Perencanaan Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau dan Kemungkinan Pengembangan Paket Wisata Alam di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat

PERENCANAAN PROGRAM WISATA ALAM
Dl AREAL HTI PT. FINNANTARA INTIGA DISTRlK 1 MENGKIANG UNIT SANGGAU
KEC. KAPUAS KAB. SANGGAU DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
PAKET WISATA ALAM DI KAB. SANGGAU PROP. KALIMANTAN BARAT

Oleh :
ALI LUKMANUL HAKlM

DEPARTEMEN KONSERVASl SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANlAN BOGOR
2004

Ali Lukmanul Hakim (E03499029). Perencauaan Program Wisata Alam di Areal HTI
PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas Kab. Sanggau
dan Kemungkinan Pengembangan Paket Wisata Alam di Kabupaten Sanggau Propinsi
Kalimantan Barat. Di bawah bimbingan Dr. E.K.S. Harini Muutasib, MS sebagai
pembimbing pertama dan Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc sebagai pembimbing kedua.
Hutan merupakan suatu ekosistem tempat tumbulmya pohon-pohon yang secara
keselumhan hidup alrun hayati beserta alrun lingkungan. Selama ini, orientasi pemanfaatan
sumberdaya hutan di Indonesia bertumpu pada kayu, dalrun tiga dekade terakhir kayu

menjadi modal utruna pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan devisa dan
penyerapan tenaga kerja. Sejalan dengan adanya pergeseran paradigma pengelolaan yang
cukup mendasar, yakni; Pergeseran

pengelolaan kayu (timber management) menjadi

pengelolaan swnberdaya (resource-based management), pengelolaan yang sentralistik
menjadi desentralisasi dan pengelolaan sumberdaya yang berkeadilan, wisata dam sebagai
salah satu altematif pemanfaatan secara lestari berpeluang lebih besar dan terbuka untuk
dikembangkan.
HTS PT. Finnantara Intiga me~upakanperusahaan penghasil kayu pulp lnelnbangun
hutan produksinya dari lahan-lahan yang tidak produktif dan pada u l n m y a areal yang telah
terdegradasi. Pada lahan-lahan hutan produksi terdapat sisa-sisa hutan alrun, keanekaragman
hayati baik flora lnaupun fauna, keindahan bentang alam (riamiair terjuu dan goa), keunikan
dan kekayaan sosial budaya masyarakat sekitar hutan (Etnis Dayak dan Etnis Melayu).
Keka~aanalrun dan sumberdaya seternpat merupakan potensi wisata dengan ~nenonjolkan
keanekaragaman hayati, pengetahuan, keterrunpilan, kebudayaan tradisional masyarakat
setempat, dan menjadikan kegiatan perusahaan sebagai salah satu daya tariklatraksi wisata.
Pengembangan wisata di Kabupaten Sanggau dinilai sangat menguntungkan, hal ini
dipengaruhi oleh faktor pendukung, antara lain faktor geografis dunana Sanggau memiliki

akses pelabuhan darat dengan Negara Malaysia yang merupakan pintu mas& wisatawan
mancanegara dari berbagai negara dan juga merupakan daerah lintas bagi kabupaten dan
propinsi. Sejalan dengan pengembangan kegiatan wisata dam, periu dibuat suatu
perencanaan wisata yang dapat tnenarik minat para pengunjung sehingga mereka dapat
lnenikmati dan merasakan kepuasan dari kegiatan wisata yang dilakukan dengan membuat
suatu program wisata yang di dalamnya menyajikan atraksi-atraksi yang menarik dari

berbagai kawasan wisata dam yang ada, dan pembuatan paket wisata dengan
menggabungkan beberapa obyek wisata yang ada di Kabupaten Sanggau.
Data yang dikunpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari
Kebijakan Perusahaan HTI PT. Finnantara Intiga dan Pemda Kabupaten Sanggau mengenai
wisata alatn; Obyek

-

obyek wisata; Keterlibatan biro perjalanan, hoteupenginapan; Sarana

dan prasarana yang ada dan yang akan dikembangkan; Kegiatan rekreasi yang ada;
Pengunjung kawasan; serta waktu dalam perjalanan wisata. Data sekunder terdiri dari
Keadaan umum HTI PT. Finnantara Jntiga dan Kabupaten Sanggau; Peta dasar HTI dan

Kabupaten Sanggau serta data-data lain yang dianggap penting.
Teknik pengwnpulan data dilakukan deugan cara studi pustaka, survei lapang,
wawancara langsung dan te~pandu(Perusahaan HTI, Pemda Sanggau, pemerintahan desa dan
tokoh masyarakat serta biro perjalanan dan hotellpenginapan) dan penyebaran kuisioner
kepada pengunjung kawasan wisata dam di Kab. Sanggau yang identik dengan obyek wisata
yang ada di Areal HTI PT. Finnantara lntiga Distrik 1 Mengkiang menggunakan metode

purpose satnpling dengan intensitas sampling 1%. Metode yang digunakan dalam
menganalisa data hasil penelitian adalah analisa deskriptif dan analisa peta. Analisa peta yang
dilakukan bempa analisa peta dasar Areal HTI dan analisa peta Kab. Sanggau Prop.Kalbar
Areal HTI PT. Finnantara Intiga terletak di Prop. Kalbar yang secara geografis
terletak pada 0" 00' LU

-

0" 40' LS dan 110' 30' BT

-

11" 30' BT, secara administrasi


pemerintahan tnasuk dalam Kec. Kapuas Kab. Sanggau, sedangkan secara administrasi
kehutanan tennasuk ke dalam Dinas Kehutanan Prop. Kalbar, Cabang Dinas Kehutanan
Sanggau. Luasan areal HTI adalah 187.000 ha yang terbagi dalam dua unit pengelolaan yaitu
Unit I Sanggau seluas 88.000 ha dan Unit I1 Sintang seluas 99.000 ha, sedangkan untuk
Distrik 1 Mengkiang memiliki luas 22.712,3 ha. Aksesibilitas meuuju lokasi Areal HTI PT.
Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang dapat melalui jalur Sungai Sekayatn dari Kota
Sanggau dengan speedboat 45 PK selama 45 menitlperahu motor selama I1;2 jam. Jalur darat
dari Kota Sanggau menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat selama 2 1 jam 30
menit melewati Dusun Tokang Sekayatn.
Letak geografis Kabupaten Sanggau berada diantara lo 10' LU dan 0" 35' LS serta
diantara 109'45' dan 1I l o 1 1' BT. Batas wilayah Kabupaten Sanggau : Sebelah utara adalah
Malaysia Timur (Serawak) ; Sebelah Selatan adalah Kab. Ketapang ; Sebelah Timur adalah
Kab. Sintang dan Sebelah Barat adalah Kab. Landak. Luas daerahnya merupakan urutan ke-4
(12,47%) dari KabupatenKodya di Propinsi Kalimantan Barat.

Kabupaten Sanggau yang luas wilayahnya 18.302,OO km2 (12,47% dari luas wilayah
Propinsi Kalilnantan Barat). Berdasarkan hail registrasi penduduk tahun 2001 berjumlah
520.153 jiwa, dengan riucian penduduk laki-laki 265.967 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 255.087 jiwa yang menyebar di 22 kecamatan dengan kepadatan penduduk 28 jiwa

per km2. Pada umumnya penduduk Kabupaten Sanggan bersuku bangsa Dayak sebanyak
323.352 jiwa (64,09%) dan Melayu sebanyak 116.614 jiwa (23,12%) sisanya suku bangsa
lainnya sebanyak 64.488 jiwa (12,94%). Sedangkan penduduk Kab.Sanggau sebagian besar
Kristen Katolik berjumlah 219.090 jiwa (43.31%), Islarn sebanyak 168.039 jiwa (33,41%),
Kristen Protestan sebanyak 50.308 jiwa (17,20%), Budha sebanyak 4.817 jiwa (0,95%),
Hindu sebanyak 485 jiwa (0,09%) dan lainnya 21.1 16jiwa (4,18%).
Pihak Pe~usahaan HTI PT. Finnantara Intiga pada dasamya tidak lnenutup
ke~nungkinanuntuk mengembangkan wisata alam ataupun kerjasarna dalarn pengembangaan
pariwisata alam di kawasan hutan produksi selama dapat menyelarnatkan potensi dan
lingkungan sekitar serta tidak mengharnbat kegiatan utama dari tujuan pengembangan hutan
tanaman. Apabila kegiatan wisata darn dapat terlaksana lnaka dibutuhkan dukungan dari
semua pihak.
a
Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau
Potensi wisata di Areal HTI PT. F i ~ a n t a r Intiga
Kec. Kapuas Kab. Sanggau Prop. Kalhantan Barat, yaitu :

Q Riam Pagau. Berjarak 2 h n dengan berjalan kaki (30 menit) dari Dusun Tokang
Sekayam. Kekhasan dari Riarn Pagau adanya batu besar seperti pohon tumbang yang di
bawahnya terdapat goa dengan aliran air yang deras.


Q Goa Sedamar. Perjalanan menuju Goa Sedamar dari Dusun Tokang Sekayam dengan
menggunakan mobil membutuhkan 2 15 menit dan dilanjutkan dengan berjalan kaki

+7

lnenit (500 m). Kekhasan dari Goa Sedamar diantaranya adalah riam dengan ketinggian

+ 15 meter yang ada di mulut goa lnenambah kesan cantik pada goa. Letak Goa Sedarnar
yang berada di sekeliling rimba menambah kesar~alami yang menarik untuk dinikmati.

Q Riam Jelipa. Perjalanan dari Dusun Tokang Sekayam dengan mobil menuju Riam Jelipa
selarna 20 menit dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 10 menit. Kekhasan dari
Riam Jelipa adalah banyaknya pohon twnbang di sekitar riam menciptakan kesan angker
dan sepi serta di sekitar r i m banyak dijumpai batu-batu besar yang mirip batu-batu yang
sengaja dipotong.

@ Riam Penarik. Perjalanan menuju Riam Penarik dari Dusun Tokang Sekayarn dapat
ditempuh


+ 5 menit dilanjutkan dengan berjalan kaki 2 15 menit. Kekhasan dari Riam

Penarik ini adalah Aliran air r i m yang tnasuk ke dalam goa yang ada di bawah tiam. Pada
saat air riam tidak terlalu deras, goa banyak digunakan orang untuk beitapa

@ Hutan Tanaman Belian Plomas. Memiliki potensi tegakan tanaman langka Eusyderuxylon
nvageri yang ditanam oleh Jepang, Belanda, dan Jermau juga pemerintah Indonesia dalam
proyek konservasi yang ditanam sejak tahun 1936. Tanaman Belian di Plomas ini ditanam
dengan tahun yanag berbeda tiap bloknya. Ada lokasi tanaman belian tahun tanlun
198511986, 198711988, 198811989, 199411995 dan sebagainya.

@ Dusun Tokang Sekayam. Perkampunan Dayak dengan segala kekayaan budaya yang
tnenarik untuk dinikmati.

@ Dusun Mengkiang. Perksunpungan Melayu tertua yang ada di Sanggau
@ Base camp Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau. Kegiatan HTI PT. Finnantara Intiga
Distrik 1 Mengkiang juga mempunyai potensi terseudiri untuk dijadikan sebagai obyek
wisata yang berbasis pendidikan ataupun wisata buatan.
Pembuatan program wisata untuk obyek-obyek wisata di Areal HTI PT. Finnantara
Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Mengkiang Kab. Sanggau Prop. Kalimantan

Barat terdapat empat program wisata dam yang dapat disajikan, yaitu : Adventuue at Plomas

Nature, Mengkiang Tour, Tokang Sekayam Tour, dan Distrik 1 Finnantara Intiga Tour.
Pariwisata di Kabupaten Sanggau masih pada tahap awal yaitu tahap eksplorasi hal
ini ditandai dengan kegiatan pariwisata yang sifatnya sangat dini dengan belutn adanya
berbagai fasilitas penunjang, dan kondisi tnasyarakat yang belum sepenuhnya menyadari dan
rneugakui eksistensi sektor pariwisata.
Potensi obyek wisata yang ada di Kabupaten Sanggau dapat dikelotnpokan, yaitu :
obyek wisata alam pegunungan, goa, danau, sungai, dan air terjun, wisata dam konservasi,
serta wisata budaya dan sejarah
Metode pengambilan contoh yang digunakan dalam menentukan jumlah responden
adalah dengan tnenggunakan metode purpose satnpling dengan intensitas sampling 1%.
Pemilihan tempat dalam pengambilan data responden di Riam Alqodo. Berdasarkan data dari
30 responden. Koinposisi peugunjung yang dijadikan responden 66,67% berjenis kelamin
laki-laki sedangkan 33,33% berjenis kelamin perempuan.
Prosentase responden dari kelompok umur antara 5-9 tahun (6,67%), 10-19 tahun (33,33%),
20-24 tahun (33,3%), 25-29 tahun (lo%), 30-34 tahun (3,33%), dan 35 tahun ke atas

(3,33%). Tingkat pendidikan terakhir dari responden


dengan pendidikan SD (6,67%),

pendidikan SMP (30%), pendidikan SMA (60%), dan pendidikan S1 (3,33%). Pekerjaan
responden sebagai pegawai negeri sipil (3,33%), Petani (3,33%), swasta (43,33%), dan
pelajar (50%).
Pengunjung datang ke lokasi obyek wisata didorong oleh keadaan panorama dam
yang indah (66,67%), untuk menambah pengalrunan atau ilmu (23,33%), memperoleh
petualangan alarni (6,67%) dan karena kondisi kawasan yang beragam (3,33%). Pengunjung
yang datang ke lokasi obyek wisata mendapatkan infonnasi awal tentang keberadaan lokasi
obyek wisata 90% dari teman, 3,33% dari media massa (radio, televisi), 3,33% dari
leaflethooklet, brosur dm 3,33% dari biro perjalanan yang ada di Kalimantan Barat.
Pengunjung yang datang ke lokasi obyek wisata 90% lnerupakan tujuan utama sedangkan
10% hanya sekedar singgah sebentar karena sedang mengadakan perjalanan jauh.
Pengunjung datang ke lokasi obyek wisata 80% datang berdua, rombongan 10 % dan
berangkat sendiri 10%.
J ~ N Skendaraan yang digunakan pengunjung datang ke lokasi wisata 86,67%
menggunakan

sepeda motor, 6,67% ~nenggunakan mobil pribadilcruteran, 6,67%


menggunakan kendaraan umtun. Kondisi ini banyak dipengaruhi oleh lokasi obyek wisata
yang cukup jauh dari jalan angkutan mum dan kurangnya sarana angkutan m u m yang ada.
Pengunjung merencanakan akan menghabiskan waktu di lokasi wisata selama 1 hari
sebanyak 93,33%, dua sampai empat hari 6,67%. Hal ini dipengaruhi oleh sarana dan
prasarana yang ada di lokasi wisata kurang mendukung untuk kegiatan bennalam.
Pengunjung dalrun menyediakan konsumsi makanan 50% mernbeli terlebih dahulu di kota
terdekat, 30% membeli di dalam kawasan, dan 20% membawa dari rumah. Kegiatan yang
biasa dilakukan pegunjung di lokasi wisata 90% hanya me~lanatikeindahan alam dan 10%
pengunjung mengambil garnbar (memotret). Penynjung yang datang ke lokasi obyek wisata
biasanya lebih dari sekali untuk lokasi yang sama seperti data yang diperoleh pengunjung
yang datang lebih dari 4 kali ke lokasi wisata yang sama 36,67%, tiga kali lo%, dua kali
23,33% dan baru pertama kali datang 30%. Kondisi ini dipengaruhi oleh keberadaan lokasi
wisata yang ada di Kabupaten Sanggau belum banyak diketahui oleh masyarakat karena
kurangnya infonnasi promosi wisata.
Obyek yang menarik untuk dikunjungi di Kah.Sanggau adalah 66,67% berupa
rirunlair terjun, 23,33% panorama alarn, dan 10% wisata artifisial seperi bangunan sejarah.
Pengunjung yang datang ke lokasi obyek wisata 93,33% lnenghendaki untuk dibuatkan

progran wisata dam di setiap lokasi wisata yang ada dan 6,67% merasa kurang perlu untuk
dibuatkan progran wisata.

Paket yang ketnungkinan diembangkan di Kabupaten Sanggau ada tiga, yaitu :

@ Paket Wisata Alamiah. Meliputi obyek wisata peraisan sungai, danau, pegunungan, gejala
alam (rian, goa), sesta vegetasi hutan dengan keanekaraganan hayati yang dikandungnya.
Perjalanan paket wisata alaniah ini dapat dipadukan deugan aktivitas animal watching,

jungle iracking, camping, hiking, serta caving untuk kondisi dam pegunungan sedangkan
aktivitas, boating, serta rafling dapat dilakukan selana inenelusuri Sungai Sekayam d m
Sungai Kapuas.

@ Paket Wisata Budaya. Kabupaten Sanggau yang kaya akan khasanah budaya yang secxa
umutn dibangun dari dua a k a budaya yaitu dari Etnis Dayak dan Etnis Melayu. Paket
wisata budaya ini dapat dibagi metijadi dua, yaitu paket wisata budaya dayak d m paket
wisata budaya melayu.

@ Paket Wisata Pendidikan. Dilakukan di Areal HTI PT. Finnantara Intiga dan kawasan
Hutan Plomas. Di Areal HTI PT.Finnantara Intiga wisatawan akan diperkenalkan kegiatankegiatan pemsahaan mulai dari pembibitan smpai dengan pemanenan kayu. Kegiatan
petnbibitan, penananan, pemeliharaan, dan pemanenan dilakukan di Distrik 1 Meugkiang
sedangkan untuk melihat kegiatan di logpond wisatawan diajak ke Logpond Mukok.

PERENCANAAN PROGRAM WISATA ALAM
DI AREAL HTI PT. FINNANTARA INTIGA DISTRlK 1MENGKIANG UNIT SANGGAU
KEC. KAPUAS KAB. SANGGAU DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
PAKET WISATA ALAM DI KAB. SANGGAU PROP. KALIMANTAN BARAT

ALI LUKMANUL HAKIM
E03499029

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan
Pada Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan
Fakultas Kehutanau
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
LNSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelittan

: Perencanaan Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Fieeantarn

Intiga

Distrik

1

Mengkiang

Unit

Sanggau

Kec.

Kapuas

Kab. S : I I I ~ ~ : dan
I I I Kemnngkinan Pengembangan Paket Wisata
Alam di Kahnpaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat
Nama Mahasiswa

: Ali Lukmanul Hakim

NRP

: E03499029

Departernen

: Konservasi Sumherdaya Hutan

Fakultas

: Kehutanan

Menyetujui :

Dosen Pembimbing I1

Dr. Ir. Lilik Budi Prasetvo, M.Sc

Dr. E. K. S. Ilarini Muntasib, MS

Tanggal :

Tanggal :

Mengetahui :
Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
kultas Kehutanan

Tanggal Lulus

: 9 Januari 2004

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Banyumas Jawa Tengah pada tanggal23 Deseinber 1980
dari pasangan Bapak Ali Masturo dan Ibu Sri Kanti yang merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Penulis inemulai pendidikan formalnya di TK Diponegoro 39 Ranjingan. Pada
tahun 1987, penulis inelanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan dasar di SD Negeri 1
Ranjingan dan selesai pada tahun 1993. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di SLTP
Negeri 1 Wangon pada tahun 1993-1996. Penulis meneinpuh pendidikan di SMU Negeri 1
Jatilawang hingga lulus pada tahun 1999. Selepas dari SMU, kemudian penulis melanjutkan
kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB) diterima di Fakultas Kehutanan Juusan Konservasi
Suinberdaya Hutan melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selatna kuliah di Fakultas Kehutanan, penulis mengikuti Praktek Pengenalan dan
Pengelolaan Hutan di KPH Banyumas dan Kampus Lapang Fakultas Kehutanan UGM di
Getas. Setahun berikutnya penulis mengikuti Praktek Kerja Lapang di HTI PT. Fimantara
Intiga di Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas
Kehutanan IPB, penulis menyusun karya ilmiah penelitian dengan judul Perencanaan
Program Wisata Alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit
Sanggau Kec. Kapnas Kab. Sanggau dan Kemungkinan Pengembangan Paket Wisata
Alam di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini dilakukan

di bawah bimbingan Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan setnesta alatn, atas
perkenan dan rahmat-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat tnenyelesaikan
penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk metnperoleh gelar Sarjana Kehutanan
pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terirna kasih kepada setnua pihak,
terutatna kepada:
1. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc sebagai dosen
pernbirnbing atas kesabarannya dalan memberikan bimbingan dan arahan kepada
penulis selana proses penyusunan skripsi ini.
2. Ir. Otno Rusdiana, M.Sc. sebagai dosen penguji dari Jurusan Manaje~nanliutan dan

Dr. Ir. Iman Wahyudi, MS sebagai dosen penguji dari Jnrusan Teknologi Hasil
Hutan yang telah tnemberikan saran dan masukan bagi kesetnpurnaan skripsi ini.
3. Bapa, Mama, Si Kembar (Ana dan Ani), dan Mbah tercinta atas ketulusannya dalam

memberikan doa, kasih sayang, bitnbingan, dan dukungan moral lnaupun matenil
yang tak terhingga.
4. Kel. Om Yosep, Kel. Om Nugroho, Kel. Mas Khamdani, Kel. Pa'de Firdaus, Kel.

Pa'de Daut, Kel. Om Paul atas doa, dukungan, dan bantuannya kepada penulis.
5. Seluruh staff PT. Finnantara Intiga atas keramahan, bantnan dan infonnasi yang telah

diberikan kepada penulis selana penelitian dan penyusunan skripsi ini.

6. Pernerintah Daerah Kabupaten Sanggau yang telah metnberikan banyak infonnasi
dalam penyusunan shipsi ini.
7. Masyarakat Dusun Tokang Sekayarn dan Masyarakat Dusun Mengkiang atas

keranaban, bantuan dan infonnasi yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi.

8. Abang Adi (Sanggau), Anggunis Rimbawanti, Sumaryati, dan Paqsa Legenda atas
bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
9. Mba-mba di Laboratorium Rekreasi Alam (Mba Eva, Mba Resti, Mba Yuyun), dan

Mas-mas di Laboratorium Spatial Database and Analysis Facililies (Heti, Ade,

Guruh, Ambon, Andri, Bono, Haris).
10. Rekan-rekan seatap di Asrana Sylvasari "Jaya di Rimba Wibawa di Kota".

11. Etie Rianawati, Sendy, Mas Do2t, Erwin'35, Yoan, Barudak Iyoeh House, dan
rekan-rekan KSH'36 serta selusnh wasga FAHUTAN atas seinua bantuan dan
dukungannya.
Penulis menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa slcripsi ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkau saran dan lcritik dari berbagai pihak
guna kesernpumaan skripsi ini. AMRir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bennanfaat bagi yang ~nemnbacanya.

Bogor, Januari 2004

Ali Lukmanul Hakiln

DAFTAR IS1

Halaman

Daftar Gambar ............................................................................................................
.........

Daftar Lampiran
1.

A. Latar Belakang

1

B. Tujuan

3
3

Tinjauan Pustaka
A. Hutan Tananan ...........................................................................................

4

B. Pariwisata

6

C. Wisata Alam

8

D. Perencanaan Wisata ...................................

111.

VIII

Pendahuluan

..
C. Manfaat Penel~han.............................................................................................
11.

vi
...

... ..................................................

10

E. Paket Wisata

12

F. ProgriunWisata ...& .........................................................................................

14

Keadaan Umum Lokasi Penelitian
A. HTI PT. Finnantara Intiga Dishik 1 Mengkiang Unit Sanggau
Kec. Kapuas Kab. Sanggau Prop. Kalirnanan Barat ........................................
B. Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Bara

IV.

17

20

Metode Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Penelitian

24

B. Bahan dan Alat
1. Jenis data dan infonnasi yang diperlukan ....................................................

24

2. Prosedur kerja penelitian

25

C. Metode Pengambilan Data
1. Studi pustaka dan survei lapang

2. Wawancara

3. Penganatan lapang
D. Metode Analisis

V.

Hasil dan Pembahasan
A. Perencanaan program wisata alan di Areal HTI PT. Finnantara Intiga
A.1. Potensi- potensi wisata di Areal HTI PT. Finnantara Intiga ........... .........
A.2. Kebijakan Perusahaar~HTI PT. Finnantara Intiga .......................... .........
A.3. Sarana dan prasarana penunjang wisata
A.4. Program-program wisata
B. Pengembangan paket wisata alrun di Kab. Sanggau Prop. Kali~nantanBarat

B. 1.Obyek-obyek wisata di Kabupaten Sanggau
B. 1.1. Wisata alrun peynungan, gua, danau, sungai dan air terjun ........
B.1.2. Obyek wisata sejarah
B.2. Kebijakan pengembangan pariwisata Prop. Kalirnantan Barat ....... .........
B.3. Kebijakan pengembangan pariwisata Kab. Sanggau ...................... .........
B.4. Pariwisata di Kabupaten.Sanggau
B.5. Ketersediaan sarana dan prasarana di Kab. Sanggau
B.5.1. Transportasi
B.5.2. Akornodasi
B.5.3. Sarana dan prasarana

.........

B.5.4. Kelembagaan
B.6. Pengunjung kawasan wisata di Kabupaten Sanggau
B.6.1. Karakteristik pengunjung
B.6.2. Motivasi pengunjung
B.6.3. Aktivitas pengunjung ..................................................

.........

B.6.4. Persepsi pengunjung
8.7. Paket wisata alan Kabupaten Sanggau

VI.

Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
Lampiran

. ......................................................

.........

DAFTAR TABEL

No

Teks

Halsunan

1. Bagan ready made tour

13

2. Bagan tailored made tour

13

3. Jurnlah penduduk Kabupaten Sanggau
dirinci menurut j e i s kelamin Th 1995-2001

4. Bagan Alir Penelitian
5. Sarana dan prasarana di Areal Base csunp di Dishik 1 Mengkiang
Kec. Kapuas Kab. Sanggau HTI PT. Finnantara Intiga ...................................
6. Obyek wisata sejarah yang ada di Kabupaten Sanggau ...................................
7. Jarak jalan darat antara Sanggau dengan beberapa kota kecsunatan

dalam daerah Kabupaten Sanggau

8. Karakteristik pengunjung obyek wisata d a m di Kab.Sanggau .........................

DAFTAR GAMBAR

No

Teks

1. Peta HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau ...................
2. Peta Kaliinantan Barat ........................................................................................

5. Riam Sedrunar

6. Goa Sedrunar
. ...........................................

7. Rirun Jelipa Tingkat Satu

8. Riam Jelipa
9. Rirun Penarik

10. Aliran Sungai dari Rirun Penarik
11. Kawasan Hutan Plo~nas
. ...........................................................

12. Riam Plolnas
13. Batu Mas .... .... ....... .... ....

14. Tegakan Belian (Eusyderoxylonnvageri )
15. Kerajinan Tang
16. Koinplek 'Dango' atau Lunbung Padi
17. Perkrunpungan Mengkiang ..............................................................................
18. Makrun Raja
19. Kantor Base camp Distrik 1 Mengkiang Unit Sru~ggau.....................................
20. Persemaian Lokal Spesies
2 1. Guesthouse
22. Persemaian Generati
24. Perse~naianVegetatif

........... ....... ....

.... ..... .... .... .... .............. ..... .... ..... .... ..

