. Pada kenyataannya, teknologi tersebut menjadi lebih

2

sulit digunakan kalau kita tidak memperhatikan dengan seksama terhadap
pengalaman pengguna (Tullis & Albert 2008).
Dewasa

ini,

istilah

usability

seringkali

dianggap

sama

dengan

accessibility. Namun menurut Ma dan Zaphiris (2003), accessibility merupakan
sebuah himpunan bagian dari usability, di mana accessibility sendiri berarti
merancang suatu antarmuka yang tidak hanya efektif, efisien, dan mencapai
kepuasan pengguna, tetapi juga mencakup lebih banyak orang pada berbagai
situasi. Di lain pihak, Krug (2006) berpendapat bahwa suatu situs web tidak dapat
disebut sebagai situs web yang mudah digunakan (usable) jika tidak mudah
diakses (accessible).
Menurut Bevan et al. (2007), terdapat rintangan yang signifikan yang
menghambat sejumlah besar warga negara dalam menggunakan layanan
elektronik (e-Services) yang disediakan oleh situs web pemerintah dan komersial
secara efektif. Oleh karena itu, usability dan accessibility suatu layanan elektronik
harus diperbaiki sehingga lebih mudah digunakan dan diakses oleh masyarakat
dengan keterbatasan fisik, orang lanjut usia, dan kelompok masyarakat yang telah
berimigrasi dari satu negara ke negara lainnya atau dari satu budaya ke budaya
yang lainnya.
Pengembangan situs web (website) pemerintah daerah di Indonesia, baik
pada tingkat provinsi, kotamadya, ataupun kabupaten, telah dilaksanakan
berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi

Nasional

Pengembangan

e-Government

yang

bertujuan

untuk

meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Hal ini sejalan
dengan fungsi pemerintah sebagai sektor publik yang mempunyai tugas utama
menyelenggarakan pemerintahan yaitu melaksanakan proses pembuatan kebijakan
(perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik), serta menyelenggarakan
pelayanan publik (Zacher 2007).
Berdasarkan Blueprint Sistem Aplikasi e-Government yang diterbitkan
oleh Kemkominfo (2004), terdapat beberapa standar kebutuhan sistem aplikasi
yang harus dipenuhi oleh setiap sistem aplikasi e-Government, yang salah satunya
adalah user friendly atau menjamin bahwa sistem aplikasi akan mudah
dioperasikan dengan antarmuka pengguna yang lazim berlaku di pemerintahan

3

dan sesuai dengan kebiasaan bahasa dan budaya penggunanya. Untuk dapat
mewujudkan standar user-friendly oleh pemerintah daerah, diperlukan evaluasi
terhadap situs web pemerintah daerah dalam hal berbagai macam performa
antarmuka pengguna, seperti usability dan accessibility.
Penelitian mengenai usability dan accessibility terhadap situs web
pemerintah telah dilaksanakan di Malaysia yang membandingkan antara state
website dengan federal website dalam hal kecepatan dan jumlah tautan rusak
(broken links). Hasil penelitian tersebut ialah terdapat lebih banyak permasalahan
usability (kecepatan dan jumlah broken links) dan permasalahan accessibility pada
state website jika dibandingkan dengan federal website (Isa et al. 2011).
Penelitian selanjutnya dilakukan di Inggris oleh Ma dan Zaphiris (2003) yang
memeriksa apakah situs web e-Government Inggris memiliki peringkat yang
tinggi dalam hal accessibility dan usability, dan apakah kedua ukuran tersebut
saling berkorelasi atau tidak. Penelitian tersebut menemukan bahwa situs-situs
web e-Government Inggris memiliki peringkat yang relatif tinggi dalam hal
accessibility, dan hasil yang telah dianalisis menunjukkan bahwa suatu situs web
yang mudah digunakan (usable) tidak berarti juga mudah diakses (accessible), dan
begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan korelasi antara hasil evaluasi usability
dan hasil evaluasi accessibility tergolong rendah.
Di Indonesia, Suharko (2009) telah melaksanakan evaluasi penerapan
rekomendasi standar situs yang baik dari Kemkominfo pada situs e-Government
pemerintah daerah di Indonesia dengan mengacu pada rekomendasi dari
Kemkominfo dan untuk mengevaluasi komponen usability situs web tersebut
menggunakan standar WCAG 1.0. Hasil yang diperoleh ialah situs web yang
memiliki peringkat pertama untuk kategori Nasional adalah Provinsi Jawa
Tengah, kategori Provinsi adalah Jawa Tengah, dan kategori Kota/Kabupaten
adalah Kota Bandung dan Kabupaten Gresik.
Studi lain yang berkaitan dengan evaluasi situs web pemerintah Indonesia
telah dilakukan oleh Wahid (2008) bertujuan untuk mengevaluasi fokus dan
kualitas situs web pemerintah Indonesia. Sebanyak 456 kabupaten/kota seluruh
Indonesia telah dilibatkan dalam studi tersebut. Kriteria penilaian yang digunakan
diadopsi dengan beberapa penyesuaian dari kriteria yang dikembangkan oleh

4

Smith (2001) yang didasarkan pada kumpulan kriteria yang diajukan oleh
Eschenfelder et al. (1997). Hasilnya secara umum situs web pemerintah daerah
Indonesia lebih berfokus pada mempromosikan hubungan antara pemerintah dan
pebisnis, di mana layanan transaksional yang terbatas untuk sektor-sektor bisnis
telah tersedia, sementara efisiensi dan efektifitas dalam penyampaian layanan
umum tidak terlalu diprioritaskan. Kualitas situs web secara umum berada pada
level medium, baik dalam hal kualitas konten maupun dalam hal tingkat
kemudahan penggunaan situs web.
Berdasarkan latar belakang di atas, topik yang diambil pada penelitian ini
ialah mengenai framework untuk mengukur usability dan accessibility pada situs
web pemerintah daerah di Indonesia yang dikhususkan pada situs web provinsi
sebagai lembaga pemerintahan yang berkedudukan di bawah pemerintah pusat,
sehingga pertanyaan riset yang ingin dijawab ialah: Bagaimana performa situssitus web provinsi di Indonesia ditinjau dari segi usability dan accessibility?
Adapun metode yang digunakan pada evaluasi usability adalah observasi
pengguna yang mengakses suatu sistem atau situs web secara langsung
berdasarkan pada metode Mayhew (1999) di mana metode tersebut dianggap lebih
objektif dan efektif daripada hanya melakukan suatu demonstrasi sistem atau situs
web dan meminta umpan balik dari pengguna secara subjektif.
Untuk mempermudah pelaksanaan observasi, dikembangkan beberapa
skenario yang meminta sejumlah pengguna untuk mengerjakan beberapa tugas
tertentu. Penelitian ini menggunakan skenario yang mengakses informasi
berdasarkan konten minimal yang harus ada pada situs web pemerintah daerah
(Kemkominfo 2003), ditambah dengan konten APBD, alamat e-mail dan berita
atau artikel yang terakhir dipublikasikan di situs web. Konten minimal tersebut
antara lain Selayang Pandang, Pemerintahan Daerah, Geografi, Peta Wilayah dan
Sumberdaya, Peraturan atau Kebijakan Daerah, dan Buku Tamu.
Metode yang digunakan pada evaluasi accessibility ialah standar Web
Content Accessibility Guidelines (WCAG) 2.0 yang diterbitkan oleh World Wide
Web Consortium (W3C), yaitu suatu lembaga yang menerbitkan standar-standar
internasional. Kedua metode evaluasi tersebut diharapkan dapat menghasilkan
rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi usability dan accessibility agar menjadi

5

masukan bagi pemerintah provinsi yang bersangkutan dalam meningkatkan
performa situs webnya di kemudian hari.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Mengembangkan framework untuk evaluasi usability dan accessibility pada
situs web e-Government provinsi di Indonesia,
2. Melakukan evaluasi usability dengan metode observasi terhadap responden
secara langsung pada situs web e-Government provinsi di Indonesia,
3. Melakukan evaluasi accessibility dengan standar Web Content Accessibility
Guidelines (WCAG) 2.0 pada situs web e-Government provinsi di Indonesia,
4. Mengetahui korelasi antara hasil evaluasi usability dengan hasil evaluasi
accessibility situs web e-Government provinsi di Indonesia, dan
5. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah provinsi untuk meningkatkan
performa usability dan accessibility.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa dihasilkannya
framework mengenai evaluasi usability dan accessibility terhadap situs web
provinsi di Indonesia agar dapat dilakukan upaya-upaya strategis oleh pemerintah
provinsi yang bersangkutan dalam meningkatkan performa situs webnya terutama
dari segi usability dan accessibility.

Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup penelitian yang dilakukan meliputi evaluasi usability dengan
metode observasi responden yang diadaptasi dari Mayhew (1999) dalam
mengakses informasi Selayang Pandang, Struktur Organisasi, Demografi, Potensi
Sumberdaya Alam, Peraturan Daerah (Perda), APBD, Buku Tamu, Alamat e-Mail
dan Berita, serta melakukan evaluasi accessibility menggunakan standar WCAG
2.0 pada seluruh situs web provinsi di Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA
Usability
Terdapat

beberapa

definisi

mengenai

usability.

Definsi

pertama

disampaikan oleh International Standards Organization (ISO 9241-11) yang
mendefinisikan usability sebagai ‘‘sejauh mana suatu produk dapat digunakan
oleh pengguna tertentu untuk memperoleh tujuan tertentu dengan efektifitas,
efisiensi, dan kepuasan dalam konteks penggunaan.’’ Selanjutnya Usability
Professionals Association (UPA), memberikan definisi usability yang lebih
berfokus kepada proses pengembangan produk, yaitu ‘‘Usability adalah suatu
pendekatan terhadap pengembangan produk yang menggabungkan umpan balik
pengguna melalui siklus pengembangan untuk mengurangi biaya dan menciptakan
produk dan alat yang memenuhi kebutuhan pengguna.’’ Definisi berikutnya
dikemukakan oleh Krug (2000), yakni ‘‘Usability berarti memastikan bahwa
sesuatu bekerja dengan baik untuk tujuan tertentu tanpa membuat penggunanya
menjadi putus asa’’ (Tullis & Albert 2008).
Menurut Tullis dan Albert (2008), berbagai macam definisi usability
tersebut memiliki tiga tema yang serupa, yaitu adanya keterlibatan seorang
pengguna, pengguna melakukan suatu pekerjaan, dan pengguna melakukan
sesuatu dengan adanya produk, sistem atau hal lain. Beberapa orang juga
membedakan antara istilah usability dan pengalaman pengguna (user experience).
Usability biasanya mempertimbangkan kemampuan pengguna untuk
menggunakan sesuatu agar dapat melaksanakan tugas dengan sukses, sedangkan
user experience memiliki pandangan yang lebih luas, melihat kepada keseluruhan
interaksi individual dengan sesuatu hal tersebut, seperti pikiran, perasaan, dan
persepsi yang dihasilkan dari interaksi tersebut. Oleh karena itu, pada saat
dibicarakan mengenai ‘‘pengukuran usability,’’ maka akan benar-benar melihat
pada keseluruhan user experience yang dialami.
Permasalahan terbesar yang dihadapi bidang usability saat ini adalah
bagaimana cara meningkatkan performanya secara masif, sehingga dapat
mempengaruhi perancang antarmuka pengguna di seluruh dunia. Namun,
seberapa besarkah tantangan yang akan dihadapi dalam bidang antarmuka

8

pengguna? Pada bulan November 2005, terdapat 75 juta situs web di Internet.
Selain itu, terdapat 30 juta intranet di dalam firewall perusahaan. Dengan
demikian, terdapat lebih dari 100 juta desain antarmuka pengguna hanya dalam
ruang online. Namun di lain pihak, terdapat sekitar 70 juta desain antarmuka
pengguna profesional di dunia yang ditujukan untuk melayani pelanggan bisnis,
badan pemerintah, atau organisasi nirlaba. Apabila antarmuka pengguna yang
dibangun tidak memiliki performa usability yang baik, maka banyak biaya yang
akan dikeluarkan oleh pengembang situs web tersebut (Nielsen 2005).
Berdasarkan hal-hal di atas, dapat diketahui bahwa usability merupakan
salah satu parameter penting yang menentukan keberhasilan situs web dalam
meningkatkan keberhasilan akses oleh pengguna, serta dapat meningkatkan
efisiensi biaya pembangunan suatu situs web. Dengan demikian, penelitian
mengenai usability diharapkan akan dapat memenuhi tantangan untuk
meningkatkan performa situs web secara masif dan signifikan.

