4 Simpulan Pada butir soal nomor 5, S
7
melakukan kesalahan interpretasi bahasa yaitu belum bisa memahami soal dengan baik sehingga
mengakibatkan kesalahan dalam memasukkan data. Selain itu, S
7
juga melakukan kesalahan konsep yaitu kesalahan menggunakan rumus untuk mencari luas dan keliling kandang.
4.3 Pembahasan Umum
Pengelompokan siswa dalam tingkat perkembangan berpikir geometri van Hiele tidak didasarkan pada perolehan nilai masing-masing siswa tetapi
didasarkan pada kemampuan siswa dalam menjawab soal dari masing-masing tingkatan. Berdasarkan hasil tes diperoleh 28 anak pada tingkat 0 visualisasi, 9
anak pada tingkat 1 analisis, dan 1 anak pada tingkat 2 deduksi informal. Dalam penelitian ini diperoleh fakta bahwa siswa yang gagal mencapai tingkat
sebelumnya, maka juga akan gagal mencapai tingkat selanjutnya. Hal ini sejalan dengan teori van Hiele bahwa “semua anak mempelajari geometri dengan melalui
tingkat-tingkat tersebut dengan urutan yang sama dan tidak dimungkinkan adanya tingkat y
ang diloncati”. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan jenis kesalahan
yang dilakukan oleh subjek penelitian antara lain kesalahan konsep sebesar 81,25 dan kesalahan interpretasi bahasa sebesar 18,75. Rincian jenis
kesalahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Jenis Kesalahan Subjek Penelitian Subjek
Penelitian Nomor
Butir Soal Tingkat Berpikir
Geometri van Hiele Jenis Kesalahan
S
1
4 Visualisasi
Kesalahan konsep 5
Kesalahan konsep S
2
2 Visualisasi
Kesalahan konsep dan kesalahan interpretasi bahasa
3 Kesalahan konsep
S
3
1 Visualisasi
Kesalahan konsep 4
Kesalahan konsep S
4
1 Analisis
Kesalahan konsep 4
Kesalahan konsep S
5
2 Analisis
Kesalahan konsep 3
Kesalahan konsep S
6
3 Analisis
Kesalahan konsep 5
Kesalahan konsep S
7
2 Deduksi Informal
Kesalahan interpretasi bahasa 5
Kesalahan interpretasi bahasa dan kesalahan konsep
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh subjek penelitian adalah kesalahan konsep. Hal ini
dikarenakan pemahaman konsep segiempat yang kurang serta kurangnya keterampilan menggunakan ide-ide geometri dalam memecahkan masalah
matematika yang berkaitan dengan segiempat. Sebagai contoh, sebagian besar siswa tidak mengetahui arti sisi-sisi yang sejajar. Mereka menganggap bahwa sisi-
sisi yang sejajar adalah sisi-sisi yang berhadapan. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran, siswa tidak memperhatikan saat guru menjelaskan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah mereka lebih sering memperhatikan siswa-siswa
kelas lain yang berolahraga. Hal ini dikarenakan letak ruangan-ruangan kelas yang mengelilingi lapangan olahraga. Sehingga pada saat jam olahraga, maka akan
mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas. Karena keterbatasan peneliti, maka untuk mengatasi masalah tersebut perlu diadakan pengajaran remedial pada
penelitian selanjutnya. Proses pengajaran remedial ini dapat disesuaikan dengan jenis kesalahan yang dilakukan siswa maupun jenis kesulitan belajar yang
dihadapi siswa. Sehingga guru dalam proses pembelajarannya harus menekankan pemahaman konsep segiempat dengan jelas sehingga dapat lebih mudah diterima
dan dipahami siswa. Guru juga harus memastikan bahwa semua siswa memperhatikan pada waktu dijelaskan.
Selain itu, proses pembelajaran geometri khususnya pada materi segiempat perlu didasarkan pada teori van Hiele. Hal ini dikarenakan teori van Hiele
berfokus pada materi geometri dan mengkaji tingkatan-tingkatan pemahaman siswa dalam belajar geometri. Sehingga dapat digunakan oleh guru dalam memilih
dan mengurutkan aktivitas pembelajaran geometri dengan tepat.
109
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan