rendahnya tingkat yang diterapkan dalam
penanganan produk tersebut.
fekal dan non fekaf merupakan mikroba yang
digunakan sebagai indikator sanitasi
pada
air dan makanan. Keberadaan
fekal
pada
produk penting
untuk
diperhatikan karena merupakan indikasi adanya kontaminasi
fekal. juga dapat rnenjadi indikasi
adanya yang
rnungkin terdapat pada
feses,
dimana dapat
keracunan apabila
bersama rnakanan
atau
Selain beberapa
strain
dari juga
dan
dapat menyebabkan penyakit,
diare berdarah, ginjal akut dan
WHO, 2004.
batu merupakan produk
yang
dikenal masyarakat yang secara
untuk dikonsumsi. Es batu
seringkali digunakan sebagai bahan yang
dapa t
han kan kesegaran atau
panjang
suatu produk
Hal
ini berkaitan dengan rendahnya
suhu es batu, sehingga
dapat menghambat organisme, dimana
metabolisme pada oleh enzim, dan kecepatan
katalisis
enzim
dipengaruhi
oleh
temperatur
2000.
anggapan k
kang dengan beberapa
penelitian
yang
rnenunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, konsurnsi
es
batu diketahui rnenjadi penyakit, terutarna
et 2004; BBC
News,
2003;
2001. yang berkaitan
dengan
konsumsi
es
dapat dihubungkan antara lain dengan kurang
faktor dan sanitasi dalam
penanganan
batu.
Hal
menjadikan
ya
peluang kontaminasi mikrobiologis pada es
batu.
karena evaluasi mengenai mutu
mikrobiologis
es
batu, termasuk evaluasi mengenai keberadaan
menjadi penting
untuk mengetahui tingkat
sanitasi dan
tingkat
bahaya
akibat mikroba
dari es batu yang dikonsumsi
secara
oleh masyarakat.
Tujuan
dari penelitian ini antara lain
1
mengetahui mutu mikrobiologis
es
batu, terutama
keberadaan
bakteri indikator sanitasi pada
batu di sepanjang
rantai distribusinya di dan
2
mengetahui faktor-faktor
yang
mempengaruhi
mutu
mikrobiologis
batu di
pasaran.
METODOLOGI
A. BAHAN PENELITIAN
1.
Baku
Bahan
baku
yang
digunakan
pada
ini adalah
es batu
yang dari
distribusi batu
di
yang terdiri dari 4 sampel pabrik
es,
6 sampel dari
depot,
dan
21 sampel es,
sehingga secara total terdapat
3 1
sampel. Dari
setiap
sumber sampel diambil sampel
sebanyak
2 kali pada
yang
berbeda
2.
Bahan
Kimia
Bahan kimia yang adalah
akuades, spiritus,
pengencer dan
3. Media
Media
buhan
mikroba yang digunakan adalah
Lactose Broth, medium EMBA Agar, medium
Broth,
medium Koser Pereaksi
dan
PENELITIAN
Penelitian ini meliputi tahap distribusi
batu di pengumpulan
sampel, dan analisa sarnpel. Gambar diagram alir penelitian
dapat pada
Gambarl.
batu
sampel
i
TPC
dan koliform
Gambar Diagram Alir Penelitian
1.
Survey jalur distribusi es batu di
Survey dilakukan untuk mengetahui jalur es batu di
dan pengarnatan mengenai penerapan sanitasi dalam penanganan es batu.
2.
Sampel
sarnpel yang digunakan adalah
dari air minum
WHO, 1997.
Dari
setiap pengarnbilan sampel, diambil 200
sampel
yang disimpan dalam
steril dan dibawa laboratorium dalam box pendingin
yang
MRVP dan tabung berisi medium Koser
dan diinkubasi.
ditakukan uji
dengan
rnenambahkan yang disajikan pada
1.
Dari uji
dilakukan jenis koliform
dengan ketentuan pada Ta 2.
1. Pereaksi
dan
Reaksi
untuk
Medium
Pereaksi
Reaksi
Broth
Merah MR-VP
Red
Merah
Voges MR-VP
naftol rnerah
Proskauer
dan
40 KOH kekeruhan
3.
sampel
2. Jenis Koliform
dengan Uji sampel terdiri dari analisa
total mikroba
analisa coliform.
Es
batu
yang
akan dianalisa terlebih
telah dicairkan SNI,
1995.
a. total mikroba ESNI, 19951
Sampel yang sudah kemudian
diencerkan hingga pengenceran diambil
I
dari contoh adi dan pengenceran ke dalam
petri steril dan ditambahkan medium
dan
diinkubasi. koloni
yang
terbentuk
Standard
Plate Count
b.
Coliform 19951
Uji
Sampel
dan
dengan pengenceran 1
dalam medium LB,
dan
Hasil pengamatan dicocokkan dengan MPN
3 seri dinyatakan dalam MPN koliform
contoh.
Uji
Dipilih tabung
dari uji
diarnbil 1-2
dan digoreskan pada yang berisi
medium EMBA dan diinkubasi. Diamati adanya bakteri
koliform fekal dan koloni bakteri koliform non fekal.
c. kasi
Koliform
Dipilih satu koloni fekal dan
satu
non fekal,
disuspensikan dalam 2
Iarutan pengencer.
Sebanyak 0.5
suspensi diinokulasikan
ke
dalam tabung
berisi medium TB, 2 tabung berisi medium
Red
I Var
Var. I
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Distribusi Es