131
BAB V PEMBAHASAN
5.1. PEMBAHASAN
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa faktor PHBS yang berhubungan terhadap kejadian ISPA berulang pada balita adalah faktor ASI eksklusif, perilaku
cuci tangan, perilaku merokok, jenis lantai, status imunisasi, status BBLR, dan status gizi. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan terhadap kejadian ISPA
berulang adalah faktor pertolongan persalinan dan penimbangan balita.
5.1.1. Hubungan Pertolongan Persalinan dengan Kejadian ISPA Berulang pada Balita
Pertolongan persalinan dinilai dengan melihat apakah balita memiliki riwayat dengan pertolongan persalinan oleh tenaga medis kesehatan dan
dilakukan di sarana pelayanan kesehatan atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan sejumlah 95 90 balita memiliki riwayat persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, dimana 45 47 balita diantaranya terjadi ISPA berulang. Sedangkan 11 balita 10 memiliki riwayat persalinan ditolong oleh non tenaga kesehatan
dimana 8 72 balita diantaranya terjadi ISPA berulang. Hasil analisis penelitian dengan uji chi square yang dilakukan terhadap variabel pertolongan persalinan
dengan kejadian ISPA berulang didapatkan p value sebesar 0,203 dan lebih besar dari nilai α sebesar 0,05 0,2030,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan signifikan antara pertolongan persalinan dengan kejadain ISPA berulang pada balita.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat merupakan salah satu indikator pelayanan kesehatan yang berkaitan
dengan peningkatan kesehatan ibu dan anak. Pengaruh tenaga kesehatan merupakan faktor pendorong perilaku dan pola asuh positif bagi ibu pada bayi
misalnya pemberian kolostrum dan ASI eksklusif. Sehingga dalam hal ini variabel pertolongan persalinan bukan merupakan variabel langsung yang memiliki
pengaruh besar terhadap kejadian ISPA, namun merupakan faktor perantara dari pemberian ASI eksklusif yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap
terjadinya ISPA. Dengan kata lain, pengaruh variabel pertolongan persalinan tertutupi oleh pengaruh dari variabel lain, yaitu pemberian ASI eksklusif.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden sudah melakukan persalinan dengan ditolong tenaga medis dan dilakukan di sarana kesehatan yang
sesuai dengan standart PHBS. Dari total 106 responden, sejumlah 95 responden 90 telah melakukan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan, dan
hanya 11 responden 15 yang persalinannya dibantu non tenaga kesehatan. Hasil observasi menunjukkan bahwa untuk sarana kesehatan di wilayah
kerja puskesmas sudah memadahi. Dengan dibantu 5 puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh wilayah kerja Puskesmas Pekalongan Selatan serta akses jalan
yang relatif mudah sehingga memungkinkan responden untuk melakukan persalianan di sarana kesehatan. Selain itu terdapat 7 bidan praktek swasta di
wilayah kerja puskesmas yang siap melayani responden apabila akan melakukan persalinan.
5.1.2. Hubungan Status ASI Eksklusif dengan Kejadian ISPA Berulang pada Balita