PENGARUH TERAPI OKUPASI DENGAN METODE DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN ANAK TUNAGRAHITA BERBEDA JENIS KELAMIN DI SDLB KEDUNGKANDANG MALANG

(1)

PENGARUH TERAPI OKUPASI DENGAN METODE DRILL

TERHADAP KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN ANAK

TUNAGRAHITA BERBEDA JENIS KELAMIN

DI SDLB KEDUNGKANDANG MALANG

SKRIPSI

Oleh :

REGINA DESI SILFIKA

NIM. 09060084

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

i

PENGARUH TERAPI OKUPASI DENGAN METODE DRILL

TERHADAP KEMAMPUAN MENCUCI TANGAN ANAK

TUNAGRAHITA BERBEDA JENIS KELAMIN

DI SDLB KEDUNGKANDANG MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan ( S.Kep ) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

REGINA DESI SILFIKA

NIM. 09060084

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(3)

(4)

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Regina Desi Silfika

NIM : 09060084

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Pengaruh Terapi Okupasi dengan Metode Drill Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Anak Tunagrahita Berbeda Jenis Kelamin di SDLB Kedungkandang Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,

Regina Desi Silfika NIM : 09060084


(6)

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillah... Tidak ada hentinya berucap syukur kepada Allah SWT atas ridhonya akhirnya aku bisa menyelesaikan tugas akhir ini..

Bantuan dari berbagai pihakpun tidak lupa aku ucapkan, terutama buat keluargaku Mama, Bapak, kak ega n de’ayiq yang selalu memberikan dukungan baik itu moril dan materil dalam mengerjakan skripsi ini... Ina sayang kalian 

Buat andy terimakasih juga sudah sabar mendengar keluh kesah selama ini, selalu ada disamping..ahirnya kita bisa sama-sama menyelesaikan tugas ahir kita sebagai mahasiswa, semoga masa depan kita juga bisa sama-sama kita selesaikan sesuai harapan kita

Buat teman-teman kompas seperjuangan dan setanah air: uchie, iis, elis, wawa, umi titin, indra ketiganya, ipe, bryan terimakasih bantuan-bantuan kalian begitu berharga, ahirnya skripsi ini bisa terselesaikan juga ^_^ Love You gaeeeesss

Sahabat kesayangan erny, tya, jupe n devi makasi dukungan semangat kalian..

Teman-teman PSIK B 09 terimakasih juga buat kalian semua selama empat tahun lamanya telah mengisi kehidupanku menjadi mahasiswa di kampus putih ini. #tsaaahh:p

Dan semua teman-teman seperjuangan skripsi, satu bimbingan vaivi, rika,

an-an, mba citra ahirnya yaa kita bisa juga rasain bebas dari jeratan

revisian,hehe...

Dan semua pihak terkait yang lupa disebut pokokya TERIMAKASIH DAAH....


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan

tugas akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Terapi Okupasi dengan Metode Drill

Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan pada Anak Tunagrahita Berbeda Jenis

Kelamin Di SDLB Kedungkandang Malang”.Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada yang terhormat :

1. Yoyok Bekti Prasetyo S.Kep Ns. M.Kep Sp Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nurul Aini, M.Kep.,selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dr. Ainur Rofieq, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan banyak bimbingan, dan arahan serta motifasi dalam menyusun skripsi ini.

4. Aini alifatin, S.Kp, M.Kep selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang tercinta yang jauh disana, serta adik adik yang tersayang yang selalu mendoakan, memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikannya skripsi ini.

6. Keluarga Besar yang selalu mendoakan, memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikannya skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya. 8. Kepala Sekolah beserta staf guru SDLB Kedungkandang Malang telah

memberikan ijin dalam studi pendahuluan dan penelitian ini.

9. Siswa-siswa tunagrahita yang bersekolah di SLB Kedungkandang Malang yang bersedia menjadi responden.


(8)

vii ABSTRACT

Effect of Occupational Therapy Drill Method Against Hand Washing Ability in Children Tunagrahita of Different Sex SDLB Kedungkandang in

Malang

Regina Desi Silfika1, DR. Ainur Rofieq, M.Kes2, AiniAlifatin,S. Kp,M.Kep 3 Background: Independence owned on child tunagrahita had some abstacles as a result of mental retardation in suffering. Less capable in terms of self-care such as bathing, washing hands, brushing teeth, eating and drinking the right, dressed, decorated, personal safety, environmental adaptation, and dependent upon others. Occupational therapy with the help of one of the drill method attempts to help children improve independence tunagrahita, thistherapyis done by manipulating the environment with the goal ofhelping people cope with mental disabilitiesin thecare of his difficulties through activities that evoke independence manually, creative, recreational, educational, and social benefit sex pected toga in over physical functioning and mental responses tunagrahita child.

Research Methods :

Design research that we use is using quasi experimental design with the approach pretest-posttest control group design with research influence with a method of therapy okupasi drill against ability wash-hand child tunagrahita different sexes in sdlb kedungkandang unfortunate. Research is done on june 7 january 2014 a total of 61 samples taken in a total manner of sampling. Data analysis in this research using mann-whitney test.

Result :Design research used quasi experimental design was used with pretest-posttest approach control group design by researching the influence of occupational therapy with drill method hand wash ability of children of different sexes in mental retardation SDLB Kedungkandang Malang. The research was conducted on 7 January 2014 61 samples taken in total sampling. Data analysis in this study using Mann-Whitney test.

Conclusion :Occupational therapy with the ability to drill method hand wash children of different sexes in mental retardation SDLB Kedungkandang Malang. Key Words : Occupational therapy, drill method, Capability of washing the hands.

1. Student Nursing Science courses, Faculty of Health Sciences, University of

Muhammadiyah Malang..

2. Lecturer courses of Nursing, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah

Malang

3. Lecturer courses of Nursing, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah


(9)

viii INTISARI

Pengaruh Terapi Okupasi dengan Metode Drill Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan pada Anak Tunagrahita Berbeda Jenis Kelamin di SDLB

Kedungkandang Malang

Regina Desi Silfika1, DR. Ainur Rofieq, M.Kes2, Aini Alifatin,S. Kp,M.Kep 3 Latar Belakang : Kemandirian yang dimiliki pada anak tunagrahita mengalami hambatan sebagai akibat dari retardasi mental yang di derita. Kurang mampu dalam hal perawatan diri seperti mandi, mencuci tangan, menggosok gigi, makan dan minum yang benar, berpakaian, berhias, keselamatan diri, adaptasi dengan lingkungan, dan bergantung kepada orang lain. Terapi okupasi dengan bantuan metode drill salah satu upaya untuk membantu anak tunagrahita meningkatkan kemandirian, terapi ini dilakukan dengan cara memanipulasikan lingkungan dengan tujuan membantu orang-orang yang cacat mental dalam mengatasi kesulitan perawatan dirinya melalui aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif, rekreasional, edukasional, dan social untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan atas fungsi fisik dan respon-respon mental anak tunagrahita.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini adalah quasi experimental design dengan pendekatan pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita yang bersekolah di SDLB Kedungkandang Malang. Sampel dalam

penelitian ini sebanyak 61 siswa dengan teknik sampling yaitu total sampling. Variabel independen adalah terapi okupasi dengan metode drill sedangkan variabel dependen adalah kemampuan mencuci tangan. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney.

Hasil : Uji Mann-Whitney dengan nilai signifkansi sebelum perlakuan kelompok eksperimen dan kontrol sebesar p value 0.008 yang lebih besar dari alpha 0,05 (0.008> 0.05). Sedangkan setelah diberikan perlakuan dengan signifikansi p value 0.00 lebih kecil dari nilai alpha 0,05(0.00<0.05) yang artinya H0ditolak.

Kesimpulan : Terapi okupasi dengan metode drill berpengaruh terhadap kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB Kedungkandang Malang.

Kata Kunci : Terapi okupasi , metode drill, kemampuan mencuci.

4. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Muhammadiyah Malang.

6. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas


(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Lembar Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstract ... vii

Intisari ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

1.6 Definisi Istilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Konsep Terapi Okupasi ... 11

2.1.1 Indikasi Terapi Okupasi ... 11

2.1.2 Fungsi Terapi Okupasi ... 12

2.1.3 Jenis Terapi Okupasi ... 13

2.1.4Tahapan Terapi Okupasi ... 15

2.2 Konsep Metode Drill ... 18

2.2.1 Tujuan Metode Drill ... 19

2.2.2 Langkah-Langkah yang Harus Diperhatikan ... 20

2.3 Konsep Lesson Study ... 21

2.4 Konsep Mencuci Tangan ... 22

2.4.1 Tehnik Mencuci Tangan ... 24

2.4.2 Tujuan Mencuci Tangan ... 26

2.4.3Manfaat Mencuci Tangan ... 27

2.5Konsep Tunagrahita ... 27

2.5.1Tingkat-Tingkat Tunagrahita ... 29

2.5.2Klasifikasi Tunagrahita Menurut Tingkat Kemampuan ... 32

2.5.3Penyebab Tunagrahita ... 33

2.5.4 Ciri-Ciri Tunagrahita... 41

2.5.5Karakteristik Anak Tunagrahita ... 43

2.5.6Penanganan dan Pencegahan Tunagrahita ... 47


(11)

x

2.7 Konsep SLB (Sekolah Luar Biasa) ... 52

2.7.1Ciri-Ciri Pembelajaran SLB ... 53

2.7.2 Prinsip-Prinsip Pembelajaran SLB ... 54

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 56

3.1Kerangka Konseptual ... 56

3.2 Hipotesis Penelitian ... 59

BAB IV METODE PENELITIAN ... 60

4.1 Desain Penelitian ... 60

4.2 Kerangka Kerja ... 61

4.3 Populasi, Sampel, Dan Sampling ... 62

4.3.1 Populasi ... 62

4.3.2 Teknik Sampling ... 62

4.3.3 Sampel ... 63

4.4 Variabel Penelitian ... 63

4.4.1 Variabel Independen ... 64

4.4.2 Variabel Dependen ... 64

4.4.3 Variabel Kendali ... 64

4.5 Definisi Operasional ... 64

4.6 Tempat Penelitian ... 65

4.7 Waktu Penelitian ... 65

4.8 Teknik Pengumpulan Data ... 66

4.8.1 Proses Pengumpulan Data ... 66

4.8.2 Validitas Dan Reliabilitas ... 68

4.8.3 Proses Pengolahan Data Dan Analisis Data ... 68

4.9 Etika Penelitian ... 70

4.9.1 Lembar Persetujuan ... 70

4.9.2 Tanpa Nama ... 71

4.9.3 Kerahasiaan ... 71

4.9.4 Keadilan ... 71

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 72

5.1 Penyusunan Langkah Penggunaan Metode Drill ... 72

5.2 Karakteristik Sampel ... 74

5.3 Jumlah Siswa Tunagrahita Yang Dapat Melakukan Setiap Langkah Mencuci Tangan Sebelum dan Sesudah dilakukan Terapi Okupasi dengan Metode Drill ... 75

5.4 Perbedaan Antara Jenis Kelamin Laki-Laki dan Perempuan pada Kelompok Eksperimen Sesudah Dilakukan Terapi Okupasi dengan Metode Drill ... 77

5.5 Hasil Analisa Data ... 78

BAB VI PEMBAHASAN ... 81

6.1 Gambaran Penerapan Terapi Okupasi dengan Metode Drill Dapat Meningkatkan Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Tunagrahita ... 81 6.2 Gambaran Kemampuan Mencuci Tangan pada Anak


(12)

xi

Dilakukan Terapi Okupasi dengan Metode Drill ... 84

6.3 Perbedaan Kemampuan Mencuci Tangan Anak Sebelum dan Sesudah Dilakukan Terapi Okupasi dengan Metode Drill Pada Anak Tunagrahita ... 88

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 91

6.5 Implikasi Keperawatan ... 92

BAB VII PENUTUP ... 93

7.1 Kesimpulan ... 93

7.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95


(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 4.1 Perbedaan Jenis Kelamin... 63

Tabel 4.2 Definisi Operasional ... 65


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tehnik Mencuci Tangan ... 24

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 56

Gambar 4.1 Rancangan Pretest-Posttest Control Group Design ... 58

Gambar 4.2 Kerangka Kerja ... 59


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan dan Penelitian

di Sekolah Dasar Luar Biasa Kedungkandang Malang ...

Lampiran 2 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 97

Lampiran 3 Surat Inform Consent ... 98

Lampiran 4 Lembar Observasi Pretest dan Postest... 99

Lampiran 5 Satuan Acara Pembelajaran Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar ... 100

Lampiran 6 Tabel Master ... 102

Lampiran 7 Rekapitulasi ... 106

Lampiran 8 Uji Statistik ... 112

Lampiran 9 Foto Dokumentasi ... 115

Lampiran 10 Lembar Konsultasi ... 116


(16)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Astati. 1995. Terapi Okupasi , Bermain, dan Musik untuk Anak Tunagrahita. Bandung : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Astati. 2002. Mengenal Anak Tunagrahita dan Pendidikannya. Bandung: Refika Aditama

Behrman. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Volume 1 Edisi 15. Jakarta: EGC

Brown, Jason. 2003. Enriched Environment and Phsyical Activity Stimulate Hippocampal but not Olfactory Bulb Neurogenesis. European Journal of Neurosciences

Creek,J. 1997. Occupational Therapy & Mental Heal. Churchil Livis Stone:London Dahlan, Sopiyudin. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Salemba Medika

Deutsh. Battle and Potter. 1963. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Efendi, Mohammad. 2009. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Hernowo. 2008 . Menjadi Guru Yang Mau dan Mampu Mengajar Menyenangkan. Jakarta; MLC.

Hurlock, Elizabeth,B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Djunaidi & Yitnarmuti. 2001. .Terapi Okupasi dan Rehabilitasi. Available:http://klinik-okupasi-terapi-center-ponorogo.html akses 02-04-2013 pukul 01:29

Koderi 1999 didalam Lilis Hadi Prasetiyawati 2003. Perbedaan Penyesuaian Diri Penderita Kusta Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang 2003

Mosleyn and Chen. 1989. Retardasi Mental. Jakarta: EGC

Mulyono. 1994. Pendidikan Luar Bisa Umum. Jakarta: Depdikbud

Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Ratnaningsih, Enok. 2012. Efektivitas Metode Drill dan Resitasi dalam Meningkatkan


(17)

xvi

Riyadi & Purwanto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana,Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suryani. 2005. Retardasi Mental. Yogyakarta: Kanisius

Supratiknya. 1995. Mengenai Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius

Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama Syamsuri, Istamar. (2011). Lesson Study. Universitas Negeri Malang

Suriadi, Ni. 2013. Penerapan Metode Drill Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Kemampuan Mengurus Diri Sendiri Bagi Anak Tunagrahita. Fakultas Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Sumaryanti. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Jasmani Adaptif Untuk Optimalisasi Otak Anak Tunagrahita. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Yogyakarta.

Umar. 2008. Perilaku Cuci Tangan Sebelum Makan dan Kecacingan pada Murid SD di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Yancey 2004 didalam Lilis Hadi Prasetiyawati 2003. Perbedaan Penyesuaian Diri Penderita

Kusta Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Yustinus, Semiun. 2006. Teori Kepribadian dan Psikoanalitik Freud. Yogyakarta: Kanisius Yustinus, Semiun. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang terjadi pada saat masa perkembangan dan memiliki hambatan dalam penilaian adaptif. Dengan ciri utama dari anak tunagrahita adalah lemah dalam berpikir atau bernalar. Kurangnya kemampuan belajar dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata (Mulyono, 1994). Retardasi mental adalah fungsi intelektual umum di bawah rata-rata disertai dengan ketidakmampuan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan yang muncul selama masa pertumbuhan. Dari hasil pengukuran intelegensi, mereka yang ber-IQ kurang dari 70 dan tidak memiliki keterampilan social atau menunjukan perilaku yang tidak sesuai dengan usianya dikategorikan mengalami retardasi mental, keterbelakangan mental, atau lemah mental.

Retardasi mental banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5 dan 6 tahun, puncaknya pada golongan remaja umur 15 tahun. (Supratiknya, 1995). Doll dalam Efendi (2006) berpendapat seseorang dikatakan tunagrahita jika: (1) secara sosial tidak cakap, (2) secara mental di bawah normal, (3) kecerdasannya terhambat sejak lahir atau pada usia muda, dan (4) kematangannya terhambat. American Association On Mental Deliciency (AAMD) dalam Mumpuniarti (2007) mengatakan klasifikasi tunagrahita adalah tunagrahita ringan dengan IQ berkisar 50-70, tunagrahita sedang dengan IQ berkisar 30-50 dan tunagrahita berat dan sangat berat dengan IQ berkisar < 30.

Hasil survey yang dilakukan oleh Hallahan pada tahun 1988, didapatkan bahwa jumlah penyandang tunagrahita adalah 2,3%. Di Swedia diperkirakan 0,3% anak yang


(19)

2

berusia 5-16 tahun merupakan penyandang retardasi mental yang berat dan 0,4% retardasi mentalringan. Data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, dari 222 juta penduduk Indonesia,sebanyak 0,7% atau 2,8 juta jiwa adalah penyandang cacat. Sedangkan populasi anak tunagrahita menempati angka paling besar dibanding dengan jumlah anak dengan keterbatasan lainnya dan prevalensi tunagrahita di indonesia saat ini diperkirakan 1-3% dari penduduk indonesia, sekitar 6,6 juta jiwa. Kemudian pada tahun 2009 di indonesia , prevalensi penduduk yang menderita retardasi mental sekitar 1-3% yaitu 85% retardasi mental ringan, 10% retardasi mental sedang, 4% retardasi mental berat dan 1-2% retardasi mental sangat berat.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dalam bentuk wawancara dengan guru dan orangtua murid pada bulan Maret Tahun 2013 di SDLB Kedungkandang, didapatkan hasil bahwa kemandirian yang dimiliki pada penyandang tunagrahita mengalami hambatan sebagai akibat dari retardasi mental yang di derita. Kurang mampu dalam hal perawatan diri misalnya seperti mandi, mencuci tangan, menggosok gigi, makan dan minum yang benar, berpakaian, berhias, keselamatan diri, adaptasi dengan lingkungan, bergantung kepada orang lain. Salah satu gejala yang harus segera diatasi adalah kurangnya kemampuan mencuci tangan. Hasil wawancara di sekolah bahwa mencuci tangan tidak diajarkan di sekolah dan dari pengamatan aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah tersebut, siswa tidak mengerti langkah mencuci tangan yang tepat. Seperti yang diketahui bahwa banyak penyakit yang ditularkan melalui tangan, tangan merupakan salah satu factor penularan berbagai jenis penyakit menular, seperti infeksi saluran pernafasan, penyakit kulit, penyakit untuk gangguan pencernaan (diare, muntah) dan berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah kematian.


(20)

3

Data kesehatan di puskesmas Kedungkandang Malang menyebutkan bahwa tingkat penyakit pada anak tunagrahita di wilayah Kedungkandang pada bulan februari sampai dengan september tahun 2013 terahir ini adalah diare 5%, gatal-gatal 5% dan scabies 3%. Dari data kesehatan buku berobat di sekolah tersebut menyebutkan bahwa dari bulan maret 2012 sampai bulan oktober 2013 ini adalah diare 3%, dan gatal-gatal 4%. Di indonesia sendiri penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan dalam mencuci tangan didapatkan data hasil survey subdit diare pada tahun 2002 dan 2003 pada 40 SD di 10 provinsi menunjukkan prevalensi berkisar antara 2,2% – 96,3% (Kementerian Kesehatan RI, 2006). Menurut WHO profil kesehatan Indonesia tahun 2008, penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare adalah 2.5%. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.661 orang. Dengan didapatkan data tersebut peneliti ingin meneliti tentang bagaimana perawatan diri dalam masalah keterampilan mencuci tangan, dimana di sekolah dasar luar biasa Kedungkandang Malang masih kurang diajarkan perawatan diri tentang kebersihan mencuci tangan.

Dari data yang di dapatkan dari Batam Pos salah satu siswa tunagrahita yang bersekolah di SLB Senggarang Tanjung Pinang meraih juara kerajinan tangan yang diadakan di Bali. Salah satu media massa Detik News menyebutkan Stephanie anak tunagrahita yang mempunyai prestasi, pada tahun 2005 menjadi juara PORCADA (Pekan Olahraga Cacat Daerah), pada tahun 2009 mendapatkan MURI dalam bidang kesenian karena mampu bermain piano sebagai tunagrahita ia mampu memainkan 22 lagu dengan piano secara berurut dan tanpa henti. Prestasi terbaiknya adalah menjuarai Special Olympic World Summer Games XIII di Athena 2011.Anak


(21)

4

tunagrahita dengan dilatih dan dididik secara terus menerus bisa mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan bisa hidup mandiri.

Berdasarkan hal tersebut, pada program pendidikan anak tunagrahita, peneliti ingin meneliti terapi okupasi dengan metode drill pada anak tunagrahita untuk meningkatkan kemampuan mencuci tangan. Terapi kerja atau terapi okupasi adalah suatu ilmu dan seni pengarahan partisipasi seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu yang telah ditetapkan. Terapi ini berfokus pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, pemeliharaan dan peningkatan bertujuan untuk membentuk seseorang agar mandiri, tidak tergantung pada pertolongan orang lain (Riyadi dan Purwanto, 2009). Terapi okupasi sangat penting untuk meningkatkan kemandirian anak tunagrahita, terapi ini dilakukan dengan cara memanipulasikan lingkungan dengan tujuan membantu orang-orang yang cacat mental dalam mengatasi kesulitan perawatan dirinya. Terapi okupasi juga terbukti sangat berguna, orang-orang yang cacat mental kadang-kadang mengadakan hubungan sosialnya yang pertama dengan kalangan di luar keluarganya melalui suatu kelompok terapi kerja. (Yustinus, 2006).

Metode drill pada anak tunagrahita diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan merawatdiriseperti diberi latihan tentang tata cara mencuci tangan yang benar. Menurut Hernowo (2008) metode drill disebut juga metode training, merupakan suata cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini juga dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan,ketepatan, kesempatan dan keterampilan. Melalui tahapan-tahapan belajar ini akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. Pembelajaran ini tidak akan dapat diserap anak dengan satu kali penyampaian, mengingat kemampuan intelektual anak sangat


(22)

5

terbatas. Mengingat pentingnya proses pembelajaran yang berulang-ulang dalam meningkatkan kemampuan kebersihan diri pada aspek kemampuan mencuci tangan, maka peneliti ingin melakukan secara intensif kepada anak tunagrahita.

Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam meningktakan kebersihan diri. Menurut Yancey (2004) ada beberapa hal yang membuat anak perempuan lebih baik daripada laki-laki diantaranya anak perempuan belajar lebih cepat, anak perempuan lebih tenang, anak perempuan lebih bersih. Sedangkan ada beberapa hal yang membuat anak laki-laki lebih baik dari anak perempuan diantaranya anak laki-laki tidak suka merasa malu, anak laki-laki dapat menahan rasa sakit, anak laki-laki cenderung tidak memperhatikan kebersihan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Okupasi Dengan Metode Drill Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Tunagrahita Berbeda Jenis

Kelamin di SDLB Kedungkandang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan terapi okupasi dengan metode drill sehingga dapat meningkatkan kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB Kedungkandang?

2. Bagaimanakah gambaran kemampuan mencuci tangan pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill?


(23)

6

3. Adakah perbedaan kemampuan mencuci tangan sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan umum:

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi okupasi dengan metode drill terhadap kemampuan mencuci tangan pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB kedungkandang

2. Tujuan khusus:

Tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Mengidentifikasi terapan terapi okupasi dengan metode drill sehingga

dapat meningkatkan kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB Kedungkandang.

b. Mengidentifikasi gambaran kemampuan mencuci tangan pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill.

c. Menganalisis perbedaan kemampuan mencuci tangan sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin.


(24)

7

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah Luar biasa Kedungkandang

Hasil penelitian ini sebagai masukan pada SDLB bahwa dengan melakukan terapi okupasi dengan metode drill sangat diperlukan untuk kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita.

2. Bagi Keluarga

Sebagai informasi untuk keluarga terutama keluarga yang tingkat pengetahuannya kurang terhadap anak tunagrahita.

3. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui pengaruh terapi okupasi dengan metode drill terhadap kemampuan merawat diri anak tunagrahita di SDLB kedungkandang serta untuk mengembangkan konsep dalam mata kuliah keperawatan anak. 4. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai acuan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 5. Bagi institusi

Sebagai penambah referensi akademik dan pengembangan penelitian di bidang keperawatan dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.

1.5 Keaslian penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pranoga (2010), didapatkan hasil bahwa efektifitas metode expository teaching terhadap kemampuan mencuci tangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu efektifitas metode expository teaching sebagai variabel independen dan kemampuan mencuci tangan sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di SDN Srondol 03 Semarang pada bulan November 2009.


