70
pemberian obat apabila ingin dikombinasi untuk mengurangi terjadinya kejadian interaksi obat. Pasien harus dimonitoring selama penggunaan kombinasi obat.
Kategori signifikansi klinis 3 yaitu kombinasi obat memberikan risiko yang kecil, memiliki manfaat yang lebih banyak daripada risiko yang ditimbulkan
serta pasien harus dimonitoring selama penggunaan obat Hasten and Horn, 2002.
6. Mekanisme dan efek interaksi obat antara obat antihipertensi dengan
obat antihipertensi, obat antihipertensi dengan obat lain dan obat lain dengan obat lain
Jenis interaksi obat farmakokinetik dan farmakodinamik memiliki perbedaan dalam hal mekanisme terjadinya interaksi dan efek yang ditimbulkan
akibat adanya interaksi tersebut. Pembahasan mengenai mekanisme terjadinya interaksi dan efek yang ditimbulkan akibat adanya interaksi antara obat
antinipertensi dengan obat antihipertensi, obat antihipertensi dengan obat lain dan obat lain dengan obat lain mengacu pada literatur Tatro 2007, Baxter 2010,
Chelmow et al., 2014 dan Hasten and Horn 2002 dan dapat dilihat pada Tabel XV, XVI dan XVII di bawah ini.
38
Tabel XV. Mekanisme dan efek interaksi obat anatara obat antihipertensi dengan obat antihipertensi pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Desember 2013 berdasarkan kajian
literatur No
Obat antihipertensi
Obat antihipertensi
Mekanisme dan efek interaksi obat
Jenis interaksi obat
Kategori signifikansi
klinis Jumlah
interaksi obat
Managemen
1 Klonidin
Diltiazem Penggunaan bersamaan
mengakibatkan bradikardi Chelmow et
al
, 2014 Interaksi
farmakodinamik yaitu aditif
Chelmow et al, 2014
Kategori signifikansi
klinis serius Chelmow et
al
, 2014 1
Melakukan pemantauan denyut jantung dan tekanan darah pada
pasien Baxter, 2010.
2 Irbesatan
Furosemid 1.
Irbesartan meningkatkan kadar
serum kalium sedangkan furosemid
menurunkan kadar kalium serum
Chelmow et al., 2014
Interaksi farmakodinamik
yaitu aditif Baxter, 2010
dan Chelmow et al
, 2014 Kategori
signifikansi klinis
signifikan Chelmow et
al
., 2014 5
1. Melakukan modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat serta melakukan pengecekan
kadar serum kalium Baxter, 2010.
2. Penggunaan
bersamaan mengakibatkan
penurunan tekanan darah Baxter, 2010
2. Melakukan pemantauan
tekanan darah pasien Baxter, 2010.
71
72
3 Irbesartan
HCT 1.
Irbesartan meningkatkan kadar
kalium serum dan HCT menurunkan
kadar kalium serum Chelmow et al.,
2014. Interaksi
farmakodinamik yaitu aditif
Chelmow et al
., 2014 dan Baxter, 2010.
Kategori signifikansi
klinis signifikan
Chelmow et al
., 2014 1
1. Melakukan modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat serta melakukan pengecekan
kadar serum kalium Baxter, 2010.
2. Pengunaan
bersamaan mengakibatkan
penurunan tekanan darah Baxter, 2010
2. Melakukan pemantauan
tekanan darah pasien Baxter, 2010.
4 Valsartan
Furosemid 1.
Valsartan meningkatkan kadar
serum kalium dan furosemid
menurunkan kadar kalium serum
Chelmow et al., 2014.
Interaksi farmakodinamik
yaitu aditif Chelmow et
al
., 2014 dan Baxter, 2010.
Kategori signifikansi
klinis signifikan
Chelmow et al
., 2014 3
1. Melakukan modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat serta melakukan pengecekan
kadar serum kalium Baxter, 2010.
2. Pengunaan bersamaan
mengakibatkan penurunan tekanan
darah Baxter, 2010. 2.
Melakukan pemantauan tekanan darah pasien
Baxter, 2010.
72
73
5 Micardis
Furosemid 1.
Micardis meningkatkan kadar
serum kalium dan furosemid
menurunkan kadar kalium serum
Chelmow et al., 2014.
Interaksi farmakodinamik
yaitu aditif Chelmow et
al
., 2014 dan Baxter, 2010.
Kategori signifikansi
klinis signifikan
Chelmow et al
., 2014. 1
1. Melakukan modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat serta melakukan
pengecekan kadar serum kalium Baxter, 2010.
2. Penggunaan
bersamaan menyebabkan
penurunan tekanan darah Baxter, 2010
2. Melakukan pemantauan
tekanan darah pasien Baxter, 2010.
73
74
6 Captopril
Furosemid Meningkatkan efek
antihipertensi serta adanya risiko terjadi
hipotensi akut sehingga bisa menyebabkan
hiperkalemia Chelmow et al
., 2014 dan Hasten and Horn,
2002. Interaksi
farmakodinamik yaitu sinergisme
Chelmow et al
., 2014 Kategori
signifikansi klinis
signifikan Chelmow et
al
., 2014 Kategori
signifikansi klinis 3 Tatro,
2007. Kategori
signifikansi klinis 2
Hasten and Horn, 2002.
2 Melakukan penurunan dosis
80 mg setidaknya 24 jam sebelum pemberian ACE
inhibitor
dan adanya pemantauan kadar serum
kalium pasien Baxter, 2010.
7 Candesartan
Furosemid 1.
Candesartan meningkatkan kadar
serum kalium dan furosemid
menurunkan kadar serum kalium
Chelmow et al., 2014
Interaksi farmakodinamik
yaitu aditif Chelmow et
al
., 2014 dan Baxter, 2010
Kategori signifikansi
klinis signifikan
Chelmow et al
., 2014 3
1. Melakukan modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat serta melakukan pengecekan
kadar serum kalium Baxter, 2010.
2. Penggunaan
bersamaan 2.
Melakukan pemantauan tekanan darah pasien
75
menyebabkan penurunan tekanan
darah Baxter, 2010.
8 Bisoprolol
Furosemid 1.
Bisoprolol meningkatkan kadar
serum kalium dan furosemid
menurunkan kadar serum kalium
Chelmow et al., 2014
Interaksi farmakodinamik
yaitu aditif Chelmow et
al
., 2014 Kategori
signifikansi klinis
signifikan Chelmow et
al
., 2014 1
1. Perlu dilakukan monitoring
terkait kadar kalium serum pasien Baxter, 2010.
2. Penggunaan
bersamaan mengakibatkan
kelainan elektrodiagram dan
peningkatan kadar trigliserida Baxter,
2010. 2.
Perlu dilakukkan monitorinng terkait kadar
gula darah pasien, tekanan darah Baxter, 2010
9 Klonidin
Amlodipin Penggunaan bersamaan
mengakibatkan terjadinya peningkatan
efek hipotensif Hasten and Horn, 2002
Interaksi farmakodinamik
yaitu aditif Hasten and
Horn, 2002 Kategori
signifikansi klinis 3
Hasten and Horn, 2002
2 Melakukan modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat, serta melakukan pemantauan
tekanan darah pasien Baxter, 2010.
Total 19
75
76
Tabel XVI. Mekanisme dan efek interaksi obat anatara obat antihipertensi dengan obat lain pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Desember 2013 berdasarkan kajian
literatur No
Obat antihipertensi
Obat lain Mekanisme dan efek
interaksi obat Jenis interaksi
obat Kategori
signifikansi klinis
Jumlah interaksi
obat Managemen
1 Captopril
Alopurinol Adanya risiko reaksi
hipersensitivitas jika kedua obat diberikan
secara bersamaan Chelmow et al.,
2014 dan Tatro, 2007
Interaksi farmakodinamik
yaitu sinergisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis serius
Chelmow et al
., 2014. Kategori
signifikansi klinis 4 Tatro,
2007 Kategori
signifikansi klinis 2
Hasten and Horn, 2002.
3 Melakukkan pemantauan
terkait reaksi hipersensitivitas yang terjadi. Penggunaan
obat dihentikan jika terjadi peningkatan manifestasi dari
hipersensitivitas dan diberikan pengobatan sesuai
dengan reaksi hipersensitivitas yang terjadi
Tatro, 2007.
2 Furosemid
KSRKCl KSR meningkatkan
kadar serum kalium dan furosemid
menurunkan kadar serum kalium
Chelmow et al., 2014
Interaksi farmakodinamik
yaitu antagonisme
Chelmow et al., 2014
Kategori signifikansi
klinis signifikan
Chelmow et al
., 2014 4
Melakukan pengaturan dosis obat dan waktu minum kedua
obat tersebut serta pemantauan kadar serum
kalium Baxter, 2010.
76
77
3 Furosemid
Digoxin Furosemid
meningkatkan efek dari digoxin sehingga
meningkatkan aktivitas dan toksisitas
dari digitalis Baxter, 2010 dan Chelmow
et al
., 2014 Interaksi
farmakodinamik sinergisme
Chelmow et al., 2014 dan
Baxter, 2010. Kategori
signifikansi klinis
signifikan Chelmow et
al
., 2014 Kategori
signifikansi klinis 1
Tatro,2007 Kategori
signifikansi klinis 3
Hastern and Horn, 2002.
1 Melakukan pengukuran
tingkat plasma kalium dan magnesium ketika
menggunakan kedua obat ini dan adanya pembatasan diet
natrium atau penambahan diuretik hemat kalium serta
perlu adanya pengaturan dosis untuk digoxin terkait
indeks terapi digoxin yang sempit Baxter, 2010.
4 Furosemid
Ciprofloxacin Efek farmakologi dari
ciprofloxacin dapat ditingkatkan. Tatro,
2007 Interaksi
farmakodinamik sinergisme
Tatro, 2007 Kategori
Signifikansi klinis 5 Tatro,
2007 1
Melakukan pengaturan dosis obat dan waktu pemberian
obat Baxter, 2010.
5 Captopril
Glimepirid Captopril
meningkatkan efek glimepirid, sehingga
menimbulkan risiko terjadinya
hipoglikemia Chelmow et al.,
2014 dan Interaksi
farmakodinamik yaitu sinergisme
Chelmow et al., 2014
Kategori signifikansi
klinis signifikan
Chelmow et al
., 2014 3
Melakukan penyesuaian dosis obat baik captopril maupun
glimepirid, melakukan monitoring kadar glukosa
darah pasien dan kadar klirens kreatinin pasien
Chelmow et al., 2014 dan Hasnuddin, 2012
77
78
Hasnuddin, 2012. 6
Captopril KSRKCl
Captopril dan KSRKCl dapat
meningkatkan kadar kalium serum
sehingga mengakibatkan retensi
kalium Tatro, 2007. Interaksi
farmakokinetik pada proses
eliminasi Chelmow et al.,
2014. Kategori
signifikansi klinis
signifikan Chelmow et
al
., 2014. Kategori
signifikansi klinis 4 Tatro,
2007. 2
Menghentikan pemberian kalium klorida saat
pemberian captopril pada pasien, dilakukan monitoring
kadar serum kalium saat pemberian captopril dan
menyesuaikan suplemen kalium yang diperlukan
Tatro, 2007 dan Baxter, 2010
7 Bisoprolol
KSRKCl Bisoprolol dan KSR
meningkatkan kadar serum kalium
Chelmow et al., 2014
Interaksi farmakodinamik
yaitu sinergisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis
signifikan Chelmow et
al
., 2014 1
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta
pemantauan kadar serum kalium Baxter, 2010.
8 Diltiazem
CaCO
3
Kalsium karbonat mengurangi efek
diltiazem Chelmow et al
., 2014 Interaksi
farmakodinamik yaitu
antagonisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis
signifikan Chelmow et
al
., 2014 1
Adanya pemantauan efektivitas dari diltiazem dan
modifikasi dosis serta waktu pemberian obat Baxter,
2010.
9 Furosemid
CaCO
3
Furosemid menurunkan kadar
kalsium karbonat dengan meningkatkan
Interaksi farmakodinamik
yaitu antagonisme
Kategori signifikansi
klinis minor atau tidak
26 Adanya pengaturan dosis dan
waktu pemberian obat serta pemantauan kadar klirens
pasien Baxter, 2010.
78
79
klirens ginjal Chelmow et al.,
2014 Chelmow et al.,
2014 signifikan
Chelmow et al
., 2014 10
Furosemid Asam folat
Furosemid menurunkan kadar
asam folat dengan meningkatkan klirens
ginjal Chelmow et al
., 2014 Interaksi
farmakodinamik yaitu
antagonisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak signifikan
Chelmow et al
., 2014 21
Adanya pengaturan dosis dan waktu pemberian obat serta
pemantauan kadar klirens pasien Baxter, 2010.
11 Furosemid
Paracetamol Paracetamol dapat
menurunkan ekskresi prostaglandin ginjal
dan penurunan aktivitas renin plasma
Tatro, 2007 Interaksi
farmakokinetik pada proses
ekskresi Tatro, 2007
Kategori signifikansi
klinis 5 Tatro,2007
5 Adanya pengaturan dosis dan
waktu pemberian obat Baxter, 2010.
12 Furosemid
Lenal ace Furosemid
mengurangi tingkat kalsium asetat dengan
meningkatkan klirens ginjal Chelmow et
al
., 2014 Interaksi
farmakodinamik yaitu
antagonisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak signifikan
Chelmow et al
., 2014 3
Adanya pengaturan dosis dan waktu pemberian obat serta
pemantauan klirens pasien Baxter, 2010.
13 Furosemid
Cefixim Cefixim
meningkatkan toksisitas furosemid
sehingga Interaksi
farmakodinamik sinergisme
Chelmow et al., Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak 3
Adanya pengaturan dosis dan waktu pemberian obat
Baxter, 2010.
79
80
menyebabkan nefrotoksisitas
Chelmow et al., 2014
2014 signifikan
Chelmow et al
., 2014 14
Furosemid Gemfibrosil
Terjadinya diuresis mungkin disebabkan
adanya kompetisi dan perpindahan
furosemid oleh gemfibrosil dari
tempat pengikatan protein plasma.
Gemfibrosil terkadang bisa menyebabkan
keracunan pada otot Hastern and
Horn,2002 dan Chelmow et al.,
2014 Interaksi
farmakodinamik sinergisme
Chelmow et al., 2014
Kategori signifikansi
klinis 3 Hastern and
Horn,2002 Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak signifikan
Chelmow et al
., 2014 2
Adanya pemeriksaan serum protein dan fungsi ginjal
sebelum pemberian kedua obat ini. Jika kadar serum
albumin pasien rendah, maka total kadar pemberian
gemfibrosil tidak boleh melebihi 500 mg untuk tiap
1g 100 ml konsentrasi albumin. Perlu dilakukan juga
pengaturan waktu minum obat Baxter, 2010.
15 HCT
Novomix pre-mixed
insulins atau
insulin kombinasi
Hydrochlorothiazid mengurangi efek
novomix sehingga menyebabkan efek
hiperglikemia Chelmow et al.,
2014 Interaksi
farmakodinamik yaitu
antagonisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak signifikan
Chelmow et al
., 2014 1
Adanya modifikasi waktu pemberian obat, monitoring
kadar glukosa darah pasien dan kadar klirens kreatinin
pasien Syamsudin, 2011.
16 Captopril
Novomix Captopril
meningkatkan efek Interaksi
farmakodinamik Kategori
signifikansi 1
Pasien perlu menyadari adanya peningkatan risiko
80
81
novomix sehingga mengakibatkan
hipoglikemia Baxter, 2010 dan Chelmow
et al
., 2014. yaitu sinergisme
Chelmow et al., 2014.
klinis 3 Hastern and
Horn,2002 Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak signifikan
Chelmow et al
., 2014 hipoglikemia dengan tanda-
tanda berupa takikardi, berkeringat dan tremor. Dosis
novomix dikurangi ketika digunakan bersamaan dengan
captopril atau adanya modifikasi waktu pemberian
obat. Monitoring terhadap glukosa darah pasien Hasten
and Horn, 2002 dan Baxter, 2010.
17 Clonidin
Glikuidon Clonidin menurunkan
efek glikuidon sehingga menyebakan
hiperglikemi Chelmow et al.,
2014. Interkasi
farmakodinamik yaitu
antagonisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak signifikan
Chelmow et al
., 2014 2
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta
pemantauan kadar glukosa darah pasien Baxter, 2010.
18 Clonidin
Novomix pre- mixed insulins
atau insulin kombinasi
Clonidin menurunkan efek novomix
sehingga menyebabkan
hiperglikemi Chelmow et al.,
2014 dan Hastern and Horn, 2002
Interaksi farmakodinamik
yaitu antagonisme
Chelmow et al., 2014
Kategori signifikansi
klinis minor atau tidak
signifikan Chelmow et
al
., 2014 Kategori
signifikansi 1
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta
pemantauan kadar glukosa darah pasien Baxter, 2010.
81
82
klinis 3 Hastern and
Horn, 2002
19 Diltiazem
Lansoprazol Diltiazem
meningkatkan tingkat atau efek lansoprazol
dengan mempengaruhi metabolisme enzim
CYP3A4 di hati atau usus Chelmow et al.,
2014 Interaksi
farmakokinetik pada
metabolisme Chelmow et al.,
2014 Kategori
signifikansi klinis minor
atau tidak signifikan
Chelmow et al
., 2014 1
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat
Baxter, 2010.
Total 82
82
83
Tabel XVII. Mekanisme dan efek interaksi obat anatara obat lain dengan obat antihipertensi pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul periode Desember 2013 berdasarkan kajian
literatur No
Obat lain Obat lain
Mekanisme dan efek interaksi obat
Jenis interaksi obat Kategori
signifikansi klinis
Jumlah interaksi
obat Managemen
1 Gemfibrosil
Simvastatin Saling meningkatkan
efek dari yang lain dengan sinergisme
farmakodinamik, dapat menyebabkan miopati
yang parah atau rhabdomyolysis
Chelmow et al., 2014 dan Tatro, 2007
Interaksi farmakodinamik yaitu
sinergisme Tatro, 2007.
Kategori signifikansi klinis
serius Chelmow et al
., 2014. Kategori
signifikansi klinis 1 Tatro, 2007
2 Adanya penyesuaian dosis,
pemantauan nilai kreatinin kinase serta adanya edukasi
dan pengawasan terhadap pasien Mozayani dan
Raymon, 2012 dan Baxter, 2011.
2 Gemfibrosil
Novomix Gemfibrosil
meningkatkan efek novomix sehingga terjadi
hipoglikemia Chelmow et al
., 2014. Interaksi
farmakokinetik pada proses distribusi dan
ekskresi Baxter, 2011 dan Chelmow
et al
., 2014. Kategori
signifikansi klinis signifikan
Chelmow et al., 2014.
1 Penyesuaian dosis kedua
obat dan melakukan monitoring kadar glukosa
darah pasien Dines, 2007, Rojas, 2013, dan
Lacobelis, 2006.
3 Gemfibrosil Glimepirid
Gemfibrosil meningkatkan efek
glimepirid sehingga menimbulkan efek
hipoglikemia Chelmow Interaksi
farmakokinetik yaitu pada proses distribusi,
metabolisme dan ekskresi Baxter,
Kategori signifikansi klinis
signifikan Chelmow et al.,
2014 1
Melakukan monitoring kadar glukosa darah pasien
dan adanya pengaturan dosis kedua obat Chelmow
et al
., 2014 dan Zambon
83
84
et al ., 2014.
2011 dan Chelmow et al
., 2014. Kategori
signifikansi klinis 4 Tatro, 2007
dan Cusi, 2007.
4 CaCO
3
Alopurinol Kalsium karbonat
menurunkan tingkat alopurinol dengan
menghambat penyerapan GI Chelmow et al.,
2014. Interaksi
farmakodinamik Chelmow et al.,
2014. Kategori
signifikansi klinis signifikan
Chelmow et al., 2014.
4 Perlu adanya penyesuaian
dosis dan pengaturan interval pemberian dosis
Mozayani dan Raymon, 2012 dan Baxter, 2011.
5 Glimepirid
Novomix Saling meningkatkan
efek Chelmow et al, 2014
Interaksi farmakodinamik yaitu
sinergisme Chelmow et al
, 2014 Kategori
signifikansi klinis signifikan
Chelmow et al, 2014
1 Adanya modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat serta pemantauan kadar
glukosa darah pasien Baxter, 2010.
6 Simvastatin Digoxin
Simvastatin akan meningkatkan tingkat
atau efek dari digoxin oleh P-glikoprotein
MDR1 Chelmow et al, 2014
Interaksi farmakodinamik
Chelmow et al, 2014 Kategori
signifikansi klinis signifikan
Chelmow et al, 2014
1 Adanya modifikasi dosis
dan waktu pemberian obat Baxter, 2010.
7 CaCO
3
SFHemafort Kalsium karbonat akan
menurunkan tingkat atau efek dari SF dengan
meningkatkan pH lambung Chelmow et
al
., 2014. Interaksi
farmakokinetik pada proses absorbsi
Chelmow et al., 2014.
Kategori signifikansi klinis
minor atau tidak signifikan
Chelmow et al., 2014.
2 Perlu adanya pengaturan
interval pemberian dosis sehingga meminimalkan
pencampuran kedua obat di dalam tubuh Baxter, 2010.
8 Lenal ace
Hemafort SF
Lenal ace menurunkan tingkat hemafort dengan
Interaksi farmakokinetik pada
Kategori signifikansi klinis
1 Perlu adanya pengaturan
interval pemberian dosis
84
85
menghambat penyerapan GI. Hemafor
tmeningkatkan kadar lenal ace dengan
meningkatkan penyerapan GI
Chelmow et al, 2014 proses absorbsi
Chelmow et al, 2014 minor atau tidak
signifikan Chelmow et al,
2014 sehingga meminimalkan
pencampuran kedua obat di dalam tubuh Baxter, 2010
dan Chelmow et al, 2014
9 Lansoprazol Mucogard
Mucogard menurunkan tingkat lansoprazol
dengan menghambat penyerapan GI
Chelmow et al, 2014 Interaksi
farmakodiamik yaitu antagonisme
Chelmow et al, 2014 Kategori
signifikansi klinis minor atau tidak
signifikan Chelmow et al,
2014 4
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat.
Lansoprazol diberikan 30 menit sebelum pemberian
mucogard Baxter, 2010.
10 Lansoprazol Sohobion
Lansoprazol menurunkan tingkat atau efek dari
sohobion dengan menghambat penyerapan
GI Chelmow et al, 2014
Interaksi farmakokinetik
Chelmow et al, 2014 Kategori
signifikansi klinis minor atau tidak
signifikan Chelmow et al,
2014 4
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat
Baxter, 2010.
11 Amitriptilin
Glikuidon Amitriptilin
meningkatkan efek glikuidon sehingga
menimbulkan risiko terjadinya hipoglikemi
Chelmow et al, 2014 Interaksi
farmakodinamik yaitu sinergisme Chelmow
et al
, 2014 Kategori
signifikansi klinis minor atau tidak
Signifikan Chelmow et al,
2014 1
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat
serta pemantauan kadar glukosa darah pasien
Baxter, 2010.
12 Glimepirid
KSRKCl KSR meningkatkan
glimepirid sehingga Interaksi
farmakodinamik yaitu Kategori
signifikansi klinis 3
Adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat
85
86
menimbulkan risiko terjadinya hipoglikemi
Chelmow et al, 2014 sinergisme Chelmow
et al , 2014
minor atau tidak signifikan
Chelmow et al, 2014
serta pemantauan kadar glukosa darah pasien
Baxter, 2010.
13 Glimepirid
Simvastatin Simvastatin
meningkatkan konsentrasi glimepirid
sehingga menimbulkan efek hipoglikemia Tatro,
2007 Interaksi
farmakokinetik yaitu pada proses
metabolisme Galani and Vyas, 2010.
Kategori signifikansi klinis
5 Tatro, 2007. 2
Melakukan monitoring terhadap kadar glukosa
darah pasien untuk mewaspadai terjadinya efek
hipoglikemi dan adanya penyesuaian dosis kedua
obat tersebut Tatro, 2007.
14 Eclid
acarbose KSRKCl
KSRKCl meningkatkan efek dari eclid sehingga
menimbulkan efek hipoglikemia Chelmow
et al
., 2014. Interaksi
farmakodinamik yaitu sinergisme Chelmow
et al
., 2014. Kategori
signifikansi klinis minor atau tidak
signifikan Chelmow et al.,
2014. 1
Melakukan monitoring terhadap kadar glukosa
darah pasien dan adanya penyesuaian dosis kedua
obat tersebut Lacy, 2012.
15 Clopidogrel
Simvastatin Simvastatin menghambat
konversi clopidogrel menjadi bentuk aktifnya
Tatro, 2007 Interaksi
farmakokinetik yaitu pada proses
metabolisme Tatro, 2007.
Kategori signifikansi klinis
5 Tatro, 2007. 1
Adanya penyesuaian dosis dan interval waktu
pemberian obat Baxter, 2010 dan Chelmow et al.,
2014
Total 29
86
87
Berdasarkan Tabel XV, XVI, dan XVII di atas mekanisme dan efek dari interaksi obat adalah sebagai berikut ini.
1. Interaksi antara klonidin dan diltiazem
Jumlah kasus interaksinya yaitu sebasar 1 kasus. Interaksi yang terjadi yaitu antara klonidin yang merupakan obat golongan antihipertensi sentral
dengan diltiazem yang merupakan obat golongan CCB. Interaksi yang terjadi antara kedua obat ini dapat mengakibatkan bradikardi sehingga perlu
mendapatkan perhatian dalam penggunaannya. Interaksi ini merupakan jenis interaksi farmakodinamik yaitu aditif dengan kategori signifikansi klinis serius
Chelmow et al., 2014. Managemennya ketika kedua obat ini digunakan bersamaan yaitu melakukan pemantauan denyut jantung dan tekanan darah
pada pasien Baxter, 2010. 2.
Interaksi obat antara captopril dengan alopurinol pada peresepan terdapat 3 kasus. Interaksi antara captopril dengan alopurinol termaksud interaksi dengan
kategori signifikansi klinis serius Chelmow et al, 2014, kategori signifikansi klinis 4 Tatro, 2007 dan kategori sigifikansi klinis 2 Hasten and Horn, 2002.
Jenis interaksi yang terjadi yaitu interaksi farmakodinamik sinergisme. Mekanismenya yaitu adanya risiko reaksi hipersensitivitas jika kedua obat
diberikan secara bersamaan Chelmow et al., 2014 dan Tatro, 2007. Kombinasi dari kedua obat tersebut akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya reaksi hipersensitivitas seperti Stevens Johnson Syndrome, Anaphylaxis
, pengelupasan kulit, demam dan arthtalgia Hansten and Horn, 2002, Tatro, 2007 dan Baxter, 2010. Kombinasi antara dua obat tersebut
88
mungkin menambah kejadian hipersensitivitas karena pemberian captopril atau alopurinol tanpa kombinasi sudah dapat menimbulkan reaksi
hipersensitivitas Stockley, 2010. Managemen dari interaksi obat tersebut adalah dengan melakukan pemantauan reaksi hipersensitivitas yang terjadi,
hentikan pemberian kombinasi kedua obat tersebut jika terjadi peningkatan manifestasi dari hipersensitivitas dan diberikan pengobatan sesuai dengan
reaksi hipersensitivitas yang terjadi Tatro, 2007. 3.
Interaksi obat antara gemfibrosil dengan simvastatin pada peresepan terdapat 2 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi
klinis serius Chelmow et al, 2014 dan kategori signifikansi klinis 1 Tatro, 2007. Interaksi antara gemfibrosil dan simvastatin memiliki onset yang
lambat, tingkat keparahan yang moderat dan tingkat dokumentasi obat yang diduga terjadi suspected. Interaksi antara kedua obat ini merupakan
interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme Tatro, 2007. Mekanisme interaksi obat yang terjadi yaitu saling meningkatkan efek
satu sama lain sehingga dapat menyebabkan miopati atau rabdomiolisis Chelmow et al, 2014. Risiko terjadinya miopati akan meningkat yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan kreatinin kinase ketika kedua obat ini digunakan secara bersamaan. Gemfibrozil diekskresikan terutama melalui
ginjal sehingga dosis dan interval pemberian dosis harus diturunkan pada pasien dengan insufisiensi ginjal Mozayani dan Raymon, 2012. Kombinasi
antara kedua obat ini dapat digunakan tanpa adanya toksisitas otot yang parah, namun dalam penggunaannya diperlukan perhatian yang besar.
89
Managemen yang dilakukan ketika kedua obat ini digunakan secara bersamaan yaitu adanya penyesuaian dosis saat penggunaannya, pemantauan
nilai kreatinin kinase, adanya edukasi serta pengawasan terhadap pasien Mozayani dan Raymon, 2012 dan Baxter, 2010.
4. Interaksi antara irbesartan dan furosemid
Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 5 kasus. Interaksi kedua obat ini termaksud kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang terjadi
merupakan interaksi farmakodinamik yaitu aditif. Mekanisme interaksinya yaitu irbesartan meningkatkan kadar serum kalium sedangkan furosemid
menurunkan kadar kalium serum Chelmow et al., 2014. Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan umumnya memiliki efek
aditif terkait penurunan tekanan darah dan umumnya masih dapat ditoleransi. Managemennya yaitu ketika kedua obat ini digunakan secara bersamaan adalah
modifikasi dosis dan waktu pemberian obat, mengecek kadar serum kalium pasien, dan pemantauan tekanan darah Baxter, 2010.
5. Interaksi antara irbesartan dengan HCT
Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 1 kasus. Interaksi kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang terjadi
merupakan interaksi farmakodinamik yaitu aditif. Mekanisme interaksinya yaitu irbesartan meningkatkan kadar kalium serum dan HCT menurunkan
kadar kalium serum Chelmow et al., 2014. Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan umumnya memiliki efek
aditif terkait penurunan tekanan darah dan umumnya masih dapat ditoleransi.
90
Managemennya yaitu ketika kedua obat ini digunakan secara bersamaan adalah modifikasi dosis dan waktu pemberian obat, mengecek kadar serum kalium,
dan pengecekan tekanan darah pasien Baxter, 2010. 6.
Interaksi antara valsartan dengan furosemid Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 3 kasus. Interaksi kedua obat ini
termaksud kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu aditif. Mekanisme interaksinya
yaitu valsartan meningkatkan kadar serum kalium dan furosemid menurunkan kadar serum kalium Chelmow et al., 2014.
Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan umumnya memiliki efek aditif terkait penurunan tekanan darah dan umumnya masih dapat ditoleransi.
Managemennya yaitu ketika kedua obat ini digunakan secara bersamaan adalah modifikasi dosis dan waktu pemberian obat, mengecek kadar serum kalium,
dan pengecekan tekanan darah Baxter, 2010. 7.
Interaksi antara micardis dengan furosemid Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 1 kasus. Interaksi kedua obat ini
termaksud kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu aditif. Mekanisme interaksinya
yaitu micardis meningkatkan kadar serum kalium dan furosemid menurunkan kadar kalium serum Chelmow et al., 2014.
Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan umumnya memiliki efek aditif terkait penurunan tekanan darah dan umumnya masih dapat ditoleransi.
Managemennya yaitu ketika kedua obat ini digunakan secara bersamaan adalah
91
modifikasi dosis dan waktu pemberian obat, mengecek kadar serum kalium dan pemantauan tekanan darah pasien Baxter, 2010.
8. Interaksi antara captopril dengan furosemid
Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 2 kasus. Interaksi yang terjadi yaitu antara captopril dan furosemid. Captopril merupakan obat golongan
ACEI dan furosemid merupakan obat golongan diuretik kuat. Interaksi yang terjadi antara kedua obat ini merupakan interaksi secara farmakodinamik yaitu
sinergisme dengan signifikansi klinis dari interaksi adalah minor dengan onset tertunda dan menimbulkan efek hipotensi akut Tatro, 2007. Terjadinya
peningkatan efek hipotensif ini bisa bersifat ekstrim sehingga dapat terjadi resiko hiperkalemia bila kombinasi kedua obat ini tetap diberikan Hasten and
Horn, 2002. Mekanisme terjadinya interaksi berkaitan dengan hilangnya jumlah natrium dan air saat pemberian diuretik yang akan meningkatkan efek
hipotensi setelah pemberian ACE inhibitor Baxter, 2010. Manajemen dari interaksi adalah dengan melakukan penurunan dosis
diuretik 80 mg setidaknya 24 jam sebelum pemberian ACE inhibitor. Respon dari dosis awal ACE inhibitor harus dimonitoring setidaknya selama 2
jam dari saat pemberian, pemberian ACE inhibitor harus dimulai dari dosis yang paling rendah walaupun pada pasien dengan risiko rendah Baxter,
2010. 9.
