TINJAUAN TENTANG MOTIVASI

C. TINJAUAN TENTANG MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi

Sarlito Wirawan mengemukakan bahwa motivasi merupakan istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses gerakan itu termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku, yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan

atau perbuatan. 46 Sedangkan menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman

A. M, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting;

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “Neuropshysilogical” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

46 Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 64.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoaln kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dalam istilah Islam kata motivasi lebih dikenal dengan istilah niat yaitu dorongan yang tumbuh dalam hati manusia yang menggerakkkan untuk melakukan suatu aktifitas tertentu. Dalam niat ada ketergantungan antara niat dengan perbuatan dalam arti jika niat baik maka balasannya juga baik dan sebaliknya.

Perbedaan yang mendasar antara niat dengan motivasi hanya terletak pada terealisasinya perbuatan itu atau tidak. Tingkah laku yang didasari atau didorong dan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan atau keinginan dan diarahkan pada usaha pencapaian tujuan atau pemenuhan kebutuhan disebut

tingkah laku bermotivasi. 47

2. Bentuk-Bentuk Motivasi

Berdasarkan sebab-musababnya motivasi di bagi menjadi dua macam:

47 Sardiman A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 73-74.

a. Motivasi instrinsik, adalah motivasi yang tercakup dalm situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut ”motivasi murni” atau motivasi yang sebenarnya. Motivasi ini timbul tanpa adanya pengaruh dari luar, sebagaimana dikemukakan Emerson yang dikutip oleh Oemar Hamalik, bahwa…the reward of athing well done is to have done it. Ini berarti, bahwa motivasi instrinsik adalah sifat nyata atau motivasi sesungguhnya

disebut Sound Motivation. 48

b. Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu peserta didik yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, seperti pujian atau hadiah, peraturan, suri tauladan dari

orang tua, guru dan sebagainya. 49 Antara motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik sulit untuk

menentukan mana yang lebih baik, yang dikehendaki adalah timbulnya motivasi instrinsik, tetapi motivasi ini tidak mudah dan tidak selalu dapat timbul.

3. Peranan Motivasi

Pada kehidupan manusia, apabila setiap sisinya diamati secara cermat maka akan tampak bahwa manusia senantiasa mempunyai kebutuhan yang kompleks, baik kebutuhan fisik seperti: makan minum, maupun kebutuhan yang bersifat psikis seperti kebutuhan rasa aman, kasih sayang, pendidikan

48 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 112. 49 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1997), hlm. 137.

dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, agar terwujud dalam realitas tingkah laku, maka manusia memerlukan dorongan atau dalam dunia pendidikan dikenal istilah motivasi yang setiap saat muncul dalam diri manusia.

Menurut Ngalim Purwanto, secara garis besarnya motivasi mempunyai peranan; 50

a. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.

b. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.

c. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

d. Dengan kata lain motivasi merupakan mobilisator (penggerak) yang vital dalam kehidupan seseorang. Tanpa motivasi, seseorang tidak akan bergerak ataupun beraktifitas. Dianalogikan, seseorang yang mempunyai kecerdasan sedang, akan tetapi mempunyai motivasi akan lebih cepat sukses daripada orang yang mempunyai kecerdasan tinggi tetapi tidak mempunyai motivasi.

50 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 72.

4. Teori-teori Tumbuhnya Motivasi beragama

Dalam realitasnya, kehidupan manusia selalu dipenuhi oleh kebutuhan- kebutuhan dan kebutuhan inilah yang memotivasi seseorang dalam tingkah lakunya (termasuk tingkah laku beragama). Berikut dua teori motivasi

beragama yang erat kaitannya dengan kebutuhan beragama manusia; 51

a. Teori The Four Wishes

Pencetus teori ini adalah W. H. Thomas, ia mengungkapkan bahwa yang menjadi motivasi kejiwaan agama adalah empat macam keinginan dasar yang ada dalam jiwa manusia;

1) Keinginan untuk keselamatan (security) Keinginan ini tampak jelas dalam kenyataan manusia untuk memperoleh perlindungan atau penyelamatan dirinya baik berbentuk biologis maupun non biologis. Misalnya mencari makan, perlindungan diri, dan lain sebagainya.

2) Keinginan untuk mendapat penghargaan (recognition) Keinginan ini merupakan dorongan yang menyebabkan manusia mendambakan adanya rasa ingin dihargai dan dikenal orang lain. Manusia selalu mendambakan dirinya untuk menjadi orang terhormat dan dihormati.

3) Keinginan untuk ditanggapi (response) Keinginan ini menimbulkan rasa ingin mencinta dan dicinta dalam pergaulan.

51 Jalaluddin, op. cit., hlm 59-62.

4) Keinginan akan pengetahuan atau pengtalaman baru (new experience) Keinginan ini menyebabkan manusia mengeksplorasi dirinya untuk mengenal sekelilingnya dan mengembangkan dirinya. Manusia pada dasarnya selalu cepat bosan dan jemu terhadap sesuatu dan hal-ahal yang selalu ada di sekelilingnya. Mereka selalu ingin mencari dan mengetahui sesuatu yang tak tampak dan berada di luar dirinya.

Didasarkan atas keempat keinginan dasar itulah pada umumnya manusia menganut agama menurut W. H. Thomas. Melalui ajaran agama yang teratur, maka keempat keinginan itu akan tersalurkan. Dengan menyembah dan mengabdi kepada Tuhan, keinginan untuk keselamatan akan terpenuhi.

b. Teori Konflik

G. M. Straton yang mengemukakan konsep ini. Ia mengatakan, bahwa yang menjadi motivasi keagamaan seseorang adalah adanya konflik dalam kejiwaan manusia. Keadaan yang berlawanan seperti; baik-buruk, moral-immoral, kepasifan-keaktifan, rendah hati dan rasa sombong menimbulkan pertentangan (konflik) dalam diri manuisa. Jika konflik sudah demikian mencekam manusia dan mempengaruhi jiwanya, maka manusia itu akan mencari pertolongan kepada suatu kekuasaan yang tertinggi (Tuhan), untuk kemudian memeluk suatu ajaran agama.

Sigmund Freud juga sependapat dengan pendapat G. M. Straton, menurut Freud dua konflik kejiwaan yang mendasar dan merupakan sumber kejiwaan agama dalam diri manusia adalah:

1) Life-urge: keinginan untuk mempertahankan kelangsungann hidup dari keadaan yang terdahulu agar terus berlanjut.

2) Death-urge: keinginan untuk kembali keadaan semula sebagai benda mati (anorganis).

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25