183 c. Aspek Bisnis, perekayasaan tatanan bisnis antar pelaku agribisnis mengacu pada
mekanisme pasar bebas yang berkeadilan fair free trade. Melalui cara ini distribusi nilai tambah dapat berlangsung secara adil fair, alami, dan menguntungkan semua
pihak yang terlibat. d. Aspek Pembiayaan, yaitu alternatif penyediaan modal dan pinjaman untuk investasi
dan modal kerja usaha pertanian, dari sektor hulu sampai hilir, terutama bagi petani yang merupakan pelaku yang paling besar perannya tetapi posisi tawarnya sangat
rendah. Pembiayaan dibutuhkan untuk produsen primer usahatani, usaha yang ada di hulu pembenihan, penyediaan obat-obatanpupuk, dan peralatan pertanian dan
di hilir distribusi produksi primer, sekunder dan tersier. e. Aspek Manajemen, yaitu pengelolaan kawasan pertanian oleh unit kerja atau
lembaga institusi khusus untuk operasionalisasi kawasan secara independen, otonom dan komersial. Pengelola selalu melakukan antisipasi tentang kondisi dan
dinamika eksternal dengan dukungan Sistem Penunjang Keputusan SPK
Agroestat
hk
untuk pengambilan keputusan yang sistematis, cepat dan tepat.
7.2 Proses Validasi
Validasi SPK Agroestat dilakukan di Kabupaten Brebes dengan bawang merah sebagai komoditi unggulan. Proses validasi menetapkan target tingkat keuntungan
petani budidaya sebesar 22. Keterkaitan antara peningkatan jaringan irigasi dan perubahan demand dilakukan melalui pengembangan daerah beririgasi, volume demand,
atau ketersediaan dana APBD untuk revitalisasi jaringan irigasi. Peningkatan produksi diupayakan dengan menaikkan frekuensi tanam dari 2.35 saat
ini menjadi 3.00 sehingga produksi sumberdaya lahan milik petani dapat maksimal. Upaya peningkatan produksi diimbangi dengan peningkatan luas lahan beririgasi.
Sementara itu pengendalian persediaanstock dilakukan melalui pengadaanpemanfaatan fasilitas pergudangan. Proses ini diperlukan dalam periode transisi sampai
keseimbangan pasokan ke dalam pasar dapat dicapai secara alami. Salah satu kriteria keberhasilan yang terukur dari rekayasa ini adalah terjadinya
peningkatan penghasilan petani secara nyata. Berdasarkan asumsi dan kondisi di daerah
184 penelitian, penambahan luas lahan tanam melalui peningkatan jaringan irigasi sebesar
10 per tahun mengakibatkan nilai keuntungan yang diperoleh petani meningkat dari Rp.13.886.086 menjadi Rp.25.632.750 per hektar per tahun pada tahun ke enam, hal ini
setara dengan peningkatan rata-rata sebesar 10,76 per tahun. Hal tersebut dicapai karena harga jual bawang merah dapat ditingkatkan dari Rp.3.825 menjadi Rp.5.126 per
kg pada tahun ke enam. Dengan menggunakan SPK Agroestat diketahui bahwa melalui peningkatan jaringan
irigasi 10 per tahun maka seluruh lahan akan beririgasi dalam jangka waktu enam tahun. Upaya peningkatan produksi dan tingkat pasokan bawang merah pada tahun ke-
tujuh harus dilakukan dengan strategi intensifikasi.
7.3 Kontribusi Disertasi terhadap Ilmu Pengetahuan
Sistem Agroestat yang direkayasa dalam penelitian ini memberikan tambahan pada khasanah ilmu pengetahuan Agroindustri khususnya tentang kawasan pertanian terpadu
yaitu dalam hal: a. Agroestat berbasis komoditi unggulan hortikultura spesifik lokal yang ditetapkan
dan disepakati bersama sebagai pilihan masyarakat, sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah perdesaan.
b. Agroestat direkayasa secara holistik, mencakup seluruh rangkaian nilai tambah value chain sektor pertanian, mulai tahap usahatani, agroindustri, dan agroniaga,
serta bersifat multi-dimensi sosial, budaya, ekonomi antar-sektor pertanian, industri, dan perdagangan.
c. Agroestat berlandaskan pada konsep pasar bebas yang berkeadilan fair free trade