Evaluasi Usability
Menurut Preece et al. (2002), proses evaluasi terdiri dari dua jenis.
Pertama, evaluasi yang dilakukan selama perancangan untuk memeriksa apakah
produk telah memenuhi kebutuhan konsumen yang disebut dengan evaluasi
formatif (formative evaluations). Kedua, evaluasi yang dilakukan untuk menilai
kesuksesan produk yang telah selesai dikembangkan, seperti produk yang telah
memuaskan bagi agen sponsor atau untuk memeriksa apakah standar yang
digunakan telah dipenuhi. Evaluasi ini disebut sebagai evaluasi akhir (summative
evaluations). Adapun setiap proses evaluasi memainkan peranan kunci dalam
memfasilitasi pemahaman antara pengembang produk dengan penggunanya.
Menurut Nielsen (1993), usability pada umumnya diukur dengan
melibatkan sejumlah pengguna yang dipilih sebagai perwakilan dari pengguna
sesungguhnya.

Pengguna

tersebut

akan

menggunakan

sistem

untuk

menyelenggarakan serangkaian tugas khusus, meskipun sistem tersebut juga dapat
diukur dengan melibatkan pengguna sesungguhnya di lapangan untuk melakukan
tugas apapun yang memang sedang mereka lakukan. Pada kasus tersebut poin
pentingnya adalah bahwa usability dievaluasi relatif hanya pada pengguna tertentu

9

dan tugas tertentu. Hal ini juga menjadi perhatian tertentu dimana sistem yang
sama dapat diukur sebagai sistem dengan karakteristik usability yang berbeda jika
digunakan oleh pengguna yang berbeda untuk tugas yang berbeda pula.
Suatu evaluasi antarmuka dapat dilaksanakan pada dunia nyata atau
kondisi yang terkontrol. Pengukuran performa berasal dari tugas-tugas spesifik
yang dilakukan oleh pengguna, dan hasilnya dibandingkan dengan tujuan kinerja
yang didefinisikan sebelumnya. Evaluator juga mengumpulkan data pada
permasalahan yang muncul. Kondisi kesalahan atau error, kebingungan, frustrasi,
dan komplain yang ditemui pada saat evaluasi selanjutnya dapat didiskusikan
dengan pengguna. Evaluasi tersebut juga bermanfaat agar pengguna dapat
membicarakan secara jelas apa yang mereka sedang lakukan. Kegagalan dalam
mencapai tujuan desain usability akan mengindikasikan perlu adanya proses
desain ulang. Keuntungan yang diperoleh dengan melakukan evaluasi usability
ialah pengujian tersebut menggunakan lingkungan kerja yang realistis. Tugas
yang dilaksanakan dalam latar kerja aktual, apakah pada suatu laboratorium
usability atau kondisi terkontrol lainnya. Evaluasi usability dapat mengidentifikasi
permasalahan serius dengan menghindari item-item yang prioritasnya rendah
(Galitz 2002).
Adapun kerugian yang dapat menjadi permasalahan paling serius pada
evaluasi usability adalah biaya tinggi yang dibutuhkan untuk mempersiapkan
fasilitas pengujian. Pelaksanaan evaluasi usability yang efektif membutuhkan
seorang penyelenggara evaluasi dengan keahlian antarmuka pengguna. Evaluasi
usability juga menekankan pada penggunaan sistem untuk pertama kalinya, serta
pengumpulan data yang memperhatikan penggunaan suatu sistem oleh pengguna
yang berpengalaman. Pengujian ini juga kurang cocok untuk mendeteksi
permasalahan dengan konsistensi tertentu.
Skenario tugas untuk memenuhi tujuan pengujian secara memadai
haruslah diidentifikasi dan dikembangkan. Idealnya, keseluruhan sistem akan
diuji, namun waktu dan biaya seringkali membatasi pekerjaan yang dapat
dilakukan. Jika terdapat kendala waktu dan biaya, maka diperlukan kandidat yang
baik untuk pengujian meliputi tugas pengguna yang paling penting dan paling
representatif. Sebaiknya selalu dilakukan uji fungsi atau fitur dimana landasan