25. Sketsa Jalur Program Wisata Tokang Sekayrun Tour .......................................
26. Sketsa Jalur Program Wisata Mengkiang Tour
27. Peta Obyek Wisata Kabupaten Sanggau Propinsi Kalilnantan Barat................
28. Air Terjun Pancor Aji

No

Teks

Halrunan

29. Air Tejun Pat~corAji

54

30. Sipan Lotup

55

3 1. Batu Posok ......................................................................................................

55

32. Perahu Bandung

62

33. Gerbang Perbatasan Etitikong

62

34. Rumah Betang

69

35. Aktivitas di Rurnah Betang
..
36. Masjld Tertua di Sanggau ................................................................................

69

37. Merirun Kuno Keraton Sanggau

70

70

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan wawancara dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau Propinsi
Kalimantan Barat.
Lampiran 2. Panduan Wawancara dengan pihak Perusahaan HTI PT. Finnantara lntiga
Kabupaten Sanggau Propinsi Kalunantan Barat.
Lampiran 3. Panduan wawancara dengan biro perjalanan wisata dan hoteWpenginapan.
Larnpiran 4. Panduan wawancara dengan Pemerintah Desa dan Tokoh Masyarakat.
Lampiran 5. Kuisioner untuk para pengunjung.
Lampiran 6 . Daftar nama jenis vegetasi yang tumbuh alami dan yang ditanam masyarakat
di Areal Hutan Tanaman Belian Plotnas.
Daftar nama jenis vegetasi twnbuhan bawah di Areal Hutan Tanaman Belian
Plomas.
Lampiran 7. Daftar jenis-jenis satwa liar yang ditemukan di Areal Hutan Tanaman Belian
Plornas.
Lampiran 8. Daftar hotel dan penginapan di Kabupaten Sanggau.
Lampiran 9. Daftar restoran dan rwnah makan di Kabupaten Sanggau.
Daftar tarif kamar di beberapa hotel di Kabupaten Sanggau.
Larnpiran 10. Jadwal program-program wisata alam di obyek-obyek wisata yang ada di Areal
HTI PT. Finnantara Intiga Dishik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kec. Kapuas
Kab. Sanggau Propinsi Kalirnantan Barat.
Lampiran 11. Titik-titik pengamatan GPS (Global Posiiioning System) di Areal HTI PT.
Finnantara Intiga

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan be~isisumberdaya
hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan dam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Undang-undang No 41 tahun 1999). Indonesia yang
dikenal sebagai negara mega biodiversity memiliki keanekaragaman hayati dan tipe
ekosistem yang tinggi. Hal ini didukung dengan potensi Indonesia yang memiliki luas
daratan 189 juta ha, dengan 120,5 juta ha inerupakan kawasan hutan. Kekayaan ini tentu saja
barus dapat dinikmati bagi seluruh m a t , baik rakyat Indonesia lnaupun masyarakat negara
lain. Pe~nanfaatanbagi kesejahteraiu~utnat tersebut tidak harus melalui kegiatan-kegiatan
yang sifatnya eksploitatif tetapi dapat pula dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak
merusak atau merubah sumberdaya.
Selatna ini, orientasi pemanfaatan s~nnberdayahutan di Indonesia berturnpu pada
kayu, selama tiga dekade terakhir kayu menjadi modal utama pembangunan ekonomi
nasional melalui peningkatan devisa dan penyerapan tenaga kerja, untuk tnenyikapi hal ini
~nakaperlu upaya untuk menjamin agar ketersediaan kayu ditnasa datang tetap terpenuhi dan
selain itu pentingnya hutan sebagai penyangga kehidupan dan sebagai suatu ekosistem yang
rental terhadap kerusakan perlu dijaga kelestariannya. Sejalan dengan adanya pergeseran
paradigma pengelolaan yang cukup mendasar, yakni; Pergeseran pengelolaan kayu (timber
managemen[) menjadi pengelolaan sumberdaya (resource-based managemenl), pengelolaan
yang sent~alistikmenjadi desentralisasi dan pengelolaan sumberdaya yang berkeadilan,
wisata dam sebagai salah satu alte~natifpemanfaaatan secara lestari berpeluang lebih besar
dan terbuka untuk dikemnbangkan.
HTI PT. Finnantara Intiga yang berada di Propinsi Kalunantan Barat dengan areal
kerja di Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sintang, adalah suatu perusahaan yaw bergerak
dalrun bidang pengelolaan Hutan Tanaman Industri (HTI), yang diharapkan mampu
tnendorong terpenulunya bahan-bahan hasil hutan dengan tetap menjaga faktor kelestarian.
HTI PT.Finnantara Intiga merupakan perusahaan penghasil kayu pulp ini ~neinbangunhutan
produksinya dari lahan-lahan yang tidak produktif dan pada urnulmya areal yang telah
terdegradasi. Pada lahan-lahan hutan produksi di srunping areal kosong juga lnasih terdapat
sisa-sisa hutan dam, keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, keindahan bentang
alam ( r i d a i r terjun dan goa), keunikan dan kekayaan sosial budaya masyarakat sekitar

hutan. Kekayaan alam dan sumberdaya setempat merupakan potensi wisata dengan
menonjolkan keanekaragaman hayati, pengetahuan, keterampilan kebudayaan tradisional
masyarakat setempat. Disamping itu juga menjadikan kegiatan pesusahaan seperti
pembenihan, penebangan dan penyaradan kayu sebagai salah satu daya tarik Iatraksi wisata.
Propinsi Kalimantan Barat telah lama diketahui oleh khalayak ramai sebagai Daerah
Tujuan Wisata (DTW) yang termasuk dalatn kelompok D bersama-sama dengan Propinsi
Kalimantan Tengah, Propinsi Kalimantan Timur, dan Propinsi Kalimantan Selatan.
Kabupaten Sanggau mempakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Kalilnantan Barat
dengan potensi kepariwisataan yang cukup besar. Di tinjau dari segi potensi sumberdayanya,
pengembangan wisata di wilayah Kabupaten Sanggau dinilai sangat menguntungkan, hal ini
dipeugaruhi oleh faktor pendukung, antara lain faktor geografis, Kabupaten Sanggau
memiliki akses pelabuban darat dengan Negara Malaysia yang merupakan pintu masuk
wisatawan mancanegara dari berbagai negara seperti; Malaysia, Singapura, Bmnai
Darussalam, dan lain-lain Negara Asia maupun Negara Eropa dan juga merupakan daerah
lintas bagi kabupaten dan propinsi.
Faktor budaya seperti, Kebudayaan Dayak dan Kebudayaan Melayu yang mempakan
warisan budaya masa lalu yang memiliki pesona tersendiri yang dapat mengundang animo
para wisatawan untuk menyaksikan potensi sumberdaya dam yang tinggi dan terdapat agro
industri yang cukup luas dengan daya tarik tersendiri. Namun, sampai saat ini dirasakan
perkembangan pariwisata di kawasan-kawasan wisata alam yang ada di Kabupaten Sanggau
dan sekitarnya belum dapat berkembang dengan pesat. Hal ini disebabkan masih banyaknya
kawasan wisata alam yang belurn memiliki rencana pengelolaan dan pengembangan yang
baik.
Sejalan dengan pengembangan potensi dam untuk kegiatan wisata dam, perlu dibuat
suatu perencanaan mengenai kepariwisataaan yang dapat menarik minat para petigunjung
sehingga mereka dapat menikmati dan merasakan kepuasan dari kegiatan wisata yang
dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan membuat suatu program wisata yang di
dalamnya menyajikan atraksi-atraksi m e n d dari berbagai kawasan wisata alam yang ada,
dan pembuatan paket wisata dengan menggabungkan beberapa obyek wisata yang ada di
Kabupaten Sanggau.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lnenyusun suatu perencanaan program wisata
alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga Distrik 1 Mengkiang Unit Sanggau Kecamatan
Kapuas Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat. Hasil yang diharapkan adalah
tersajinya suatu progam-program wisata sekaligus dikembangkan paket-paket wisata dengan
obyek wisata lain yang ada di Kabupaten Sanggau Propinsi Kalimantan Barat.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan kawasan wisata
alam di Areal HTI PT. Finnantara Intiga dan sekitarnya, dan dapat dijadikan acuan oleh pihak
pengelola ataupun pemerintah daerah dalam pengembangan kepariwisataan, khususnya
pengembangan wisata dam.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan Tanaman

