Metode titrasi Iodin Titrasi Langsung

asam askorbat sudah mereduksi 2,6-diklorofenol indofenol maka kelebihan 2,6-diklorofenol indofenol sedikit saja sudah akan terlihat terjadinya warna merah merah muda. Sudarmadji, 1989 Titrasi vitamin C harus dilakukan dengan cepat karena banyak factor yang menyebabkan oksidasi vitamin C misalnya pada saat penyiapan sampel atau penggilingan. Oksidasi ini dapat dicegah dengan menggunakan asam metaposfat, asam asetat, asam trikloro asetat dan asam oksalat. Penggunaan asam-asam kuat diatas juga berguna untuk mengurangi oksidasi vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi yang terdapat dalam jaringan tanaman. Selain itu larutan asam metaposfat-asetat juga berguna untuk panagn yang mengandungprotein karena asam metaposfat dapat memisahkan vitamin C yang terikat dengan protein. Suasana larutan yang asam akan memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dalam suasana netral atau basa. Anderwulan, . 1992 Metode ini pada saat sekarang merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar vitamin C dalam bahan pangan. Metode ini lebih baik dibandingkan dengan metode iodimetri karena zat pereduksi lain tidak mengganggu penetapan kadar vitamin C. reaksinya berjalan kuantitatif dan praktis sfesifik untuk larutan asam askorbat pada pH 1-3,5.

2.6.3 Metode titrasi Iodin

Kandungan vitamin C dalam larutan murni dapat ditentukan secara titrasi menggunakan larutan 0,01 N Iodin. Metode ini tidak efektif dalam mengukur kandungan asam askorbat dalam bahan pangan, karena adanya komponen lain selain vitamin C yang juga bersifat pereduksi. Senyawa-senyawa tersebut mempunyai warna titik akhir titrasi yang sama dengan warna titik akhir titrasi asam askorbat dengan iodin. Andarwulan, 1992 Iodin akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dimana dalam hal ini potensial reduksi iodin +0,535 volt, karena vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil +0,116 volt dibandingkan iodin sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodin. Anderwulan, 1992 ; Rohman, 2007 Deteksi titik akhir titrasi pada iodin ini dilakukan dengan menggunakan indicator amilium yang akan memberikan warna biru kehitaman pada saat tercapainya titik akhir titrasi. Rohman, 2007 Menurut Anderwulan 1992 metode iodin tidak efektif untuk mengukur kandungan vitamin C dalam bahan panagan karena adanya komponen lain selain vitamin C yang juga bersifat pereduksi.

2.6.4 Titrasi Langsung

Larutan standart yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosulfate. Garam ini biasanya berbentuk pentahidrat Na 2 S 2 O 3 .5H 2 Titrasi tidak langsung merupakan titrasi dimana Na O larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbang secara langsung. Tetapi harus distandarisasi.Ion Iodin merupakan oksidator lemah, sedangkan ion iodide merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat.Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan dengan pembebasan iodium yang kemudia dititrasi dengan larutan natrium thiosulfate. Day Underwood, 1981 2 S 2 O 3 sebagai titran. Analat harus berbentuk sebagai oksidator yang cukup kuat, karena dalam metode ini analat selalu direduksi dengan KI sehingga terjadi I 2 , lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3. Amilum dengan I 2 membentuk suatu kompleks berwarna biru tua yang masih sangat jelas sekalipun I 2

2.6.5 Metode polarografik