Keadaan Politik pada Masa Demokrasi Liberal

96 SMPMTs Kelas IX Apakah kamu sudah selesai mengerjakan aktivitas kelompok? Jika sudah, kamu dapat mengetahui perkembangan politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin yang meliputi hal-hal berikut ini.

a. Keadaan Politik pada Masa Demokrasi Liberal

Setelah kembali menjadi negara kesatuan, Indonesia menganut sistem Demokrasi Liberal 1950–1959 dengan pemerintahan parlementer. Dalam sistem ini, pemerintahan dipimpin perdana menteri. Presiden berkedudukan sebagai kepala negara. Sistem politik pada masa Demokrasi Liberal mendorong berkembangnya partai-partai politik karena sistem Demokrasi Liberal menganut sistem multipartai. Adanya banyak partai politik yang ikut berkiprah dalam pemerintahan di Indonesia menyebabkan munculnya persaingan antarpartai. Partai-partai terkuat saling mengambil alih kekuasaan yang mengakibatkan seringnya terjadi pergantian kabinet. Pada masa Demokrasi Liberal ini, terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Rata-rata masa kepemimpinan kabinet hanya berumur satu tahun. Kabinet-kabinet tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kabinet Natsir September 1950–Maret 1951. 2. Kabinet Sukiman April 1951–Februari 1952. 3. Kabinet Wilopo April 1952–Juni 1953. 4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I Juli 1953–Juli 1955. 5. .DELQHWXUKDQXGGLQ+DUDKDSJXVWXV±0DUHW 6. Kabinet Ali Sastroamidjojo II Maret 1956–Maret 1957. 7. Kabinet Djuanda Maret 1957–Juli 1959 3 Dekrit Presiden 5 Juli 1959 4. Tulis haritanggal dan identitas nama, nomor dan kelas 5. Presentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas Di unduh dari : Bukupaket.com 97 Ilmu Pengetahuan Sosial Meskipun terjadi banyak pergantian kabinet, pemerintah pada masa Demokrasi Liberal berhasil menyelenggarakan pemilihan umum pemilu untuk pertama kali di Indonesia. Pemilu pertama ini dilaksanakan pada tahun 1955. Persiapan pelaksanaan pemilu dilakukan sejak masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Pada masa kabinet ini, dibentuk Panitia Pemilihan Umum Pusat dan Daerah pada tanggal 31 Mei 1954. Panitia ini kemudian mengumumkan pelaksanaan pemilu untuk DPR, yaitu pada tanggal 29 September 1955. Adapun pemilu untuk memilih anggota konstituante akan dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955. Namun, Kabinet Ali Sastroamidjojo I tidak bisa melaksanakan pemilu sebagaimana rencana. Kabinet ini jatuh dan mengembalikan mandatnya kepada Presiden pada tanggal 24 Juli 1955. 6HWHODK LWX .DELQHW XUKDQXGGLQ +DUDKDS PHQJJDQWLNDQ .DELQHW OL 6DVWURDPLGMRMR,.DELQHWXUKDQXGGLQ+DUDKDSWHWDSPHODQMXWNDQUHQFDQD pemilu yang telah dipersiapkan sebelumnya dan tidak mengubah tanggal pelaksanaannya. Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan pemilu tahun 1955 adalah sebagai berikut. 1. Tanggal 29 September 1955 Pada tanggal 29 September 1955, dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota-anggota DPR yang berjumlah 272 orang. Pemilu ini ternyata dimenangkan oleh empat partai politik, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Berikut ini komposisi anggota DPR hasil pemilu tahun 1955. a. Masyumi memperoleh 60 wakilkursi. b. PNI memperoleh 58 wakilkursi. c. NU memperoleh 47 wakilkursi. d. PKI memperoleh 32 wakilkursi. e. Partai-partai lain hanya memperoleh kursi masing-masing kurang dari 12. Anggota DPR hasil pemilu dilantik pada tanggal 20 Maret 1956. 2. Tanggal 15 Desember 1955 Pada tanggal 15 Desember 1955, dilaksanakan pemilu untuk memilih anggota dewan konstituante yang akan bertugas menyusun UUD yang tetap. Anggota dewan konstituante ditetapkan 520 orang. Anggota dewan ini dilantik pada tanggal 10 November 1956. Berikut ini adalah komposisi anggota Dewan Konstituante. Di unduh dari : Bukupaket.com 98 SMPMTs Kelas IX a. PNI memperoleh 119 kursi. b. Masyumi memperoleh 112 kursi. c. NU memperoleh 91 kursi. d. PKI memperoleh 80 kursi. e. Partai lainnya memperebutkan 118 kursi. Pelaksanaan pemilu tahun 1955 berjalan lancar. pemilu ini dianggap sebagai pemilu yang paling demokratis dibandingkan dengan pemilu-pemilu tahun sesudahnya karena pada pemilu pertama ini, rakyat benar-benar bebas memilih sesuai pilihannya tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun.

b. Keadaan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin