Elektroensefalografi EEG PROSEDUR DIAGNOSTIK

Studi dengan menggunakan single-photon emission computed tomography SPECT pada pasien HT dengan hipotiroidisme menunjukkan perubahan yang signifikan pada aliran darah serebral. Perubahan ini tidak hanya terlihat pada individu dengan hipotiroid namun juga pada apsien HT yang eutiroid tanpa manifestasi neurologis. Pada suatu studi, dilaporkan bahwa lobus frontal adalah daerah yang paling banyak terkena yang dapat menjelaskan komponen psikiatris dan gangguan perilaku pada pasien HE. Dari laporan kasus pasien-pasien HE, hasilnya bervariasi dari normal hingga hipoperfusi fokal dan global. 2,14

II.5.4. Elektroensefalografi EEG

Temuan EEG dilaporkan pada artikel Lord Brain pada tahun 1966 yang menunjukkan gambaran ensefalopatik pasiennya. EEG serial dilakukan pada pasien ini antara tahun 1961 hingga 1966. Hasilnya menunjukkan perburukan progresif dengan abnormalitas bitemporal dan berkembang hingga hilangnya aktivitas α alfa bilateral. Temuan EEG abnormal yang paling sering adalah perlambatan difus dijumpai pada 98 kasus HE. 2 Gambaran EEG yang sering dijumpai adalah perlambatan difus atau frontal intermittent rhytmic delta acitivity FIRDA; gelombang trifasik, perlambatan fokal, abnormalitas epileptiform. Follow up EEG setelah terapi steroid menunjukkan resolusi abnormalitas pada hampir seluruh kasus. 4 Suatu laporan kasus melaporkan perlambatan difus dengan gelombang paku bilateral temporal. 18 Universitas Sumatera Utara Gambar 6. EEG menunjukkan gelombang lambat difus dengan gelombang paku bilateral temporal Dikutip dari : Nagpal T, Pande S. Hashimoto’s Encephalopathy. Response to Plasma Exchange. Neurology India. 2004 ; 52 2 : 245-247. Pada suatu literatur, gambaran EEG pada pasien HE menunjukkan abnormalitas pada sebagian besar kasus namun biasanya tidak spesifik. Gambaran ini terutama terdiri dari perlambatan yang menggambarkan derajat ensefalopati yang mendasarinya. Temuan EEG bervariasi antar pasien di sepanjang perjalanan penyakitnya. Dalam hubungannya dengan perbaikan klinis, gambaran EEG membaik dan dapat kembali normal, namun tingkat resolusi abnormalitas EEG biasanya lebih lambat daripada kecepatan resolusi abnormalitas klinis. Selain perlambatan difus atau FIRDA, juga dapat dijumpai gelombang trifasik yang Universitas Sumatera Utara menonjol dan perlambatan fokal. Gelombang trifasik ini tidak spesifik dan dapat dijumpai pada berbagai ensefalopati lainnya. Pada suatu laporan kasus dijumpai gambaran EEG abnormal, dengan gelombang lambat, tajam, trifasik dengan gelombang teta-delta dan rentang frekuensi 2 hingga 3 Hz, intermiten, bilateral, terutama di regio temporoparietal. Perbaikan gambaran klinis pada pasien ini disertai dengan resolusi komplit dari gambaran EEG. gambar 6 20 19 Universitas Sumatera Utara Gambar 7. EEG pada pasien HE Dikutip dari : Cerqueira AC, Bezerra JM, Magalhaes G, et al. Hashimoto’s Encephalopathy with Clinical Features Similar to Those of Creutzfeldt-Jakob Disease. Arq Neuropsiquiatr. 2008 ; 66 4 : 903-905. Gambaran EEG pada penderita HE juga bisa menunukkan gambaran gelombang tajam atau gelombang paku fokal, repetitif yang kurang dari tiga per detik. gambar 7 17 Gambar 8. EEG menunjukkan gelombang tajam dan paku Dikutip dari : Ma RC, Leung H, Kwan P, et al. A 50-year-old Woman with Recurrent Generalized Seizures. PLoS Medicine. 2008 ; 5 9 e186.

II.5.5. Neuropatologi