45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Seni lukis gaya Keliki seperti yang bisa kita lihat saat ini, merupakan kelanjutan dari seni lukis sebelumnya yang sudah pernah berkembang cukup pesat
di Ubud yang lebih dikenal dengan seni lukis
Pitamaha
atau seni lukis gaya Ubud. Seni lukis gaya Keliki mengadopsi berbagai gaya seni lukis antara lain seni lukis
gaya Ubud dan Batuan. Hal ini bisa dimengerti karena beberapa pelukis yang ada Desa Keliki sebelum mengembangkan seni lukis gaya Keliki, mereka sudah
pernah belajar melukis gaya Ubud dan Batuan. Tokoh-tokoh pelukis gaya Keliki antara lain : I Wayan Sana, I Wayan Jiwa, Gede Astawa, Sang Ketut Mandra
Dolit, I Made Berata, I Nyoman Surana, I Wayan Gama, I Nyoman Lodra dan beberapa generasi muda lainnya di Desa Keliki.
Seni lukis gaya Keliki bisa dikategorikan sebagai produk budaya populer karena diproduksi secara masal untuk memenuhi pesanan, sehingga muatan
estetika yang ada di dalamnya mengikuti selera pasar pariwisata, yang keberadaannya dewasa ini pasang surut. Seni lukis populer gaya Keliki memiliki
karakter dan sifat-sifat tertentu yang memberikan kesan khas pada karya seni lukis bersangkutan, bisa dilihat secara visual dalam wujud karya seni lukis. Teknik
yang diterapkan adalah teknik basah dengan cat air di atas media kertas mengikuti proses penciptaan seni lukis Bali modern. Keunikan dari seni lukis gaya Keliki
terlihat dari tampilan ukurannya, yakni memiliki ukuran yang relatif kecil dari
46 ukuran lukisan pada umumnya, sehingga dikenal dengan istilah lukisan mini atau
lukisan “
postcard
”, yang menjadi kekhasan seni lukis gaya Keliki. Kreativitas para pelukis Keliki dalam menjaga eksistensi seni lukis gaya
Keliki sangat membanggakan, seolah-olah mereka tidak pernah jemu melukis, dalam upaya mencari berbagai terobosan baru yang memiliki motivasi untuk
mengembangkan seni lukis gaya Keliki yang sudah dikenal oleh berbagai
kalangan.
5.2 Saran