ISOLASI ACTINOMYCETES DARI TANAH SAWAH SEBAGAI PENGHASIL ANTIBIOTIK

BAB. I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Timbulnya berbagai penyakit infeksi baru yang membutuhkan antibiotik
di satu sisi dan adanya sifat resistensi kuman terhadap antibiotik yang telah
ada di sisi lain, mendorong terus dilakukannya penelitian untuk menghasilkan
antibiotik jenis baru yang lebih ampuh untuk membunuh kuman penyakit. Saat
ini banyak penelitian yang difokuskan pada Actinomycetes yang diindikasikan
sebagai bakteri yang mampu menghasilkan antibiotik terbanyak. Sekitar 70%
dari antibiotik yang telah ditemukan dihasilkan oleh Actinomycetes terutama
Streptomyces (Suwandi, 1993). Menurut Okami & Hotta (1988), hampir 95%
dari 2000 antibiotik yang ada dihasilkan oleh Streptomyces.
Streptomyces dikenal mampu menghasilkan banyak antibiotik seperti
streptomycin yang dihasilkan oleh Streptomyces griseus, aureomisin yang
dihasilkan oleh S. aureofaciens, oleandomycin yang dihasilkan oleh S.
antibioticus, spiramycin yang dihasilkan oleh S. ambofaciens, dan eritromisin
yang dihasilkan oleh S. erythreus (Perlman, 1970, Dwidjoseputro, 1989), yang
masing-masing mempunyai khasiat yang berlainan. Selain Streptomyces,
masih ada anggota actinomicetes yang juga mampu menghasilkan antibiotik
dan antitumor,


yaitu Actinoplanes, Micromonospora, Saccharopolyspora,

Actinomodura, dan Dactylosporangium.
Actinomycetes dapat ditemukan pada semua jenis tanah, kecuali tanah
yang bersifat asam seperti humus hutan dan rawa-rawa (Zainuddin, 1973).
Selain

itu

Actinomycetes

juga

banyak

ditemukan

dalam


kompos

(Purwadisastra, 1973). Habitat Actinomycetes, terutama Streptomyces adalah
di tanah, bahkan 70% mikroba yang ada di tanah adalah Streptomyces (Rao,
2001). Keberadaan Actinomycetes dalam tanah telah banyak dikaji peneliti.
Sebanyak 22 genus Actinomycetales telah berhasil diisolasi dari sampel tanah
yang berasal dari 12 tempat di Yunnan dan 91% diindikasikan sebagai
Streptomyces. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pada tanah yang lebih

kering, lebih tandus dan lebih dingin, lebih banyak ditemukan Streptomyces
(Jiang & Xu, 1990). Sementara itu Runmao, et al (1994)

juga berhasil

menemukan 4.520 Actinomycetes pada sampel tanah yang berasal dari 34
lokasi ladang pertanian dan non pertanian di China bagian timur laut. Pada
penelitian ini juga diketahui bahwa genus terbanyak yang ditemukan adalah
Streptomyces, yaitu sebanyak 2.696. Di Sabah juga telah ditemukan sebanyak
78 strain Actinomycetes yang diisolasi dari tanah yang berasal dari 22 lokasi,
diketahui pula bahwa strain terbanyak adalah Streptomyces (Lo, et al, 2002).

Oskay, et al (2004), berhasil menemukan 50 strain Actinomycetes yang
berbeda pada sampel ladang pertanian yang diambil dari daerah Manisa di
Turki. Ternyata 34% dari keseluruhan isolat berpotensi sebagai antibiotik, dan
7 isolat menghasilkan antibiotik baru. Penelitian Nedialkova (2005), juga
berhasil menemukan 40 strain Actinomycetes yang diisolasi dari Antarctica.
Setelah diujikan pada 7 spesies bakteri didapatkan hasil 60% strain berpotensi
sebagai antibiotik, dan 10 strain mempunyai daya hambat dengan spektrum
yang luas. Selain itu Pandey, et al (1973), juga berhasil menemukan 106 isolat
Actinomycetes pada sampel tanah yang diambil dari Lobuche dan Lukla, dua
wilayah di Nepal. Dari 106 isolat hanya 36 isolat yang berpotensi sebagai
antibiotik, dua isolat hanya menghambat bakteri gram negatif, delapan isolat
menghambat bakteri gram positif dan 26 isolat menghambat keduanya.
Sawah sebagai salah satu bentuk tanah pertanian juga merupakan habitat
bagi Actinomycetes. Untuk mengetahui jumlah dan potensi Actinomycetes
pada tanah sawah perlu dilakukan penelitian. Untuk menguji kemampuan
isolate Actinomycetes yang ditemukan sebagai penghasil antibiotik, dapat
dilakukan uji penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri uji. Bakteri yang
sering digunakan pada penelitian adalah Escherichia coli yang mewakili
kelompok bakteri gram negatif dan Staphylococcus aureus dan Bacillus
subtilis sebagai wakil kelompok bakteri gram positif. Dalam penelitian ini

digunakan E. coli dan S. aureus.

B. Perumusan Masalah
1. Berapakah jumlah isolat Actinomycetes yang dapat ditemukan di tanah sawah?
2. Apakah Isolat Actinomycetes yang ditemukan berpotensi sebagai penghasil
antibiotik?

Lampiran 1

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2007. Kajian Actinomycetes yang Berpotensi Menghasilkan
Antibiotika dari Rhizosfer Putri Malu (Mimosa Pudica L. ) dan KucingKucingan (Acalypha indica L.). Jurnal Sains & Teknologi, Vol. 8, N0. 1: 114. LPPM UMS.
Antonova-Nikolova, S., Tzekova, N., & Yocheva, L., 2005, Taxonomy of
Streptomyces sp. Strain 3B, Journal of Culture Collection, Volume 4 : 3642.
Budiyanto, M.A.K., 2004, Mikrobiologi Terapan, UMM Press, Malang.
Dwidjoseputro, D., 1989. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan,
Malang.
Goudie, J. W., 1995. Antibiotic Production by Soil Actinomycetes, Diakses : Sabtu
tanggal 8 April 2006.

http:/www.accessexcellence.org/AE/AEC/AEF/1995/goudie_soil.html
Hall, V., Collins, M. D., Hutson, R., Inganas, E., Falsen, E., & Duerden, B. I,
2003, Actinomycetes vaccimaxillae sp. Nov., from the Jaw of a Cow,
International Journal of Systematic and Evolutionary Microbiology, Diakses
: Jumat, 21 April 2006. http://ijs.sgmjournals.org/cgl/content/full/53/2/603
Hasim., 2003, Menanam Rumput, Memanen Antibiotik. Diakses: Jumat, 21 April
2006.
http://72.14.203.104/search?q=cache:pZOYlznwMKOJ:www.kehati.or.id/ne
ws/view.php%3Fq%3D166%26qLang%3D1%26cateq%3DKliping%2520B
erita+actinomycetes+dan+antibiotik&hl=en&gl=id&ct=clnk&cd=1
Indriasari, V, 1999, Eksplorasi Actinomycetes dari Sedimen Ekosistem Air Hitam
serta Uji Daya Hambatnya terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia
coli,
Diakses
:
Jumat,
21
April
2006.

http://www.icbb.org/indonesia/penelitian/penelitian05.htm
Jiang, C-L., & Xu, L.-H, 1990, Characteristics Of The Populations Of Soil
Actinomycetes In Yunnan, Juornal : Actinomycetes, 1990 Vol. 1, Part.3.
p67-74. ISSN: 0732-0574,
Diakses : Jumat, 21 April 2006.
http://www.bioline.org.br/abstract?id=ac90010

Korn-Wendisch, F., & Kutzner, H. J. 1992. The Family Streptomycetaceae. In
The Prokaryotes, A Handbook on the Biology of Bacteria : Ecophysiology,
Isolation, Identification, Aplications. Second Edition. (A. Balows, H. G.
Truper, M. Dworkin, W. Harder, & Karl-Heinz Schleifer. Eds). SpringerVerlag, New york, Berlin, Heidelberg, London, Paris, Tokyo, Hong Kong,
Barcelona, & Budapest.
Lee, J.Y., & Hwang, B.K., 2002. Diversity of AntifungalnActinomycetes in Various
Vegetative Soils of Korea. Diakses : Senin, 27 Mei 2007.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fegi?CMD=search&DB=pubmed
Lo, C. W., Lai, N. S., Cheah, H-Y., Wong, N. K. I., & Ho, C. C., 2002,
Actinomycetes Isolated From Soil Samples From The Crocker Range
Sabah, ASEAN review of Biodiversity and Environmental Conservation
(ARBEC), Juli-September 2002.
Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat, Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi.

Edisi Kelima. Alih Bahasa Widianto, M. B. & Ranti, A. S. Penerbit ITB,
Bandung.
Nedialkova, D., & Naidenova, M., 2005, Screening the Antimicrobial Activity of
Actinomycetes Strains Isolated from Antarctica, Journal of Culture
Collections Volume 4, 2004-2005, pp. 29-35.
Okami, Y., & Hotta, K., 1988. Search and Discovery of New Antibiotics. In,
Actinomycetales in Biotechnology. Goodfellow, M., Williams, S., T and
Mordarski, M., (Ed).
Oskay, M., Tamer, A. U. and Azeri, C., 2004, Antibacterial Activity of some
Actinomycetes Isolated from Farming Soil of Turkey, African journal of
Biotechnology Vol.3 (9), pp. 441-446, September 2004, ISSN 1684-5315.
Diakses : Jumat, 21 April 2006, http://www.bioline.org.br/request?\b04089
Pandey, B., Ghimire, P., & Agrawal, P., 1973, Studies on the antibacterial activity
of the Actinomycetes isolated from the Khumbu Region of Nepal. Diakses :
Rabu tanggal 19 April 2006.
http://www.aehms.org/pdf/Panday%20F.pdf#search=22studies%20on%20th
e%20antibacterial%20activity%20of20the%20actinomycetes%20isolated%2
0from%20the%20khumbu%20region%20of%20nepal%22
Pelczar, M. J., & Chan, E. C. S., 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Alih Bahasa
Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S. S., dan Angka, S. L., UI Press,

Jakarta.
Perlman, D., 1970. Antibiotics. Rand MSNally and Company, Vhicago.

Purwadisastra, R., A., 1973. Evaluasi Actinomycetes Penghasil AntibacterialAntibiotics didalam Kompos. Diakses : Jumat, 21 April 2006.
http://digilib.bi.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-sl-1973-rutarianip1044&node=1654&start=1
Rao, N., S., S., 2001, Soil Microbiology, Fourth Edition of Soil Microorganisme
and Plant Growth. Science Publishers, Inc. Enfield (NH), USA
Rollins, D. M., & Joseph, S. W., 2000, Actinomycetes Summary, University of
Maryland,
Diakses
:
Rabu
tanggal
19
April
2006.
http://www.life.umd.edu/classroom/bsci424/PathogenDescriptions/Actinom
ycetes.html
Runmao, H., Lianjun, M., & Guizhen, W., 1994, Distribution of Soil
Actinomycetes in Nort-East China, Journal Actinomycetes, Vol. 5, Part 1,

12-13, 1994. ISSN : 0732-0574. Diakses : Jumat, 21 April 2006.
http://www.bioline.org.br/request?ac84003
Stehulak, N., 2005, Staphylococcus aureus, Diakses : Senin, 24 April 2006.
http://ohioline.osu.edu/hyg-fact/5000/5564.html
Sujono, R. B., 1998, Enterobacteriaceae, Buku Pegangan Kuliah Fakultas
Kedokteran, UNS, Surakarta.
Suwandi, U. 1992. Mekanisme Kerja Antibiotika. Cermin Dunia Kedokteran 76
(59): 56-59.
Suwandi, U. 1993. Skrining Mikroorganisme Penghasil Antibiotika. Cermin
Dunia Kedokteran 89 (48) : 46-48
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, Balai Pustaka, Jakarta.
Waksman, S. A., 1967, The Actinomycetes, The Ronald Press Company, New
York.
Yusnizar, 2006, Screening Of Streptomyces sp. Isolated From Black Water
Ecosystem And Antagonism Assay To Rhizoctonia solani and
Helminthosporium oryzae, Diakses : Jumat, 21 April 2006.
http://www.icbb.org/english/research/research12.htm
Zainuddin, Z., 1973. Daya Antibacterial-Antibiotics dari Actinomycetes Tanah
Sawah. Diakses : Jumat, 21 April 2006.

http://digilib.bi.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbbi-gdl-sl-1973-zaidarzain-1050

DOSEN M U DA

LAPORAN PENELITIAN

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI TANAH SAWAH
SEBAGAI PENGHASIL ANTIBIOTIK

Peneliti :
Ambarwati, SPd, MSc
Azizah Gama T, SKM, MPd

Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian
Nomor 188/SP2H/PP/DP2M/III/2008 tanggal 06 Maret 2008

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2008

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI TANAH SAWAH
SEBAGAI PENGHASIL ANTIBIOTIK
Ambarwati dan Azizah Gama T
(2008, x + 40 hal)

Penemuan antibiotik penisilin yang dihasilkan oleh kapang Penicillium
notatum oleh Alexander Fleming pada tahun 1929 dan adanya sifat resistensi
mikroorganisme patogen

terhadap antibiotik yang ada, telah mendorong

penelitian untuk menemukan antibiotik baru dari bakteri, fungi

dan

Actinomycetes. Pada saat ini banyak penelitian yang difokuskan pada
Actinomycetes yang diindikasikan sebagai bakteri yang mampu menghasilkan
antibiotik terbanyak Tanah merupakan habitat Actinomycetes, pada penelitian ini
sampel tanah diambil dari lima titik berbeda di sawah Sicangkring, kiringan,
Tulung, Klaten.
Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui jumlah isolat Actinomycetes
yang dapat ditemukan di tanah sawah dan 2)

mengetahui potensi isolat

Actinomycetes yang ditemukan sebagai penghasil antibiotik. Langkah-langkah
dalam penelitian ini meliputi : isolasi Actinomycetes dari sampel tanah pada dua
media yang selektif, yaitu Starch casein Agar dan media Raffinosa histidin Agar.
Dari hasil isolasi dilakukan purifikasi, selanjutnya dilakukan colour grouping
serta pewarnaan gram pada isolat yang sudah murni. Colour grouping dilakukan
untuk mengelompokkan isolat berdasarkan warna miselium udara, miselium
vegetatif dan warna pigmen yang terbentuk terdifusi ke media atau tidak. Untuk
mengetahui

potensi

isolat

sebagai

penghasil

antibiotik

dilakukan

uji

penghambatan terhadap bakteri uji, yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25923
(gram positif) dan Eschericia coli ATCC 35218 (gram negatif) dengan metode
agar blok.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 35 isolat dari sampel
tanah sawah. Ke-35 isolat tersebut dapat dikelompokkan menjadi 11 colour group
berdasarkan hasil colour grouping. Hasil pewarnaan gram menunjukkan bahwa 11
isolat wakil dari ke-11 colour group mempunyai

ciri-ciri sebagai anggota

Actinomycetes yaitu bentuk sel batang, miselium bercabang dan berwarna biru
atau ungu (gram positif). Berdasarkan hasil uji potensi isolat sebagai penghasil
antibiotik, diketahui diantara 11 isolat sebanyak tiga isolat (27,27%) mampu
menghambat Staphylococcus aureus ATCC 25923 (gram positif), yaitu isolat
SS13 dengan diameter daerah hambatan sebesar 14,66 mm (sedang), isolat SR1 =
24,66 mm (kuat) dan isolat SR6 = 5,00 mm (lemah). Namun demikian tidak ada
satupun isolat yang mampu menghambat Eschericia coli ATCC 35218 (gram
negatif).

Berdasarkan

hasil

penelitian

ini

dapat

disimpulkan

bahwa

Actinomycetes dapat diisolasi dari tanah sawah yang berpotensi sebagai penghasil
antibiotik dengan spektrum kerja menghambat bakteri gram positif.

Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UMS
SK Nomor 188/SP2H/PP/DP2M/III/2008 tanggal 06 Maret 2008

SUMMARY

ISOLATION ACTINOMYCETES FROM FARMING SOIL
THAT POTENTIALLY AS ANTIBIOTIC PRODUCER
Ambarwati and Azizah Gama T
(2008, x + 40 hal)

The discovery of pinicilin from Penicillium notatum by Alexander
Fleming in 1929, appearing of various new infection diseases and resistantly
pathogenic microorganism to old antibiotic, have motivated another antibiotic
discovery from bacteria, fungus and Actinomycetes. Now, some researches are
being focused on Actinomycetes, that is indicated as the bacteria which produces
the biggest number of

antibiotics. Soil is habitat of Actinomycetes, sample in

this research was taken from five different place in Sicangkring field, Kiringan,
Tulung, Klaten.
The aims of this research were : 1) to know the quantity

of

Actinomycetes isolate from the farming soil and 2). to know the potentially of
Actinomycetes isolate which was founded as antibiotic producer. The steps of
this research were : Actinomycetes was isolated
selective media,

from soil sample on two

Starch casein Agar and Raffinose histidine Agar. Then the

isolates from isolation were purified, after that the isolates were done colour
grouping and gram-stain procedure. Colour grouping was done to group the
isolates based on the colour of aerial mycelium, vegetative mycelium and the
diffusion of the pigment. To know the potentially of isolates as antibiotic
producer, were done inhibition test to bacteria test,

Staphylococcus aureus

ATCC 25923 (gram positive bacteria) and Eschericia coli ATCC 35218 (gram
negative bacteria) by agar block method.
From this research was found 35 isolates Actinomycetes from farming
soil sample. Based on colour grouping result there were 11 colour group. From
the gram-stain procedure, all of the isolates had character as Actinomycetes, the
cell morphology was rod, the mycelium was branch, and the colour was old blue
or purple (gram positive bacteria). Based on the inhibition test, it was known that

from the 11 isolates, 3 isolates (27,27%) could inhibit the Staphylococcus aureus
ATCC 25923 (gram positive bacteria), that were SS13 isolate with inhibition zone
diameter = 14,66 mm (moderate), RS1 isolate = 24,66 mm (strong) and RS6
isolate = 5,00 mm (weak). However nothing isolate could inhibit Eschericia coli
ATCC 35218 (gram negative bacteria). Therefore, based on the research it could
be concluded that Actinomycetes was isolated from the farming soil potentially as
antibiotic producer with gram positive spectrum.

Public Health Department, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of
Surakarta
SK Nomor 188/SP2H/PP/DP2M/III/2008 tanggal 06 Maret 2008

PRAKATA

Segala puji bagi Allah, karena hanya dengan limpahan rahmadNya
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dosen muda dengan judul
“ISOLASI

ACTINOMYCETES

DARI

TANAH

SAWAH

SEBAGAI

PENGHASIL ANTIBIOTIK” ini dengan baik dan tanpa hambatan yang berarti.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan ini penulis
banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional yang
telah membiayai pelaksanaan penelitian ini.
2. Prof. Dr. Markhamah, MHum, selaku ketua lembaga penelitian UMS beserta
staff lembaga penelitian UMS yang telah memfasilitasi pelaksanaan dan
pelaporan hasil penelitian ini.
3. Ibu Dian Widyastuti, SE yang telah membantu pelaksanaan penelitian di
Laboratorium Mikrobiologi FIK UMS.
4. Bapak Mathari, terima kasih atas sampel tanah sawahnya
5. Bapak Tukiran, dari Laboratorium Mikrobiologi Kedokteran UGM, terima
kasih atas bakteri ujinya.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu.
Akhimya penulis hanya bisa berharap semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surakarta,
Penulis

Oktober 2008

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………ii
RINGKASAN HASIL PENELITIAN ...............................................................iii
SUMMARY ....................................................................................................... v
PRAKATA.......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................x
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Perumusan Masalah ............................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Actinomycetes …………………………...........................................4
B. Habitat Actinomycetes …………......................................................5
C. Antibiotik …………………………..................................................5
D. Bakteri Uji ........................................................................................8
E. Kerangka Konsep...............................................................................9
BAB III. TUJUAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ..............................................................................10
B. Kontribusi Penelitian.........................................................................10
BAB IV. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...............................................................................11
B. Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................11
C. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................11
D. Alat dan Bahan Penelitian .............................................................11
E. Jalannya Penelitian ................. ..................................................... 12

F. Cara Pengumpulan Data.....................................................................15
J. Analisis Hasil......................................................................................15
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil...................................................................................................17
B. Pembahasan.......................................................................................23
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................28
B. Saran..................................................................................................28
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka
2. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
3. Surat Tugas Penelitian

RINGKASAN HASIL PENELITIAN

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI TANAH SAWAH
SEBAGAI PENGHASIL ANTIBIOTIK
Ambarwati dan Azizah Gama T
(2008, x + 40 hal)

Penemuan antibiotik penisilin yang dihasilkan oleh kapang Penicillium
notatum oleh Alexander Fleming pada tahun 1929 dan adanya sifat resistensi
mikroorganisme patogen

terhadap antibiotik yang ada, telah mendorong

penelitian untuk menemukan antibiotik baru dari bakteri, fungi

dan

Actinomycetes. Pada saat ini banyak penelitian yang difokuskan pada
Actinomycetes yang diindikasikan sebagai bakteri yang mampu menghasilkan
antibiotik terbanyak Tanah merupakan habitat Actinomycetes, pada penelitian ini
sampel tanah diambil dari lima titik berbeda di sawah Sicangkring, kiringan,
Tulung, Klaten.
Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui jumlah isolat Actinomycetes
yang dapat ditemukan di tanah sawah dan 2)

mengetahui potensi isolat

Actinomycetes yang ditemukan sebagai penghasil antibiotik. Langkah-langkah
dalam penelitian ini meliputi : isolasi Actinomycetes dari sampel tanah pada dua
media yang selektif, yaitu Starch casein Agar dan media Raffinosa histidin Agar.
Dari hasil isolasi dilakukan purifikasi, selanjutnya dilakukan colour grouping
serta pewarnaan gram pada isolat yang sudah murni. Colour grouping dilakukan
untuk mengelompokkan isolat berdasarkan warna miselium udara, miselium
vegetatif dan warna pigmen yang terbentuk terdifusi ke media atau tidak. Untuk
mengetahui

potensi

isolat

sebagai

penghasil

antibiotik

dilakukan

uji

penghambatan terhadap bakteri uji, yaitu Staphylococcus aureus ATCC 25923
(gram positif) dan Eschericia coli ATCC 35218 (gram negatif) dengan metode
agar blok.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 35 isolat dari sampel
tanah sawah. Ke-35 isolat tersebut dapat dikelompokkan menjadi 11 colour group
berdasarkan hasil colour grouping. Hasil pewarnaan gram menunjukkan bahwa 11
isolat wakil dari ke-11 colour group mempunyai

ciri-ciri sebagai anggota

Actinomycetes yaitu bentuk sel batang, miselium bercabang dan berwarna biru
atau ungu (gram positif). Berdasarkan hasil uji potensi isolat sebagai penghasil
antibiotik, diketahui diantara 11 isolat sebanyak tiga isolat (27,27%) mampu
menghambat Staphylococcus aureus ATCC 25923 (gram positif), yaitu isolat
SS13 dengan diameter daerah hambatan sebesar 14,66 mm (sedang), isolat SR1 =
24,66 mm (kuat) dan isolat SR6 = 5,00 mm (lemah). Namun demikian tidak ada
satupun isolat yang mampu menghambat Eschericia coli ATCC 35218 (gram
negatif).

Berdasarkan

hasil

penelitian

ini

dapat

disimpulkan

bahwa

Actinomycetes dapat diisolasi dari tanah sawah yang berpotensi sebagai penghasil
antibiotik dengan spektrum kerja menghambat bakteri gram positif.

Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UMS
SK Nomor 188/SP2H/PP/DP2M/III/2008 tanggal 06 Maret 2008