Hasil Analisis Kadar Bioethanol pada Proses Fermentasi Perbandingan 1:5

38 sama, penambahan Bacillus sebesar 7,5 adalah pati yang tersisa berada pada titik terendah yaitu 7,13. Pati sisa pada perbandingan 1:5 lebih baik dari 1:3 disebabkan karena terlalu pekatnya bahan baku di perbandingan 1:3, dengan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan menyebabkan bakteri sulit untuk berkembang dan bekerja secara optimum untuk menguraikan pati.

4.2.2. Hasil Analisis Kadar Bioethanol pada Proses Fermentasi Perbandingan 1:5

Gambar 4.5. Pengaruh waktu fermentasi terhadap bioethanol, 2 hari hidrolisa Berdasarkan Gambar 4.5, terlihat bahwa semakin lama waktu fermentasi kadar bioethanol yang diperoleh semakin meningkat dan pada suatu saat kadar bioethanol akan konstan, hal ini disebabkan karena kehidupan mikroorganisme Saccarhomyces berbentuk logaritmik. Pada waktu fermentasi yang sama, Penambahan Saccarhomyces sebesar 7,5 menghasilkan kadar bioethanol yang terbesar yaitu 5,85 dengan yield 26,88. Karena pada Saccarhomyces yang rendah, mengakibatkan terurainya glukosa menjadi bioethanol kecil karena jumlah glukosa yang besar. Pada konsentrasi Saccarhomyces yang tinggi dengan jumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 39 glukosa yang tertentu mengakibatkan Saccarhomyces mengalami kematian karena kekurangan glukosa. Gambar 4.6. Pengaruh waktu fermentasi terhadap bioethanol, 4 hari hidrolisa Berdasarkan Gambar 4.6, terlihat bahwa semakin lama waktu fermentasi kadar bioethanol yang diperoleh semakin meningkat dan pada suatu saat kadar bioethanol akan konstan, hal ini disebabkan karena kehidupan mikroorganisme Saccarhomyces berbentuk logaritmik. Pada waktu fermentasi yang sama, Penambahan Saccarhomyces sebesar 7,5 menghasilkan kadar bioethanol yang terbesar yaitu 5,99 dengan yield 27,53. Karena pada Saccarhomyces yang rendah, mengakibatkan terurainya glukosa menjadi bioethanol kecil karena jumlah glukosa yang besar. Pada konsentrasi Saccarhomyces yang tinggi dengan jumlah glukosa yang tertentu mengakibatkan Saccarhomyces mengalami kematian karena kekurangan glukosa. Hasil pada gambar 4.6 lebih baik daripada gambar 4.5 dikarenakan jumlah dari kadar glukosa hasil hidrolisa lebih tinggi pada 4 hari hidrolisa sehingga kadar bioethanol yang dihasilkan lebih besar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40 Gambar 4.7. Pengaruh waktu fermentasi terhadap bioethanol, 6 hari hidrolisa Berdasarkan Gambar 4.7, terlihat bahwa semakin lama waktu fermentasi kadar bioethanol yang diperoleh semakin meningkat dan pada suatu saat kadar bioethanol akan konstan, hal ini disebabkan karena kehidupan mikroorganisme Saccarhomyces berbentuk logaritmik. Pada waktu fermentasi yang sama, Penambahan Saccarhomyces sebesar 7,5 menghasilkan bioethanol yang terbesar yaitu 6,14 dengan 28,22. Karena pada Saccarhomyces yang rendah, mengakibatkan terurainya glukosa menjadi bioethanol kecil karena jumlah glukosa yang besar. Pada konsentrasi Saccarhomyces yang tinggi dengan jumlah glukosa yang tertentu mengakibatkan Saccarhomyces mengalami kematian karena kekurangan glukosa. Hasil pada gambar 4.7 lebih baik daripada gambar 4.5 dan gambar 4.6 dikarenakan jumlah dari kadar glukosa hasil hidrolisa tertinggi pada 6 hari hidrolisa sehingga kadar bioethanol yang dihasilkan paling optimum. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN