KEJADIAN PUTING LECET PADA IBU PRIMIPARA BERBASIS PROMOSI KESEHATAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL (STUDI DI BPS AS-SYIFA HUSADA KABUPATEN MALANG)

(1)

KEJADIAN PUTING LECET PADA IBU PRIMIPARA BERBASIS PROMOSI KESEHATAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

DENGAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL (STUDI DI BPS AS-SYIFA HUSADA

KABUPATEN MALANG)

SKRIPSI

Oleh :

LISKE AYU WIDYANINGRUM NIM. 201010420311133

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(2)

i

KEJADIAN PUTING LECET PADA IBU PRIMIPARA BERBASIS PROMOSI KESEHATAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

DENGAN PENDEKATAN HEALTH BELIEF MODEL (STUDI DI BPS AS-SYIFA HUSADA

KABUPATEN MALANG)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S. Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

LISKE AYU WIDYANINGRUM NIM. 201010420311133

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015


(3)

(4)

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan nikmat yang begitu besar sehingga sejauh ini peneliti masih berjuang untuk mengerjakan skripsi dengan judul “Kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang)”.

Penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp. Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Aini Alifatin, S.Kp.,M.Kep selaku dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan, dengan penuh kesabaran kepada penulis 4. Drs. Atok Miftachul Hudha, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang senantiasa

memberikan bimbingan, pengarahan, dengan penuh kesabaran kepada penulis 5. Orang tua tercinta, bapak ibu yang senantiasa mendoakan dan memberikan

dukungan baik secara moril maupun materil, adik-adik ku yang senantiasa memberikan semangat

6. Mbak Djoest, S.Kep, Ns, yang selalu menerima keluh kesah ku selama proses skripsi terima kasih banyak mbak ku tersayang atas saran selama ini

7. Cungkring yang selalu memberikan suport, nasehat untuk cepat terselesainya skripsi ini


(6)

v

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi menyempurnakan proposal skripsi ini. Semoga Allah senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu mengingatkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, April 2015


(7)

vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Liske Ayu Widyaningrum

NIM : 201010420311133

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model

(Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, April 2015 Yang Membuat Pernyataan,

LISKE AYU WIDYANINGRUM NIM. 201010420311133


(8)

vii

ABSTRAK

Kejadian Puting Lecet pada Ibu Primipara Berbasis Promosi Kesehatan Teknik Menyusui yang Benar dengan Pendekatan Health Belief Model

(Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) Liske Ayu Widyaningrum1, Aini Alifatin, S.Kp.,M.Kep2, Drs. Atok

Miftachul Hudha, M.pd 3

Latar Belakang: Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik. Teknik menyusui yang benar

adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Salah satu model yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam promosi kesehatan adalah Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah quasy-experiment dengan

randomized posttest only control design. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang. Subjek penelitian adalah ibu primipara di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang sebanyak 20 responden. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney U-Test, Spearman Rank.

Hasil: Hasil penelitian keterampilan teknik menyusui yang benar dari 10 responden mayoritas kelompok perlakuan terdapat 7 orang (70%) kategori baik, sedangkan dari 10 responden kelompok kontrol sebanyak 6 orang (60%) kategori cukup. Hasil penelitian kejadian puting lecet kelompok perlakuan mayoritas pada skoring 0 terdapat 6 orang (60%), sedangkan kelompok kontrol mayoritas pada skoring 1 terdapat 3 orang (30%) dan skoring 4 terdapat 3 orang (30%). Hasil analisis kejadian puting lecet dengan uji Mann-Whitney U-Test dari 20 responden didapatkan nilai signifikansi 0,017 α=<0.05. Hasil analisis teknik menyusui yang benar dengan uji

Mann-Whitney U-Test dari 20 responden didapatkan nilai signifikansi 0,023 α=<0.05. Hasil analisis dengan uji Spearman Rank, nilai signifikansi 0,034 dengan r=-0,670. Kesimpulan: Ada perbedaan yang signifikan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

Kata Kunci: Puting lecet, Teknik Menyusui yang Benar, Health Belief Model

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang 3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(9)

viii

ABSTRACT

The Incidence of Sore Nipples on Primiparous Mother-Based Health Promotion Breastfeeding Techniques Right to Health Belief Model Approach

(Studies in BPS As-Syifa Husada Malang)

Liske Ayu Widyaningrum1, Aini Alifatin, S.Kp.,M.Kep2, Drs. Atok Miftachul Hudha, M.pd 3

Background : The occurrence of sore nipples in early lactation is generally caused by one or both of the following: position and attachment baby improper while feeding, or the baby is not sucking properly. Breastfeeding technique right is how to breastfeed ASI the baby with attachment and maternal and infant positioning correctly. One model that can be used as an approach to health promotion is the Health Belief Model. The purpose of this study to determine the incidence of sore nipples in primiparous mothers based health promotion breastfeeding techniques right to Health Belief Model approach (Studies in BPS As-Syifa Husada Malang). Methods: The study design used was quasy-experiment with randomized posttest control design. This research was conducted in February-March 2015 in BPS As-Syifa Husada Malang by 20 respondents. Data analyzed using Mann-Whitney U-test, Spearman Rank.

Results: The results of correct technical skills of 10 respondents the majority of the treatment group, there were 7 people (70%) either category, while the control group of 10 respondents as many as 6 people (60%) category enough. The results of the study the incidence of sore nipples treatment group contained the majority of the scoring 0 6 people (60%), whereas the control group 1 contained the majority of the scoring 3 people (30%) and scoring 4 are 3 people (30%). The results of the analysis of the incidence of sore nipples with Mann-Whitney U-test of 20 respondents

obtained a significance value α = 0.017 <0.05. The results of the analysis of correct

technique with Mann-Whitney U-test of 20 respondents obtained a significance value

α = 0.023 <0.05. The results of the analysis with the Spearman Rank test, with a

significance value 0.034 r = -0.670

Conclusion: There is a significant difference in the incidence of sore nipples primiparous mothers breastfeeding techniques based health promotion right to Health Belief Model approach in the control group and the treatment group (Studies in BPS As-Syifa Husada Malang).

Keywords: Sore nipples, Breastfeeding Techniques right, the Health Belief Model

1. Students of Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang 2. Lecturer Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang 3. Lecturer Nursing Science, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang


(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Surat pernyataan keaslian tulisan ... vi

Abstrak ... vii

Abstrack ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Umum ... 7

1.3.2 Tujuan Khusus ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Manfaat Umum ... 8

1.4.2 Manfaat Khusus ... 9

1.5 Definisi Istilah ... 10

1.6 Keaslian Penelitian. ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... ... 12

2.1 Konsep Promosi Kesehatan ... 12

2.1.1 Pengertian Promosi Kesehatan ... 12

2.1.2 Tujuan Promosi Kesehatan ... 13

2.1.3 Visi dan Misi Promosi Kesehatan ... 14

2.1.4 Sasaran Promosi Kesehatan ... 14

2.1.5 Metode Promosi Kesehatan ... 16

2.1.6 Media Promosi Kesehatan ... 18

2.1.7 Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model) ... 21

2.1.7.1 Pengertian Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model) ... 21

2.1.7.2 Komponen HBM dan hubungan antarkomponen .... 23

2.2 Proses Laktasi ... 26

2.2.1 Anatomi dan fisiologi payudara ... 26

2.2.2 Fisiologi pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) ... 27

2.2.3 Teknik menyusui yang benar ... 31

a. Proses pelekatan bayi dengan ibu ... 31

b. Posisi ibu dan bayi yang benar ... 38

c. Penatalaksanaan Menyusui yang Optimal ... 44

2.2.4 Masalah dalam Pemberian Air Susu Ibu (ASI) ... 45


(11)

x

b. Puting Susu Datar atau Terbenam ... 47

c. Puting susu lecet ... 48

d. Payudara bengkak ... 50

e. Abses payudara (mastitis) ... 51

f. Masalah meyusui pada bayi ... 52

2.3 Konsep primipara ... 56

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA ... 57

3.1 Kerangka Konseptual ... 57

3.2 Hipotesis Penelitian ... 58

BAB IV METODE PENELITIAN... ... 59

4.1 Desain Penelitian ... 59

4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 59

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 61

4.3.1 Populasi ... 61

4.3.2 Sampel ... 61

4.3.3 Teknik Sampling ... 61

4.4 Variabel Penelitian ... 61

4.4.1 Variabel Independen ... 62

4.4.2 Variabel Dependen... 62

4.5 Definisi Operasional ... 62

4.6 Tempat dan WaktuPenelitian ... 64

4.7 Instrumen Penelitian ... 64

4.8 Uji Reliabilitas ... 65

4.9 Prosedur Pengumpulan Data ... 65

4.9.1 Prosedur Penelitian ... 65

4.9.2 Pengolahan Data ... 66

4.10 Analisa Data ... 67

4.7.1 Analisis Univariat ... 67

4.7.2 Analisis Bivariat ... 67

4.11 Etika Penelitian ... 69

4.11.1 Lembar persetujuan atau Informed Consent ... 69

4.11.2 Tanpa Nama atau Anonimity ... 69

4.11.3 Kerahasiaan atau Confidentality ... 70

BAB V HASIL PENELITIANDAN ANALISA DATA ... 71

5.1 Hasil Penelitian ... 71

5.1.1 Karakteristik responden berdasarkan usia ... 72

5.1.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 72

5.1.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 73

5.1.4 Gambaran keterampilan teknik menyusui yang benar ... 73

5.1.5 Gambaran puting lecet ... 74

5.2 Analisis Bivariat ... 75

5.2.1 Hasil analiis uji Mann-Whitney test kejadian puting lecet .... 75

5.2.2 Hasil analisis uji Mann-Whitney test keterampilan teknik menyusui yang benar ... 76


(12)

xi

BAB VI PEMBAHASAN ... ... 79

6.1 Gambaran keterampilan teknik menyusui yang benar ... 79

6.2 Gambaran kejadian puting lecet ... 81

6.3 Perbedaan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ... 82

6.4 Perbedaan keterampilan ibu primipara setelah promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ... 83

6.5 Hubungan kejadian putting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) .... 87

6.6 Keterbatasan penelitian ... 89

6.7 Implikasi keperawatan ... 90

BAB VII PENUTUP ... ... 92

7.1 Kesimpulan ... 92

7.2 Saran ... 93

Daftar Pustaka ... 94


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Health Belief Model Components and Linkages ... 26

2.2 Perlekatan yang benar ... 33

2.3 Posisi mulut dengan pelekatan yang salah (nipple sucking) ... 34

2.4 Keluarkan ASI sedikit ... 35

2.5 Cara meletakkan bayi ... 36

2.6 Cara memegang payudara ... 36

2.7 Cara merangsang mulut bayi ... 37

2.8 Cara melepas isapan bayi ... 38

2.9 Posisi Berbaring Miring ... 39

2.10 Posisi Duduk ... 41

2.11 Posisi berbaring ... 42

2.12 Posisi tidur terlentang ... 42

2.13 The cross cradle hold ... 43

2.14 The football hold ... 43

2.15 Puting Susu Datar atau Terbenam ... 48

2.16 Puting susu lecet ... 49

2.17 Payudara bengkak ... 51

2.18 Abses payudara (mastitis) ... 52

3.1 Rancangan sistematis kerangka konseptual penelitian ... 57

4.2 Skema Kerangka Penelitian ... 60

5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang bulan Februari-Maret 2015 ... 72

5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang bulan Februari-Maret 2015 ... 73

5.3 Deskriptif keterampilan teknik menyusui yang benar di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang bulan Februari-Maret 2015 ... 74

5.4 Distribusi puting lecet di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang bulan Februari-Maret 2015... 75


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

2.1 Deskripsi dari penilaian nyeri puting ... 50

4.1 Rancangan one group pretest-posttest design ... 59

4.3 Definisi Operasional Variabel ... 63

4.4 Kisi-kisi lembar observasi teknik menyusui yang benar ... 64

4.5 Kriteria penafsiran Spearman Rank ... 69

5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang ... 71

5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang bulan Februari-Maret 2015 ... 72

5.3 Hasil analisis uji Mann-Whitney test kejadian puting lecet ... 75

5.4 Analisa perbedaan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ... 76

5.5 Hasil analisis uji Mann-Whitney test keterampilan teknik menyusui yang benar ... 76

5.6 Analisa perbedaan keterampilan ibu primipara setelah promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ... 77

5.7 Analisa hubungan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ... 77


(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Abd-Elsalam, Soad, Shadia Hamido, Howyida, S. Abd el Hameed. (2011). Effect of using Pharmacologic cal versus Alternative Therapy on Traumatic Nipples for Lactating Mothers. Journal of American Science 2011:7 (11)

Amori, S. . (2007). KB dan ASI Eksklusif Untuk Sumber Daya Manusia Berkualitas. http://jurnal

nasional.com/?media=KR&Cari=Sugin&ibrk=&id=18016&detaik=edisi%20 khusus, (online), diakses tanggal 29 Mei 2014.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2005). Draf Ringkasan Laporan Pengembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia, http://www.bappenas.go.id, (online) diakses tanggal 28 Mei 2014

Bahiyatun. (2009). Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC.

Baskoro, Anton. (2008). ASI: Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media. Blair A, Cadwell K, Turner-Maffei C, Brimdyr K. The relationship between

positioning, the breastfeeding dynamic, the latching process and pain in breastfeeding mothers with sore nipples. Breastfeed Rev. 2003;11:5–10 Bobak, Lowdermilk, Jensen. (2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC. Cadwell, Karin, Cynthia Turner-Maffei, Anna Blair, Kajsa Brimdyr, dan Zoe¨ Maja

McInerney. 2004. Pain Reduction and Treatment of Sore Nipples in Nursing Mothers. Journal of Perinatal Education, 13(1), 29e35;

Carvalhaes MA, Correa CR. (2003) Identification of difficulties at the beginning of breastfeeding by means of protocol application. J Pediatr (Rio J) 2003;79:13– 20

Chidozie E Mbada, Adekemi E Olowookere, Joel O Faronbi, Folasade C Oyinlola-Aromolaran, Funmilola A Faremi, Abiola O Ogundele, Taofeek O Awotidebe, Adepeju A Ojo and Oluwakemi A Augustine. 2013. Knowledge, attitude and techniques of breastfeeding among Nigerian mothers from a semi-urban community. Mbada et al. BMC Research Notes 2013, 6:552 Departemen Kesehatan. (2006). Hanya 3,7% Bayi Memperoleh ASI.

http://www.depkes.go.id, (online), diakses tanggal 1 Juni 2014.

__________________. (2011). Profil Kesehatan Republik Indonesia. http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658, (online), diakses tanggal 1 Juni 2014.

Dewi, V.N.L. & Tri Sunarsih. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba medika.


(16)

xv

Glanz, Karen, Barbara K. Rimer, dan K. Viswanath. (2008). Health Behavior and Health Education Theory, Research, and Practice 4th edition. America : Jossey Bass.

Hasneli, Y. (2009). The effect of a health belief model based educational program to prevent diabetes complication on dietary behaviors of indonesian adults with type 2 diabetes mellitus. Jurnal Keperawatan Professional Indonesia. Vol. 1. Pekanbaru:ISSN.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2.

Jakarta: Salemba Medika.

___________________. (2009). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Kholid, Ahmad. (2012). Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku. Jakarta: Rajawali Pers.

Kristiyanasari, Weni. (2009). ASI, Menyusui, dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika. Machfoedz, Ircham dan Eko Suryani. (2007).P endidikan Kesehatan Bagian dari Promosi

Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.

Manuaba, Ida Bagus Gde, Ida Ayu Chandranita Manuaba, Ida Bagus Gde Manuaba. (2007). Pengantar kuliah obstetric. Jakarta: EGC.

Maulana, Heri D.J.. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

MD, Jack Newman. (2009). Puting lecet. International Breastfeeding Center. www.nbci.ca/index.php?option=com_content&view=article&id=382:sore-nipples-indo&catid=29:information-indonesian&Itemid=67, (online), diakses tanggal 30 Mei 2014

Misrina. (2013). Hubungan Teknik Menyusui Yang Benar Dengan Kejadian Bendungan ASI Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal Karya Tulis Ilmiah STIKes U’Budiyah Banda Aceh.

Moghadam, M. H. Baghiani, S. S. Mazloomy1 dan M. H. Ehrampoush. (2005). the effect of health eduction in promoting health of hairdressers about hepatitis b based on health belief model: a field trial in yazd, iran. Acta Medica Iranica, Vol. 43, No. 5 (2005)

Mubarak, Iqbal, dkk. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Mubarak, Wahit Iqbal. (2011). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika.

Muliawati, Siti. (2012). Studi deskriptif pelaksanaan teknik menyusui bayi tunggal di RB MTA Semanggi Surakarta. Surakarta : Akbid Citra Medika Surakarta.

Norman, Paul dan Kate Brain. (2000). An application of the health belief model to the prediction of breast self-examination in a national sample of women with a family history of breast cancer. Institute of Medical Genetics University of Wales College of Medicine, UK


(17)

xvi

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

__________________. (2003). Perilaku kesehatan dan pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

__________________. (2005). Promosi Kesehatan dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. __________________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

__________________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

__________________. (2010). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Novita, Nesi dan Yunetra Franciska. (2011). Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

________. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam & Ferry Efendi. (2009). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. .

Perry, dan Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Priyono, Y. 2010. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta : MedPress. Ramaiah, S.. (2007). ASI dan menyusui. Penerbit Bhuana Ilmu Populer: Jakarta.

Saeidi, Reza, Mahin tafazoli, Mahboobeh Gholami, Reza Mazloom. (2015). New treatment for nipple soreness in breastfeeding mothers: A clinical trial study.

Iranian Journal of Neonatology 2015; 6(2)

Saleha, sitti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba medika. Sastrawinata, S. (2005). Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC. Setiawati, S. dan Dermawan AC. (2008). Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan.

Jakarta : Trans Info Media.

Shealy, K.R., Li, R., Benton-Davis, S., & Grummer-Strawn, L.M. (2005). The CDC guide to breatfeeding interventions. Atlanta Georgia: CDC Nutrition.

Soetjiningsih, (1997). Asi : Petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

_______. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) Cetakan ke 4. Bandung: Alfabeta.


(18)

xvii

_______. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suherni, dkk. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya. Suliha, Uha dkk. (2001). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. Sulistyowati, Ari. (2009). Buku ajar asuhan kebidanan. Yogyakarta: ANDI.

Sungkar, Saleha. (2010). Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan Aedes agypti di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Makara : kesehatan, Vol. 14 No 2, Desember 2010: 81-85.

Suryaningsih, Chatarina. (2012). Pengaruh demonstrasi dan pendampingan menyusui terhadap motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI. Fakultas Ilmu Kesehatan UI Tait P. Nipple pain in breastfeeding women: Causes, treatment, and prevention

strategies. (2000). J Midwifery Womens Health. 2000;45:212–5

Tristanti, Ika. (2014). Pengaruh puting susu lecet terhadap penerapan ASI eksklusif di Puskesmas Kebakkramati Karanganyar. Stikes Muhammadiyah Kudus

Tuong-Vi H (2007). Anderson Cancer Center, Houston, TX. Effects of an

educatıonal ınterventıon on breast cancer screenıng and early detectıon ın

Vietnamese American Women. Oncol Nurs Forum, 34, 481. Verney. (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC.

Varney, Helen dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta: EGC Weigert EM, Giugliani ER, França MC, Oliveira LD, Bonilha A, Espírito Santo LC,

et al. The influence of breastfeeding technique on the frequencies of exclusive breastfeeding and nipple trauma in the first month of lactation. J Pediatr (Rio J) 2005;81:310–6.

Yulitama, Nikke. (2011). Hubungan teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu pada ibu nifas di Polindes Melati Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto.

Sumber gambar dari internet :

https://antonaisyah.files.wordpress.com/2015/03/b_5etvjusaa7dfx.jpg , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

http://enarotalis.blogspot.com/2013/06/sop-teknik-menyusui.html , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts2.jpg , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts6.jpg , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015


(19)

xviii

https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/ts7.jpg , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

https://anakbayibalita.wordpress.com/2010/04/23/posisi-menyusui/ , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

https://anakbayibalita.wordpress.com/2010/04/23/posisi-menyusui/, (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

https://noermasetiyanih.files.wordpress.com/2014/06/2.png , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

http://duniasehat.net/2014/07/04/puting-lecet-dan-nyeri/ , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

http://duniasehat.net/2014/06/19/payudara-penuh-dan-bengkak/ , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015

http://duniasehat.net/2014/06/25/mastitis/ , (online), diakses pada tanggal 29 Januari 2015


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiga antara tahun 1990 hingga tahun 2015. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah melakukan strategi dan usaha, salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif (Bappenas, 2005), dan untuk mencapai keberhasilan promosi kesehatan pemberian ASI, menurut DepKes (2006), salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggerakkan seluruh masyarakat dalam upaya memberikan ASI Eksklusif pada bayi selama 6 (enam) bulan.

Menurut DepKes (2011), pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di Indonesia berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2010 menjadi 56,2% pada tahun 2011 dan sedikit meningkat pada tahun 2012 menjadi 61,3%. Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun dari 28,6% tahun 2010 menjadi 24,3% pada tahun 2011 dan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2012. Meningkatnya pemberian ASI ekslusif salah satunya karena usaha pemerintah untuk meningkatkan promosi kesehatan tentang pemberian ASI ekslusif untuk menurun angka kematian bayi.

Setiap tahun terdapat 1 – 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi ASI secara eksklusif. Banyak ibu yang kurang memahami manfaat pentingnya pemberian ASI untuk sang buah hati, ASI eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada ASI yang


(21)

2

sangat berguna bagi pertumbuhan bayi, dari jumlah tersebut diperoleh fakta 95% ibu menyusui (Misrina, 2013).

Menurut Kartika (2007) dalam Misrina (2013), pengalaman dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) selama 15 tahun menunjukkan bahwa hambatan utama penggunaan ASI adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada para ibu. Menurut WHO, kurang lebih 40 % wanita Amerika saat ini memilih untuk tidak menyusui, dan banyak diantaranya mengalami nyeri dan pembengkakan payudara yang cukup nyata. Pembesaran ASI, pembengkakan dan nyeri payudara mencapai puncaknya 3 sampai 5 hari postpartum. Sebanyak 10% wanita mungkin melaporkan nyeri berat hingga 14 hari post partum dan seperempat sampai setengah dari wanita tersebut mengkonsumsi analgesik untuk meredakan nyeri payudara pada masa nifas, sedangkan menurut Amori (2007) di Indonesia, hanya 4 % bayi disusui ibunya dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran dan 8 % ibu memberi ASI eksklusif terhadap bayinya sampai 6 bulan.

Menurut Sastrawinata (2005), masalah menyusui umumnya terjadi dalam dua minggu pertama masa nifas. Pada masa ini, pengawasan dan perhatian petugas kesehatan sangat diperlukan agar masalah menyusui dapat segera ditanggulangi sehingga tidak terjadi penyulit atau menyebabkan kegagalan menyusui. Masalah menyusui yang sering terjadi diantaranya : payudara bengkak, kelainan puting susu, puting nyeri dan lecet, puting datar atau terbenam, saluran susu tersumbat, mastitis dan abses pada payudara. Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi.


(22)

3

wanita yang mempercepat penyapihan. Riset melaporkan bahwa antara 11-96% ibu mengalami lecet pada puting susu. Kesan klinis menunjukkan bahwa awitan awal ketidaknyamanan puting susu disebabkan oleh posisi dan perlekatan bayi yang tidak tepat, bukan urutan kejadian yang dialami setelah menyusui. Nyeri dan lecet dapat segera hilang dengan perbaikan posisi dan perlekatan bayi pada payudara (Varney, 2007).

Terjadinya puting lecet di awal menyusui pada umumnya disebabkan oleh salah satu atau kedua hal berikut: posisi dan pelekatan bayi yang tidak tepat saat menyusu, atau bayi tidak mengisap dengan baik. Bayi dapat belajar untuk mengisap payudara dengan baik ketika ia melekat dengan tepat saat menyusu (mereka akan belajar dengan sendirinya). Proses mengisap yang bermasalah seringkali disebabkan oleh pelekatan yang kurang baik. Rasa sakit yang disebakan oleh pelekatan yang kurang baik dan proses mengisap yang tidak efektif akan terasa paling sakit saat bayi melekat ke payudara dan biasanya akan berkurang seiring bayi menyusu (Jack Newman MD, 2009).

Rasa sakit atau nyeri pada puting susu salah satunya disebabkan karena teknik menyusui yang tidak benar. Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Dewi dan Tri Sunarsih , 2012). Menurut Soetjiningsih (1997), rasa sakit juga bisa disebabkan karena refleks let down yang tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas. Ketidakpuasan ini akan merupakan tambahan stres bagi ibunya. Bila ada stress dari ibu yang menyusui maka akan terjadi suatu blockade dari reflex let-down ini disebabkan oleh karena adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontriksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit harapannya untuk dapat mencapai target organ


(23)

4

mioepitelium. Menurut Sitti (2009), tanda-tanda dari refleks let-down berbeda antara satu wanita dengan lainnya. Saat bayi anda menyusui, anda dapat merasakan rasa geli atau sedikit nyeri pada payudara anda atau ASI mulai keluar dari payudara yang tidak digunakan untuk menyusui. Perasaan dan keluarnya ASI ini merupakan tanda dari refleks let-down. Menurut Kristiyansari (2009), rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitoksin. Dimana setelah oksitoksin dilepas ke dalam darah akan memacu otot polos yang mengelilingi alveoli dan ducktus untuk berkontraksi, sehingga memeras air susu dari alveoli, duktus dan sinus menuju puting susu. Let down reflex dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun. Tanda – tanda lain dari let down reflex adalah tetesan pada payudara lain yang tidak sedang dihisap oleh bayi, reflek ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.

Teknik menyusui yang benar ini diberikan melalui promosi kesehatan pada ibu primipara setelah melahirkan untuk mencegah terjadinya puting lecet. Promosi kesehatan saat ini merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan masa lalu. Promosi kesehatan bukan hanya kegiatan penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan tetapi juga merupakan upaya-upaya dalam memfasilitasi perubahan perilaku kesehatan diinginkan (Setiawati dan Dermawan, 2008). Menurut Wahit (2011), banyak sekali ruang lingkup dalam promosi kesehatan terhadap bayi, salah satunya tentang ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dari langkah/teknik menyusui yang benar, teknik pengamatan menyusui yang benar, lama dan frekuensi menyusui, dan berbagai macam posisi ibu dalam menyusui.


(24)

5

Salah satu model yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam promosi kesehatan adalah Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model - HBM). Model Keyakinan Kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan serta penilaian terhadap keuntungan dan kerugian (Wahit, 2011). Menurut Karen Glanz (2008), HBM berisi beberapa konsep utama yang memprediksi mengapa orang akan mengambil tindakan untuk mencegah, untuk melindungi, atau untuk mengontrol kondisi penyakit; yang termasuk kerentanan, keseruisan, manfaat dan hambatan perilaku, isyarat untuk bertindak, dan yang terbaru self-efficacy.

Model Keyakinan Kesehatan untuk mengatasi atau meningkatkan promosi terhadap perilaku kesehatan. Perawat dapat menggunakan Model Keyakinan Kesehatan dalam pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan sering kali melibatkan perubahan sikap dan nilai yang didapat begitu saja berubah dengan diberikannya pendidikan tentang fakta. Oleh sebab itu perawat memberikan perhatian terhadap ide atau keyakinan yang memotivasi seseorang untuk belajar dan mengaplikasikan faktor motivasi dalam rencana pengajaran (Potter & Perry, 2005). Pemberian promosi kesehatan ini diberikan kepada ibu primipara, dimana pada ibu primipara merupakan pengalaman pertama menyusui. Primipara adalah wanita yang baru pertama kali melahirkan anak yang mampu bertahan hidup. Ibu primipara sebagai wanita yang telah menyelesaikan satu kehamilan dengan bayi yang dapat bertahan hidup. Jadi, bisa dikatakan primipara merupakan wanita yang baru pertama kali mempunyai anak dan baru


(25)

6

menjadi seorang ibu. Beberapa ibu primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari pengetahuan tentang perawatan maternal, salah satunya yaitu tentang cara pemberian ASI yang benar (Lowdermilk, 2004).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 22 Juni 2014 di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang, di dapatkan data pada bulan Mei tahun 2014 terdapat 31 ibu partus. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 7 ibu primipara, 5 diantaranya mengalami puting lecet. Menurut Prawirohardjo (2008), seringkali kegagalan menyusui karena kesalahan memposisikan dan melekatkan mulut bayi pada payudara ibu. Puting ibu lecet, ibu segan menyusui, produksi ASI kurang, dan bayi malas menyusu merupakan masalah karena teknik menyusui yang kurang tepat. Menurut Kristiyanasari (2009), teknik salah yaitu apabila bayi menghisap pada puting saja, karena bayi hanya dapat menghisap susu sedikit dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet pada puting susu.Menurut Dewi dan Tri Sunarsih (2012), teknik menyusui

yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Berdasarkan hasil wawancara saat terjadi masalah puting lecet, ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya ketika putting lecet melainkan digantikan dengan susu formula, ibu hanya memberikan kompres air hangat saja pada puting yang lecet kemudian puting dibersihkan dengan menggunakan sabun. Ibu tidak mengetahui teknik menyusui yang benar ketika akan mengakhiri menyusui mereka langsung melepas isapan bayi dan menarik puting, maka dari itu perlu dilakukan pemberian informasi kepada ibu menyusui terutama ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar untuk meminimalisir terjadinya puting lecet pada ibu menyusui.


(26)

7

Upaya pemberian informasi kepada ibu menyusui terutama pada ibu primipara salah satunya melalui promosi kesehatan tentang teknik menyusui yang benar yang dapat mencegah terjadinya puting lecet pada ibu menyusui. Promosi kesehatan ini menggunakan pendekatan HBM, yang mempunyai peranan dalam mempengaruhi seseorang dalam mengubah perilakunya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : Kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model

(Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Adakah perbedaan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model

(Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ?

1.2.2 Adakah perbedaan ketrampilan ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ?

1.2.3 Adakah hubungan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model

(Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang)? 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


(27)

8

promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang)

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :

1.3.2.1 Mengetahui gambaran keterampilan teknik menyusui yang benar ibu primipara (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.3.2.2 Mengetahui gambaran kejadian puting lecet ibu primipara (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.3.2.3 Mengetahui perbedaan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar setelah pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.3.2.4 Mengetahui perbedaan ketrampilan ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang). 1.3.2.5 Mengetahui hubungan kejadian puting lecet pada ibu primipara

berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Umum

1.4.1.1 Bagi tempat penelitian

Dapat memberikan masukan dan pertimbangan maupun informasi bagi tempat penelitian untuk meningkatkan pelayanan dalam promosi


(28)

9

kesehatan pada ibu pasca melahirkan khususnya ibu primipara terhadap pencegahan puting lecet.

1.4.1.2 Bagi responden

Mendapatkan informasi tentang pencegahan puting lecet dengan memperbaiki teknik menyusui yang benar.

1.4.1.3 Bagi perawat

Dapat digunakan sebagai bahan informasi tentang promosi kesehatan bagaimana pencegahan kejadian puting lecet dengan teknik menyusui yang benar.

1.4.2 Manfaat khusus

1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan kepada mahasiswa keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang khususnya dan mahasiswa jurusan lain pada umumnya mengenali ruang lingkup promosi kesehatan dalam hal teknik menyusui yang benar.

1.4.2.2 Bagi peneliti

Sebagai bahan menambah informasi dan pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian tentang promosi kesehatan. 1.4.2.3 Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan referensi atau acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dengan variabel berbeda.


(29)

10

1.5 Definisi istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, berikut ini adalah definisi istilah:

1.5.1 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI., (2004) dalam Ahmad Kholid (2012) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

1.5.2 Teknik menyusui yang benar

Pengertian teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Dewi, 2012).

1.5.3 Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model - HBM)

Model Keyakinan Kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan serta penilaian terhadap keuntungan dan kerugian (Wahid, 2011).

1.5.4 Primipara

Primipara adalah wanita yang baru pertama kali melahirkan anak yang mampu bertahan hidup (Lowdermilk, 2004).


(30)

11

1.6 Keaslian penelitian

Berikut adalah beberapa penelitian yang mempunyai karakteristik hampir serupa dengan penelitian ini :

1.6.1 Penelitian yang di lakukan oleh Frizka Indarningtyas Nur Pratiwi (2013) dengan judul hubungan teknik menyusui dengan kejadian puting susu lecet pada ibu nifas di wilayah puskesmas Sekaran. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan rancangan

cross sectional. Dengan hasil ada hubungan antara teknik menyusui dengan kejadian puting susu lecet pada ibu nifas di Wilayah Puskesmas Sekaran dengan (p-value 0,000). Perbedaan penelitian Frizka Indarningtyas Nur Pratiwi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian.

1.6.2 Penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2010) dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui pada ibu-ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu “Quasy Experiment” yaitu untuk menilai pengaruh pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui pada ibu-ibu menyusui dengan rancangan pre-test and post-test. Desain penelitian yang digunakan adalah Non Quivalent Control Group, yaitu penelitian dilakukan sebelum dan sesudah responden diberi perlakuan dengan menggunakan kelompok control. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan penelitian Fitri dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel, tempat dan waktu penelitian.


(1)

menjadi seorang ibu. Beberapa ibu primipara biasanya mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari gangguan, sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari pengetahuan tentang perawatan maternal, salah satunya yaitu tentang cara pemberian ASI yang benar (Lowdermilk, 2004).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 22 Juni 2014 di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang, di dapatkan data pada bulan Mei tahun 2014 terdapat 31 ibu partus. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 7 ibu primipara, 5 diantaranya mengalami puting lecet. Menurut Prawirohardjo (2008), seringkali kegagalan menyusui karena kesalahan memposisikan dan melekatkan mulut bayi pada payudara ibu. Puting ibu lecet, ibu segan menyusui, produksi ASI kurang, dan bayi malas menyusu merupakan masalah karena teknik menyusui yang kurang tepat. Menurut Kristiyanasari (2009), teknik salah yaitu apabila bayi menghisap pada puting saja, karena bayi hanya dapat menghisap susu sedikit dan pihak ibu akan timbul lecet-lecet pada puting susu.Menurut Dewi dan Tri Sunarsih (2012), teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Berdasarkan hasil wawancara saat terjadi masalah puting lecet, ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya ketika putting lecet melainkan digantikan dengan susu formula, ibu hanya memberikan kompres air hangat saja pada puting yang lecet kemudian puting dibersihkan dengan menggunakan sabun. Ibu tidak mengetahui teknik menyusui yang benar ketika akan mengakhiri menyusui mereka langsung melepas isapan bayi dan menarik puting, maka dari itu perlu dilakukan pemberian informasi kepada ibu menyusui terutama ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar untuk meminimalisir terjadinya puting lecet pada ibu menyusui.


(2)

Upaya pemberian informasi kepada ibu menyusui terutama pada ibu primipara salah satunya melalui promosi kesehatan tentang teknik menyusui yang benar yang dapat mencegah terjadinya puting lecet pada ibu menyusui. Promosi kesehatan ini menggunakan pendekatan HBM, yang mempunyai peranan dalam mempengaruhi seseorang dalam mengubah perilakunya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : Kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1.2.1 Adakah perbedaan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ?

1.2.2 Adakah perbedaan ketrampilan ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang) ?

1.2.3 Adakah hubungan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang)?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


(3)

promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang)

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :

1.3.2.1 Mengetahui gambaran keterampilan teknik menyusui yang benar ibu primipara (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.3.2.2 Mengetahui gambaran kejadian puting lecet ibu primipara (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.3.2.3 Mengetahui perbedaan kejadian puting lecet pada ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar setelah pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.3.2.4 Mengetahui perbedaan ketrampilan ibu primipara berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang). 1.3.2.5 Mengetahui hubungan kejadian puting lecet pada ibu primipara

berbasis promosi kesehatan teknik menyusui yang benar dengan pendekatan Health Belief Model (Studi di BPS As-Syifa Husada Kabupaten Malang).

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Umum

1.4.1.1 Bagi tempat penelitian

Dapat memberikan masukan dan pertimbangan maupun informasi bagi tempat penelitian untuk meningkatkan pelayanan dalam promosi


(4)

kesehatan pada ibu pasca melahirkan khususnya ibu primipara terhadap pencegahan puting lecet.

1.4.1.2 Bagi responden

Mendapatkan informasi tentang pencegahan puting lecet dengan memperbaiki teknik menyusui yang benar.

1.4.1.3 Bagi perawat

Dapat digunakan sebagai bahan informasi tentang promosi kesehatan bagaimana pencegahan kejadian puting lecet dengan teknik menyusui yang benar.

1.4.2 Manfaat khusus

1.4.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan kepada mahasiswa keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang khususnya dan mahasiswa jurusan lain pada umumnya mengenali ruang lingkup promosi kesehatan dalam hal teknik menyusui yang benar.

1.4.2.2 Bagi peneliti

Sebagai bahan menambah informasi dan pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian tentang promosi kesehatan. 1.4.2.3 Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan referensi atau acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis dengan variabel berbeda.


(5)

1.5 Definisi istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, berikut ini adalah definisi istilah:

1.5.1 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan menurut Departemen Kesehatan RI., (2004) dalam Ahmad Kholid (2012) adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

1.5.2 Teknik menyusui yang benar

Pengertian teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Dewi, 2012).

1.5.3 Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model - HBM)

Model Keyakinan Kesehatan merupakan model kognitif yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. Menurut Model Keyakinan Kesehatan, tindakan pencegahan yang mungkin dilakukan seseorang dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan antara lain ancaman yang dirasakan serta penilaian terhadap keuntungan dan kerugian (Wahid, 2011).

1.5.4 Primipara

Primipara adalah wanita yang baru pertama kali melahirkan anak yang mampu bertahan hidup (Lowdermilk, 2004).


(6)

1.6 Keaslian penelitian

Berikut adalah beberapa penelitian yang mempunyai karakteristik hampir serupa dengan penelitian ini :

1.6.1 Penelitian yang di lakukan oleh Frizka Indarningtyas Nur Pratiwi (2013) dengan judul hubungan teknik menyusui dengan kejadian puting susu lecet pada ibu nifas di wilayah puskesmas Sekaran. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Dengan hasil ada hubungan antara teknik menyusui dengan kejadian puting susu lecet pada ibu nifas di Wilayah Puskesmas Sekaran dengan (p-value 0,000). Perbedaan penelitian Frizka Indarningtyas Nur Pratiwi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian.

1.6.2 Penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2010) dengan judul pengaruh pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui pada ibu-ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Kasihan I. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu “Quasy Experiment” yaitu untuk menilai pengaruh pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui pada ibu-ibu menyusui dengan rancangan pre-test and post-test. Desain penelitian yang digunakan adalah Non Quivalent Control Group, yaitu penelitian dilakukan sebelum dan sesudah responden diberi perlakuan dengan menggunakan kelompok control. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan penelitian Fitri dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah variabel, tempat dan waktu penelitian.