(25)

8

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Suriadi (2013), didapatkan hasil bahwa penerapan metode drill untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan mengurus diri sendiri bagi anak tunagrahita. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penerapan metode drill sebagai variabel independen dan peningkatan dan kemampuan mengurus diri sendiri bagi anak tunagrahita sebagai variabel dependen. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas D3 SLB C yang berjumlah 6 orang. Penelitian tersebut dilaksanakan di SLB C Negeri Singaraja tahun 2013.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlina (2007), didapatkan bahwa terapi okupasi untuk keterampilan pita rambut pada anak tunagrahita. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapi okupasi sebagai variabel independen dan keterampilan pita rambut pada anak tunagrahita sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di SLB Putra Jaya Malang pada bulan Maret 2007.

Sedangkan perbedaan antara penelitian Pranoga (2008), Ni Made Suriadi (2013) dan Nurlina (2007) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian. Varibael dalam penelitian ini adalah terapi okupasi dengan metode drill sebagai variable independen serta kemampuan mencuci tangan sebagai variable dependen. Menggunakan Quasi eksperimental design dengan pendekatan pretest-postest control group yaitu dalam rancangan ini dilakukan total sampling, artinya semua siswa tunagrahita menjadi sampel dalam penelitian ini, kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tersebut dilakukan pretest (O1) dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa hari dilakukan postest (O2) pada kedua kelompok tersebut. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Sekolah Luar Biasa Kedungkandang Malang .


(26)

9

1.6 Definisi Istilah 1. Terapi Okupasi

Terapi oukpasi adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana menggerakkan partisipasi individu melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mengoreksi masalah-masalah patologik ke arah pemeliharaan dan promosi derajat kesehatan. Kegiatan di bangsal biasanya berupa kegiatan-kegiatan pada waktu luang dan kreasi seni untuk menilai kemampuan pasien dalam memenuhi kegiatan sehari-hari (activities of daily living/ADL). Selain itu diberikan juga kegiatan pendidikan latihan vokasional untuk bekal bekerja di masyarakat. Dengan terapi ini mendorong pasien untuk mengembangkan minat untuk mempertahankan keterampilan lama mempelajari keterampilan baru. (Amalia 2011 dalam Creek 1997)

2. Metode Drill

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu. Sebab dalam proses belajar mengajar , perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Metode drill adalah suatu metode yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah, 2012)

3. Mencuci tangan

Mencuci tangan adalah dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak


(27)

10

yang tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting (Umar, 2008).

4. Tunagrahita

Tunagrahita merupakan tingkat fungsi intelektual yang secara signifikan berada dibawah rata-rata sebagaimana diukur oleh tes intelegensi yang dilaksanakan secara individual. (Yustinus,2006)


(1)

terbatas. Mengingat pentingnya proses pembelajaran yang berulang-ulang dalam meningkatkan kemampuan kebersihan diri pada aspek kemampuan mencuci tangan, maka peneliti ingin melakukan secara intensif kepada anak tunagrahita.

Perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam meningktakan kebersihan diri. Menurut Yancey (2004) ada beberapa hal yang membuat anak perempuan lebih baik daripada laki-laki diantaranya anak perempuan belajar lebih cepat, anak perempuan lebih tenang, anak perempuan lebih bersih. Sedangkan ada beberapa hal yang membuat anak laki-laki lebih baik dari anak perempuan diantaranya anak laki-laki tidak suka merasa malu, anak laki-laki dapat menahan rasa sakit, anak laki-laki cenderung tidak memperhatikan kebersihan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Okupasi Dengan Metode Drill Terhadap Kemampuan Mencuci Tangan Pada Anak Tunagrahita Berbeda Jenis Kelamin di SDLB Kedungkandang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan terapi okupasi dengan metode drill sehingga dapat meningkatkan kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB Kedungkandang?

2. Bagaimanakah gambaran kemampuan mencuci tangan pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill?


(2)

3. Adakah perbedaan kemampuan mencuci tangan sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan umum:

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi okupasi dengan metode drill terhadap kemampuan mencuci tangan pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB kedungkandang

2. Tujuan khusus:

Tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : a. Mengidentifikasi terapan terapi okupasi dengan metode drill sehingga

dapat meningkatkan kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB Kedungkandang.

b. Mengidentifikasi gambaran kemampuan mencuci tangan pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin antara sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill.

c. Menganalisis perbedaan kemampuan mencuci tangan sebelum dan sesudah dilakukan terapi okupasi dengan metode drill pada anak tunagrahita berbeda jenis kelamin.