10

desainnya tidak sekuat yang diinginkan. Fitur-fitur ini merupakan fitur dimana
masalah pertukaran (trade-off) tidak terlihat jelas, tidak secara kuat mengacu pada
satu alternatif desain dari beberapa desain lain yang mungkin digunakan.
Setelah mempersiapkan skenario tugas, skenario tersebut diuji coba dan
diperbaiki jika diperlukan. Perlu dipastikan bahwa skenario tersebut ditulis
dengan jelas dan mampu dilaksanakan dalam waktu evaluasi yang telah
dialokasikan. Sebuah laboratorium khusus dapat dibangun, kemudian pengguna
melaksanakan tugas yang telah dirancang di dalam laboratorium tersebut.
Pengguna selanjutnya diobservasi dan hasilnya diukur dan dievaluasi untuk
membangun usability suatu produk. Pengujian usability menampilkan apa
sebenarnya mereka lakukan, bukan apa yang mereka pikir mereka lakukan.
Skenario yang sama dapat disajikan kepada pengguna yang berbeda-beda, dengan
menyediakan data perbandingan dari beberapa jenis pengguna (Galitz 2002).
Berdasarkan pada hal-hal di atas, dapat diketahui bahwa pengujian
usability situs web dapat dilakukan dengan cara observasi responden dalam
ruangan yang terkontrol dengan melaksanakan tugas-tugas tertentu. Pengujian
tersebut dimaksudkan untuk dapat mengetahui secara langsung permasalahan apa
saja yang ditemui oleh pengguna situs web tersebut dalam mengakses informasi.

Accessibility
Situs web sudah seharusnya didesain dengan memastikan bahwa siapa
saja, termasuk pengguna yang memiliki kesulitan melihat, mendengar, dan
melakukan gerakan halus dapat menggunakannya. Secara umum, hal ini berarti
memastikan bahwa situs web dapat memfasilitasi penggunaan teknologi bantuan
(assistive

technology)

yang

umum

digunakan.

Beberapa

permasalahan

accessibility utama yang perlu diperhatikan meliputi:
a. Menyediakan format text equivalent untuk elemen yang bukan teks;
b. Memastikan bahwa script yang digunakan mendukung accessibility situs
web;
c. Menyediakan judul-judul pada kerangka situs web;
d. Memudahkan pengguna melewati tautan navigasi yang berulang-ulang;

11

e. Memastikan

bahwa

plug-ins

dan

applets

memenuhi

kebutuhan

accessibility; dan
f. Mensinkronisasi seluruh elemen multimedia.
Apabila tidak mungkin untuk memastikan bahwa seluruh halaman situs web dapat
diakses dengan mudah, para perancang situs web harus menyediakan informasi
yang serupa untuk memastikan bahwa seluruh pengguna memiliki akses yang
sama terhadap seluruh informasi (USDHHS 2004).
Accessibility dalam arti umum berarti suatu sistem harus dirancang agar
mudah digunakan oleh kondisi masyarakat yang sangat beragam, atau pada
dasarnya siapa saja yang bermaksud menggunakan sistem tersebut. Dalam arti
yang lebih sempit, accessibility dapat didefinisikan sebagai penyediaan akses
yang mudah terhadap suatu sistem untuk masyarakat dengan keterbatasan fisik
(disabilities). Adapun tujuan desain dalam menciptakan accessibility bagi
pengguna dengan keterbatasan fisik antara lain (Galitz 2002):
a. Meminimalkan semua rintangan yang membuat suatu sistem sulit atau
tidak mungkin digunakan, dan
b. Menyediakan kesesuaian dengan menginstal keperluan accessibility.
Telah banyak pemerintah negara yang telah menerbitkan Peraturan
Perundang-undangan yang mewajibkan para pemberi kerja untuk menyediakan
bantuan yang layak bagi para pekerja dengan keterbatasan fisik. Sebagai contoh di
Amerika Serikat terdapat sebuah perundang-undangan dengan tujuan tersebut,
yaitu Undang-undang Warga Negara Amerika dengan Keterbatasan Fisik (the
Americans with Disabilities Act). Rancangan sistem yang mudah diakses
selanjutnya diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun dengan
keterbatasan fisik yang sulit mengakses teknologi komputer (Galitz 2002).

Evaluasi Acc