Berdasarkan PP No~nor6 Tahun 1999 tentang Pengusal~aanHutan dan Pelnungutan
Hasil Hutan pada Hutan Produksi, yang dhnaksud dengan Hutan Tananan adalah hutan yang
dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan
menerapkan silvikultur intensif. Hutan Tananan ini diperuntukkan guna untuk ineinenuhi
keperluan masyarakat, pembangunan, indushi, dan ekspor.
Pembangunan Hutan Tananan Indushi pada prakteknya di lapangan bertujuan untuk
tnendukung pemerintab dalam meningkatkan kualitas lingkungan pedalaman yang
berorientasi pada azas produktifitas, profitabilitas, dan keseilnbangan hasil. Secara lebih luas,
pembangunan HTI bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku indushi
perkayuan,

meningkatkan

devisa

negara,

pengembangan

pusat-pusat

ekono~ni

negaralpedesaan, penyediaan kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha serta pelestarian
manfaat sumberdaya hutan. Areal HTI yang berhubungan langsung dengan masyarakat
sekitar hutan, pengusahaan HTI turut berperan aktif dalam kegiatan sehari-hari masyarakat
inisalnya dengan berpartisipasi dalam progran pembinaan usaha kecil dan koperasi
(PT. Inhutani 111,2000).
Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan (2001) ~nenjelaskan
bahwa kegiatan pengembangan suatu kawasan hutan sebagai suatu kawasan wisata dam
terdapat lima prinsip penting pengembangan wisata dam, yaitu:
1. Konservasi, keberhasilan suatu kawasan yang ditetapkan sebagai tujuan kegiatan
wisata dam akan bergantung pada sejauh mana upaya-upaya konservasi kawasan
tersebut inampu secara praktis dilaksanakan.
2. Ekonomi, aspek ini akan berdampak langsung lnaupun tidak langsung, pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar

kawasan khususnya, dan pada

pelnbangunan ekonomi regional secara umum. Konhibusi ekonomi sektor wisata
alam, yang cukup signifkan dirasakan langsung terutana oleh masyarakat setempat,
akan inampu mendorong dan menurnbuhkan timbulnya rasa merniliki masyarakat
tersebut untuk secara bersama-sana inenjaga pelestarian kawasan yang selama ini
sebagai dari sumber penghasilannya sehari-hari.

3. Pendidikan dun Penelitian, aspek ini mengarah pada upaya-upaya apa yang
seharusnya dilakukan dalarn rangka mendidik masyarakat tentang pentingnya
menjaga kelestarian kawasan dan inarnpu inenunjukan sikap menerima (~velcome)
terhadap setiap wisatawan yang datang.
Dalam pengembangan pariwisata dam di hutan produksi perlu meinperhatikan halha1 sebagai berikut:
a. Menanamkan pemahaman dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap
prinsip kelestarian h a i l hutan
b. Menunjang pendidikan di bidang kelestarian hasil hutan
c. Kawasan hutan produksi yang menunjang untuk kegiatan pendidikan dan
latihan terutama pada kawasan yang ditetapkan secara ekologis dan ilmu
pengetahuan penting.
4.

Partisipasi, setiap tahapan kegiatan perencanaan pengembangan harus dilakukan
melaui proses dialog yang kreatif antara pengelola dan masyarakat setempat.
Pengembangan pariwisata dam di hutan produksi agar memnperhatikan hal-hal
seperti: masyarakat dilibatkan sejak tahap perencanaan sampai tahap monitoring dan
evaluasi, meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengeinbangan pariwisata
dam di hutan produksi melalui pelatihan dan pendidikan, mernperhatikan budaya
setempat, hak-hak masyarakat terasing, agana, dan kepercayaan.

5.

Rekreasi, adanya perkembangan dan perubahan &end pariwisata yang pada dewasa
iui lebih mengarah pada resource-based recreation, keberadaan tour operator, agen,
dan para peduli pelestarian alarn diharapkan inarnpu mempertemukan diri ke dalam
satu wadah atau kepentingan, yaitu rekreasi dan konsewasi. Kedua aspek tersebut
harus berjalan secara sinerjik dan memberikan kontribusi yang positif antara satu
dengan yang lainnya
Direktorat Wisata Alam dan Pernanfaatan Jasa Lingkungan (2001) menjelaskan

dalan rangka inveutarisasi dan identifikasi potensi pariwisata alan yang ada di dalan
kawasan hntan produksi sebaiknya meugacu pada:
1.

Inventarisasi dan identifikasi flora fauna

2. Inventarisasi dan identifikasi keunikan dan kekhasan ekosistein
3.

Inventarisasi dan identifikasi gejala atau fenomena alan

4.

Inventarisasi dan identifikasi tahapan kegiatan eksploitasi kayu

Penentuan daya dukung kawasan hutan produksi sebagai salah satu daerah tujuan
wisata sebaiknya mengarah pada tiga aspek kepentingan yaitu:
1. Daya dukung biofisik (ekologis)
2. Daya dukung sosial budaya