(3)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah Luar biasa Kedungkandang

Hasil penelitian ini sebagai masukan pada SDLB bahwa dengan melakukan terapi okupasi dengan metode drill sangat diperlukan untuk kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita.

2. Bagi Keluarga

Sebagai informasi untuk keluarga terutama keluarga yang tingkat pengetahuannya kurang terhadap anak tunagrahita.

3. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui pengaruh terapi okupasi dengan metode drill terhadap kemampuan merawat diri anak tunagrahita di SDLB kedungkandang serta untuk mengembangkan konsep dalam mata kuliah keperawatan anak. 4. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai acuan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 5. Bagi institusi

Sebagai penambah referensi akademik dan pengembangan penelitian di bidang keperawatan dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.

1.5 Keaslian penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pranoga (2010), didapatkan hasil bahwa efektifitas metode expository teaching terhadap kemampuan mencuci tangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu efektifitas metode expository teaching sebagai variabel independen dan kemampuan mencuci tangan sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di SDN Srondol 03 Semarang pada bulan November 2009.


(4)

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Suriadi (2013), didapatkan hasil bahwa penerapan metode drill untuk meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan mengurus diri sendiri bagi anak tunagrahita. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penerapan metode drill sebagai variabel independen dan peningkatan dan kemampuan mengurus diri sendiri bagi anak tunagrahita sebagai variabel dependen. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas D3 SLB C yang berjumlah 6 orang. Penelitian tersebut dilaksanakan di SLB C Negeri Singaraja tahun 2013.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlina (2007), didapatkan bahwa terapi okupasi untuk keterampilan pita rambut pada anak tunagrahita. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah terapi okupasi sebagai variabel independen dan keterampilan pita rambut pada anak tunagrahita sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di SLB Putra Jaya Malang pada bulan Maret 2007.

Sedangkan perbedaan antara penelitian Pranoga (2008), Ni Made Suriadi (2013) dan Nurlina (2007) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian. Varibael dalam penelitian ini adalah terapi okupasi dengan metode drill sebagai variable independen serta kemampuan mencuci tangan sebagai variable dependen. Menggunakan Quasi eksperimental design dengan pendekatan pretest-postest control group yaitu dalam rancangan ini dilakukan total sampling, artinya semua siswa tunagrahita menjadi sampel dalam penelitian ini, kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kedua kelompok tersebut dilakukan pretest (O1) dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa hari dilakukan postest (O2) pada kedua kelompok tersebut. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Sekolah Luar Biasa Kedungkandang Malang .


(5)

1.6 Definisi Istilah 1. Terapi Okupasi

Terapi oukpasi adalah ilmu dan seni yang mempelajari bagaimana menggerakkan partisipasi individu melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk mengoreksi masalah-masalah patologik ke arah pemeliharaan dan promosi derajat kesehatan. Kegiatan di bangsal biasanya berupa kegiatan-kegiatan pada waktu luang dan kreasi seni untuk menilai kemampuan pasien dalam memenuhi kegiatan sehari-hari (activities of daily living/ADL). Selain itu diberikan juga kegiatan pendidikan latihan vokasional untuk bekal bekerja di masyarakat. Dengan terapi ini mendorong pasien untuk mengembangkan minat untuk mempertahankan keterampilan lama mempelajari keterampilan baru. (Amalia 2011 dalam Creek 1997)

2. Metode Drill

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam sesuatu. Sebab dalam proses belajar mengajar , perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan tersebut. Metode drill adalah suatu metode yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah, 2012)

3. Mencuci tangan

Mencuci tangan adalah dapat menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang saluran cerna, seperti diare dan saluran nafas seperti influenza. Hampir semua orang mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak


(6)

yang tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar pada saat yang penting (Umar, 2008).

4. Tunagrahita

Tunagrahita merupakan tingkat fungsi intelektual yang secara signifikan berada dibawah rata-rata sebagaimana diukur oleh tes intelegensi yang dilaksanakan secara individual. (Yustinus,2006)