Interaksi antara candesartan dengan furosemid Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 3 kasus. Interaksi kedua obat ini
termaksud kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang terjadi
92
merupakan interaksi farmakodinamik yaitu aditif. Mekanisme interaksinya yaitu candesartan meningkatkan kadar serum kalium dan furosemid
menurunkan kadar serum kalium Chelmow et al., 2014. Penggunaan kedua obat ini secara bersamaan umumnya memiliki efek
aditif terkait penurunan tekanan darah dan umumnya masih ditoleransi. Managemennya yaitu ketika kedua obat ini digunakan secara bersamaan adalah
modifikasi dosis dan waktu pemberian obat, mengecek kadar serum kalium dan pemantauan tekanan darah pasien Baxter, 2010.
10. Interaksi antara bisoprolol dengan furosemid
Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 1 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang
terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu aditif. Mekanisme interaksinya yaitu bisoprolol meningkatkan kadar serum kalium dan
furosemid menurunkan kadar serum kalium Chelmow et al, 2014. Bisoprolol merupakan obat golongan β-blocker yang dapat menyebabkan
retensi natrium dan air. Furosemid merupakan obat golongan diuretik yang dapat menyebabkan peningkatan sekresi renin oleh ginjal. Penggabungan
kedua obat ini yaitu β-blocker menghambat peningkatan kadar renin dalam plasma yang disebabkan oleh diuretik dan diuretik mengurangi retensi
natrium dan air yang disebabkan oleh β-blocker Syamsudin, 2011 Kombinasi kedua obat ini dapat menyebabkan kelainan elektrodiagram,
terjadinya peningkatan kadar trigliserida. Managemen yang perlu dilakukan yaitu adanya pemantauan kadar kalium serum, tekanan darah, dan glukosa
93
darah. Pasien dianjurkan untuk mencari bantuan medis jika mereka mengalami pusing, lemah, pingsan, detak jantung lebih cepat atau tidak
teratur, atau hilangnya kontrol kadar glukosa darah Baxter, 2010. 11.
Interaksi obat antara furosemid dengan KClKSR pada peresepan terdapat 4 kasus. Interaksi obat antara furosemid dengan KClKSR merupakan interaksi
farmakodinamik yaitu antagonisme dan termaksud kategori signifikansi klinis signifikan Chelmow et al., 2014. Mekanisme yang terjadi yaitu KClKSR
meningkatkan kadar serum kalium dan furosemid menurunkan kadar serum kalium. Managemennya yaitu adanya pengaturan dosis obat dan waktu
minum kedua obat tersebut Baxter, 2010. 12.
Interaksi obat antara furosemid dengan digoksin pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi yang terjadi yaitu interaksi farmakodinamik sinergisme dan
termaksud kategori signifikansi klinis signifikan menurut Chelmow et al 2014, kategori signifikansi klinis 1 menurut Tatro 2007, dan kategori
signifikansi klinis 3 menurut Hasten and Horn 2002. Mekanisme yang terjadi yaitu furosemid meningkatkan efek dari digoxin.
Glikosida jantung menghambat natrium-kalium ATP-ase, yang berkaitan dengan transportasi ion natrium dan kalium melintasi membran sel miokard,
sehingga meningkatkan aktivitas dan toksisitas dari digitalis. Adanya peningkatan ekskresi kalium dan magnesium dapat mempengaruhi otot
jantung. Penggunaan bersamaan dapat menyebabkan toksisitas digitalis Baxter, 2010.
94
Managemen yang dilakukan yaitu mengukur tingkat plasma kalium dan magnesium ketika menggunakan obat ini dalam kombinasi. Perlu dipastikan
bahwa kadar kalium tetap dalam kisaran normal. Mencegah kerugian lebih lanjut dengan pembatasan diet natrium atau penambahan diuretik hemat
kalium Baxter, 2010. 13.
Interaksi obat antara furosemid dengan ciprofloxacin pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik
sinergisme dan termaksud kategori signifikansi klinis 5. Interaksi antara furosemid dengan ciprofloxacin memiliki onset yang lambat, tingkat
keparahan interaksi minor dan dokumentasi obat belum pasti terjadi possible. Tatro, 2007.
Mekanisme yang terjadi yaitu adanya peningkatan efek farmakologi dari ciprofloxacin. Managemen yang dilakukan yaitu adanya pengaturan dosis
obat dan waktu minum kedua obat tersebut Baxter, 2010 14.
Interaksi obat antara captopril dengan glimepirid pada peresepan terdapat 3 kasus. Interaksi yang terjadi termaksud dalam interaksi obat farmakodinamik
yaitu sinergisme dan termaksud dalam kategori signifikansi klinis signifikan Chelmow et al, 2014. Penggunaan captopril dengan dosis 50-100 mghari
atau 25-50 mg dua kali sehari dapat meningkatkan efek glimepirid, sehingga dapat menimbulkan risiko terjadinya hipoglikemia.
Captopril dapat meningkatkan efek glimepirid dan menurunkan kadar kolseterol total di dalam tubuh sehingga terjadi penurunan LDL, penurunan
trigliserid dan peningkatan HDL Baxter, 2010. Managemen yang dilakukan
95
yaitu perlu adanya penyesuaian dosis obat baik captopril maupun glimepirid dan melakukan monitoring kadar glukosa darah pasien, kadar klirens
kreatinin pasien Chelmow et al,2014 dan Hasnuddin, 2012. 15.
Interaksi obat antara captopril dengan KClKSR pada peresepan terdapat 2 kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakokinetik pada proses
eliminasi dan termaksud kategori signifikansi klinis signifikan Chelmow et al
, 2014, kategori signifikansi klinis 4 Tatro, 2007. Mekanismenya yaitu captopril dan KSRKCl dapat meningkatkan kadar kalium serum sehingga
mengakibatkan retensi kalium. Captopril menghambat angiotensin converting enzyme
yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga mengakibatkan penurunan sintesis aldosteron Porth and Matfin, 2009.
Penghambatan sintesis aldosteron yang dihasilkan oleh captopril akan berpengaruh terhadap kadar kalium dalam tubuh yaitu akan terjadi penurunan
ekskresi kalium. Kemudian dengan diberikannya kalium klorida saat pemberian captopril akan menghambat eliminasi kalium klorida karena
penghambatan aktivasi reseptor aldosteron yang bertanggung jawab terhadap ekskresi kalium Porth and Matfin, 2009. Dihambatnya eliminasi kalium
klorida dan dihambatnya aktivasi reseoptor aldosteron akan meningkatkan kadar kalium serum sehingga akan meningkatkan kejadian hiperkalemia
Baxter, 2010. Kejadian hiperkalemia juga akan lebih tinggi, diakibatkan ketidaknormalan ginjal Mahdiana, 2011. Manajemen dari interaksi yang
terjadi adalah dengan menghentikan pemberian kalium klorida saat pemberian captopril pada pasien, dilakukan monitoring serum kalium saat
96
pemberian captopril dan menyesuaikan suplemen kalium yang diperlukan Tatro, 2007 dan Baxter, 2010.
16. Interaksi obat antara bisoprolol dengan KClKSR pada peresepan terdapat 1
kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme dan termaksud dalam kategori signifikansi klinis signifikan.
Mekanismenya yaitu penggunaan kedua obat ini meningkatkan kadar serum kalium Chelmow et al., 2014. Managemen yang dilakukan yaitu adanya
modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta pemantauan kadar serum kalium Baxter, 2010.
17. Interaksi obat antara diltiazem dengan CaCO
3
pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu
antagonisme dan termaksud dalam kategori signifikansi klinis signifikan. Mekanisme yang terjadi yaitu CaCO
3
mengurangi efek diltiazem Chelmow et al
., 2014. Managemen yang dilakukan yaitu adanya pemantauan efektivitas dari diltiazem dan modifikasi dosis serta waktu pemberian obat
Baxter, 2010. 18.
Interaksi obat antara gemfibrosil dengan novomix pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termasuk dalam jenis interaksi
farmakokinetik pada proses distribusi dan ekskresi serta termaksud kategori signifikansi klinis signifikan. Mekanisme interaksinya yaitu gemfibrosil dapat
meningkatkan efek novomix sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia Chelmow et al, 2014.
97
Gemfibrosil dapat berikatan kuat dengan protein ataupun albumin di dalam plasma sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan dalam
pengikatan protein novomix, sehingga lebih banyak obat bebas yang bersirkulasi di dalam plasma dan meningkatkan konsentrasi novomix di
dalam tubuh. Obat yang tidak berikatan dengan protein merupakan obat bebas, aktif dan menimbulkan efek farmakologi Baxter, 2010 dan
Chelmow et al., 2014. Gemfibrosil dapat meningkatkan efek novomix melalui adanya
mekanisme kompetisi pada sekresi tubulus ginjal dan adanya persaingan pengikatan pada protein plasma. Gemfibrosil akan menghambat sekresi
novomix di tubulus ginjal sehingga konsentrasi plasma novomix meningkat dan menimbulkan efek hipoglikemia Baxter, 2010.
Gemfibrosil merupakan agonis dari peroxisome proliferator-activated receptor-alpha
PPARα yang mempunyai mekanisme kerja yaitu memetabolisme lipid di hati. Mekanisme kerja gemfibrosil yaitu menurunkan
kadar kolesterol total, menurunkan LDL, menurunkan trigliserida, dan peningkatan HDL Zambon and Cusi, 2007.
Penurunan kadar kolesterol total di dalam tubuh dapat meningkatkan sensitivitas insulin, sehingga dapat menurunkan resistensi insulin Zambon
and Cusi, 2007. Penggunaan insulin bersamaan dengan gemfibrosil dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah pasien. Managemen yang
dilakukan adalah monitoring kadar glukosa darah pasien, dan penyesuaian dosis kedua obat Chelmow et al, 2014 dan Zhou and Meibohm, 2013.
98
19. Interaksi obat antara gemfibrosil dengan glimepirid pada peresepan terdapat 1
kasus. Interaksi antara kedua obat ini termasuk kategori signifikansi klinis 4. Interaksi antara glimepirid dan gemfibrosil memiliki onset yang lambat,
tingkat keparahan yang moderat dan tingkat dokumentasi yang belum pasti terjadi possible. Interaksi antara kedua obat ini merupakan interaksi
farmakokinetik yaitu pada proses distribusi, metabolisme dan ekskresi Baxter, 2011 dan Tatro, 2007.
Mekanisme interaksi obat yang terjadi yaitu gemfibrosil meningkatkan efek glimepirid, sehingga dapat menyebabkan efek hipoglikemi Chelmow et
al , 2014. Gemfibrosil merupakan inhibitor dari enzim CYP2C9 sedangkan
glimepirid di dalam tubuh di metabolisme oleh enzim CYP2C9. Gemfibrosil sebagai inhibitor enzim CYP2C9 dapat menghambat metabolisme glimepirid
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi glimepirid di dalam tubuh dan menimbulkan terjadinya efek hipoglikemia Lacy, 2012 dan Tatro, 2007.
Gemfibrosil dapat meningkatkan efek glimepirid melalui mekanisme kompetisi pada sekresi tubulus ginjal dan persaingan pengikatan pada protein
plasma. Gemfibrosil akan menghambat sekresi glimepirid di tubulus ginjal sehingga dapat meningkatkan konsentrai plasma glimepirid dan menimbulkan
efek hipoglikemia Baxter, 2010. Gemfibrosil dapat berikatan kuat dengan protein atau albumin di dalam
plasma sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan dalam pengikatan protein glimepirid, sehingga obat bebas yang bersirkulasi di dalam plasma
lebih banyak dan meningkatkan konsentrasi glimepirid di dalam tubuh. Obat
99
yang tidak berikatan dengan protein merupakan obat bebas, aktif dan dapat menimbulkan efek farmakologi Baxter, 2010 dan Chelmow et al, 2014.
Gemfibrosil merupakan agonis dari peroxisome proliferator-activated receptor-alpha
PPARα yang mempunyai mekanisme kerja yaitu memetabolisme lipid di hati. Mekanisme kerja gemfibrosil yaitu menurunkan
kadar kolesterol total, menurunkan LDL, menurunkan trigliserida, dan peningkatan HDL Zambon and Cusi, 2007.
Penggunaan glimepirid bersamaan dengan gemfibrosil dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah pasien. Managemen yang dilakukan kepada
pasien yaitu adanya monitoring kadar glukosa darah pasien dan pengaturan dosis kedua obat Chelmow et al, 2014 dan Zhou and Meibohm, 2013.
20. Interaksi obat antara CaCO
3
dengan alopurinol pada peresepan terdapat 4 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi
klinis signifikan. Interaksi obat yang terjadi yaitu interaksi farmakodinamik. Kalsium karbonat CaCO
3
menurunkan tingkat alopurinol dengan menghambat penyerapan GI Chelmow et al, 2014.
Alopurinol merupakan suatu analog purin yang merupakan isomer hipoksantin. Alopurinol mengurangi sintesis asam urat dengan menghambat
xantin oksidase secara kompetitiif. Hal ini menyebabkan adanya penurunan
kadar asam urat plasma dan peningkatan kadar xantin dan hipoksantin yang lebih larut dalam plasma dan mudah diekskresi. Adanya penggunaan kalsium
karbonat bersamaan dengan alopurinol mengakibatkan efektifitas kerja dari alopurinol menurun. Managemenya yaitu perlu adanya penyesuaian dosis,
100
pengaturan interval pemberian dosis Mozayani dan Raymon, 2012 dan Baxter, 2010.
21. Interaksi obat antara glimepirid dengan novomix pada peresepan terdapat 1
kasus. Interaksi kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang terjadi yaitu interaksi farmakodinamik yaitu
sinergisme. Mekanisme interaksinya yaitu saling meningkatkan efek Chelmow et al, 2014. Managemennya yaitu adanya modifikasi dosis dan
waktu pemberian obat serta pemantauan kadar glukosa darah pasien Baxter, 2010.
22. Interaksi obat antara simvastatin dengan digoksin pada peresepan terdapat 1
kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi klinis signifikan. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik
Chelmow et al, 2014. Mekanisme interaksinya yaitu simvastatinakanmeningkatkan tingkatatau
efek dari digoxin oleh P-glikoprotein MDR1 sebesar 0,3 nanogramml. Managemennya yaitu adanya penyesuaian dosis saat penggunaan kedua obat
ini secara bersamaan, pengaturan interval waktu minum obat Baxter, 2010. 23.
Interaksi antara amlodipin dengan klonidin Jumlah kasus interaksinya yaitu sebesar 2 kasus. Interaksi yang terjadi
yaitu antara amlodipin yang merupakan obat golongan CCB dengan klonidin yang merupakan obat golongan antihipertensi sentral. Interaksi yang terjadi
antara kedua obat ini mengakibatkan peningkatan efek hipotensif. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik aditif dengan kategori
101
signifikansi klinis 3. Kategori signifikansi klinis yang ketiga ini memiliki risiko interaksi obat yang kecil, memiliki manfaat yang lebih banyak daripada risiko
yang ditimbulkan Hasten and Horn, 2002. Managemennya yaitu adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat bila hendak digunakan secara
bersamaan dan adanya pemantauan tekanan darah pasien Baxter, 2010. 24.
Interaksi obat pada peresepan pasien gagal ginjal kronik di Instalasi Rawat Jalan RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta periode Desember
2013 dengan jumlah kasus terbesar adalah interaksi obat antihipertensi yaitu furosemid dengan CaCO
3
26 interaksi obat. Interaksi antara furosemid dengan CaCO
3
merupakan interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme Kategori signifikansi klinisnya yaitu minor atau tidak signifikan Chelmow et
al ., 2014.
Pada umumnya CaCO
3
digunakan sebagai buffer dalam penanganan kondisi asidosis metabolik yang biasanya terjadi pada hampir seluruh pasien
gagal ginjal karena adanya kesulitan dalam proses eliminasi buangan asam yang merupakan hasil dari metabolisme tubuh Sjamsiah, 2005. Furosemid
menurunkan kadar kalsium karbonat dengan meningkatkan klirens ginjal Chelmow et al., 2014. Managemennya yaitu adanya pengaturan dosis dan
waktu pemberian kedua obat Baxter, 2010. 25.
Interaksi obat antara furosemid dengan asam folat pada peresepan pasien terdapat 21 kasus. Interaksi yang terjadi yaitu interaksi farmakodinamik
antagonisme. Furosemid menurunan kadar asam folat dengan meningkatkan klirens ginjal. Kategori signifikansi klinisnya yaitu minor atau tidak
102
signifikan Chelmow et al., 2014. Managemennya yaitu adanya pengaturan dosis dan waktu pemberian kedua obat Baxter, 2010.
26. Interaksi obat antara furosemid dengan paracetamol pada peresepan terdapat
5 kasus. Menurut Tatro 2007, interaksi antara furosemid dengan paracetamol termaksud dalam k4ategori signifikansi klinis 5. Interaksi antara
furosemid dengan paracetamol memiliki onset yang lambat, tingkat keparahan interaksi minor dan dokumentasi interaksi obat kemungkinan tidak
terjadi unlikely. Interaksi yang terjadi yaitu interaksi farmakokinetik pada proses ekskresi.
Mekanisme dari interaksi obat antara furosemid dengan paracetamol yaitu paracetamol menurunkan efek furosemid sehingga ekskresi
prostaglandin ginjal dan aktivitas renin plasma menurun Tatro, 2007. Manajemen yang dilakukan pada pasien yang menggunakan furosemid
dengan paracetamol yaitu dengan adanya pengaturan dosis obat dan waktu pemberian kedua obat tersebut Baxter, 2010.
27. Interaksi obat antara furosemid dengan lenal ace kalsium asetat pada
peresepan tedapat 3 kasus. Interaksi yang terjadi yaitu interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme. Kategori signifikansi klinis antara kedua
obat tersebut yaitu minor atau tidak signifikan. Mekanismenya yaitu furosemid mengurangi tingkat kalsium asetat dengan meningkatkan klirens
ginjal Chelmow et al., 2014. Managemennya yaitu pengaturan dosis dan waktu minum kedua obat Baxter, 2010.
103
28. Interaksi obat antara furosemid dengan cefixim pada peresepan terdapat 3
kasus. Interaksi yang terjadi yaitu interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme dengan kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan.
Mekanismenya yaitu cefixim meningkatkan toksisitas furosemid sehingga menyebabkan nefrotoksisitas Chelmow et al., 2014. Managemennya yaitu
adanya pengaturan dosis obat dan waktu minum kedua obat tersebut Baxter, 2010.
29. Interaksi obat antara furosemid dengan gemfibrosil pada peresepan
terdapat 2 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi klinis 3 dan merupakan jenis interaksi obat farmakodinamik yaitu
sinergisme Hastern and Horn, 2002. Mekanisme interaksi obat yang terjadi belum diketahui secara pasti. Kombinasi kedua obat ini dapat menyebabkan
adanya kompetisi dan perpindahan furosemid oleh gemfibrosil dari tempat pengikatan protein plasma sehingga terjadi diuresis. Managemen yang
dilakukan yaitu adanya pemeriksaan serum protein dan fungsi ginjal sebelum pemberian gemfibrosil dengan furosemid. Jika kadar serum albumin pasien
rendah, maka total kadar pemberian gemfibrosil tidak boleh melebihi 500 mg untuk setiap 1 g100 ml konsentrasi albumin. Perlu dilakukan juga pengaturan
waktu minum obat Baxter, 2010. 30.
Interaksi obat antara HCT dengan novomix pre-mixed insulinsatau insulin kombinasi pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi antara novomix
dengan HCT termaksud dalam kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan dan merupakan jenis interaksi obat farmakodinamik yaitu
104
antagonisme Chelmow et al, 2014. HCT mengurangi efek dari novomix, sehingga menyebabkan efek hiperglikemia Brophy, 2010 dan Chelmow et
al , 2014. Dosis HCT lebih besar dari 50 mghari dapat meningkatkan kadar
glukosa darah Chelmow et al, 2014. HCT dapat meningkatkan kadar kolesterol total di dalam tubuh sehingga
terjadi peningkatan LDL, peningkatan trigliserid dan HDL tidak mengalami perubahan. Hal ini berakibat pada adanya penurunan sensitivitas insulin dan
toleransi terhadap glukosa di dalam tubuh, sehingga menimbulkan efek hiperglikemia Baxter, 2010.
Mekanisme lainnya yang dapat menimbulkan efek hiperglikemia adalah adanya peningkatan kadar asam lemak bebas, penurunan sensitivitas insulin,
peningkatan produksi glukosa oleh hati dan efek inhibitor langsung terhadap sekresi insulin. Koreksi terhadap hipokalemia melalui penggantian dengan
garam kalium dapat mencegah terjadinya intoleransi glukosa dan mengembalikan sensitifitas insulin. Manajemen yang dilakukan adalah
modifikasi waktu pemberian kedua obat, monitoring kadar glukosa darah pasien dan kadar klirens kreatinin pasien Syamsudin, 2011.
31. Interaksi obat antara captopril dengan novomix pre-mixed insulinsatau
insulin kombinasi pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme
Chelmow et al, 2014. Berdasarkan literatur Hasten and Horn 2002, interaksi antara captopril dengan novomix termaksud kategori singifikansi
105
klinis ketiga yang berarti kombinasi obat memberikan risiko atau tingkat keparahan yang bersifat minor atau kecil.
Captopril meningkatkan efek novomix sehingga menimbulkan efek hipoglikemia Baxter, 2010 dan Chelmow et al, 2014. Captopril dapat
meningkatkan sensitivitas insulin dan meningkatkan penggunaan glukosa. Captopril dapat menurunkan kadar kolesterol total di dalam tubuh sehingga
terjadi penurunan LDL, penurunan trigliserida, dan peningkatan HDL. Hal ini berakibat pada peningkatan sensitivitas insulin dan peningkatan toleransi
terhadap glukosa di dalam tubuh sehingga menimbulkan efek hipoglikemi Baxter, 2010.
Managemen yang dilakukan adalah pasien perlu menyadari adanya peningkatan risiko hipoglikemia dengan tanda-tanda berupa takikardi,
berkeringat dan tremor. Dosis novomix dikurangi ketika digunakan dengan captopril, atau adanya modifikasi waktu pemberian obat. Monitoring terhadap
glukosa darah pasien diperlukan saat pemberian, penghentian, dan penggantian dosis bersamaan dengan penggunaan captopril Hasten and
Horn, 2002 dan Baxter, 2010. 32.
Interaksi obat antara clonidin dengan glikuidon pada peresepan terdapat 2 kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu
antagonisme dan termaksud kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan. Mekanismenya yaitu clonidin menurunkan efek glikuidon
sehingga menyebakan hiperglikemi Chelmow et al., 2014. Managemen
106
yang dilakukan yaitu adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta pemantauan kadar glukosa darah pasien Baxter, 2010.
33. Interaksi obat antara clonidin dengan novomix pre-mixed insulins atau
insulin kombinasi pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu antagonisme dan termaksud
kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan. Mekanismenya yaitu clonidin menurunkan efek novomix sehingga menyebabkan hiperglikemi
Chelmow et al., 2014. Managemen yang dilakukan yaitu adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta pemantauan kadar glukosa darah pasien
Baxter, 2010. 34.
Interaksi obat antara diltiazem dengan lansoprazol pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakokinetik pada proses
metabolisme dan termaksud dalam kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan. Mekanisme yang terjadi yaitu diltiazem meningkatkan
tingkat atau efek lansoprazol dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP450 3A4 di hati atau usus Chelmow et al., 2014. Penggunaan
lansoprazol dengan diltiazem dapat meningkatkan konsentrasi substrat plasma obat dari isoenzim CYP450 3A4. Managemen yang dilakukan yaitu
adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat Baxter, 2010. 35.
Interaksi obat antara CaCO
3
dengan SFhemafort pada peresepan terdapat 2 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi
klinis minor atau tidak signifikan. Interaksi obat yang terjadi yaitu interaksi farmakokinetik pada proses absorbsi Chelmow et al., 2014.
107
Mekanisme interaksinya yaitu kalsium karbonat akan menurunkan tingkat atau efek dari SF dengan meningkatkan pH lambung Chelmow et al.,
2014. Kalsium dapat membentuk kompleks yang larut dengan besi sehingga proses absorbsi menurun. Managemennya yaitu perlu adanya pengaturan
interval pemberian obat sehingga meminimalkan terjadinya pencampuran kedua obat di dalam tubuh Baxter, 2010.
36. Interaksi obat antara lenal ace dengan SF hemafort pada peresepan terdapat
1 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi
farmakokinetik pada proses absorbsi Chelmow et al., 2014. Mekanisme interaksinya yaitu lenal ace menurunkan tingkat hemafort
dengan menghambat penyerapan di GI. Hemafort meningkatkan kadar lenal ace dengan meningkatkan penyerapan di GI. Kalsium dapat membentuk
kompleks yang larut dengan besi sehingga proses absorbsi menurun. Managemennya yaitu perlu adanya pengaturan interval pemberian obat
sehingga meminimalkan terjadinya pencampuran kedua obat di dalam tubuh Baxter, 2010 dan Chelmow et al., 2014.
37. Interaksi obat antara lansoprazol dengan mucogard pada peresepan terdapat 4
kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi
farmakodinamik yaitu antagonisme. Mekanismenya yaitu mucogard menurunkan tingkat lansoprazol dengan menghambat penyerapan GI
Chelmow et al., 2014. Mucogard dapat menurunkan tingkat penyerapan dari
108
lansoprazole sebanyak 30. Managemennya yaitu adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat. Lansoprazol diberikan 30 menit sebelum
pemberian mucogard Baxter, 2010. 38.
Interaksi obat antara lansoprazol dengan sohobion vitamin B1, B6, dan B12 pada peresepan terdapat 4 kasus. Seseorang dikatakan mengalami defisiensi
vitamin B12 apabila konsentrasi serum vitamin B12 di dalam tubuh kurang dari atau sama dengan 148 pmolL Mahdiana, 2011. Vitamin B12 di dalam
tubuh terlibat di dalam proses metabolisme yaitu pada produksi sel darah merah, sintesis DNA, fungsi sistem saraf dan perbaikan sel. Gejala klinis
yang ditimbulkan dari defisiensi vitamin B12 yaitu anemia, neuropati perifer, depresi dan gangguan kognitif Katzung, 2013. Faktor risiko terjadinya
defisiensi vitamin B12 adalah karena faktor usia dan mengkonsumsi obat yang dapat menurunkan konsentrasi vitamin B12 dalam tubuh Syamsudin,
2011. Interaksi yang terjadi antara kedua obat tersebut termaksud dalam
kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan dengan jenis interaksi yaitu farmakokinetik Chelmow et al, 2014. Mekanisme yang terjadi
yaitulansoprazolmenurunkan tingkat atau efek dari sohobion dengan menghambatpenyerapan di gastrointestinal. Adanya pengurangan dosis obat
dari lambung dan usus ke dalam tubuh. Lansoprazol melakukan penekanan pada sekresi asam lambung sehingga menganggu penyerapan sohobion.
Managemennya yaitu adanya modifikasi dosis dan waktu pemberian obat Baxter, 2010.
109
39. Interaksi obat antara amitriptillin dengan glikuidon pada peresepan terdapat 1
kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi
farmakodinamik yaitu sinergisme. Mekanismenya yaitu amitriptilin meningkatkan efek glikuidon sehingga menimbulkan risiko terjadinya
hipoglikemi Chelmow et al, 2014. Managemen yang dilakukan yaitu modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta pemantauan kadar glukosa
darah pasien Baxter, 2010. 40.
Interaksi obat antara glimepirid dengan KSRKCl pada peresepan terdapat 3 kasus. Interaksi antara kedua obat ini termaksud dalam kategori signifikansi
klinis minor atau tidak signifikan. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik yaitu sinergisme. Mekanismenya yaitu KSR meningkatkan
glimepirid sehingga menimbulkan risiko terjadinya hipoglikemi Chelmow et al
, 2014. Managemen yang dilakukan yaitu modifikasi dosis dan waktu pemberian obat serta pemantauan kadar glukosa darah pasien Baxter, 2010.
41. Interaksi obat antara glimepirid dengan simvastatin pada peresepan terdapat 2
kasus. Menurut Tatro 2007, interaksi antara glimepirid dan simvastatin termaksud dalam kategori signifikansi klinis 5. Interaksi antara kedua obat ini
memiliki onset yang lambat, tingkat keparahan interaksi minor, dan dokumentasi interaksi obat kemungkinan tidak terjadi unlikely. Interaksi
antara gilmepirid dan simvastatin termaksud dalam interaksi obat farmakokinetik pada proses metabolisme Galani and Vyas, 2010.
110
Mekanisme dari interaksi kedua obat ini yaitu simvastatin meningkatkan konsentrasi glimepirid sehingga dapat menimbulkan terjadinya efek
hipoglikemia Tatro, 2007. Glimepirid di dalam tubuh dimetabolisme oleh enzim CYP2C9, sedangkan simvastatin merupakan inhibitor dari enzim
CYP2C9. Simvastatin sebagai inhibitor enzim CYP2C9 akan menghambat metabolisme glimepirid sehingga konsentrasi glimepirid meningkat di dalam
tubuh dan menimbulkan terjadinya efek hipoglikemia Galani and Vyas, 2010 dan Lacy, 2012.
Terjadinya efek hipoglikemia disebabkan oleh adanya peningkatan pelepasan insulin di dalam tubuh, kurangnya konsumsi karbohidrat, dan
olahraga fisik yang terlalu berlebihan Katzung, 2013. Managemen yang dilakukan yaitu adanya monitoring terhadap kadar glukosa darah untuk
mewaspadai terjadinya efek hipoglikemia yang disebabkan oleh peningkatan efek glimepirid dan adanya penyesuaian dosis glimepirid dan simvastatin
Tatro, 2007. 42.
Interaksi obat antara eclid acarbose dengan KCLKSR pada peresepan terdapat 1 kasus. Interaksi yang terjadi merupakan interaksi farmakodinamik
yaitu sinergisme dan termaksud dalam kategori signifikansi klinis minor atau tidak signifikan. Kalium klorida meningkatkan efek dari eclid sehingga dapat
menyebabkan efek hipoglikemia. Interaksi terutama terlihat dalam pengobatan hipokalemia Chelmow et al, 2014. Managemen yang dilakukan
adalah monitoring kadar glukosa darah pasien dan penyesuaian dosis antara eclid dengan kalium klorida Lacy, 2012.
111
43. Interaksi obat antara clopidogrel dengan simvastatin pada peresepan terdapat
1 kasus. Interaksi kedua obat ini termaksud kategori signifikansi klinis 5. Interaksi antara clopidogrel dengan simvastatin memiliki onset yang lambat,
tingkat keparahan moderat dan tingkat dokumentasi interaksi obat kemungkinan tidak terjadi unlikely. Interaksi yang terjadi merupakan
interaksi farmakokinetik pada proses metabolisme. Mekanismenya yaitu simvastatin menghambat konversi clopidogrel
menjadi bentuk aktifnya. Interaksi antara kedua obat ini bisa menyebabkan rabdomiolisis. Clopidogrel merupakan inactive prodrug yang dimetabolisme
untuk menjadi metabolit yang aktif oleh isoenzim sitokrom P450, CYP2C19 dan CYP3A4. Beberapa golongan statin seperti simvastatin pada prinsipnya
dimetabolisme oleh CYP3A4, sehingga memungkinkan simvastatin dapat menghambat aktivitas dari clopidogrel. Managemenya yaitu adanya
penyesuian dosis dan interval waktu pemberian obat Baxter, 2010 dan Chelmow et al, 2014
112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “ Studi Literatur Interaksi Obat Pada Peresepan Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Instalasi Rawat Jalan RSUD