3. Daya dukung fasilitas

B. Pariwisata

Pariwisata berasal dari 2 suku kata, yaitu kata "pari" yang berarti berkeliling d m kata
"wisata" yang berarti penjelajahan (Yoeti, 1997). Pariwisata secara keseluruhan dapat
diartikan sebagai suatu perjalanan berkeliling (dari satu tempat ke tempat lain). Pada
prinsipnya pariwisata merupakan kegiatan atau aktivitas perjalanan yang dilakukan seseoraxg
dengan maksud dan tujuan tertentu, mengunjungi suatu daerah atau tempat dengan maksud
tercapainya tujuan terterltu
Pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan
wisatawan (Soekadijo, 2000). Sedangkan menurut Kodhyat (1996), Pariwisata adalah suatu
fenomena yang ditimbulkan oleh kegiatan perjalanan (travel) sebagai salah satu bentuk
kegiatan manusia yang digunakan untuk rnemenuhi keinginan (rasa ingin tahu) yang bersifat
rekreasi dan edukatif.
Soekadijo (2000) menyatakan pariwisata sebagai Inobilitas spasial yang dapat dilihat
pada wisatawan yang melakukan perjalanan dan berhubungan dengan segala kegiatan yang
ada dalam masyarakat serta adanya hubungan keterkaitan dari aktivitas yang dilakukan.
Cooper et a1.(1999) menyatakan bahwa pariwisata merupakan kegiatan yang
memiliki berbagai dimensi yang menyangkut berbagai macam aktivitas dalam kehidupan dan
aktivitas ekonomi yang berbeda-beda.
Konsep pariwisata dapat ditinjau dari segi yang berbeda. Pariwisata dapat dilihat
sebagai salah satu kegiatan melakukan perjalanan dari mnah dengan maksud tidak
melakukan usaha dan pariwisata dapat dilihat sebagai suatu bisnis yang berhubungan dengan
penyediaaan barang atau jasa bagi wisatawan serta menyangkut setiap pengeluaran oleh
wisatawan atau pengunjung dalam kegiatan perjalanannya (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000).
Secara umwn Sihite (2000) menyatakan bahwa pariwisata dapat diartikan sebagai
suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, diselenggarakan dari suatu tempat
ke tempat lain, dengan ~naksudbukau untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,

tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan

dan rekreasi atau untuk

memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Adanya kegiatan rekreasi yang dilakukan jauh
dari tempat tinggal seorang wisatawan maka selama dalam perjalanan dan ditetnpat rekreasi
akan membutuhkan pelayanan transportasi, akomodasi, dan pelayanan lainnya yang dapat
di~nanfaatkanoleh masyarakat sekitar kawasan wisata.
Berdasarkan PP No. 18 Tahun 1994 (Departemen Kehutanan Republik Indonesia,
1994) pariwisata dam didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
alam tet~nasukpengusahaan objek dan daya tarik wisata dam serta usaha-usaha yang terkait
dibidang tersebut.
Menwut Wahab (1992) kepariwisataan dapat dipandang sebagai suatu yang abstrak,
misalnya saja sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergiaan orang-orang di dalam
negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyeberangan orang-orang pada tapal batas
suatu negara (pariwisata intemasional). Proses bepergian ini mengakibatkan terjadinya
interaksi dan hubungan-hubungan saling pengertian insani, perasaan-perasaan, persepsipersepsi, motivasi-motivasi, tekanan-tekanan, kepuasan, dan lain-lain diantara sesama pribadi
atau antar kelompok.
Tap. MPR No.II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)
mengenai pariwisata, menyatakan bahwa pernbangunan kepariwisataan dilanjutkan dan
ditingkatkan dengan ~nengembangkan dan

mendayagunakan

sumber dan potensi

kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk
~nemperbesarpenerimaan devisa, mernperluas dan meratakan kese~npatanberusaha dan
lapangan kerja terutama bagi inasyarakat setempat, mendorong pembangunan daerah, serta
memperkenalkan dam, nilai dan budaya bangsa dan kelestarian serta mutu lingkungan hidup.
Pembangunan kepaiwisataatl secara ~nenyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor
pengembangan lainnya serta antara berbagai usaha kepariwisataan yang kecil, menengah, dan
besar agar saling dapat menunjang.
Kepariwisataan menurut Holloway (1985) adalah pergerakan warga yang jauh
meninggalkan rumah tinggalnya. Terdapat beberapa alasan untuk melakukan kunjungan,
yang pada umumnya yaitu :
1. Liburan, tennasuk mengunjungi telnan dan kerabat.
2.

Bisnis, tennasuk rapat, konferensi, dan lain sebagainya.

3.

Lainnya, termasuk keperluan studi, perjalanan kerohanian, dan lain sebagainya.

Leipers (1995) menyatakan bahwa pariwisata mempakan model dari kegiatan yang
dilakukan

wisatawan yang berkaitan dengan tempat secara geografis yaitu lingkungan

tempat tinggal, tempat persinggahan dan daerah tujuan wisata serta komponen-komponen
dalam industri pariwisata. Lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi rnempakan lingkup
lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata yang dilakukan wisatawan.
Industri pariwisata sangat berbeda dengan jenis industri lainnya, hal ini dikarenakan :
a.

Industri pariwisata kurang tergantung pada infiastruktur, temtama karena konsumeu
(pasar) yang digerakkan ke arah produk, bukan sebaliknya.

b.

Pariwisata adalah industri pelopor yang sasaran utamanya mencari daerah yang
eksotis, tidak terjamah, dan perawan.

c.

Industri pariwisata berfungsi seperti baji (gum) yang membuka lebar satu kawasan
untuk peugembangan daliun skala yang makin besar.

d.

Proses di atas berlangsung dengan sedemikian cepat, sehingga para perancang dan
pengelola sulit untuk rnelakukan pemantauan dan evaluasi yang diperlukan untuk
mernbuat kebijakan, serta dalam pengembangan perangkat operasional yang
memadai.

C. Wisata Alam

Menurut UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukerela serta bersifat
selnentara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
M e n w t Sumarjo (1988) mengatakan wisata dam mempakan suatu bentuk rekreasi
dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan ekosisternnya, baik dalam
bentuk asli maupun setelah adanya perpaduan dengan daya cipta manusia. Sedangkan
menurut Hartono (1988) wisata dam adalah suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan
potensi sumberdaya dam dan tata lingkungannya.
Wisata adalah sebuah perjalanan, tetapi tidak sernua perjalanan dapat dikatakan
sebagai wisata, sehingga orang atau sekelompok orang yang ~nelakukanwisata berarti
melakukan perjalanan, tetapi melakukan perjalanan belum tentu inelakukan wisata.
Pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa wisata dam merupakan
suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang, yang bersifat
sementara, untuk menikmati objek dan atraksi yang ada di alam di tempat tujuannya.

\

Adapun karakteristik dari wisata inenurut Suyitno (2001) adalab :
1.

Bersifat seinentara, bahwa dalain jangka waktu pendek pelaku wisata akan keinbali
ke telnpat asalnya.

2.

Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi,
restoran obyek wisata, toko cinderatnata, dan lain-lain.

3.

Umumnya dilakukan dengan mengunjungi obyek dan atraksi wisata daerab atau
bahkan negara secara berkesinanbungan.

4.

Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5.

Tidak untuk mencari n&ab

di tempat tujuan, bahkan keberadaanya dapat

lneinberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi,
karena uang yang dibelanjakannya dibawa dari tempat asal.
Wisata merupakan suatu produk yang disusun dengan menggabungkan berbagai
koinponen wisata sebagai suatu produk, dimana wisata mneiniliki ciri-ciri yang khas yang
ineinbedakannya dengan produk pada unumnya. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. Tidak beiwujud (iniangible).
2.

Tidak memiliki ukuran kuantitatif (unmeasurable).

3.

Tidak tahan lama d m mudab kadaluwarsa (perishable).

4.

Tidak dapat disimpan (unstorable).

5.

Melibatkan konsumen (wisatawan) dalam proses produksinya.

6.

Proses produksi dan konsumsi terjadi dalam waktu yang sama.
Menurut Hadiuoto (1996) wisata dam dapat dikeloinpokkan lnenjadi 2, yaitu :

a. Wisata dam Nature -Related
Wisata alam jenis ini merupakan wisata dam dengan aktivitas yang tidak berhubungan
dengan dam, tetapi dilakukan dalam lingkungan dam.
b. Wisata alam Nature -Based
k masih asli
Wisata alam jenis ini atraksi utamanya adalab unsur dam yang tidak ~ s a dan
(perawan), seperti butan belukar priiner, pantai, dan sebagainya.
Menurut Douglas (1978) aktivitas-aktivitas wisata alam yang dapat dilakukan adalah
a.

Berenang (s~vimming)
Kegiatan ini dapat dilakukan diperairan alam seperti danau dan pantai serta dapat
juga dilakukan diperairan buatan yang dibuat sebagai tempat wisata.

b.

Jalan-jalan sambil inelihat obyek wisata (sightseeing)
Kegiatan seperti ini biasanya dilakukan deilgan menggunakan kendaraan atau
berjalan kaki.

c.

Penjelajahan di kawasan yang masih alani ([racking)
Kegiatan ini biasanya hanya dilakukan oleh kelompok wisatawan tertentu dan
biasanya mempunyai tujuan ganda, yaitu berekreasi dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.

d.

Berkemah (camping)
Berkemah mempakan suatu bentuk kegiatan di dam terbuka dengan meinpergunakan
tenda dan sejenisnya sebagai teinpat untuk menginap.

e.

Hiking
Kegiatan ini harnpir sama dengan penjelajahan, tetapi tujuan yang hendak dicapai
telah ditentukan terlebih dahulu.

D. Perencanaan Wisata
Perencanaan (planning) mempakan fungsi manajemen pertama dan mendasar, yang
inenjadi titik awal bagi fungsi-fungsi berikutnya. Perencanaan mempakan kegiatan yang
berkaitan dengan usaha-usaha me~nbuat rencana, membuat ikhtisar yang lengkap dan
terperinci mengenai segala sesuatu yang diperlukan untuk dikerjakan dan dengan cara
bagaiinana melaksanakannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suyitno, 1999).
Para ahli telah banyak inengernukakan tentang definisi perencanaan, diantaranya
yaitu :
1. G. R. Terry
Perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-hubungkan antara
fakta yang satu dengan yang lain, kernudian membuat perkiraan dan peranalax tentang
keadaan pemnusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
inencapai hasil yang dikehendaki.

2. W. H. Nevman
Planning is deciding in advance what is to be done. Perencanaan adalah pengambilan
keputusan pendahuluan atas apa yang akan dilakukan.

3. H. Koontz dan O'Donnel

Planning is the jiinction of a manager which invohjes the selection from among
alternatives, policies, procedures, and programs. Perencanaan adalah tugas seorang inanajer
untuk menentukan pilihan dari altematif-altematif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur
dan program-program.
Perencanaan wisata pada hakekatnya adalah kegiatan untuk memberikan bayangan
atau gambaran atas wisata yang akan diselengggarakan (Suyitno, 2001).
Perencanaan wisata secara garis besar sama dengan perencanaan pada umunnya,
hanya saja secara teknis memiliki aspek-aspek yang khusus, aspek-aspek tersebut adalah ;
1. Aspek pasar, menyangkut kondisi pasar serta kebutuhannya.

2. Aspek snmberdaya, antara lain;
a. Sarana dan prasarana
b. Sumberdaya manusia
3. Aspek produk, berkaitan dengan upaya meramu dan mengemas produk wisata yang

berintikan :
a. Penyusunan program
b. Penghitungan harga
c. Penentuan kebijaksanaan produk
4. Aspek operasional, menyangkut kegiatan yang akan dilakukan dalam mewujudkan

produk wisata, yang terdiri atas :
a. Kegiatan pra-penyelenggaraan
b. Kegiatan selama penyelenggaraan
c. Kegiatan pasca penyeleggaraan
Adapun manfaaat dari perencanaan wisata antara lain :
1. Sebagai pedoman penyelenggaraan wisata.

2.

Sebagai sarana untuk memprediksi kemungkinan timbulnya hal-hal di luar dugaan
sekaligus altematif pemecahannya.

3.

Sebagai sarana untuk inengarahkan penyelenggaraan wisata sehingga dapat
mencapai tujuananya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif d m efisien.

4. Sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau
evaluasi dalan rangka meinberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata
selanjutnya.

E. Paket Wisata
Menurut Yoeti (2001) paket wisata adalah suatu tur yang direncanakan dan
diselenggarakan oleh suatu Travel Agenl atau Tour Operalor atas resiko dan tanggungjawab
sendiri, acara, lamanya waktu tur, tempat-tempat yang &an dikunjungi, akoinodasi,
transportasi serta makanan dan minuman telah ditentukan dalan suatu harga yang telah
ditentukan pula jwnlahnya.
Tur ini inerupakan suatu inclusive tour, pengikut tinggal beli tanpa memikirkan
segala sesuatu yang diperlukan selama dalan perjalanan, mulai dari berangkat sampai
keinbali ketempat semula. Hal ini bergantung pada syarat yang ditentukan oleh Tour
Operator atau Travel Agent yang bersangkutan. Adakalanya harga tur itu dikatakanprice not
include meals, hanya makan pagi (breakfast) yang termasuk dalam tarif tersebut. Paket-paket
wisata perlu disusun dengan menonjolkan unsur-unsur yang menjadi daya tarik obyek (l~utan)
wisatanya, paket yang perlu dibuat perlu bervariasi untuk berbagai kelompok pelanggan (tua,
inuda, anak-anak, wanita) dapat ineinpunyai pilihan. Variasi tersebut dapat diwujndkan
rnisalnya pada jarak tenlpuh atau panjangnya perjalanan paket, pada berat ringananya
topografi, atau pada macan-macam obyeknya. Setiap paket hendaknya disiapkan secara
lengkap dan mernenuhi tuntunan bagi ekowisata serta lnemeuuhi syarat bagi para tanu.
Menurut Suwantoro (2001) dikatakan bahwa paket wisata merupakan suatu produk
perjalanan wisata yang dijual oleh suatu pemsahaan biro perjalanan atau perusahaan transport
yang bekerjasana dengannya, dunana harga paket wisata tennasuk di dalannya biaya
perjalanan, hotel dan fasilitas lainnya yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pelaku
wisata. Paket wisata adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan
yang disusun dan dijual untuk memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam rnelakukan
perjalanan wisata.
Perjalanan semacam ini biasanya lebih inurah dibandingkan dengan perjalanan yang
direncanakan atas dasar pennintaaan. Biasanya paket wisata ini dijual untuk satu jangka
waktu tertentu dan disusun berdasarkan confidental tarif y a w diieluarkan oleh perusahaan
angkutan dan perhotelan. Untuk perjalanan ini dibuatkan tour itineray tersendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara umum paket wisata (to